Cek,
cek,,, ehem,, ehem,,, selamat membaca semuanya.
Raffi pun masuk ke kamar dan
membanting pintu kamarnya. Ia pun memikirkan hidupnya, apa yg akan ia lakukan
dimasa dpan, semuanya sudah direncanakan oleh ayahnya. Raffi tau, apapun yg
akan dia katakan atau dia lakukan tidak akan merubah keputusan ayahnya..raffi
pun berbaring dikasurnya, merebahkan badannya, berusahaha mengistrahatkan raga
dan pikirannya yang seharian sudah cukup lelah.
“syg, kamu percaya bahwa jodoh
adalah Allah yang tentukan. Siapapun dia, kalau bukan jodoh kamu pasti Allah
akan menunjukkannya nak. Mama selalu percaya, wanita baik akan mendapatkan pria
yang baik, begitu pula sebaliknya. Dan mama percaya, anak mama adalah anak yg
baik, pasti akan mendapatkan pria yang baik pula”..gigi pun memeluk mamanya,
menumpahkan seluruh kepedihannya.
Haripun berlalu, OSPEK hari ke-2.
Pukul 5.00 pagi, di rumah Raffi
“ma, buatkan sarapan buat raffi yah. Raffi gak mau makan roti ma,
buatin nasi goring yah ma.” Request raffi kepada mamanya. Mama amy yang
mendengar suara anaknya, kaget, karena tidak biasanya raffi sdh bangun jam
begini.
“tumben tuh anak sudah bangun, biasanya juga masih molor jam segini.
Hmm…sdhlah.” Mama amy pun membuat nasi goreng untuk sarapan pagi keluarganya di
pagi itu. Pukul 05.25 menit raffi turun ke meja makan.
“Ma, affi makan duluan yah, buru-buru nih” ucap raffi.
“pelan-pelan makannya a, nanti keselek. Tapi tumben kamu udah bangun
jam segini, minta sarapan nasi goreng lagi?” Tanya mama amy
“affi kan ketua panitia OSPEK ma, jd harus cepat datengnya. Terus
kenapa affi suruh mama buat nasi goreng, karena affi butuh kekuatan lebih mah”
ungkap raffi dengan mulut yang penuh. Raffi pun selesai makan dan berpamitan
dengan mamanya. Di rumah gigi, Nampak gigi sudah siap dengan seragam ospeknya,
yang cukup lucu menurut caca. Caca pun tertawa kegelian melihat kakaknya yang
akan berangkat ke kampus.
“kenapa sih loe ca, ketawa mulu?” Tanya gigi heran
“gak, mba gigi lucu banget mukanya. Oh iya mba, nanti ceritain ke caca
yah tentang raffi,,,yah kak ya, kan caca penasaran,,,yah,,yah…” rajuk caca.
“apaan sih loe, udah ah gue pergi.” Ucap gigi yang langsung masuk
kedalam mobil.
Jam 06.00 para mahasiswa sudah berkumpul dikampus. Nampak raffi dengan
mobil sportnya, seperti biasa, dengan jaket hitam kemeja biru dan berkaca mata
hitam. Menjadi pusat perhatian, begitulah raffi.
“hay bos, tumben bos, datangnya cepet banget!” cerocos billy heran.
“iya fi, biasanya jug loe datangnya jam 8 ampe jam 9…bil, loe
perhatiin gak tadi matahari terbitnya dari mana?” Tanya deny.
“gak, kenapa emang?”
“takutnya tu matahari terbit dari selatan pagi ini!” canda deny
disambut tawa oleh irwan dan bily.
“udah,,,udah,,,rebut aja loe pada” ucap raffi sembari memperhatikan
anak maba satu persatu.
“loe cari siapa fi? Nagita? Sori bro, dia blom datang!” ucap irwan
kepada raffi.
“apa? Blom datang jam segini? Wah,,,wah,,,,” seru raffi, namun
“eh, panjang umur fi,, tu yg loe cari udah datang” ucap deni, raffi
pun menoleh, didapatinya nagita jalan tanpa gurat rasa bersalahpun diwajahnya.
“mau kita apain fi?” Tanya bily kepada raffi.
“udah, loe pada urus tu anak maba yg lain. Yg satu ini biar jd urusan
gue” ungkap raffi. Irwan, bily dan deni pun saling pandang. Raffi pun berjalan
mendekati nagita.
“wah…wah..wah…ada yg baru datang nih. Ini jam berapa hei?” bentak
raffi kepada nagita. Nagita pun tau kesalahannya. Jd dia hanya diam mendengar
omelan raffi. Dan dia pun sedang tidak ingin ribut dengan raffi.
“tumben loe gam membantah, biasanya loe selalu percaya diri ngebantah
gue” tambah raffi lagi.
“tumben loe gak terlambat?” gigi membuka suara.
“apa? Huft…gue ketua panitia, jd suka2 gue dong, mau datang terlambat
atau tidak. Gue gak masalah datang terlambat..elo yg masalah kalau datang
terlambat” bentak raffi lagi.
“jd mau loe apa” tanya gigi lagi.
“nantangin loe, skotjam 10 kali” ucap raffi.
“10 kali aja,,,gue kasih bonus, jd 50 kali” gigi kembali menantang dan
langsung melakukan skotjam yg diperintahkan raffi. Raffi pun terlihat kaget
dengan apa yang dikatakan gigi,,,
“1, 2, 3, 4, , ..” gigi melakukan skotjam seperti seorang profesional.
Raffi yg melihatnya, hanya bengong sembari menaik turunkan matanya mengikuti
gerakkan skotjam yang dilakukan gigi. Skak mat, raffi seperti mendapat
perlawanan yang lebih dari seorang cewe yang bernama nagita.
“astaga, ni cewe bener,,,bener,,,hashhhh,,,,” raffi membuka jaket
hitamnya, melepas kacamatanya, dan melemparkannya kepada billy. Bily, deni dan
irwan pun tersenyum geli melihat kelakuan raffi dan gigi.
“24,25, 26,,,” gigi terus melanjutkan hitungannya.
“udah,,udah,,berdiri loe” perintah raffi lagi. Gigi pun berhenti dan
dengan pelan mengatur nafasnya kembali. Raffi pun terlihat berfikir.
“apa lg. loe mau nyuruh gue apa lagi.” Tantang gigi lagi. Raffi pun
memonyongkan bibirnya dan menatap tajam kearah gigi. Gigi masih terlihat santai
dengan wajah yang seperti biasa tanpa ekspresi.
“lari keliling lapangan, 50 kali.” Lanjut raffi lagi.
“oke, gue kasih bonus 10, jd 60 kali”, tantang gigi lagi, lalu berlari
mengelilingi lapangan. Raffi dibuat kaget dengan kelakuan gigi. Niat ingin
mengerjai gigi, malah ia mendapatkan tantangan. Ekspresi dan wajah gigi yang
santai semakin membuat raffi kesal. Ia pun kembali ke tempat duduknya dan terus
memperhatikan gigi berlari. Sambil memegang bibirnya raffi terus berfikir
dengan wajah kesalnya.
“hei,,mikirin apa loe fi,,? Masih mikirin sih nagita?” tanya irwan
yang duduk disamping raffi.
“hmm..gue lagi mikirin cara buat tu anak menderita! Gila aja,,gue
kasih dia hukuman, dia malah nantangin gue wan,,,hah,,,gimana gue gak kesel.
Gue butuh energi lebih buat ngurus ni anak” ungkap raffi.
“loe harus cerdas fi kalau mau ngerjain dia. Cari tau dulu tentang
dia, apa yg dia suka, apa yg dia gak suka. Terus loe bisa ngerjain dia tepat
sasaran”, jelas irwan, yang diikuti ekspresi sepakat dari raffi.
“kalau gitu, loe bantuin gue. Loe cari tau tentang dia di SMA dia
sebelumnya, dari teman2 atau sahabatnya. Terus loe kasih listnya ke gue! Ok!”
ungkap raffi dan memperlihatkan senyumnya kepada irwan.
“ok, gue kasih loe informasinya besok” terang irwan. Mereka pun
kembali memperhatikan gigi yang masih berlari mengelilingi lapangan.
“ok udah 60 kali. Selanjutnya apa?” terang gigi, yg datang mendekati
raffi dan irwan.
“udah, loe gabung ama temen2 loe yg lain..” Terang irwann. Raffi pun
hanya melhat gigi berlalu dengan ekor matanya. Raffi pun berfikir sejenak,
berdiri dan berlalu pergi dengan mobil sportnya.
“mau kemana tu anak?” tanya deni kepada irwan.
“menenangkan diri mungkin!” jawab irwan sekenanya.
“udah yah, gue mau hubungin seseorang dulu” ucap irwan, dan menjauh,
terlihat dia sedang menghubungi seseorang.
Pukul 12.30, waktu makan siang pun datang. Nampak gigi, duduk seorang
diri, tidak ada yg menemaninya duduk di café kampus. Dia meminum minumannya,
tanpa ekspresi sedikitpun. Terlihat seorang maba lain mendekatinya.
“hey…boleh gue duduk disini gak?” tanyanya.
“boleh, duduk aja.” Jawab gigi singkat.
“kenalin, gue zaskia, loe boleh panggil gue kia aja. Gue juga
mahasiswa kedokteran.” Jelas zaskia.
“oh…nama gua nagita, loe bisa panggil gue gigi” ucap gigi sambil
tersenyum tipis.
“loe tau gak,, loe sekarang jd populer banget loe. Bukan cuman
dikalangan anak baru, tapi seantero kampus ini tu pada penasaran sama loe.
Soalnya loe berani banget ngelawan seorang raffi ahmad” terang kia dengan
semangatnya.
“biasa aja” ucap gigi lagi.
“beneran. Loe tau gak, gak ada yg berani sama raffi dikampus ini.
Siapa berani, hidupnya gak bakal tenang dikampus ini” terang kia lagi.
“loe, termasuk berani ngelawan dia. Makanya gak ada yg berani deketin
loe. Karena bagi raffi, sahabat musunya, adalah musunya juga”
“terus kenapa sekarang loe duduk di depan gue? Bukannya loe bakal kena
masalah juga kalau deket ama gue?” tanya gigi kepada kia.
“karena….gue sependapat sama loe. Bukan karena dia anak yg punya
kampus ini, dia berperilaku seenak jidatnya, kita kan kuliah disini gak gratis!
Cuman gue gak seberani loe” terang kia lagi. Gigi pun hanya memasang ekspresi
dinginnya. Terlihat raffi berjalan menuju café kampus, semua org pun berbisik,
dan hal itu pun terdengar oleh kia dan gigi. Terlihat raffi mendekati meja
mereka.
“loe bisa minggir gak?!” tanya raffi ke kia. Kia pun langsunng berdiri
dan pindah dimeja lain. Nampak gigi masih meminum minumannya. Raffi duduk
ditempat kia sebelumnya, berhadapan dengan gigi.
“enak banget yah loe minumnya, haus banget yah loe?”tanya raffi kepada
gigi. Terlihat dari jauh irwan, bily dan deni menuju café kampus.
“mas,” panggil raffi kepada pelayan café. Pelayan café itu pun datang
dengan tergesa-gesa.
“iya mas raffi, mas raffi mau pesan apa?” tanya pelayan café itu.
“jus alpucat 2 gelas yah, jangan lama. Cepet sana bikinin” perintah
raffi. Gigipun sibuk dengan mie goreng dan minumannya. raffi pun melingkarkan
kedua tangannya dan sibuk memperhatikan gigi. Deny, bily dan irwan mendekati
raffi dan gigi.
“hey bos, darimane aje loe?” tanya bily. Irwan dan deni pun duduk di
meja samping kiri gigi.
“habis nyari udara segar gue, soalnya disini kebanyakan CO2 nya, sesak
nafas gue” jelas raffi kepada bily, tanpa memalingkan pandangannya kepada gigi.
Jus alpucat pesanan raffi pun datang. Ia pun meminum jusnya, gelas pertama.
“gak ada yg mau temenan sama loe yah, kasian banget”…ungkap raffi
kepada gigi, “ eh loe, loe temenya dia bukan?” tanya raffi kepada zaskia. Zakskia
pun menggelangkan kepalanya menandakan bukan. Raffi pun memberikan senyuman menghinanya
kepada gigi.
“gak bakal ada yang berani temenan sama loe disini! Loe bakal sendirian!”
ucap raffi memperjelas ungkapannya kepada nagita.
“hey loe?” panggil nagita tidak sopan kepada bily. Bily pun melihat
kebelakang, mencaricari siapa yg dipanggil gigi. Lalu dia mengarahkan
telujuknya kemukanya.
“loe panggil gue” tanya bily.
“iya loe? Hm, loe kacungnya raffi yah?” tanya gigi dengan senyuman
menyindir. Terlihat bily kaget dengan pertanyaan gigi, begitupun dengan irwan,
dan deny. Berfikir dan menelisik pertanyaan dari gigi. Gigi pun melanjutkan kata-katanya.
“panggil raffi dengan sebutan bos, mengikuti kemana raffi pergi,
mengkuti semua perintahnya. berarti loe kacungnya kan?” tanya gigi dengan
memandang bily. Tampak bily terlihat marah dengan pernyataan nagita.
“bener kan Raffi Ahmad, BOS!” ucap gigi memberi penekanan pada kata
BOS dan menatap raffi lekat. Raffi pun berbalik menatap tajam ke arah gigi.
“loe gak anggap mereka teman kan, tapi kacung-kacung loe…loe gak punya
teman kan raffi,,,loe cowo yang kesepian!” irwan masih terlihat tenang, namun
bily dan deni terlihat begitu marah dengan kata-kata nagita barusan. Tanpa
terkecuali dengan raffi, matanya memerah menahan marah, kata-kata gigi barusan
seperti tamparan keras, yang membuatnya begitu emosi.
“ngomong sekali lgi!”
“loe…cowo kesepiann.. yg gak punya teman”, jelas nagita lagi yang sontak
membuat raffi langsung menumpahkan jus alpucatnya di muka nagita, nagita pun
terlihat kaget dan kesal, dia membalasnya dengan menumpahkan mie goreng di atas
kepala raffi. Nafas raffi menderu menahan emosinya, begitu pun dengan gigi.
Mereka saling bertatapan tajam.
Hoah,,,gue harus berangkat kerja nih, cukup sampai disini dulu yah
part 4 nya,,,kalau suka comment n like, biar gue tambah semangat buat
ngelanjutinnya…ok..keep smile,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar