Ost part ini Dayana Amerda-Cinta
Dalam Diam (Ost Gigi), D’Masiv - Lukaku (Ost Gigi), Ari Lasso – Seandainya (Ost
Raffi).
“Dalam Diam Kau Curi Hati Ku”
Part
18
“udah sampai gi, yuk turun” ajak raffi kepada gigi yang masih tidur.
“udah yah.” Ucap gigi yang mengumpulkan kesadarnnya dan merenggangkan
otot2 lehernya. Raffi pun turun menyapa sahabatnya yang berada di halaman vila
tersebut.
“hai bro” sapa raffi dengan melempar senyum kepada sahabatnya, namun
tiba2 senyumnya berubah saat melihat siapa yang baru saja keluar dari vila,
gigi yang baru keluar dari mobilpun terpaku menatap kearah naura yang berdiri
didepan pintu vila, sedangkan raffi menatap nanda dengan tajam.
“eh fi, lama banget sih. Kita udah pada nungguin kalian nih.” Ucap
deny, raffi masih diam tanpa memalingkan pandangannya dari nanda. Gigi mulai
menurunkan barang bawaan mereka.
“raffiiii” teriak gigi memanggil raffi, namun raffi dan nanda masih
beradu pandang.
“raffiiii” teriak gigi lagi.
”apa”
“ini bantuin, turunin barangnya” perintah gigi. raffi pun membantu
gigi menurunkan barang bawaan mereka.
“cepetan fi, kita mau pembagian kamar nih” teriak deni.
“iya bentar” ucap raffi sambil menarik tas bawaan mereka. Mereka
memasuki vila deni, dari ruang tamu sampai ke ruang tengah vila tersebut.
“wowwww...vila loe gede banget den” ucap raffi.
“elo mah telat, udah dari tadi kali” ucap billy.
“yeh,, gue kan baru lihat” ucap raffi lagi.
“udah apaan sih kalian. Sekarang kita bagi kamar. Vila ini terbagi
atas 4 kamar tidur, 2 diatas dan 2 lagi dibawah. Sekarang kan kita ada tujuh
orang nih, gimana nih cara baginya?” deni meminta pendapat dari teman-temannya.
“hmm, diatas kan ada 2 kamar. cewenya ada 4 orang, gimana kalau diatas
para cewe aja, jadi sekamarnya bisa dua orang. Yang cowonya dibawah, bisalah
salah satu kamar bertiga, berhubung dibawah ada dua kamar. Gimana?” usul nanda,
yang lain ikut berfikir.
“gue setuju sama usul nanda” tambah naura.
“hmmmm, tunggu bentar, kita kan ada satu pasangan yang udah merrid”
ucap zaskia. Semua berpaling kearah raffi dan gigi. raffi dan gigi hanya saling
memandang dan kembali melihat kearah zaskia untuk meminta penjelasan lebih.
“kalian kan udah menikah. Masa mau dipisahin” ucap zaskia lagi.
“apa...astaga, gak papa kali ki. Nanti gue sekamar aja sama loe, santi
ama naura. Gitu kan raffi” gigi menyenggol tangan raffi.
“iiii,,ya,,em, gitu aja. Gak papa kok, kita kan sedang liburan. Jadi,
eh, kita jarang2 tidur sama2 lagi, iya kan bil, irwan , den” ucap raffi meminta
bantuan dari ketiga temannya.
“emmm, tapi, kita gak papa juga kok fi. Jadi gini aja, satu kamar
diatas, buat loe berdua ama gigi, satu kamarnya untuk para cewe, dibawah, nanda
sama irwan, aku sama deni. Gitu aja” ucap billy.
“boleh juga tuh aturannya, setuju gue” tambah irwan. nanda dan naura
terlihat tidak suka dengan aturan pembagian kamar tersebut, sementara raffi dan
gigi saling memberi isyyarat agar mereka tidak sekamar.
“tapi kan..” belum juga raffi melanjutkan omongannya, yang lainnya
langsung mengambil tas untuk menuju kamar masing2, nanda, naura yang masih diam
ditempat mereka begitu pula dengan raffi dan gigi.
“udah, sana loe bedua naik keatas. Tapi kalau malam jangan ribut yah,
disini banyak anak baru gede, ahahaha” goda deni kepada raffi dan gigi.
“apaan sih loe” ucap raffi yang hendak menendang bokong deni yang
berlari menjauhi raffi.
“hmmm, yah. Emm, ayo naik” ucap raffi yang menarik tas mereka dan
beranjak naik kelantai atas. Naura yang melihat sikap raffi nampak sangat
cemburu, sedangkan nanda masih bersikap tenang.
“kita pilih kamar ini, karena lebih gede, kalian dikamar itu aja” ucap
kia yang menunjukan kamar raffi dan gigi. naura terlihat menyusul naik keatas
sambil membawa tasnya. Raffi yang melihat naura langsung melepaskan tas mereka
dan berjalan mendekati serta menarik tas naura. Gigi hanya melihat raffi tanpa
senyuman dan langsung menarik tas mereka masuk kekamar yang ditunjukkan oleh
kia tadi.
“astaga...” gumam kia yang gerah melihat tingkah raffi.
“makasih yah fi.” Ucap naura
“iya, aku,,kekamar dulu” ucap raffi
“fi, bisa kita bicara?” tanya naura, raffi menoleh kearah naura.
“emm, aku ganti baju dulu, setelah itu, kita ketemu dibawah” ucap
raffi.
“ok” ucap naura. Setelah menyimpan tas mereka, gigi trun kelantai
bawah. Raffi masuk kekamar dan tidak mendapatkan gigi dikamar.
“yah ampun, dimana lagi tuh anak, hmm.” gumam raffi yang tidak
mendapati gigi dikamar mereka. Raffi pun langsung masuk kekamar mandi untuk
membersihkan tubuhnya. Setelah mandi, raffi tidak langsung keluar, ia
mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Gigi yang baru saja masuk kekakamar dengan
minuman botol ditangannya melihat sekeliling kamar.
“hmmm, si raffi mana. hmm“ gigi menaikkan kedua bahunya dengan
ekspresi cueknya. Ia pun membuka bajunya.
“ah,,lupa bawa jas mandi lagi. pakai handuk aja” gigi pun melilitkan
handuk ketubuhnya, dan berjalan kearah kamar mandi. Saat gigi membuka pintu
kamar mandi, betapa kagetnya ia.
“aaaaaaaaaaaaa” teriak raffi.
“astaghfirullah” ucap gigi dan secepat kilat ia menutup pintu kamar
mandi itu kembali.
“aisshhhhh,,ahhhhh” gerutu gigi, sambil mengucek2 matanya. Terdengar
ketukan dari pintu kamar mereka. Gigi berjalan untuk melihat siapa yang
mengetuk pintu kamar mereka.
“siapa” teriak gigi dari balik pintu.
“gue gi, kia. Ada apa? Kok ada teriakan raffi” ucap kia. Gigi membuka
pintu, dan hanya memperlihatkan kepalanya.
“oh, gak papa kok, itu,,,emmm, tadi,,,,eh, si raffi kejepit pintu
kamar mandi” jelas gigi bohong. Naura yang melihat gigi, nampak begitu
khawatir.
“kalau mau masuk kamar mandi itu, diketuk dulu” omel raffi yang keluar
dari kamar mandi dengan handuk yang menutupi bagian bawah tubuhnya. Gigi
berbalik melihat kearah raffi sambil melototkan matanya.
“apa” teriak raffi lagi, yang tidak mengerti dengan isyarat gigi.
“em, ki, udah yah, gue mau mandi dulu” ucap gigi yang hendak menutup
pintu, namun kia mendorong pintu kamar gigi, dan nampak terlihat jelas, gigi
yang hanya menggunakan handuk, begitu pula dengan raffi. naura juga ikut
melihat pemandangan raffi dan gigi.
“loe mandi berdua sama raffi?” tanya kia yang mulai ingin tau.
“apaan sih loe, gak, udah2, gue mau mandi” ucap gigi yang langsung
menutup pintu kamarnya.
“wah, apa gak salah lihat gue, wah,,,wah,,wah,,ini baru berita
besar,,haha” gumam kia. Naura dengan wajah emosinya langsung masuk kedalam
kamar.
“elo bisa gak, gak teriak2.” Ucap gigi.
“loe tuh yang gak sopan. Loe lihat apa tadi” omel raffi.
“emmm,, mau gimana lagi, udah kejadian juga” ucap gigi.
“ya Allah.” Ucap raffi yang melemas.
“a,,udah. Em, gue juga gak
tertarik kok. Tenang aja” ucap gigi.
“apa loe bilang, gak tertarik. Itu kehormatan gue” ucap raffi dengan
nada memilu.
“cuman dilihat juga, itu pun, cuman beberapa detik. Dannn,,,eh, gue
juga udah biasa lihat kayak gituan, gue kan dokter” ucap gigi yang
menyembunyikan kegugupannya.
“astaga, biasa yah buat loe. Tapi gak buat gue, ini pertama kalinya,
pertama kalinya,,,,pertama kalinya. Ah, sudahlah” ucap raffi yang mulai
melemas.
“yah udah, gue mau mandi, lagian, itu juga salah loe. Mandi, pintunya
gak dikunci. Yah, kecelakaan berarti” ucap gigi yang langsung berjalan menuju
kekamar mandi. Dibalik pintu kamar mandi ia memegang dadanya dan menarik
nafasnya dengan panjang.
“ah, gue butuh dirukiah kayaknya. Aduh, panas banget” ucap gigi, lalu
ia berbalik mngunci pintu kamar mandi. “kalau dia mau balas dendam, jadi gue
harus hati2”
“kecelakaan katanya, astaga” omel raffi.
“gak tertarik, apa dia itu wanita normal. Yah, dia kan memang wanita
gak normal. Atau, sebenci itunya kah dia sama gue. Ahh, memalukan” omel raffi
lagi. terdengar bunyi pesan masuk dari HP raffi.
“aku tunggu dibawah. Sekarang”
“naura” raffi langsung memakai bajunya. Dibawah nampak naura duduk
dikursi ruang tengah vila tersebut
“hei ra. Emm, kamu mau ngomong apa” tanya raffi yang melemparkan
senyum kearah naura.
“kita bicara dibelakang” ucap naura tanpa tersenyum. Raffi hanya
mengikuti belakang naura.
“raffi” panggil naura.
“em”
“aku gak suka kamu sekamar sama gigi” ucap naura dengan wajah yang
emosi.
“oh, em, aku gak ngapa-ngapain kok. Percaya deh” ucap raffi dengan
gugup.
“aku masih pacar kamu kan” tanya naura lagi, status yang mungkin
hampir terlupakan oleh raffi.
“em, iyaa, maaf” ucap raffi dengan wajah bersalah.
“kamu tau gimana perasaan aku sekarang fi” ucap naura yang mulai
mengeluarkan air matanya.
“jangan nangis, maafin aku” ucap raffi yang berusaha menenangkan
naura.
“aku gak ngerti sama kamu fi. Aku,,aku mulai ragu sama perasaan kamu
fi. Bisakah aku mempercayaimu, semuanya terlihat samar sekarang.” Ucap naura
didalam tangisnya.
“maafkan aku, kamu bisa mempercayaiku. Aku hanya mencintaimu, maffkan
aku naura” ucap raffi lagi.
“kalau begitu, tetaplah bersamaku. Dan, jangan tidur sekamar dengan
gigi. bisa kan?” tanya naura.
“apapun untukmu” ucap raffi, naura langsung memeluk raffi.
“aku takut banget fi. Aku takut kehilangan kamu” ucap naura didalam
pelukan raffi.
“maafkan aku” ucap raffi. dibalik pintu, nanda melihat dan mendengar
semuanya. Ia menarik nafasnya dengan panjang.
“apa yang sedang kamu lakukan raffi” gumam nanda.
***
“ayo semuanya. Pada laper kan, kita nyari makan dulu, gimana? Siapa
nih yang mau nyari makan?” ucap deni saat mereka semua sedang berkumpul diruang
tengah.
“hm, gue aja deh, sama zaskia” pinta irwan.
“mau loe...gak ah, gak percaya gue sama pilihan loe, nanti, loe gak
balik2 lagi kesini. Yang lain, yang lain” ucap deni.
“gue aja den” billy tunjuk tangan.
“apa lagi loe, belum nyampe sini nanti itu makanan pada abis semua.
Gak, gak, gak” ucap deni.
“raffi ama gigi aja” tambah deni. Raffi dan gigi yang duduk agak
jauhan, saling menatap.
“kenapa harus gue sama gigi” protes raffi.
“kalau loe sama gigi udah suami istri, gak papa kalau loe bedua jalan
bareng. Terus, gue percaya ama selera makan kalian berdua” ucap deni.
“gue aja yang pergi” ucap nanda, yang langsung berdiri dan mengambil
jaket serta kunci mobilnya.
“tapi...” ucapan deni terpotong.
“udah, nyari makan aja butuh waktu. Gue aja. Gue traktir deh semua”
ucap nanda dengan senyuman khasnya.
“aseekkk,,,ituu baru, sana nan, pergi, beli yang banyak yah” tipal
billy.
“ah, elo, dasar, muka gratisan” sindir deni yang diikuti oleh tawa
dari anak2 lainnya.
“mau ikut gi” tawar nanda, seketika suasana jadi hening.
“yah” gumam gigi.
“cewe kan paling tau masalah makanan. Ikut yuk!” Tambah nanda lagi. gigi
nampak bingung, ia melihat kearah raffi yang duduk disebelah naura, raffi
memandang gigi sejanak lalu berpaling memandang naura.
“baiklah. Yuk pergi” ucap gigi. gigi berjalan melewati raffi dan
naura. Raffi hanya diam. Deny, irwan, billy, dan zaskia hanya menarik nafas
mereka dengan dalam. Dimobil, gigi hanya diam.
“kamu gak papa kan?” tanya nanda
“iya, emang kenapa?”
“jalan sama aku. Raffi gak papa kan?”
“kenapa harus kenapa2. Aku kan gak punya hubungan apa2 sama dia” ucap
gigi dengan senyuman kecutnya.
“syukurlah kalau begitu, dan tetaplah seperti itu, untuk hatimu” ucap
nanda.
“maksud kamu?”
“lupakanlah” nanda hanya mengeluarkan senyuman khasnya, dan melajukan
mobinya.
***\
“padahal gue udah atur, biar tu curut bisa bedua ama gigi. kok jadi
gini yah” ucap deny pada billy dan irwan.
“kan loe tau, pernikahan mereka seperti apa” irwan menimpali.
“gue tau. Tapi, masa selama pernikahan mereka yang sudah lebih 6 bulan
ini, tidak memunculkan sesuatu dihati mereka. Kan aneh. Cinta itu bisa hadir
karena kebiasaan bro” jelas deni.
“gue tau. Tapi loe tau gak, kalau raffi pacaran sama naura” ucap
irwan.
“apaaaa” teriak deni dan billy secara bersamaan.
“wah setres tuh anak” ucap billy.
“kalau orang setres kayak loe, udah bilang dia setres, berarti si
raffi sudah bener2 setres” ucap deni.
“nyari masalah tu anak.” Ucap deni.
“tapi, kenapa si naura sama nanda ada disini sih. Rasa2nya gue gak
pernah undang mereka” ucap deni.
“naura itu sahabat pacar loe, dodol. Kalau nanda, kan temen gigi sama
zaskia” jelas irwan.
“oh gitu. Tapi, pasti zaskia kan yang ajak nanda?” ucap deni lagi,
irwan hanya mengeluarkan senyumnya.
“hmmm, kita lihat saja bagaimana akhirnya. Aku penasaran” Ucap irwan.
***
“fi, mau aku buatin minum” ucap naura yang memecahkan lamunan raffi.
“yah. Boleh. Teh anget aja” ucap raffi dengan senyum simpulnya.
“kamu mikirin apa sih fi?”
“emm, oh,,,,,itu, kerjaan dikantor” jelas raffi dengan senyum
hambarnya.
“jangan dipikirin kalau lagi liburan. Yah udah, tunggu disini. Aku
buatin minum dulu”
“iya” ucap raffi yang kembali diam seperti sedang memikirkan sesuatu.
***
“lama banget sih, ini yang beli makan” gerutu billy.
“iyaaa, udah jam 4 lagi, bentar lagi makan malam nih” ucap deny.
“gimana dengan makan malam kita?” tanya billy kepada deni.
“jadiin aja ini makan sore, sekalian makan malam” ucap deni.
“yah, mampus deh” ucap billy yang merebahkan dirinya disofa. Raffi
memperhatikan jam didinding dan sesekali melihat kearah pintu. Beberapa menit
kemudian terdengar bunyi mobil datang.
“yah, kehidupan datang” ucap billy yang langsung berlari kedepan. Yang
lain pun ikut keluar kedepan menyambut kedatangan nanda dan gigi. terlihat
nanda turun dari mobil menurunkan belanjaan mereka.
“gue cuman dapat nasi padang, buat makan kita sekarang. Dan ini
belanjaan gue dan gigi dipasar tadi, katanya buat makan nanti malam” ucap nanda
yang menurunkan semua belanjaan mereka dan disambut oleh deni dan billy.
“wah, cerdas loe. Baru aja kita mikirin buat makan malam.” Ucap deni.
“itu ide gigi kok” ucap nanda lagi.
“oh yah, mana gigi” ucap deni lagi.
“oh, dia lagi tidur. Bentar yah gue bangunin” ucap nanda dengan wajah
yang terlihat bahagia. Raffi hanya bisa diam menatap dingin kearah nanda. Naura
memperhatikan ekspresi raffi.
“udah bangun, em, boleh aku gendong?” tanya nanda, gigi masih
mengumpulkan kesadarannya.
“tapi”
“naik aja kepunggungku. Kaki kamu masih sakit kan? Ayo naik” ucap
nanda yang menyodorkan punggungnya. Gigi napak ragu.
“ayo cepet” nanda menarik tangan gigi, menuntun untuk naik
kepunggungnya.
“hati2, kaki kamu” nanda lalu menggendong gigi dibelakangnya. Semua
nampak kaget, tidak terkecuali raffi.
“gigi, kenapa nan?” tanya zaskia dengan wajah khawatir.
“tadi dipasar, dia keserempet motor, kakinya sepertinya terkilir”
jelas nanda. Raffi hanya diam, wajahnya tidak bisa berbohong, ia tidak suka
dengan pemandangan di depannya. Dengan wajah dinginnya, raffi masuk kedalam
vila meninggalkan teman2nya. Naura heran dengan sikap raffi.
“raffi” panggil naura yang mengikuti belakang raffi.
“aku mau istrahat ra” ucap raffi tanpa menoleh.
“tapi kamu kan belum makan” ucap naura lagi.
“bentar, aku istrahat sebentar. Dikamar deni” ucap raffi dengan senyum
hambarnya dan langsung masuk kekamar deni dan billy.
“turunin di sofa aja nan. Gue naik ngambil kotak obat dulu” ucap kia.
“iya” nanda pun menurunkan gigi di sofa ruang tengah. Ia melihat kaki
gigi yang merah dan mulai membengkak.
“”sepertinya kamu butuh obat gi” ucap nanda.
“iya, sepertinya sudah mulai meradang” tambah gigi.
“semoga tidak ada fraktur” ucap nanda.
“sepertinya tidak. Cuman terkilir aja kok. Jangan khawatir.” Ucap gigi
lagi. raffi mengintip dibalik pintu.
“cuman terkilir gitu aja, tadi digendong, sekarang pake pegang2 kaki
lagi. emang dia pikir dia itu dokter” omel raffi, ia berfikir sejenak
“yah memang dokter sih, tapi kan ada zaskia. Gigi juga dokter, masa
gak bisa ngobatin dirinya sendiri” omel raffi, iapun langsung membanting
tubuhnya dengan kasar diatas kasur.
“kita kompres air hangat dulu yah gi” ucap kia.
“raffi mana?” tanya deni kepada irwan.
“gak tau. Tuh anak mana yah.”
“em, makan aja. Gue gak papa kok. Tadi aku udah makan duluan ama nanda”
Ucap gigi.
“bener nih gi, kita laper soalnya” ucap billy.
“iya, kalian makan aja. Gue gak papa kok” ucap gigi lagi. mereka pun
makan diruang tengah sambil memperhatikan kia yang sedang mengobati kaki gigi.
“loe makan aja dulu ki, kaki gue gak papa kok” ucap gigi.
“gak papa, ini harus diperban dulu. Jangan dipake dulu yah kaki loe.
Manfaatin tuh suami loe. Tapi, ngomong2, si raffi mana?” tanya zaskia yang
mulai sadar dengan ketidakberadaan raffi.
“tadi lagi istrahat dikamar deni” jelas naura.
“dasar yah. Istrinya lagi sakit gini, dia malah enak2kan tidur.
Bangunin yang” ucap zaskia sedikit meninggikan suaranya.
“gigi juga gak papa kan. Kenapa harus sepanik itu” ucap naura.
“walaupun gak papa, tapi saat ini kakinya harus diimobilisasi, jadi,
dia butuh sanggahan. Disini kan gak ada tongkat. Lelaki yang muhrimnya kan raffi.
jadi dimana salahnya?” ucap kia ngotot kepada naura, naura nampak tersinggung
dengan perkataan zaskia.
“gak papa kok ki. Kan ada loe!” ucap gigi dengan tersenyum memohon
pada kia.
“apaan, ada gue. Suami loe itu harus diberdayakan. Jangan vakum aja. Yang,
bangunin si raffi” ucap zaskia
“iya, iya” irwan lalu berdiri dan memasuki kamar raffi. naura hanya
diam, begitupun dengan nanda.
“kia” gigi memohon.
“apaa. Gue bener kan” bela zaskia.
“sekarang minum obat anti radangnya dulu sama anti nyerinya. Biar besok
malam, bisa jalan loe.” Jelas kia
***
“raffiiii,,bangun loe” ucap irwan menggoyang2kan tubuh raffi.
“apaan sih.”
“loe dipanggil zaskia.”
“dipanggil kenapa?”
“loe tanya sendirilah”
“males”
“yah, dia mau ngejelasin, kaki gigi parah katanya” raffi langsung
membelalakkan matanya.
“parah gimana” raffi langsung bangun meminta penjelasan lebih dari
irwan.
“yah makanya loe tanya sama zaskia. Yang dokter kan dia” jelas irwan.
raffi langsung bangun dan meninggalkan irwan sendirian dikamar.
“tuh anak kenapa sih.” Ucap irwan. raffi keluar dari kamar deni dan
langsung mendekati zaskia.
“kaki gigi kenapa ki” tanya raffi yang nampak panik.
“kenapa loe baru muncul?’ pretes zaskia. Raffi hanya diam.
“jadi, kaki gigi akan semakin parah kalau digrakkan. Jadi untuk sementara
harus diimobilisasi. Ngerti gak loe?. Jangan digerakkan dulu. Jadi, dia butuh
seseorang untuk membantunya bergerak, sampai besok.” Jelas zaskia.
“terus, hubungannya sama gue?” tanya raffi.
“astaga. Rafffi, loe kan suaminya. Yah, loe lah yang ngebantuin dia”
jelas kia lagi. gigi hanya diam, merasa tidak enak dengan raffi dan naura.
“apa perlu gue panggilin papanya” ucap kia lagi.
“hah, apa, gak usah, gak usah. Ada gue kok.” Ucap raffi.
“gitu dong. Gue mau makan dulu” ucap kia lagi
“loe udah makan?” tanya gigi kepada raffi.
“belom” ucap raffi dengan dingin.
“makanlah, makanan itu aman. Aku sudah makan tadi. Jadi tidak udah
khawatir” ucap gigi.
“iya” jawab raffi masih dengan wajah yang dingin. Naura tidak
menghabiskan makannya, ia pergi naik kekamarnya. Raffi hanya melihat naura.
“untuk nanti malam, gue ama irwan aja yah yang masak.” Ucap kia.
“nanti gue bantuin sama deni” ucap shanti.
“gi, loe istrahat aja. Okay” jelas kia.
“iya” ucap gigi.
***
“waktunya kita masak” ucap kia dan shanti.
“loe mau disini apa dikamar.” Tanya kia kepada gigi.
“disini aja deh, lagian kan nanti mau makan malam. Nanti kalau udah
mau tidur aja gue naik keatasnya”
“oh yah udah. Raffi, temenin. Awas loe” ancam zaskia kepada raffi.
“iyaaa, iya” ucap raffi dengan wajah cemberutnya.
“yang, ayo sini kita masak” ajak zaskia kepada irwan, begitupun deni
dan shanti.
“terus gue, sama siapa dong!” ucap billy.
“sana loe tidur, peluk guling” ucap deny kepada billy. Billy hanya
cemberut dan masuk kekamar. Suasana hening tercipta diatara raffi dan gigi.
“ambilin, buku dong. Tolong” ucap gigi kepada raffi.
“buku apa” tanya raffi masih dengan ekspresi dinginnya.
“buku dikantung depan koper, judulnya MY Heart” ucap gigi. tanpa
membantah raffi langsung naik untuk mengambilkan buku untuk gigi. beberapa
menit kemudian raffi datang membawakan gigi sebuah buku dengan judul “my
heart”.
“nih” raffi menyodorkan buku tersebut masih dengan wajah cemberutnya.
“loe kenapa sih.”
“gak papa.” Ucap raffi masih dengan cueknya.
“udah makan kan loe. Kenapa wajah loe kayak gitu” gigi masih heran
melihat sikap raffi.
“biasa aja”
“masih marah ama kejadian dikamar tadi? Sudahlah, itu kan gak sengaja”
ucap ggi
“siapa juga yang masih marah. Itu cuman masalah kecil” ucap raffi
dengan sedikit meninggikan suaranya,
“santai aja kali. Aneh banget!” ucap gigi sambil membaka bukunya.
Raffi melirik gigi dengan sinisnya.
“kayaknya loe seneng banget yah hari ini” ucap raffi menyindir gigi,
“maksud loe?”
“iya, bisa belanja berdua,,,sama nannnda,,, pulang pakai acara
digendong lagi. ciah,,,hah” sindir raffi.
“bukannya si deni nawarin belanjanya sama loe. Loe kan yang gak mau”
ucap gigi tanpa memalingkan pandangannya dari buku bacaannya.
“tapi kan,,,,semua orang tau kalau loe istri gue.”
“terus!” gigi mulai menatap raffi,
“yahhh,,,emmmm. Loe harusnya nolak tawaran nanda” ucap raffi dengan
gugup.
“kenapa loe gak bilang kayak gitu tadi waktu nanda ngajakin gue.”
“maksud loe?”
“bilang ke nanda, ‘dia istri gue, ngapain loe ajak2’, beres kan. Loe
gak harus marah2 kayak gini”
“apa....ngapain gue ngomong kayak gitu...ada2 aja”
“yah udah. Apa masalahnya sekarang. Gak ada masalah kan” gigi
melanjutkan bacaanya. Sementara raffi masih dengan wajah cemberutnya. Sesekali
ia melihat gigi dengan ujung matanya.
“fi, ambilin minum dong!” perintah gigi.
“ambil sendiri” ketus raffi.
“mana yang lebih mudah. Loe ngambilin gue, cuman bawa gelas aja, atau
gue ambil sendiri, tapi loe harus bopong gue” ucap gigi.
“gak kedua2nya”
“kiaaaaaaa, raffi gak mau bantuin gue ambil minum” teriak gigi. tiba2
zaskia keluar membawa wajan ditangannya.
“loe gak mau tolongin ggigi. Mau loe gue goreng?” ancam kia.
“iyaaa,,apaan gue mau digoreng, emang gue ayam” ucap raffi dengan
wajahnya yang masih ditekuk.
“yah udah, cepetan” ucap kia, sambil berlalu meninggalkan mereka. Gigi
tertawa puas bisa mengerjai raffi.
“mau minum apa” tanya raffi.
“teh anget”
“gak bisa yang lebih mudah?” gerutu raffi
“ki..” gigi hendak memanggil zaskia lagi.
“iyaaa,,iyaa, gue buatin” gerutu raffi lagi.
“gitu dong, nurut” ucap gigi dengan wajah puasnya.
“bawel” raffi beranjak kedapur untuk membuatkan gigi minuman.
“sekali2 dia memang harus diberdayakan,,,bener tuh kata
zaskia..ahahaha” gumam gigi dengan senyum jahilnya. Beberapa menit kemudian
raffi datang dengan membawa secangkir teh hangat dan satu gelas es teh untuk
mereka berdua.
“nih buat loe, teh anget” ucap raffi sambil meletakkan cangkir teh
tersebut didepan gigi. gigi memperhatikan es teh yang sedang diminum oleh
raffi.
“rafffiii” panggil gigi
“hm” jawab raffi disela aktifitasnya yang sedang menikmati es tehnya.
“sini itu buat gue” ucap gigi meminta es teh punya raffi.
“apaan,,,loe kan pesennya yang anget...ini,,minum” ucap raffi dengan
kesal.
“itu tadi, sekarang aku maunya yang dingin, kesiniin gak” ancam gigi.
“gak mau” raffi menjulurkan lidahnya.
“raffi,,ih,,,siniiin gak” teriak gigi. dengan terus menjulusrkan
lidahnya dan menggoyang2kan pantatnya raffi terus menggoda gigi yang tidak
berdaya dengan kakinya yang sedang sakit.
“mau,,,sini,,,nih,,,berdirilah....ahahahah” goda raffi sambil sesekali
meminum tehnya dengan wajah menikmati. Gigi mulai geram melihat tingkah raffi
dengan satu kakinya ia berusaha menggapai gelas dari tangan raffi, namun tiba2
gigi mulai kehilangan keseimbangan, raffi dengan refleks menarik gigi
kepelukannya, gelas es teh yang dipegang raffi pun terjatuh kelantai. Tangan
kanan raffi memegang pinggang gigi sedangkan tangan kirinya memegang punggung
gigi, hingga posisi mereka saat ini sangat dekat. Wajah gigi tenggelam ke dada
raffi, hingga ia dapat mendengar degupan jantung raffi yang mulai tidak karuan.
Raffi menarik nafasnya, gigi menengadahkan kepalanya, beberapa detik mata
mereka saling beradu pandang.
“rafffiiii” panggil gigi dengan tatapan sendunya.
“em” jawab raffi
“tehnya tumpah” rajuk gigi dengan nada manja, dan ekpresi sedih
melihat teh itu tumpah dilantai.
“astagaaaaa” gerutu raffi, yang tiba2 menggendong gigi.
“yahhhh,, turunin gue,,apa2an sih loe” ucap gigi yang kaget saat raffi
menggendongnya. Raffi dengan kasar meletakkan gigi kesofa.
“tadi itu seharusnya gue selamatin gelas tehnya, bukan loe. Biarin aja
loe jatuh kebawah. Elo, bener,,bener..huftttt, bikin gue gerah aja. Hahhh”
gerutu raffi sambil berlalu meninggalkan gigi dan masuk kekamar billy dan deni.
“apaan sih tuh anak, aneh. Yah,,,sayang banget tehnya...yah udah deh,
minum teh hangat aja” ucap gigi.
Dari lantai atas, ternyata naura melihat kejadian tadi. Nampak gurat
kesedihan diwajahnya.
“rumit bukan?” tiba2 nanda mendekati naura yang sedang memperhatikan
gigi.
“tidak ada yang rumit, selagi raffi mencintaiku. Tidak ada yang
rumitt” ucap naura dan hendak meninggalkan nanda.
“sejak kapan kamu pacaran sama raffi?” tanya nanda.
“bukan urusanmu” jawab naura.
“jadi urusanku, karena, ini berhubungan dengan gigi” ucap nanda.
“kamu menyukai gigi?”tanya naura.
“iya,,,sangat menyukainya. Tapi aku tidak terlalu serakah untuk
memilikinya sekarang. Aku akan menunggu sampai hatinya benar2 akan datang
padaku dengan sendirinya.” Jelas nanda
“yah ampun. Kamu tau semunya. Pernikahan mereka?” tanya naura lagi,
“semua orang disini tau, termasuk aku. Aku tau pernikahan macam apa
yang sedang mereka jalani.” Ucap nanda lagi.
“kalau begitu, kamu juga tau kalau mereka akan bercerai setelah dua
tahun?”
“iya. Tapi, aku tidak mau terlalu tergesah2. Karena aku takut membuat
semuanya menjadi lebih rumit. Dan....kamu dan raffi, tidak seharusnya kalian pacaran
sekarang. Semua akan menjadi lebih rumit” jelas nanda.
“bukan urusanmu nanda” ucap naura lagi.
“dia bukan sekedar hanya obsesimu kan? Sama seperti aku waktu itu.
Setelah semua kamu miliki,kamu bosan dan membuangnya ketempat sampah!”
“apa kamu bilang? Dia tidak sepertimu!”
“benarkah, kita lihat saja naura. Tapi satu hal, aku tidak akan
tinggal diam pada orang yang akan menyakiti gigi. ingat itu baik2!” jelas
nanda, yang bernjak pergi meninggalkan naura dengan kekesalannya.
***
Mereka semua sedang berkumpul diruang tengah sambil nonton sebuah
acara TV.
“ini yang masak lama banget sih, gue udah kelaparannnn” ucap billy.
“sabar kali bil” ucap gigi.
naura duduk disebelah raffi sambil menyenderkan kepalanya dibahu raffi. nanda
dengan dingin menatap raffi dan naura sedangkan gigi sesekali melihat kearah
raffi dan naura dengan ekspresi yang sedikit sulit untuk diartikan.
“billy main yuk” ajak gigi.
“main apaan?” tanya billy.
“balapan motor pakai HP” ucap gigi sambil menaikkan kedua alisnya.
“gue boleh ikutan” ucap nanda.
“sini ayo” merekapun serentak mebuka aplikasi balapan motor diHP
mereka masing2.
“udah kebuka semua kan, okkk, mulai” ucap gigi. merekapun begitu
serius memainkan HP mereka. Geak tawa menghiasi senyum mereka. Raffi memandang
kearah gigi dengan memanyunkan bibirnya.
“yah gue tabrakan....” ucap gigi yang nampak kecewa.
“hah,,,,baru main game motir aja, gak becus” ejek raffi.
“apaan sih loe” jawab gigi dengan kecut.
“ayo nan, bill, wahhhh, udah cepet banget motornya” ucap gigi tanpa
memperdulikan raffi dan naura.
“nanda,,nanda,,nanda,,” ucap gigi menyemangati nanda... raffi melihat
gigi dan mengerutkan alisnya.
“apaan sih loe, jangan ribut, gue lagi nonton!” teriak raffi kepada
gigi dengan wajah kesalnya.
“yeh,,,” gumam gigi yang memonyongkan bibirnya.
“yeyyyyyyyy, nanda menang” teriak gigi.
“issssss” gumam raffi yang mulai gerah melihat tingkah gigi.
“aku mau ketoilet dulu ra, bentar yah” ucap raffi dengan wajah yang
masih ditekuk.
“apa hebatnya main game motor kayak gitu. Coba pakai motor beneran,
gue jagonya” omel raffi sambil membasuh wajahnya dengan kasar.
“raffii” panggil gigi ke raffi yang baru keluar dari toilet.
“apa” jawab raffi dengan ketus.
“si meli fi” ucap gigi dengan khawatir.
“kenapa dengan si meli”
“dia gak ada yang kasih makan, kalau mati gimana?” jelas gigi.
“astaga,,,telpon shahnas, atau caca,,cepet” ucap raffi yang duduk
disebelah gigi. nanda dan naura heran melihat tingkah raffi dan gigi tidak
terkecuali billy.
“caca gak bisa dihubungin dari tadi. Coba loe hubungin shahnas” ucap
gigi.
“iya bentar,, nih2 kesambung. Nas,, loe kerumah aa yah” ucap raffi.
“iyaaa,,, loe kasih makan si meli.”
“apa. iya juga sih, emmm,” raffi kelihatan berfikir.
“kenapa fi” tanya gigi.
“shahnas kan gak punya kunci rumah kita” jelas raffi.
“iya juga. Oh iya, waktu itu mama punya kuci serepnya. Suruh aja
shahnas kerumah, minta sama mama. Sekalian minta ditemenin sama caca” ucap
gigi.
“nih loe ngomong” ucap raffi sambil menyodorkan hp nya ke gigi.
“halo nas! Em, minta kunci sama mama rieta. Nanti aku hubungin mama
rieta dari sini. Minta ditemenin sama caca aja. Iya...makasih yah nas. Nih hp
loe” ucap gigi sambil menyodorkan hp raffi.
“udah ditutup?”
“udah”
“gak sopan banget tuh anak, ucapin apa kek ke aa nya. Dasar” omel
raffi.
“sebentar, bolehkan saya bertanya?” ucap billy
“apaan,,,?” ucap raffi.
“si meli yang bikin kalian panik itu siapa yah.?” Tanya billy lagi.
“ohhhh,,ituuu, anak si gigi” jelas raffi.
“kan dari loe juga. Masa cuman anak gue doang” omel gigi.
“yang sering nyebut mama kan elo” ucap raffi lagi.
“kan loe ikut bertanggung jawab juga.” Tambah gigi lagi. billy masih
dengan wajah bingungnnya, begitu pula dengan nanda dan naura.
“sebentar, sebentar. Kalian diam dulu, saya masih bingung soalnya.
Ehhhh, si meli itu, sejenis manusia atau hewan? Kalau manusia, kalian kan
nikahnya blom setahun, gak mungkin punya anak kan. Atau, astagaaa, loe hamil
duluan sebelum nikah gi? Yah Allah raffi, loe bajat juga jadi cowo” billy
dengan seriusnya menyimpulkan semua pertanyaan yang telah ia buat sendiri.
“dasar pikiran loe” ucap raffi sambil melemparkan bantal sofa kewajah
billy.
“terus,,,apa dong” bela billy.
“si melly itu ikan, dodol” jelas raffi.
“astaghfirullah,,,gi,, loe ngelahirin ikan?” ucap billy dengan wajah
syoknya. Gigi hanya tertawa melihat ekspresi billy.
“bukkan,,, ikan yang gue beliin buat gigi. loe mah, mikirnya aneh2
mulu” jelas raffi.
“oh, kirain. Makanya kalian itu kalau ngomong yang jelas” omel billy
“elo tu, yang gak jelas” ucap raffi, naura dan nanda hanya diam.
“apanya sih yang gak jelas. Tuh, makanan udah pada siap dibelakang.
Pada lapar kan loe semua” ucap deny. naura, raffi, dan billy pun beranjak
kedapur. Nanda belum beranjak dan melihat kearah gigi.
“sini aku bantuin” ucap nanda yang berusaha membopong gigi.
“gigiiiii” teriak raffi. gigi pun nampak kaget.
“apaan sih fi, ngagetin aja” ucap gigi dengan wajah kagetnya.
“kan kata zaskia, gue yang bakal jadi kaki loe. Jadi, biar gue yang
bantuin” ucap raffi yang sedikit terbata2.
“awas loe” ucap raffi yang menyuruh nanda untuk melepaskan gigi, naura
diam, ia menarik nafasnya, dan berjalan sendiri munuju ke meja makan, sedangkan
nanda masih duduk dengan mengeluarkan senyuman kecutnya. Raffi membopong gigi
dan berjalan dengan perlahan, mendudukan gigi dikursi dan tanpa ia sadari raffi
duduk dikursi sebelah gigi. naura nampak sangat kesal. Nanda pun ikut duduk
disamping naura.
“sebentar. Kok menunya ayam sama telor sih. Ya Allah” ucap raffi yang
melihat menu makan malam mereka.
“kenapa fi. Bukannya loe suka ayam?” ucap irwan.
“hmm, iya gue suka ayam.. suka banget, ampe setiap hari gue makan ayam
sama telor ayam. Iya kan gi. Ini menunya loe yang pilih yah” sindir raffi
kepada gigi.
“iya. Makan aja. Ini tuh menu yang gampang buat dimasak. Jd, jangan
banyak ngeluh. Makannn, nih ayam, sekalian, ama telornya!” omel gigi sambil
meletakkan ayam dan telor dipiring raffi.
“gak mau gi” ucap raffi yang mengembalikan telor goreng tersebut.
“makannn, cuman telor goreng juga” tanpa mereka sadari semua mata
sedang memperhatikan mereka. Irwan, deny, santi dan zaskia hanya tersenyum geli
melihat tngkah raffi dan gigi, sedangkan bllly makan tanpa memperdulikan
sekitarnya. Naura hanya mengaduk2 nasinya tanpa semangat. Nanda makan dengan
sedikit gurat kekecawaan diwajahnya.
***
“ok, sekarang saatnya kita istrahat. Besok persiapan buat ulang tahun
gue” ucap deny.
“ayo naik ke punggung gue” ucap raffi yang menyodorkan punggungnya ke
gigi.
“cie ileh. Enak bener yang udah nikah. Ehem, dingin lagi, bisa tuh
peluk2an.” Goda billy.
“apaan sih loe bil. Ayo naik” ucap raffi. gigi pun naik ke punggung
raffi.
“kita duluan yah” ucap raffi.
“iya,,ngerti kok yang belum bulan madu. Ehem, jangan bilang mau bulan
madu disini. Awas aja kalau berisik” deny ikut menggoda.
“hah, maksud kalian apaan. Udah gue ngantuk” cap raffi dan berlalu
meninggalkan teman2nya. Naura terlihat menarik nafasnya, seakan tidak percaya
dengan apa yang baru saja dilihatnya.
“loe berat banget sih. Tuh kepala loe jangan gitu, kalau loe keplitek kebelakang
gimana. Tangannya gini nih” ucap raffi sambil melingkarkan kedua tangan gigi
dilehernya. Karena posisi tangan gigi dileher raffi, wajah gigi pun disamping
kepala raffi, gigi meletakkan dagunya dipundak kanan raffi.
“iya, bawel loe” gerutu gigi. raffi pun berjalan menaiki tangga itu
satu persatu.
“hah, udah sam,,,paiiiii,,,ahhhh” ucap raffi yang meletakkan gigi
diatas ranjang dengan nafas terengah2.
“loe mah lebay banget. Jadi cowo lemah banget sih” ucap gigi.
“apa loe bilang. Loe pikir gak berat gendong loe sambil naikin tangga.
Wahhhh” gerutu raffi.
“maap...makasih” ucap gigi dengan nada lembut.
“apa loe bilang. Apa gue gak salah denger, coba sekali lagi” ucap
raffi sambil mengarahkan telinganya ke gigi. gigi pun mengulang kata2nya dengan
pelan.
“makasih”
“apa,,apa, gue gak dengar” ucap raffi lagi sambil terus memajukan
telinganya ke dekat gigi, gigi yang mulai gerah akhirnya berteriak ditelinga
raffi.
“kalau gak denger yah udah” teriak gigi.
“astagaa,, budek gue...Hufttt” ucap raffi sambil memegang telinganya.
“habisnya loe, udah gue mau tidur” ucap gigi sambil menarik selimut
menutupi tubuhnya.
“dasar loe. Gue juga mau tidur” ucap raffi sambil tidur disebelah
gigi. mereka saling punggung-punggungan. Gigi menarik nafasnya dan mulai
memejamkan matanya. Begitupun dengan raffi. kelelahan dihari itu membuat semua
penghuni vila mulai terlelap terkecuali naura dan nanda. naura terlihat sedang
mengirim sebuah sms kepada raffi. satu pesan masuk di HP raffi, namun yang si
empunya HP sudah terlelap memasuki dunia mimpinya.
***
Cahaya matahari pagi menembus kaca jendela, menerpa wajah sang adam
yang masih terlelap dalam dekapan sang hawa (aha, lebay). Raffi mulai merasa
silau dengan terpaan cahaya matahari dipagi itu, ia mulai mengumpulkan
kesadarannya, wangi rambut gigi membuatnya tidak ingin membuka mata. Gigi pun
mulai sadar. Ia tidak lagi menggunakan bantal dikepalanya melainkan dada
seseorang. Ia membuka matanya dengan lebar sadar dengan posisinya saat ini.
Wajahnya berubah, raut penyesalan nampak terlihat jelas, perlahan2, ia menarik
tangannya dari genggaman tangan raffi dan menarik kepalanya. Raffi merasakan
gerakan gigi, ia pun mulai terbangun, kecanggungan terjadi, setelah mereka
sadar dengan posisi mereka dipagi itu. Gigi takut membangunkan raffi, begitupun
dengan raffi, beberapa menit mereka membeku pada posisi tersebut. Gigi mulai
memberanikan dirinya menengadahkan kepalanya, melihat apakah raffi sudah bangun
atau belum. Saat gigi melihat kearah raffi, raffi pun melihat kearah gigi.
untuk sejenak waktu seakan berhenti, mungkin mesin waktu punya doraemon sedang digunakan
oleh nobita saat itu ‘freeze’.
“ngapain loe pegang tangan gue” ucap gigi mencairkan kebekuan dipagi
itu. Dengan refleks raffi melepaskan genggamannya.
“apaan. Gue gak pegang2 loe” ucap raffi yang mulai gugup.
“elo yang megang tangan gue” ucap gigi.
“elo yang tidur didada gue. Emang loe pikir dada gue bantal” bela
raffi.
“tapi elo tadi yang meluk gue” bela gigi.
“elo yang meluk gue. Loe yang kayak gini nih” ucap raffi sambil
mencotohkan gaya tidur gigi.
“elo yang meluk gue. Elo yang gayanya kayak gini” bela gigi yang juga
ikut mencotohkan gaya tidur raffi.
“ah tau ah” ucap raffi yang turun dari tempat tidur dan masuk kekamar
mandi.
“wah, apa gue udah gila. Kok gaya tidur gue bisa kayak gitu yah” omel
raffi pada dirinya sendiri.
“ahhhhh, malu2in aja” gigi pun menggerutu pada dirinya sendiri dan
kembali menutupi dirinya dengan selimut sampai kekepalanya. Raffi keluar dari
kamar mandi, mengendap2 melihat apa yang sedang dilakukan gigi.
“dia tidur lagi. dasar kebo” ucap raffi. ia pun mengambil HP nya. 62
panggilan tak terjawab, 13 missage.
“naura” raffi pun membaca isi pesan naura.
“raffi angkat telponnya, aku mau ngomong”
“raffi”
beberapa pesan dari naura yang membuat raffi berlari keluar kamar
untuk mencari keberadaan naura. Ia mendapati naura sedang duduk termenung
dibalkon atas.
“naura” panggil raffi.
“kamu udah gak perduli sama aku raffi” ucap naura.
“maafin aku”
“aku bosan mendengar kata maaf dari kamu raffi. bukankah kamu sudah
janji untuk tidak tidur dikamar bersama gigi. tapi apa? Kamu membuatku sakit
raffi” ucap naura dengan air matanya.
“maafkan aku. Jangan menangis, kumohon. Kamu tau kan, gigi kakinya
sedang sakit. Jadi aku harus menemaninya.”
“kamu bisa kan, setelah membawanya kekamar, lalu tidur dikamar billy
dan deni.” Raffi hanya diam.
“sebenarnya apa artinya gigi untukmu? Dan apa artinya aku untukmu”
raffi diam, ia menatap naura, bingung harus menjawab apa. Ternyata dibalkon
kamar raffi dan gigi, gigi mendengarkan semua percakapan antara raffi dan
naura. Gigi terdiam, menanti jawaban
yang akan dikatakan raffi.
“gigi, gigi,,,,dia,,, tidak memiliki arti apa2 untukku.” Ucap raffi
sambil menunduk. Gigi yang sedang mendengar perkataan raffi, tanpa sadar air
matanya terjatuh, ia terdiam, seperti tersambar petir dipagi hari. Ia menyapu
air matanya, namun air matanya kembali jatuh.
“lalu apa artinya aku untukmu?” tanya naura lagi.
“kamu adalah segalanya, naura..” ucap raffi yang mulai tidak yakin
dengan apa yang dia katakan.
“kalau begitu, jangan bersamanya. Aku mohon raffi” ucap naura lagi.
“iya,,maafkan aku, telah membuatmu menangis” ucap raffi lagi sambil
menenagkan naura.
“hah,,,bukankah sudah seharusnya seperti ini” gumam gigi yang menyapu
air matanya.
Nanda yang membawa obat untuk gigi, juga mendengar semua percakapan
antara raffi dan naura. Ia mengetuk pintu kamar gigi.
“gi,” panggil nanda. Menyadari ada yang mengetuk pintu kamarnya, gigi
menyapu air matanya dan membuka pintu.
“iya nan, ada apa” tanya gigi. nanda menujukkan roti isi beserta obat
pada nampan yang dibawanya.
“makan, terus minum obat” ucap nanda.
“iya, makasih yah” ucap gigi. nanda seperti tau kalau gigi baru saja
menangis.
“bagaimana kaki kamu?” tanya nanda. Belum juga gigi menjawab, raffi
dan naura, berjalan bergandengan. Raffi melihat nanda dan gigi, namun berjalan
cuek melewati mereka.
“udah baikan kok. Cuman terkilir aja. Bengkaknya juga sdh turun. Nih,
udah bisa kepake buat jalan.” Jelas gigi dengan senyum hambarnya.
“makanlah rotinya, setelah itu minum obatnya. Ok?” ucap nanda lagi.
“iya makasih nan” ucap gigi sambil menutup pintu kamarnya. Ia melihat
roti yang dibawah nanda, air matanya kembali terjatuh. Nanda masih didepan
pintu kamar gigi, seakan merasakan kesedihan yang sedang dirasakan oleh gigi.
***
“mau bertanding” ucap nanda yang mendekati raffi.
“maksud loe. Bertanding apaan?”
“diseberang jalan ada penyewaan kuda. Kalau loe mau kita pertanding
dulu2an. Dikebun deni sebelah vila ini.” Tantang nanda.
“hah, atas dasar apa? Males gue” ucap raffi.
“aku hanya ingin mengalahkanmu. Ingin melihat, apakah aku bisa menang
darimu” ucap nanda dengan serius. Raffi pun menatap nanda dengan tajam.
“ayo, siapa takut” ucap raffi menjawab tantangan nanda.
***
“hei, lagi ngapain loe dikamar sendirian” ucap gigi yang mengagetkan
kia dikamar.
“ini, lagi, nyusun rencana deni buat nanti malam. Oh iya, gimana kaki
loe?”
“udah baikan kok, nih lihat” ucap gigi sambil memperlihatkan kakinya.
“udah minum obat?”
“udah. Yang lain pada kemana?” tanya gigi.
“oh, shanti lagi nemenin deni ngecek ketering buat nanti malam. Si
naura gak tau kemana.” Jelas kia.
“gi”
“em,”
“kok loe lemes gitu sih. Terus, mata loe, kayak abis nangis. Abis
nangis loe?” selidik kia.
“hah, gak, apaan, gue cuman lagi kelilipan tadi” jelas gigi
“oh,,kirain” ucap kia dan kembali melanjutkan coretannya.
“kia”
“em”
“bagaimana rasanya saat loe jatuh cinta sama irwan”
“ngapain loe tanya kayak gitu.”
“mau tau aja. Gue kan belum pernah ngerasain jatuh cinta. Hehe” ucap
gigi dengan senyum kecutnya.
“dasar loe. Emmm, gimana ngejelasinnya yah. Cinta, bisa membuatmu
tertawa dan menangis tanpa sebab yang tak kau ketahui. Tapi, hatimu tau, walau
kau mengingkarinya. Awalnya gue gak suka sama irwan, tapi dia ngejar gue mulu,
ampe bosan lihat mukanya. Saat dia gak ada, gue ngerasa ada yang hilang dari
hari2 gue. Gue bisa ketawa sendiri saat ingat tingkah konyolnya. Dan saat dia
sakit, gak kerasa air mata gue jatuh tanpa sebab. Lebay yah gue,,,eheheh” jelas
kia, gigi hanya mengeluarkan senyumnya.
“emang kenapa loe nanyain. Udah mulai ngerasain cinta yah?” tanya kia.
“hah, gak kok.” Elak gigi yang mulai gugup.
“satu llagi gi. Cinta, itu sebuah mysteri. Terkadang jtuh pada orang
yang kita tidak sangka2. Sering masuk kedalam hati kita tanpa permisi, sehingga
semua ruang yang tadinya kosong terisi penuh olehnya. Begitulah cinta, selalu
datang tanpa permisi. Gue aja gak nyangka bakal jadian ama irwan. gue hanya
berdoa, bahwa dialah jodoh yang ditakdirkan Allah untukku” jelas kia dengan
senyum manisnya.
“ki, gi, raffi ama nanda lagi lomba naik kuda dikebun sebelah.
Kayaknya seru, mau ikutan nonton gak” ajak billy yang menggebu2.
“apa, ada2 aja” ucap gigi.
“ayo sini.” Ucap kia yang langsung menarik tangan gigi. naura, gigi,
zaskia dan billy pun pergi kekebun untuk melihat raffi dan nanda yang sedang
bertanding dulu2an.
“mereka ngapain sih, kalau jatuh gimana. Rafffi” teriak naura yang
melihat raffi dan nanda saling beradu dengan kuda mereka masing2. Tiba2 saja
kuda raffi dan nanda terjatuh karena sebuah ranjau yang dipasang di kebun
tersebut dan alhasil tubuh nanda dan raffi terpental jatuh dari kuda mereka.
Gigi, billy, naura dan zaskia kaget dan langsung berlari mendekati mereka. Saat
gigi hendak mendekati raffi tiba2 naura berlari kearah rraffi sambil melihat
keadaan raffi.
“kamu gak papa kan. Mananya yang luka. Ini kaki loe lecet. Mana yang
sakit fi. Kenapa kalian harus balapan kuda sih. Nyari masalah aja” ucap naura
yang panik melihat keadaan raffi.
“aku gak papa kok” ucap raffi. gigi yang melihat raffi dan naura
memalingkan pandangannya, ia seperti menahan air matanya untuk jatuh. Ia
melihat nanda yang sedang membersihkan tubuhnya.
“kamu gak papa nan? Coba aku lihat” ucap gigi mendekati nanda, nanda
tersenyum. Zaskia dan billy bingung dengan pemandangan didepan mereka.
“ini, apa gak kebalik ki” tanya billy
“hah, entahlah” ucap kia. Raffi memperhatikan gigi yang sedang
membantu nanda. Seperti sedang menahan emosinya raffi berdiri dan meninggalkan
naura.
“raffi, kamu mau kemana” panggil naura, namun raffi terus berjalan
meninggalkan naura. Gigi hanya melihat raffi, dan kembali melihat kondisi
nanda. Naura terus mengikuti belakang raffi, sampai raffi masuk kekamarnya dan
menutup pintu tersebut.
“raffi, kamu gak papa kan” panggil naura
“aku mau mandi ra. Aku gak papa” ucap raffi dari balik pintu. Gigi dan
zaskia membantu mengobati luka lecet ditubuh nanda dihalaman vila. Dan raffi
melihat semua itu dari balkon kamarnya. Ia terlihat sangat kesal. Ia mengingat
kembali percakapannya dengan nanda sebelum balapan kuda dengan nanda.
=10 menit yang lalu=
Diatas kuda raffi dan nanda saling dulu2an.
“raffi,,,aku memikirkannya” ucap nanda
“memikirkan apa?” tanya raffi.
“aku sudah pernah bilang padamu. Untuk menggenggam hanya salah satunya
saja. Naura atau nagita? Sepertinya, kamu sudah memutuskan untuk menggenggam
siapa” ucap nanda
“maksud kamu?”
“kamu sudah bersama naura kan! Aku, tidak akan tinggal diam lagi. aku,
akan membuat gigi jatuh cinta padaku, mulai dari saat ini, boleh kan?” tanya
nanda, mata raffi memerah, tangannya mengepal. Mereka saling beradu pandang.
“hah, apa kau lupa kalau dia istriku” ucap raffi dengan mata yang
mulai memerah,
“dia istrimu, tapi kau lupa bagaimana cara memperlakukannya sebagai
istrimu. Kamu hanya akan menyakiti mereka berdua raffi.”
“itu bukan urusanmu. Dan gigi, biarkan dia menjadi urusanku.
Aku,,,bisa menyelesaikan masalahku. Kamu tidak perlu ikut campur” ucap raffi
dengan emosinya.
“jangan menyakiti gigi. kamu akan berhadapan denganku jika
menyakitinya. Aku akan merebutnya darimu” ancam nanda juga dengan wajah
seriusnya.
***
Raffi membasuh badannya yang penuh dengan luka lecet karena terjatuh
tadi. Ia bersandar didinding kamar mandi, sambil memikirkan semuanya.
“apa yang telah aku lakukan. Apakah aku menyakitinya. Lalu kenapa aku
tidak ingin melepaskannya.” Raffi menarik nafasnya dengan panjang.
“raffi” terdengar suara gigi memanggilnya.
“ada apa” tanya raffi.
“loe baik2 aja kan”
“iya, gue baik aja. Urus saja nanda” ucap raffi. gigi terdiam, seakan
bingung dengan semuanya. Ia pun meninggalkan raffi dan turun kebawah.
Memikirkan semuanya.
***
Malam pun tiba, pesta ulang tahun deni akan segera dimulai. Pesta
dirayakan ditepi kolam renang divila tersebut. Semua sudah berpakaian rapi
dengan setelan jas dan gaun. Nampak naura mengenakan gaun berwarna hitam,
menggandeng raffi yang menggunakan setelan jas berwarna putih. Pesta malam itu bertemakan hitam putih, cewe
mengenakan gaun hitam dan prianya mengenakan jas putih.
“wah walaupun sedikit, tapi berasa rame yah...ahaha” ucap billy.
“wow, subhanallah” billy melototkan matanya saat melihat gigi keluar
dengan gaun hitamnya. Rambutnya dinaikkan keatas, sehingga nampak jelas leher
jenjangnya. Balutan gaun hitam berpadu indah dengan kulit putihnya yang mulus.
Begitu cantik dan anggun. Raffi menatap gigi tanpa berkedip.
“wah,,,gila, gigi,,,loe cantik banget” ucap kia mengahampiri gigi.
“ah, loe, malu gue. Biasa aja” ucap gigi.
“apanya yang biasa gi. Sumpah loe cantik banget malem ini” ucap kia
lagi. gigi hanya mengeluarkan senyumnya.
Pesta ulang tahun deni pun dimulai, nanda dan gigi, raffi dan naura,
irwan dan kia, shanti dan deni, serta billy sebagai pembawa acara dimalam itu.
Raffi terus memperhatikan gigi dan nanda, tidak ada senyum dibibir raffi.
sedangkan gigi dan nanda saling melempar senyum. Acara suprice untuk shanti pun
dimulai terlihat deni membungkuk dan meminta shanti menjadi istrinya. Dengan
kata pujian sambil menujukkan sebuah cincin berlian putih, deni melamar shanti
dimalam itu. Dengan tangis haru shanti menerima lamaran dari deni. Rona
kebahagian nampak jelas menghiasi wajah deni dan shanti. Makan malam, dan gelak
tawa menghiasi pesta dimalam itu.
“gue masuk kedalam sebentar” ucap raffi yang berdiri dan masuk kedalam
rumah. Naura mengikuti belakang raffi.
“gi” panggil nanda
“em” jawab gigi.
“boleh ikut gue sebentar” ucap nanda.
“kemana?” tanya gigi.
“kedalam rumah” ucap nanda.
“em,,ngapain”
“ikut aja” gigi mengikuti ajakan nanda untuk masuk kedalam, diruang tengah,
nampak raffi dan naura sedang duduk sambil mengahabiskan minuman mereka.
“raffi” panggil nanda, raffi dan naura menoleh kearah gigi dan nanda.
Gigi mengerutkan alisnya, bingung dengan moment saat ini.
“dengerin ungkapan ggue sama gigi” ucap nanda, gigi masih terlihat
bingung.
“nagita slavina. Aku tau ini bukan waktu yang tepat, tapi, aku sudah
tidak dapat menahan semuanya lagi. aku ingin bertanya padamu, seperti yang kamu
tau perasaan ku kepadamu. Sekarang, bolehkan, aku mencintaimu? Bolehkan aku menunjukkan
cintaku? Dan, bolehkan aku memperjuangkannya” ucap nanda, gigi napak sangat
kaget, begitupun dengan raffi dan naura.
To Be Continueeee,,,maaf yah lama,,,,jangan lupa like dan commentnya
and keep smilee...hehehe