Rabu, 27 April 2016

My Imagination "Dalam Diam Kau Curi Hati Ku" Part 25

Ost part ini Ari Lasso – Tuhan Kau tahu (ost Raffi), Judika – Ku Tak mampu (ost Raffi), Sherina Munaf-Simfoni cinta (ost Gigi), Agnes Monica-Matahariku (ost Gigi),

“Dalam Diam Kau Curi Hati Ku”

Part 25

***
Irwan memarkirkan mobilnya di halaman parkir NS hospital. Tiba2 matanya menatap mobil yang ada didepannya.
“seperti kenal. Itu kan mobil raffi! hmm, ngapain dia disini? Apa mau jemput gigi?” gumam irawan yang melihat mobil raffi diparkiran rumah sakit.
“woiiiii?” teriak irwan mengetuk kaca mobil raffi. raffi yang merasa ketahuan berusaha melarikan diri dengan menjalankan mobilnya, namun karena begitu panik, raffi malah menabrak pembatas parkiran.
“haduh, mau kemana sih loe? Buka?” perintah irwan. raffi pun menurunkan kaca mobilnya.
“gak!” jawab raffi singkat.
“gak apa? Loe mau jemput gigi?” tanya irwan lagi.
“em,,oh,,em,,,gak, gak,,em, aku,,emmm” grogi raffi.
“ampun deh. Traktir gue makan sekarang!” ucap irwan yang langsung naik kemobil raffi. raffi hanya menatap irwan dengan bingung.
“pak, titip kunci mobil saya untuk dr. zaskia. Ok!” ucap irwan kepada petugas parkir sembari memberikan kunci mobilnya.
“siap pak irwan!” jawab petugas parkir tersebut.
“ayo jalan!” perintah irwan.
“loe kenal sama tukang parkirnya?”
“iya, karena gue suka jemput zaskia, jadi akrab deh. Ayo cepetan, kita nyari tempat makan!”
“loe gak jadi pulang bareng zaskia?”
“ada orang yang lebih membutuhkan pertolonganku!”
“maksud loe?” tanya raffi bingung,
“ayo cepet jalanin mobilnya, lama banget!” perintah irwan lagi. raffi pun melajukan mobilnya meninggalkan NS hospital.
***
“wahhh, sudah lama kita gak main kesini. Seharusnya kita ajak deni sama bily nih, pasti seru!” ucap irwan yang mulai duduk disebuah kursi cafe sederhana dengan pemandangan alam yang begitu indah. Berbeda dengan raffi, raffi hanya diam.
“mau pesan apa pak!” tanya salah satu waiter yang mendekati mereka.
“seperti biasa. Kalau aku flat white asli, bapak raffi ekspresso con panna!” ucap irwan.
“baik, ditunggu sebentar pak!” raffi masih saja diam. Irwan menatap raffi.
“loe kenapa fi?”
“em, gak kenapa2”
“loe ngapain ke NS hospital?”
“em, oh, em, mau ngecek tangan gue aja!” jawab raffi lalu kembali diam. Irwan tidak percaya dengan jawaban raffi. tidak cukup waktu yang lama, kopi mereka akhirnya datang.
“flat white and ekspresso con panna, selamat menikmati” ucap waiter tersebut dengan ramah.
“terima kasih” ucap irwan. raffi masih tetap diam.
“owh,itu ada gigi sama zaskia!” ucap irwan dan menunjuk kebelakang raffi.
“ah, mana!” raffi langsung menoleh kebelakangngnya, irwan yang geli karena berhasil mengerjai raffi pun tertawa geli, sedangkan raffi yang sadar sedang dikerjai oleh irwan hanya menarik nafasnya panjang dan kembali membisu sambil mengaduk kopinya.
“loe pengen ketemu gigi? ceritalah raffi. kita sahabat, saling bercerita dan mendengarkan. Saat sedih, senang,,,ceritalah!” ucap irwan.
“entahlah. Hahhhh, aku sedang bingung!” raffi bercerita dengan raut wajah yang sendu.
“apa yang kau bingungkan wahai saudaraku!” ucap irwan lagi, berusaha mendengarkan cerita raffi.
“...em,” raffi mengangkat kedua bahunya.
“loe gak kerja hari ini?” tanya irwan lagi.
“kalau aku kerja, aku gak mungkin ada disini. sudah seminggu, semuanya terbengkalai. Aku pikir semuanya akan kembali seperti sedia kala. Ternyata aku salah wan. semua tidak lagi sama. Semua menjadi berbeda. Aku pun masih tidak mengerti” cerita raffi
“em, apa yang kamu maksud, kembali seperti sedia kala?”
“....., aku dan gigi, naura,,,nanda. aku memutuskan untuk bersikap normal seperti awal semua ini dimulai. Kembali kedalam pelukan naura, memberikan ruang dan tanpa batasan untuk hubungan kita masing2. Namun, perasaan aneh semakin melanda hatiku. Jarak antara aku dan gigi semakin jauh. Aku tidak lagi dapat memandangnya seperti dulu. Tidak dapat lagi bicara seperti dulu. Aku tidak dapat marah dan mengomelinya seperti dulu. Dia semakin menjauh. aku hanya bisa memandang punggungnya dari kejauhan, sampai ia menghilang dari pandanganku. Bukan seperti ini yang aku harapkan. Semuanya berubah. Dia dan aku semakin jauh. Seminggu ini aku tidak lagi bicara dengannya. Aku pikir akan baik2 saja, tapi ternyata.,,,tapi ternyata, ini sangat mengganggu. Pagi ini dia berbeda. Senyumannya kembali mengembang dibibirnya. Sikapnya begitu manis. Itu sangat menggangguku. Aku tidak bisa berfikir jernih. Pikiranku dipenuhi olehnya. Aku tidak bisa bekerja dengan tenang. Aku tidak tau, kenapa dia begitu mengganggu pikiranku. Hari ini, hari ini aku tidak tau. Dia begitu memenuhi pandanganku. Senyumannya, ocehannnya, amarahnya. Aku begitu ingin melihatnya. Rasa itu, rasa itu, rasaa, aku ingin melihatnya. Perasaan yang tidak bisa kubendung lagi. logika dan hatiku, saling beradu. Entah apa yang menuntunku sampai kesana. Aku hanya ingin melihatnya. Aku hanya ingin melihat senyumnya lagi. hanya itu!” jelas raffi, matanya pun mulai berkaca2. Irwan mendengarkan dengan baik.
“hmhm, jadi begitu. Awalnya mengingkari kehadirannya, namun dia selalu hadir dan mengisi hari2mu. Tanpa kau sadari dia telah terlalu dalam masuk kedalam kehidupanmu. Perasaan rindu pun akhirnya melanda sang adam yang sedang dimabuk cinta.” Sajak irwan yang berusaha membuat raffi tersenyum, tapi raffi tetap saja kembali membisu.
“emmm, jadi?”
“hahh, jadi apa? Aku, tidak tau harus berbuat apa?”
“pernahkah kau merasakan hal itu sebelumnya?”
“aneh, aku sudah bilang ini perasaan yang aneh. Aku baru kali ini merasakannya. Apa aku sedang jatuh cinta! Ataukah, hanya karena terbiasa dengannya! Entahlah!”
“kau sedang jatuh cinta bodoh. Dan aku sudah melihat cintamu itu, jauh sebelum kau menyadarinya” tambah irwan.
“benarkah. Aku mencintainya. Tapi, aku tidak pernah merasakan hal seperti ini saat bersama naura. wanita yang aku cintai sebelumnya!”
“benarkah kamu mencintai naura?” tanya irwan sambil memandang lekat kearah raffi.
“kau tau sendiri!”
“tidak, aku tidak tau. Sepanjang yang kamu ceritakan kepada kami, kamu hanya mengangguminya, tapi tidak mencintainya.”
“maksud kamu?”
“sadarlah raffi. saat kamu merasa mencintai naura, sebenarnya kamu tidak mencintainya. Kenapa? Karena naura hadir saat kak nisya meninggal. Kamu melihat naura sebagai pengganti kak nisya. Sebenarnya kamu tidak mencintainya, hanya perasaan ingin melindunginya. Karena kamu sudah kehilangan seorang kakak perempuan, dan naura hadir menggantikan sosok yang hilang tersebut. Sekarang aku tanya. Apa jantungmu berdebar saat bersamanya atau saat melihatnya atau saat disentuhnya? Ayo jawab!” tanya irwan, raffi terdiam.
“jantung yang berdetak. Berdetak tak keruan, seperti, hendak terkena serangan jantung. Seperti dada hendak meledak. Nafas tak beraturan, seperti hendak berhenti, hanya karena hembusan nafasnya, atau,,,hanya karena senyuman kecilnya. Seakan oksigen yaang aku hirup tidak cukup lagi” Raffi bergumam sambil memandang kopinya, irwan memanyunkan bibirnya.
“jadi kamu merasakan itu kepada naura? hmm, confusing” irwan memegang bibirnya sambil berfikir.
“apa detakan seperti itu?”
“yaps, itu tanda bahwa kau sedang jatuh cinta. hmm?”
“aku sudah merasakannya. Aku sudah merasakannya wan. Aku pikir aku sakit!
“em, maksud kamu?”
“hahhh, jadi, aku mencintainya!”
“em, siapa yang kamu maksud?”
“gigi...hah, aku mencintainya” wajah raffi merona, matanya berkaca2.
“jantungmu berdetak karena gigi?” tanya irwan, raffi pun mengangguk.
“yah ampun, itu berarti kamu mencintainya bro, selamat! Hahhhh” ucap irwan yang memberikan pelukannya kepada raffi. semua orang berpaling melihat mereka berdua.
“ahahaha, akhirnya kamu merasakannya. Sekarang cepat katakan pada gigi bahwa kamu mencintainya.” Ucap irwan.
“tapi bagaimana dengan naura. aku akan menyakitinya” ucap raffi kembali dengan wajah sendu.
“hidup itu adalah pilihan. Lebih baik sekarang. Waktu akan mengobati segalanya. Tapi cinta, cinta akan hilang, jika kamu melepaskannya. Kejarlah cintamu raffi. buktikan pada gigi bahwa kau mencintainya. Naura adalah wanita yang kuat. Katakan padanya, dan aku rasa dia akan mengerti”
“benarkah?”
“apa kau ingin kehilangan gigi?”
“memikirkannya pun sudah membuat hatiku sakit!”
“lalu! Kau tunggu apa lagi. cepat selesaikan semuanya. Lepaskan naura, dan katakan dengan lantang pada gigi bahwa kau mencintainya.” Ucap irwan memotivasi raffi.
“iya, kau benar wan. Terima kasih. Aku tidak mau kehilangannya. Aku akan mengatakan semuanya. Aku akan menyelesaikan semuanya. Benar, aku pergi wan, aku akan menemui naura dan akan kukatakan semuanya pada gigi.” raffi dengan penuh semangat mengambil jasnya, dan kunci mobilnya. Irwan melambaikan tangannya dan memberikan semangat pada temannya.
“ahhh, akhirnya. Cinta memang selalu ampuh untuk memberi warna pada kehidupan seseorang. Hah, semangat sahabatku. Em, tapi, hah, gue yang harus bayar semuanya dan,,,hm, pulang naik taksi dah. Hah, baiklah” gumam irwan sambil meneguk kopinya.
***
Gigi menghentikan mobilnya didepan sebuah rumah makan. Wajahnya nampak begitu khawatir.
Ia berjalan masuk restourant tersebut, dicarinnya sosok robi yang sedang menunggunya.
“selamat sore ny. Ahmad! Silahkan duduk disebelah sini” sapa robi dengan senyum liciknya.
“cepat, aku tidak punya banyak waktu!” ucap gigi.
“tenang saja ny. Ahmad, aku akan cepat.”
“jangan berbasa basi robi. Sebenarnya apa yang kamu inginkan?”
“bagaimana kalau kita pesan makanan dulu!”
“cepat robi. Jika tidak, aku pergi sekarang.” Ancam gigi sembari berdiri hendak meninggalkan robi.
“hei tenang. Duduklah. Aku hanya ingin membahas masalah raffi, dan ... naura” tambah robi, gigi kaget mendengar ucapan robi. Ia mengerutkan alisnya.
“maksud kamu?”
“silahkan duduk!” ucap robi sambil tersenyum licik.
“cerita yang cukup mengesankan. Nagita, nanda, raffi dan juga naura. kisah percintaan yang sungguh mengahru biru!”
“jangan bertele2 robi. Apa yang sebenarnya kamu inginkan”
“apa yang aku inginkan,,ahahaha, aku pikir kamu tau apa yang aku inginkan. Em, aku tidak mendapat bukti yang cukup akurat antara hubunganmu dan nanda. tapi,,,aku punya bukti hubungan raffi dan naura, yang cukup akan membuat semua mata terbelalak!” jelas robi. Gigi masih mengerutkan dahinya.
“raffi dan naura hanya sahabat sejak kecil. Dan, aku pikir kamu sudah salah mengerti hubungan mereka” ucap gigi berusaha menyelamatkan raffi.
“oh yah. Bukankah, kamu juga tau. Dan foto2 ini” ucap robi sambil meletakkan beberapa buah foto dihadapan gigi. foto yang diambil saat raffi sedang bersama naura. saat mereka disingapore dan beberapa foto lainnya. Gigi pun melihat foto2 itu satu persatu. Foto saat naura dan raffi sedang bermain, naura sedang memeluk raffi dan juga foto saat naura mencium raffi. tanpa ia sadari, air matanya terjatuh.
“hoho, ada yang bersedih. Em, bagaimana!” ucap robi lagi dengan senyuman liciknya. Gigi berusaha mengatur emosinya dan mengahapus air matanya.
“apa yang kamu inginkan dari semua ini!”
“em, kamu tau sendiri. Keluarga ahmad, adalah keluarga, yang sangat terhormat. Jika foto2 ini tersebar, hubungan mereka ketahuan,,,,aku pastikan, raffi akan kehilangan segalanya!”
“lalu! Bukankah kamu ingin memiliki semuanya! Kenapa tidak kamu serahkan saja foto2 ini kekeluarga raffi atau kepada media. kenapa kamu menunjukkannya padaku?” ucap gigi yang masih berusaha tenang.
“em, ingin bernegosiasi denganmu. Bagaimana?”
“hah, kamu mudah sekali ditebak robi. Aku tau kenapa kamu menunjjukkan foto2 ini kepadaku...karena jika kamu tunjukkan langsung foto2 ini kekeluarga raffi atau kepada media, maka, kamu tidak akan mendapatkan apa2. Iya kan? Keluarga raffi ditambah dengan keluargaku, akan dengan mudah membereskan semuanya. Aku hanya tinggal mengatakan, bahwa foto itu diambil sebelum kami menikah, memanipulasi waktu, dan semuanya akan beres.” Ucap gigi dengan lantang.
“benarkah. Owh, aku tidak sabar untuk melihat akhirnya.”
“sebaiknya, kamu mengubur semua impianmu itu. Karena, semua tidak akan berarti. Aku harus pulang. Aku harus mengurus makanan untuk suamiku.” Ucap gigi lalu berlalu meninggalkan robi sendirian.
“hah, benarkah itu alasanku menunjukannya padamu. Ahahaha, semua sudah masuk dalam permainanku, kita lihat apa yang sebenarnya akan terjadi. Sisa satu pelatuk lagi, dan....BUMMMM, ahahahah” tawa licik robi.
***
Raffi sedang melajukan mobilnya bersama naura didalamnya.
“kita, ketaman biasa saja!” ucap raffi.
“sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?” tanya naura.
“tunggulah, aku akan mengatakannya setellah kita sampai ditaman” ucap raffi. lampu merah telah berubah menjadi lampu hijau, raffi kembali melajukan mobilnya menuju kearah taman.
“ok, kita sudah sampai. Ayo turun” ucap raffi sambil mengeluarkan senyumnya kearah naura.
“apa kamu tidak memakai jasmu. Hari sudah mulai gelap dan sudah mulai dingin!” tanya naura yang menunjuk kearah jas raffi di jok belakang.
“tidak perlu. Ayo!” ajak raffi. mereka pun duduk dibangku dimana raffi pernah mengungkapkan perasaannya.
“kamu mau ngomong apa? Apa kamu sudah siap untuk meninggalkan gigi?” tanya naura, raffi hanya mengeluarkan senyumnya.
“naura!...aku ingin bercerita padamu. Tentang mimpiku dulu. Saat kamu sering menolakku, saat impian bodohku untukmu selalu kuyakini. Aku pernah bermimpi untuk menghabiskan hidupku denganmu. Jika ayahku menolak, aku akan membawamu lari dari sini. Kita keluar negeri, menjadi keluarga kecil yang sederhana. Kita punya anak yang lucu2, ada yang mirip denganku, ada yang mirip denganmu, kita hidup sederhana, saling mencintai” gigi mendengarkan perkataan raffi, tanpa terasa air matanya terjatuh, kata2 yang baru didengarnya, yang keluar dari mulut raffi, cukup membuatnya tuli untuk mendengar yang lainnya. Ia menutup telingannya, air matanya mulai membanjiri pipinya, mulutnya tertutup rapat, bergetar. Ia menatap raffi dan naura. pandangannya mulai kabur oleh air matanya.
“akhirnya, semua akan berakhir” gumam gigi pelan, dalam tangisnya sambil menutup kedua telinganya. Ia tidak mampu untuk mendengar semuanya. Ia berlari sambil menutup telinganya meninggalkan raffi dan naura ditaman. Ia masuk kemobilnya, air matanya kembali membanjiri pipinya, ia melajukan mobilnya menembus kegelapan malam.
“kenapa harus seperti ini,” air matanya terus terjatuh, bibirnya tertutup, hanya air mata yang terus jatuh membasahi pipinya. Ia terus melajukan mobilnya dijalan yang begitu ramai. Pandangannya mulai kabur, air matanya tidak mampu untuk ia hentikan, mobilnya terus melaju, saat disebuah tikungan, karena pandangannya yang mulai kabur, gigi tidak melihat sebuah truk didepannya, ia begitu kaget dan langsung menginjak pedal remnya. Wajahnya terbentur pada stir mobilnya. Truk yang ada didepannya juga ikut berhenti.
“hei nona. Kamu ingin mati yah. Kalau ingin mai, mati aja sendiri. Jangan ajakin orang lain. Nyupir ugal2an.” Omel supir truk tersebut. Gigi hanya diam, tidak ada satu patah katapun yang keluar dari mulutnya. Hanya air mata yang terus jatuh tanpa bisa ia kendalikan. Ia pun memarkirkan mobilnya dan meletakkan kepalanya diatas stir mobil.
“apakah semuanya harus berkahir seperti ini!” ia memejamkan matanya, air matanya terus jatuh. Tiba2 ada sebuah sms masuk, gigi tidak menghiraukannya. Ia hanya berusaha membuat dirinya tenang. Sementara ditaman raffi masih bersama dengan naura.
“itulah mimpiku waktu itu” ucap raffi, naura masih mendengarkan.
“lalu? Bagaimana dengan mimpimu hari ini?” tanya naura lagi.
“hah, mimpiku hari ini. tiba2 saja semua mimpi dan tujuanku berubah. Ada seorang wanita aneh, masuk kedalam kehidupanku. Sebegitu anehnya, dia adalah wanita pertama yang berani meletakkan mie diatas kepalaku, berani melawanku. Dia wanita pertama yang mampu menamparku. Dia wanita pertama yang mampu menatap mataku, membantah omonganku. Dia yang pertama, menyapu air mataku, memelukku. Haha, dia,,,,dia suka masak telur goreng. Hampir setiap hari, aku mengomel namun tetap memakannya. Dia punya peliharaan yang aneh, seekor ikan yang begitu disayanginya. Ikannya pernah mati, dan itu salahku. Aku begitu takut dia akan marah, dan aku takut dia akan menangis. Aku, banyak melakukan hal aneh dengannya. Semua hal yang belum kulakukan sebelumnya. Kulakukan bersamanya.” Raffi menghentikan ceritanya dan berbalik menatap naura yang sedang duduk disebelahnya dengan tatapan yang sendu. Naura berusaha memberikan senyumannya yang nampak sangat hambar.
“lalu?” tanya naura lagi.
“aku tidak tau sejak kapan. Perlahan,,,,dalam diam, dia mencuri hatiku. Tanpa kusadari, dia, sudah memenuhi semua ruang dihatiku. Yang tadinya kupikir, mustahil untuk ada dia disana. Tapi sekarang, semuanya hanya ada dia. Sekarang, semua dimimpiku ada dia. Tujuan hidupku pun ada dia. Aku ingin menggapai semua mimpiku bersamanya. Ini pertama kalinya. Maafkan aku naura. aku mencintainya. Maafkan aku!” ucap raffi menatap naura dengan wajah bersalah, matanya berkaca2. Tiba2 satu tamparan melayang dipipi kirinya.
“maaf, aku hanya ingin menamparmu!” ucap naura dengan mata yang sudah sangat sembab. Satu tamparan lagi melayang dipipi kanan raffi. raffi kembali menatap naura dengan wajah bersalah.
“maafkan aku raffi. dua tamparan itu, untuk mengobati perasaanku saat ini” tambah naura lagi dengan air mata dipipinya. Raffi menatap naura dengan tatapan penyesalan.
“kau boleh memukulku jika kau ingin!” ucap raffi pelan.
“lalu sekarang bagaimana? Hah?” tanya naura. raffi hanya mengangkat kedua bahunya.
“bodoh. Kamu boleh pergi sekarang. Aku melepaskanmu. Pergi, dan Katakan padanya. Katakan padanya sekarang. Cepat pergi!” ucap naura memarahi raffi. raffi terdiam.
“tapi...” ucap raffi.
“tapi apa! Cepat pergi sekarang. Aku bisa pulang sendiri. Em, kamu, tetap bisa mengandalkanku sebagai kakakmu. Ok. Pergilah” ucap naura, berusaha menahan tangisnya. Raffi pun meneteskan air matanya.
“terima kasih. Aku akan mengatakannya. Terima kasih!” raffi memeluk naura sejenak, dan berlari kearah mobilnya. Ia menoleh kearah naura saat hendak masuk kemobilnya. Naura mengangkat kedua jempolnya dan memberikan senyuman kepada raffi. raffi pun melempar senyumnya kepada naura dan masuk serta melajukan mobilnya meninggalkan naura sendiri. Tangis naura pun seketika pecah. Ia menangis sejadi2nya. Suara tangisnya menandakan perihnya luka dihatinya. namun ia telah kalah oleh waktu.
***
Gigi memarkirkan mobilnya di halaman rumah mereka. gigi menatap rumah tersebut. Air matanya kembali terjatuh. Tak bisa ia bendung.
“huftttt, tenang gi. Tenang.” Gigi berusaha menenangkan dirinya. Lalu masuk kedalam rumah. Ia menyalakan lampu dan menatap sekelilingnya. Membayangkan masa2 saat pertama kali mereka kerumah tersebut. Pembagian kamar yang aneh. Saat ia memasak, dan raffi menunggunya sambil mengomel. Air matanya kembali terjatuh.
“akhirnya semua akan berakhir. Sebentar lagi” gigi mengahpus air matanya dan naik kekamarnya.
***
Raffi melajukan mobilnya dengan senyum terus mengembang dibibirnya. Seperti tidak sabar untuk bertemu dengan gigi.
“apa aku harus beli bunga. Em, tapi dia suka aneh. Apakah dia suka bunga. Ah, jangan2. Terlalu murahan. Emmmm, apa yah. Ah, ketemu saja dulu” raffi terus melajukan mobilnya dengan senyuman diwajahnya. Akhrnya ia pun tiba di NS hospital. Ia segera memarkirkan mobilnya dan berlari kedalam rumah sakit. Senyumannya tidak hilang dari wajahnya. Ia masuk kedalam IGD, didapatinya zaskia sedang berbicara dengan seorang pasien.
“kia!” panggil raffi. zaskia yang melihat raffi, mengisyaratkan agar raffi menunggu, namun raffi malah terus mengganggunya.
“gigi mana, kia!” tanya raffi lagi. kia meminta maaf pada pasiennya dan berbicara dengan raffi.
“tunggu bentar raffi. aku masih ada pasien.” Ucap kia pelan kepada raffi.
“maaf yah bu!” ucap kia pada pasiennya.
“cuman mau tanya gigi ada dimana! Gigi mana?” tanya raffi lagi tidak sabaran.
“bener2. Sebentar yah bu!” izin kia pada pasiennya dan mulai berbicara dengan raffi.
“loe apa2an sih. Gigi kan hari ini gak masuk. Katanya mau bersih2 rumah.” Ucap kia pelan dan sedikit kesal kepada raffi.
“oh, ok. Makasih yah. Aku pulang!” raffi lalu kembali berlari meninggalkan zaskia yang masih bingung.
“kenapa sih. Aneh. Dia punya HP kan. Kenapa gak dihubunging aja. Ah, semakin aku pikirikan aku semakin bingung!” gumam zaskia.
“dokter!” panggil pasien zaskia tadi.
“oh iya bu, maaf yah!” ucap zaskia kembali. Raffi yang tau gigi ada dirumah melajukan mobilnya.
“emm,,,beliin bunga aja kali yah. Iya, sekali2!” ucap raffi dengan wajah merona. Ia pun mencari tempat penjual bunga.
“em, mana yah” raffi melihat kesekelilingnya, namun ia juga tidak menemukannya.
***
Dirumah, gigi yang baru selesai mandi, kembali terdiam memandang wajahnya dicermin. Ia melihat kalung yang melingkar dilehernya. Air matanya kembali jatuh.
“hah, kenapa aku jadi melow banget sih!” ia menghapus air matanya dan menarik nafasnya dengan dalam. Tiba2 HP nya berbunyi tanda ada sebuah pesan masuk. Gigi pun membuka pesan yang masuk di HP nya. 4 pesan belum dibaca.
“hai Ny. Ahmad. Bagaimana negosiasi kita? Robi” isi pesan pertama
“owh, tidak ada balasan. Sepertinya anda sedang berfikir. Biar aku kasih sebuah pencerahan. Kau tau kenapa aku menunjukan semuanya kepadamu? karena aku ingin menyakitinya.” Isi pesan kedua.
“apa kamu belum mengerti? Jika aku memberikan foto itu kemedia dan kekeluarga raffi, maka raffi tidak akan bersama naura. seluruh keluarga raffi akan terluka. dan, dia akan menderita. Aku akan mendapatkan smuanya. Harta, dan melihat raffi menderita” isi pesan ketiga dari robi.
“dan, apa yang akan kamu lakukan selanjutnya? Aku beri waktu dua hari, OK” pesan terakhir dari robi.
Gigi yang membaca semua pesan dari robi kembali terdiam. Ia seperti menahan emosinya. Matanya mulai memerah. Ia menekan tombol call pada no robi.
“halo! Aku ingin kita ketemu besok. Ditempat yang sama. Besok sore.” Gigi lalu menutup telponnya. Air matanya terjatuh. Ia segera merapikan dirinya, dan melajukan mobilnya. Entah ia akan kemana. Selang beberapa menit setelah gigi pergi, raffi datang dengan seikat bunga mawar merah.
“huft,,kok deg degan gini yah. Kalau dia tanya ini bunga apaan, aku jawab apa. Em,,,” raffi nampak gugup.
“gi, maafkan aku. Ini bunga untukmu! Aish” raffi belajar untuk bicara pada gigi.
“ah bodoh ah” raffi pun turun dari mobilnya, ia nampak gugup.
“ok, ayo kita masuk!” raffi menarik nafasnya dan masuk kedalam rumah.
“gi,,kok sepi!” panggil raffi. ia melihat kelantai bawah, tidak ditemuainya keberadaan gigi.
“apa dia ada dikamar!” iapun naik kelantai atas.
“gi!” panggil raffi dan mengetuk pintu kamar gigi. namun tidak ada jawaban. Raffi pun memberanikan diri untuk membuka pintu kamar gigi. namun gigi pun tidak ada disana.
“kok gak ada.” Nampak raut kekecewaan diwajah raffi. ia meraba saku celananya.
“Hp aku mana, aih, sial” raffi kembali turun untuk mengambil HP yang ia simpan di saku jasnya didalam mobil.
“apa aku hubungi saja yah!” raffi kembali masuk kedalam rumah sambil membuka HP nya. Ada 10 panggilan tak terjawab dari gigi.
“gigi nelfon! Ada apa.” Raffi nampak khawatir dan langsung menghubungi no gigi.
‘nomor yang anda hubungi sedang sibuk, silahkan coba beberapa saat lagi’
“yah, lagi nelponan sama siapa sih dia.” Omel raffi. ia kembali menelfon, namun no gigi masih saja sibuk. Beberapa kali raffi menelpon namun no gigi masih saja sibuk.
“dia dimana sih! Kenapa belum pulang juga. “ ucap raffi. wajahnya nampak panik. Ia pun coba menghubungi no zaskia.
“raffi gi!” ucap zaskia kepada gigi yang sedang duduk memandang keluar jendela kamar zaskia.
“jangan diangakat!” ucap gigi.
“tapi...”
“jangan diangkat ki.” Ucap gigi lagi.
“baiklah. Lalu apa yang akan kamu lakukan sekarang?” tanya zaskia kepada gigi.
“mengakhiri semuanya!” ucap gigi dingin.
“bagaimana caranya?” tanya kia lagi.
“aku sedang memikirkannya!” ucap gigi lagi. raffi semakin bingung karena zaskia tidak mengangkat telponnya.
“kenapa gak diangakat sih. No gigi kenapa sibuk mulu. Haishhhh” gerutu raffi yang sedang berdiri didepan pintu rumah mereka dengan setangkai bunga ditangannya.
“aku semakin bingung. Aku pikir kalian akan segera bersama gi! Aku tidak percaya raffi mencintai naura. dan robi,,,apa yang sebenarnya yang dia inginkan?” tanya zaskia kepada gigi.
“kita akan segera tau jawabannya. Aku akan minta pertolongan nanda. dan aku mohon padamu,,jangan pernah mengatakan apapun pada irwan, terutama pada raffi. biarkan perasaanku kusimpan sendiri. Waktu yang akan mengobatinya.” Ucap gigi lagi.
“hah...kamu yang akan tersakiti gi!” ucap zaskia.
“iya,,,cintaku biarkan menjadi masalahku. Cinta pertamaku. Aku hanya berharap, dia akan bahagia. Meminimalkan orang yang tersakiti ki! Dari awal semuanya sudah salah. Perjanjian pernikahan. Siapa yang kami bodohi. Tapi ini sungguh menyakitkan ki. Sakit sekali. Cinta pertamaku tidak terbalas ki. Ini sungguh menyakitkan. Sakit sekali ki!” jelas gigi, air matanya kembali tumpah.
“gigi sayang, sabarlah. Yakinlah, setelah badai akan selalu ada pelangi.” Ucap zaskia memeluk gigi yang masih menangis.
“jangan pernah ceritakan semua ini kepada orang lain ki...lihat saja apa yang akan aku lakukan, jangan pernah bertanya. Hhhh” ucap gigi didalam tangisnya.
“iya,,,iya, aku janji. Sabarlah gi” ucap kia berusaha menenangkan gigi. tangis gigi pecah dalam pelukan zaskia. Zaskia pun ikut menangis melihat kesedihan gigi.
***
Raffi meletakkan bunga yang dibelinya dalam sebuah vase.
“hah, dia kemana sih. Apa aku harus mencarinya, atau aku harus menunggu. Hmmm, gigi kamu dimana. No kamu juga gak bisa dihubungi.” Gumam raffi yang masih menunggu gigi didepan pintu. Tiba2 ada telpon dari pak munawar.
“papa. Kenapa nelpon malam2.” Gumam raffi lalu mengangkat telpon dari pak munawar.
“hallo! Assalamualaikum pa!” jawab raffi.
“raffi, dua hari lagi ulang tahun Ahmad group. Acaranya kecil2an dirumah papa. Semua keluarga akan datang. Apa kamu lupa?” ucap papa munawar dari balik telpon.
“oh,,iya,,iya. Kok raffi bisa lupa yah. Iya pa. raffi sibuk belakangan ini” jawab raffi lagi.
“tadi papa coba menhubingi istri kamu. Tapi HP nya sibuk. Kamu jangan lupa untuk membawa istrimu. Ok!” ucap pak munawar lagi.
“emm,,oh..iya pa. pasti. Pasti aku akan membawanya!” jawab raffi lagi.
“yah sudah. Papa tutup yah.”
“iya pa.” raffi pun mematikan HP nya. Ia kembali menatap kedepan menunggu kedatangan gigi.
***
Jam menunjukan pukul 02.00 pagi. gigi nampak tidur di sebelah zaskia. Tiba2 HP nya berdering. Gigi pun mengangkat telponnya.
“iya hallo. Apa sudah kamu temukan?” jawab gigi.
“bagus. Kirimkan segera keemailku. Sekarang!” ucap gigi seraya mematikan telponnya. Ia pun menunggu email yang akan dikirimkan padanya. Tidak tunggu waktu yang lama, satu berkaspun masuk ke email gigi. gigipun membuka berkas yang dikirimkan padanya. Tidak ada ekspresi diwajahnya. ia lalu mengirim SMS keseseorang.
“aku ingin menemuimi besok pagi” satu pesan terkirim kepada nanda.
tidak lama balasan dari nanda masuk.
“baiklah. Kamu baik2 saja kan!” sms dari nanda.
Gigi hanya membacanya namun tidak membalasnya. Ia duduk diranjang dan membuka foto2 saat ia dan raffi berlibur ke dufan. Tawa kecil mengembang dibibirnya bersamaan dengan air mata yang jatuh dipipinya. Ia membelai wajah raffi difoto tersebut. Air matanya terus jatuh membasahi pipinya.
***
Hari pun berganti. Waktu menunjukan pukul 04.30. zaskia terbangun karena mendengar bunyi dikamarnya. Ia melihat gigi yang sudah rapi.
“kamu mau kemana dipagi buta gini gi?” tanya zaskia yang masih stengah sadar.
“menyelesaikan semuanya. Terima kasih untuk semuanya ki. Terima kasih” ucap gigi.
“tentu saja. Aku kan sahabatmu. Jika kau butuh sesuatu katakan padaku.” Ucap kia. Gigi berjalan mendekatinya dan memberikannya pelukan.
“maafkan aku, jika aku suka merepotkanmu.”
“gak lah. Semoga semuanya cepat selesai” ucap kia. Gigi pun melepaskan pelukannya.
“selamat tinggal” ucap gigi lagi.
“selamat tinggal! Memangnya kamu mau pergi? Aneh banget sih loe!” ucap zaskia. Gigi hanya memberikan senyumannya dengan matanya yang sembab.
“aku pergi!” pamit gigi.
“aku antar kedepan” ucap kia, lalu mengantarkan gigi kedepan.
“mata loe sembab banget sih. Loe gak tidur semaleman?” tanya kia, gigi hanya mengeluarkan senyumnya.
“assalamualaikum!” ucap gigi dan berlalu meninggalkan apartemen zaskia.
“waalaikumsalam” jawab kia.
“kenapa aku jadi sedih yah. Hmmm” gumam zaskia.
***
“aku sudah didepan nan. Aku tunggu disini!” ucap gigi pada nanda dibalik telpon. Nandapun muncul didepan rumahnya dan langsung masuk kemobil gigi.
“kita bicara dimana?” tanya nanda.
“disini saja. Apakah kamu mau membantuku?” tanya gigi.
“apakah kamu yakin akan melakukan ini?” tanya nanda balik.
“iya. Aku pikir ini adalah jalan yang paling aman.” Tambah gigi.
“hufttt. Kamu tau. Pergi kejerman dan menerima pekerjaan itu adalah salah satu caraku untuk melupakanmu. Lalu kamu mau ikut denganku!” ucap nanda.
“Tidak lama. Aku, tidak lama disana. Aku mohon!”
“apakah, kita tidak bisa bersama? Em?” tanya nanda.
“maafkan aku. Aku pikir tidak bisa.” Jawab gigi.
“hahhhhhh. Lalu, apa yang harus aku lakukan?” tanya nanda.
“jadilah kekasihku, sampai nanti kita berada dijerman.” Ucap gigi.
“kamu egois gi. Kamu tidak memikirkan perasaanku. Berpura2 menjadi kekasihmu? Lalu!”
“maafkan aku. Aku tidak punya cara lain untuk mengakhiri semuanya. Maafkan aku tidak memperdulikan perasaanmu. Maafkan aku” ucap gigi, air matanya kembali jatuh. Namun gigi segera menghapusnya.
“memang benar. Tidak seharusnya aku minta tolong padamu. Aku tidak akan melibatkanmu. Pergilah. Maafkan aku nanda!” Ucap gigi lagi. nanda terdiam. Iapun turun dari mobil gigi. dan masih terdiam. Gigipun menyalakan mesin mobilnya, tiba2 nanda kembali masuk kemobil gigi.
“mari kita lakukan!” ucap nanda kepada gigi.
“Apa...”
“aku akan melakukannya. Untuk yang terakhir kalinya. Sekarang, kamu adalah kekasihku!” ucap nanda. gigi terdiam.
***
Raffi ternyata tertidur didepan pintu. Kepalanya terjatuh dan membentur lantai.
“awww.” Ucap raffi sambil memegang kepalanya.
“sudah pagi. gigi!” ucap raffi yang kaget ternyata hari sudah pagi. ia melihat kearah garasi mobil. Ia tidak menemukan mobil gigi.
“dia kemana sih.” Gumam raffi dengan wajah yang cukup kesal. Iapun duduk dikursi taman halaman mereka. hari masih gelap. Ia melihat jam tangannya. Pukul 06.00 pagi. ia menarik nafasnya. Tiba2 mobil gigi memasuki halaman rumah mereka. raffi yang melihat mobil gigi nampak bahagia, namun senyumnya menghilang saat melihat nanda yang mengantarkan gigi pulang. Raffi menatap gigi dibalik kaca mobilnya. Nanda turun dan membukakan pintu mobil untuk gigi.
“silahkan turun!” ucap nanda. raffi yang melihat hal tersebut menjadi emosi. Ia menatap tajam kearah nanda. gigi pun turun dari mobilnya.
“lalu bagaimana kamu pulangnya?” tanya gigi kepada nanda.
“emmm, maukah kamu mengantarkanku pulang?” ucap nanda menggoda.
“lalu?” tanya gigi lembut.
“ah,,istrahatlah. Aku akan menelponmu nanti. Aku naik taksi saja!” ucap nanda lembut kepada gigi. gigi pun berusaha natural menjadi kekasih nanda.
“titip gigi yah fi.” Ucap nanda kepada raffi. raffi menatap nanda dengan dingin. Nandapun meninggalkan mereka. gigi tidak melihat kearah raffi, ia langsung masuk kedalam rumah. Sementara raffi diselimuti dengan emosi yang memuncak.
“wah, wah. Apa yang barusan aku lihat” emosi raffi kepada gigi. gigi mengambil gelas dan air untuk minum.
“memangnya apa yang kamu lihat!” ucap gigi tanpa memandang raffi.
“kamu kemana saja semalaman? Kenapa baru pulang sekarang? Diantar oleh laki2 pula. Nanda, apa yang kamu lakukan bersamanya?” teriak raffi begitu emosi. Gigi tidak menjawab pertanya raffi.
“mengapa kamu diam? Mengapa kamu diam?” raffi semakin meninggikan suaranya. Gigi meletakkan gelasnya diatas meja dan tidak menghiraukan raffi.
“wah, kenapa tidak menjawab pertanyaanku. Apa kamu semalaman bersamanya? Hah? Apa yang sebenarnya telah kalian lakukan? Jawab gi?” teriak raffi lagi dengan mata yang memerah. Gigi berusaha menahan air matanya.
“mengapa kamu peduli? Hah? Memangnya kenapa kalau aku semalaman bersamanya? Bukankah aku bebas untuk menjalin hubungan dengan siapapun. Bukankah itu yang kamu katakan. Lalu kenapa sekarang....sudahlah” ucap gigi yang juga sudah emosi.
“apa kamu senang bersamanya? Hah, apa yang kalian lakukan semalaman?” teriak raffi seperti orang gila.
“apa perdulimu raffi. jangan berteriak kepadaku. Kamu juga bisa melakukannya dengan naura. lakukan malam ini, dan kita impas.” Teriak gigi kepada raffi dan meninggalkan raffi sendiri. Raffi semakin emosi.
“aaaaaaaaaaaaaa, hahhhhhh, hahhhhhhhhh” teriak raffi berusaha mengatur emosinya. Gigi yang mendengar teriakan raffi mengunci pintu kamarnya, air mata yang ia tahan sedari tadipun tumpah. Ia menangis tersedu2.
“huhuhuhuu....ah....kenapa kamu melakukan ini raffi...” tangis gigi. raffi naik kekamarnya dan membaringkan tubuhnya dengan kasar diatas tempat tidurnya.
“apakah sudah terlambat.” Gumam raffi, air matanya pun terjatuh.
***
Raffi tertidur diatas kasurnya. Hari sudah siang. Ia membuka matanya. Raffi nampak acak2an. Ia masuk kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setalh mandi ia keluar untuk melihat keberadaan gigi. namun ia tidak menemukannya. Iapun turun kebawah. Iapun tidak mendapati keberadaan gigi. ia melihat kearah meja makan. Beberapa makanan telah tersedia diatasnya. Ia menatap makanan tersebut. Iapun mengambil piring dan mulai memakan makanan yang telah disiapkan oleh gigi. matanya mulai berkaca2 dengan senyuman sedih dibibirnya. Ia menarik nafasnya dengan dalam.
***
“lalu bagaimana Ny. Ahmad. Apakah anda sudah menemukan jawabannya?” tanya robi kepada nagita yang sedang duduk didepannya.
“tentu saja. Aku datang kesini, tidak mungkin dengan tidak membawa jawaban! Aku ingin kembali mendengar penawaran yang kau tawarkan. Apa yang kamu inginkan dari semua ini?” Ucap nagita.
“ok. Jadi begini. aku memberikan semua foto ini padamu. Dengan soft filenya. Dengan satu syarat. Ahmad group sedang membuka cabang didaerah bandung. Tapi CIO pada bagian cabang itu, bukanlah aku. Melainkan Irwan, sahabat si raffi. aku menginginkan kedudukan itu” jelas robi.
“hah, jadi begitu. Aku mulai mengerti sekarang. Ternyata itu alasannya. Karena jika kamu menunjukkan foto2 ini kemedia, saham pada ahmad group akan jatuh, maka kamu ataupun raffi tidak akan mendapatkan apapun. Dan jika kamu menunjukkan kepada keluarga raffi, foto2 ini akan dengan mudah dihancurkan, dan kamupun tidak akan mendapatkan apa2.” Jelas gigi lagi.
“gadis yang pintar. Kau sudah mengerti sekarang.” Ucap robi lagi.
“tapi, aku masih tidak mengerti, mengapa harus kau tunjukkan padaku”
“karena hanya kamu yang bisa melakukan ini., aku bisa saja menunjukkan ini pada keluarga raffi, tanpa mereka ketahui pengirimnya. Mereka bisa menghilangkan filenya. Tapi, bagaimna image raffi dihadapan keluarganya. Aku masih sedikit punya hati. Aku tidak akan serakah. aku memberimu dua pilihan, bercerailah dengan raffi saat ini, sebelum penetapan CIO cabang tersebut ditandatangani, besok saat ulang tahun Ahmad group. Jika hembusan perceraianmu dengan raffi diketahui oleh keluarga ahmad, maka, raffi untuk sementara aku pastikan dibebastugaskan dari kedudukannya, dan penandatangan CIO untuk cabang dibandung pun akan ikut tertunda. Dan aku bisa memiliki kedudukan itu. Atau pilihan kedua yang aku berikan, akan keberikan foto ini pada mami popon, kau tau mami popon. Nenek aku dan raffi. jika dia mengetahui raffi berbuat seperti ini, apa kamu tau akibatnya? Semua keluarga ahmad aku pastikan, akan berduka! Akupun tetap bisa menduduki posisi CIO tersebut. Jadi, pilihan yang kamu pilih adalah?” jelas robi panjang lebar.
“hah, jadi begitu. Baiklah aku memilih pilihan pertama.” Jawab gigi.
“bagossssss, pilihan yang pintar” ucap robi.
“tapi berjanjilah satu hal. Foto2 tersebut tidak akan sampai kekeluarga raffi, ataupun kekeluargaku.”
“tentu saja. Aku pastikan itu” ucap robi lagi.
“jika sampai itu terjadi. Aku akan menyebarkan file yang menunjukan angka korupsi yang kamu lakukan pada ahmad group!” tambah gigi.
“apa maksudmu?” tanya robi lagi. gigi langsung mengeluarkan beberapa berkas dari dalam tasnya. Robi kaget membaca hasil laporan yang dibawa oleh gigi.
“bagaimana?” tanya gigi lagi.
“baiklah. Deal. Kamu menutup laporan ini, akupun akan menghapus semua file foto tersebut. Tapi, kamu harus menepati janjimu?” tambah lagi.
“aku bukan orang yang tidak menepati janji!” ucap gigi dan berdiri meninggalkan robi. Robi nampak kesal.
“jadi bagaimana bos. Berarti bos tidak akan bisa menduduki posisi utama di ahmad group!” ucap seorang pria yang sedari tadi mendengarkan percakapan mereka.
“tenang saja. Umpan sudah dimakan. Kita tinggal melihat akhirnya, aku akan menjadi pemimpin utama di ahmad group...ahahahaha” tawa robi licik. Gigi berjalan masuk kedalam mobil yang sudah menunggunya.
“lalu bagaimana akhirnya?” tanya nanda.
“aku akan meninggalkan raffi!” jawab gigi.
“bukankah kamu punya bukti untuk melawannya? Kenapa tidak kamu gunakan itu?” tanya nanda.
“aku tau robi jenis orang seperti apa. Jika aku melawannya, dia pasti akan tetap menyebarkan foto itu. Dan aku tidak ingin, raffi menderita karena itu. Dan aku juga tidak ingin, keluarga raffi ataupun keluargaku merasa sedih dan hancur karena semua ini” ucap gigi lagi.
“tapi kamu menanggungnya sendiri gi! Itu terlalu berat! Apakah kamu sangat mencintainya?” tambah nanda.
“entahlah. Aku hanya ingin melakukan ini. sudahlah nanda, jangan membahas ini lagi. antarkan aku kerumahku.” Ucap gigi. nanda terdiam dan hanya bisa menarik nafasnya. Nandapun menjalankan mobilnya menuju kerumah gigi.
***
Raffi nampak tengah berdiri dihalaman rumahnya.
“apakah dia tidak akan pulang lagi” gumam raffi sambil melipat kedua tangan didadanya. Tiba2 HP nya berbunyi.
“iya ma. Ada apa ma?” tanya raffi kepada mama amy dari balik telpon.
“kalian kerumah yah sayang. Mama juga sudah menghubingi gigi. Papamu ingin makan malam bersama kalian sambil menyelesaikan persiapan untuk besok. Keluarga gigi juga akan kesini nanti malam. Yah sayang!” ucap mama amy dari balik telpon.
“oh, iya ma. Siap. Raffi pasti datang!” jawab raffi dengan senyuman diwajahnya. ia pun langsung naik kekamarnya untuk memilih baju yang akan dikenakannya.
“gigi berarti akan datang. Pakai baju apa yah!” ucap raffi pada dirinya sendiri.
***
Nanda mengantar gigi sampai depan rumahnya.
“terima kasih yah nan. Sampai jumpa besok!” ucap gigi dan turun dari mobil nanda.
“besok pagi aku akan menunggumu dibandara!” ucap nanda.
“baiklah” jawab gigi. nanda pun melajukan mobilnya meninggalkan gigi. gigi melihat kearah rumahnya. nampak wajahnya begitu sedih. Ia menarik nafasnya, dan membuat dirinya tersenyum.
“assalamualaikum!” ucap gigi.
“eh sayang. Tumben main kesini!” ucap mama rieta yang melihat kedatangan gigi.
“emang gak boleh. Gigi kan kangen sama mama” gigi mencium pipi kanan dan kiri mama rieta dan memeluknya dengan erat.
“yah ampun. Kangen yah sama mama?” ucap mama rieta sambil membelai rambut anaknya itu. Gigi hanya mengangguk dan kembali memeluk mamanya.
“mama saja yang dipeluk. Papa gak?” ucap papa gideong yang baru saja keluar dari ruang kerjanya. Gigi pun mendekati papanya dan memeluknya dengan erat. Air matanya sempat jatuh, namun ia segera menghapusnya.
“kamu udah ditelpon mama amy kan sayang?” tanya mama rieta.
“iya. Udah ma.” Jawab gigi.
“mau bareng aja berangkatnya?” tanya mama rieta, gigi menganggukkan kepalanya.
“caca mana ma?” tanya gigi.
“ada tuh, dikamarnya” jawab mama rieta. Gigi pun langsung naik kekamar caca.
“yah....” teriak gigi mengagetkan caca.
“ih....mba,,ngagetin aja.” Ucap caca. Tiba2 gigi memeluk adiknya itu dengan erat.
“ih mba apaan sih peluk2” ucap caca. Gigi terus memeluk caca dan menyiuminya.
“jadilah anak yang baik. Ok!” ucap gigi kepada caca dengan mata berkaca2.
“mba kenapa?” tanya caca yang mulai khawatir melihat kakaknya.
“gak kenapa2. Berjanjilah untuk tidak mengecewakan mereka. jaga kesehatan papa. Jangan lupa untuk selalu memeluk mama setiap pagi. em!” ucap gigi, air matanya pun mulai jatuh.
“iya,,caca janji mba. Tapi kok mba gigi nangis. Jangan nangis mba.” Ucap caca yang menghapus air mata kakaknya. Gigi pun kembali memeluk adiknya itu.
“kalau kamu mau nikah, pilihlah pria yang baik. Ok!” ucap gigi lagi.
“mba ngomong apaan sih.”
“gak kok. Mba kan, udah jarang main kesini. Jadi, kamu harus sering memperhatikan mereka. ok!” ucap gigi lagi.
“iya mba, jangan khawatir” tambah caca. Gigi pun menhambur rambut caca dan berlari keluar.
“ih mba gigi. kan rambut caca jadi rusak. Tapi mba gigi kenapa sih!” ucap caca. Gigi melihat mama rieta sedang memilih baju dikamarnya. Ia berjalan dan memeluk ibunya dari belakang.
“yah ampun. Gigi” ucap mama rieta.
“biarkan gigi meluk mama. Kengen ma!” ucap gigi. mama rieta melepaskan pelukan gigi dan membelai lembut rambut anaknya itu.
“kamu kenapa?”
“gak kenapa2. Kangen aja. Peluk gigi ma!” pinta gigi. mama rieta pun memeluk gigi dan mengelus punggung anaknya itu. Gigi pun memeluk mamanya dengan erat, air matanya kembali jatuh.
“mamah, sehat terus yah!” ucap gigi. mama rieta yang tau anaknya sedang menangis, mengelus punggung gigi.
“kan mama memang selalu hidup sehat sayang. Kamu ini ngomong apa sih!” ucap mama rieta.
“jangan pernah bersedih. Bahagialah selalu. Gigi gak akan selalu bisa lihat mama! Makanlah yang teratur, sering2lah untuk olahraga. Yah ma!” ucap gigi ditengah tangisnya. Mama rieta seperti merasakan kesedihan anaknya. Ia melepaskan pelukan gigi. mama rieta menyapu air mata anaknya.
“ada apa? Apa yang sedang terjadi? Ceritalah nak!” tanya mama rieta.
“tidak ada apa2 ma. Ma, kalau gigi buat salah. Gigi minta maaf yah ma. Maafin gigi yang suka gak dengerin mama. Maafin gigi yah ma!” ucap gigi lagi.
“kamu tau. Sebelum kamu meminta maaf. Mama sudah memaafkan semuanya. Cinta mama adalah cinta yang tidak pernah bisa kita jelaskan. Kamu tau kenapa. Karena setiap ibu punya sejuta ruang cinta untuk memelukmu, menciummu dan melindungimu. Apapun yang sedang kamu rasakan sekarang, apapun yang akan kamu lakukan, ingatlah, doa mama akan selalu melindungimu. Memelukmu dengan sejuta doa. Ingatlah itu.” Ucap mama rieta sambil menghapus air mata gigi.
“sekarang, ayo kita siap2 untuk kerumah raffi. ayo, siap2 gih.” Perintah mama rieta. Gigi menghapus air matanya dan memeluk ibunya lagi.
“dasar. Kamu ini, udah nikah masih kayak anak kecil. Sana mandi!” perintah mama rieta. Gigi pun meninggalkan kamar mamanya. Mama rieta merasa ada yang aneh dengan anaknya.
***
“apa semuanya sudah siap!” tanya papa gideon.
“sudah pa. ayo semuanya. Caca, gigi” panggil mama rieta. Gigi dan caca pun masuk kemobil. Dan pak Roni yang datang menjemput mereka langsung melajukan mobilnya. Beberapa menit dalam perjalanan, gigi selalu memeluk mamanya. Hingga akhirnya merekapun tiba dirumah raffi. mama rieta, pak gideon dan caca langsung turun. Gigi masih terdiam.
“ayo sayang. Kita sudah sampai!” ucap mama rieta.
“oh,,iya ma!” jawab gigi. mereka pun masuk kerumah pak munawar, dan disambut dengan sangat ramah oleh keluarga raffi.
“gigi sayang. Udah lama gak ketemu. Ayo semuanya masuk.” Ucap mama amy memeluk dan menggandeng gigi untuk masuk kerumahnya.
“raffi sudah ada disini ternyata!” ucap mama rieta.
“iya ma” ucap raffi memberi Salim kepada mama rieta dan pak gideon.
“ahaha, ini menantu papa.” Tawa pak gideon merangkul raffi.
“rumahnya lagi berantakan, buat persiapan besok!” ucap pak munawar.
“tidak apa2 pak munawar. Kita sangat senang bisa berkumpul bersama seperti ini. iya kan ma,,,ahaha” ucap pak gideon. Suasana yang hangat sedang tercipta malam itu. Raffi begitu rapi dengan kemeja biru dan celan putihnya. Ia menatap gigi. ia pun memberanikan diri untuk mendekati gigi. ia mulai duduk disampingnya. Sangat canggung.
“emmm,, bulannya terang banget yah! Hehe” ucap raffi memecah keheningan diantara mereka. gigi menoleh mentap raffi segurat senyuman kecilnya. Raffi menjadi salah tingkah karena tatapan gigi.
“emmmmhh...mau makan kue!” raffi dengan grogi menunjukkan kue yang ada ditangannya. Gigi menatap kue yang disodorkan raffi dan mengambilnya tanpa satu patah katapun.
“emm, aku,,,aku,,,minta maaf. Atas kejadian tadi pagi. em,, kita, bisaa,,,,” ucap raffi terbata2.
“tidak usah membahas hal itu lagi.kita nikmati makan malam, malam ini” ucap gigi sambil tersenyum.
“aku ingin, mengatakan sesuatu padamu. Tapi, emmm,,nanti saja. Kalau kita sudah dirumah!” ucap raffi grogi. Gigi hanya menatap raffi.
“raffi....gigi,,,sayang,,,ayo kesini makanannya sudah siap” panggil mama amy.
“caca,,,,nanassss” panggil mama amy pada caca dan shahnas.
“ayo kita makan. Sudah dipanggil sama mama amy” ucap gigi.
“ayo” raffi yang masih nampak grogi mempersilahkan gigi.
“ayo duduk sayang” ucap mama amy yang mempersilahkan raffi dan gigi duduk. Makan malampun berjalan menyenangkan. Senda gurau dalam keluarga mereka begitu enak dipandang. Gigi melihat senyuman mama rieta dan mama amy, shahnas dan caca. Senyum pak gideon dan pak munawar, serta senyum raffi. seakan tidak ingin semua ini berakhir. Gigi pun ikut tersenyum.
“hayo, bagaimana dengan raffi. kapan kamu akan menghamili anakku”ucap pak gideon yang duduk diujung meja makan sebelah kiri gigi.
“emmmm, ahhhh” jawab raffi grogi.
“kenapa grogi gitu a?” tanya shahnas.
“iya...kayak disodorin senjata aja.” Tambah shahnas. Semuanya pun ikut tertawa kecuali gigi.
“bagaimana dengan bulan madu. Kalian bulan madu gih sana. Biar cepet jadi cucu mama. Bagaimana gi?” tanya mama amy kepada gigi. gigi menatap mamanya. Pertanyaan dari mama rieta, yang membuat semua orang menunggu jawaban dari gigi.
“sepertinya tidak mungkin ma!” jawab gigi.
“maksud kamu sayang. Kalau kamu terlalu sibuk,,,yah kamu ambil cuti dulu” ucap mama rieta lagi.
“bukan masalah waktu. tapi masalah aku dan raffi!” tambah gigi. raffi menoleh menatap gigi yang duduk disebelah kirinya.
“maksud kamu sayang?” tanya mama amy.
“gigi dan raffi, tidak akan pernah saling mencintai. Gigi ingin mengakhiri semuanya!” jelas gigi. semuanya nampak keget dan terdiam dengan perkataan gigi. begitupun dengan raffi.
“apa maksud kamu sayang!” tanya pak gideon yang mulai gemetar.
“gigi ingin bercerai dari raffi!” ucap gigi dengan dingin. Semua mata melihat kearah gigi dengan tatapan tak percaya.


Maap yah,,,hehe,,semoga suka. Tunggu part selanjutnya. Hmmm,,jangan lupa like dan commentnya.

Senin, 18 April 2016

My Imagination "Dalam Diam Kau Curi Hati Ku" Part 24

Ost part ini Dayana Amerda-Cinta Dalam Diam (Ost Gigi), Melly Goeslaw Ft Ari Lasso-Apa artinya Cinta (ost Gigi, Raffi), Tangga- Utuh, Melly Goeslaw-Paling Tidak.

“Dalam Diam Kau Curi Hati Ku”

Part 24

***
“mimpi yang indah” gumam raffi dan berjalan meninggalkan gigi dikamarnya. Saat hendak masuk kekamarnya HP raffi berbunyi.
“hallo” jawab raffi.
“iya betul, ada apa. Apa? Iya, saya akan segera kesana!” wajah raffi nampak panik, ia berlari kebawah, dan langsung melajukan mobilnya.
“apa yang kamu lakukan naura! Sial” gerutu raffi dengan wajah yang begitu panik. Mobilnya terus melaju hingga mobilnya berhenti disalahsatu rumah sakit dikawasan jakarta pusat.
“selamat malam! Em, saya mencari pasien atas nama naura” tanya raffi masih dengan wajah yang cukup panik.
“apa anda yang bernama bapak raffi ahmad?” tanya resepsionis tersebut.
“iya betul!”
“nona naura ada dikamar vvip anyelir dilantai 3 pak”
“terima kasih” ucap raffi yang langsung berlari kearah lift,. Sesekali ia menggigit bibir bagian bawahnya, matanya mulai memerah.
“ini salahku, tidak seharunya aku memperlakukannya seperti itu!” raffi semakin panik. Ia segera menaiki lift, memencet tombol untuk kelantai 3. Saat ia sampai dilantai 3, matanya melihat sekeliling, mencari kamar dengan nama anyelir, sesekali ia menarik rambutnya dengan kasar. Matanya terhenti saat melihat pintu kamar dengan tulisan anyelir disebelah kanannya. Ia langsung berlari dan membuka pintu kamar tersebut.
“nauraaa!” panggil raffi dengan panik saat memasuki kamar tersebut. Kamar tersebut gelap, raffi kembali memanggil naura, namun tidak ada jawaban, sampai tiba2 terdengar suara pintu terkunci dan lampu pun tiba2 menyala. Raffi yang melihat kearah tempat tidur, tidak ada orang yang berbaring disana. Raffi pun terdiam.
“hmmm, panik, seperti anak kecil yang kehilangan mainannya” ucap seseorang yang berdiri dibelakang raffi. raffi menarik nafasnya, tanpa berbalik melihat seseorang yang ada dibelakangnya.
“apa kau pikir ini lucu, hah. Apa maksud dari semua ini?” tanya raffi yang nampak marah.
“mengujimu. Aku ingin mengujimu. Itu saja” jawabnya singkat.
“ujian. Aku bertanya apa maksud dari semua ini. kau tau, aku sudah begitu muak denganmu nanda!” teriak raffi penuh emosi, berbalik menatap orang yang ada dibelakangnya dengan tatapan tajam.
“ahahahaha, lucu sekali. Cukup membuatku tertawa raffi” tambah nanda dengan tawa memperolok raffi.
“apa,, apanya yang lucu, bangsat” ucap raffi lagi.
“kamu yang lucu, sangat lucu” jawab nanda dengan tenang.
“hah, kamu sudah gila sepertinya. Minggir, aku mau pulang!” ucap raffi yang mendorong tubuh nanda yang menutupi pintu, namun nanda berbalik menarik tangan raffi dan mendorongnya masuk kedalam kamar. Raffi mengeluarkan tawanya, seakan tidak percaya dengan apa yang dilakukan nanda.
“apa kau menyukaiku? Hah?” tanya raffi yang mulai bermain.
“cukup raffi! aku hanya ingin bicara serius denganmu”
“kalau kau Cuma ingin bicara serius denganku, kamu bisa mengajakku minum sesuatu, dan berbicara layaknya seorang pria, bukan seperti Banci” ucap raffi sambil menujuk wajah nanda.
“aku sudah bilang tadi, ini salah satu ujian, untuk menentukan sikap yang akan aku ambil. Dan jika tidak seperti ini, kamu akan terus lari” jawab nanda masih dengan wajah yang tenang.
“apa! Hah, dari tadi kamu menyebut ujian, ujian, ujian dan ujian. Bersetan dengan ujian yang kau buat” raffi dengan emosi kembali menuju kearah pintu dan hendak keluar, namun nanda mendorong tubuh raffi, kali ini sangat keras, hingga raffi jatuh terjungkai kebelakang. Hal tersebut cukup menyulut emosi raffi, dengaan wajah yang merah, ia mengepal tangannya dan melayangkan pukulan kewajah nanda. tidak ada perlawanan dari nanda. raffi berusaha mengatur emosinya, sementara nanda memegang bibirnya yang berdarah sambil tersenyum kecil, sontak saja hal tersebut kembali menyulut emosi raffi, raffi memegang kerah baju nanda dan melayangkan satu pukulan, dua pukulan, dan bebera pukulan.
“dasar gila!” raffi mulai bangun dengan nafas menderu dan berjalan menuju pintu, sementara nanda masih berbaring dengan wajah lebamnya.
“apa kau sudah puas?” ucap nanda yang mulai bangun dan menyenderkan tubuhnya didinding dan melihat raffi. raffi berbalik mentap nanda dengan nafas yang masih menderu.
“kenapa kamu tidak melawan, apa kamu benar2 sedang mempermainkan aku? Hah” tanya raffi.
“aku sengaja tidak melawan. Pembayaran dimuka untukmu, untuk apa yang akan aku lakukan!”
“maksud kamu?”
“kamu masih perduli terhadap naura. Itu yang dapat aku simpulkan, sampai kamu datang kemari dimalam yang selarut ini.”
“ahaha, jadi begitu. Aku hanya merasa bersalah, jika itu benar terjadi. Karena aku, aku hanya takut dihantui oleh perasaan bersalah. Itu saja. Jadi maksudmu, karena aku masih perduli pada naura, maka aku seharusnya meninggalkan gigi, dan agar kamu bisa bersamanya! Betul begitu kan!”
“hah, raffi raffi. lalu, jika itu benar terjadi pada naura, apa yang akan kamu lakukan? Apa yang akan kamu lakukan terhadap naura dan terhadap gigi? kembali kepada naura dan meninggalkan gigi? atau tetap dengan rencanamu dan tetap bersama gigi? siapa yang akan kamu sakiti raffi?”
“ah!” raffi terdiam.
“berhentilah raffi. jalan apapun yang akan kamu ambil, akan tetap menyakiti keduanya. terlebih lagi, kamu akan sangat menyakiti gigi” nanda menatap raffi dengan tajam.
“naura menangis tersedu2, mengatakan kamu meninggalkannya, dia harus bersabar sampai kamu dan gigi bercerai. Ada sedikit harapan, karena setelah bercerai, kamu akan bersamanya. Namun pertanyaan yang kembali muncul, sampai saat itu tiba, akankah hatimu tetap untuknya?” jelas nanda, raffi masih terdiam.
“ok, kamu sedang berusaha menjadi suami yang baik. Membuat kenangan bahagia bersama gigi. lalu, saat perceraian kalian tiba, kamu akan kembali kepada naura, dan meninggalkannya. Kamu pikir, siapa yang sudah kamu sakiti? Kamu menyakitinya, kamu akan selalu menyakiti gigi. saat ini pun, tanpa kamu sadari, kamu sedang mengasah sebuah kris yang siap untuk mencabiknya raffi. apa kamu sadar dengan permainan yang sedang kamu buat? Hah!” tambah nanda yang kini berdiri dihadapan raffi.
“aku tidak menyakitinya. Berhenti untuk ikut campur dengan urusanku” raffi kembali menahan emosinya
“aku hampir berhenti raffi. tapi permainan yang kau buat, sudah keterlaluan!”
“aku sudah bilang, aku tidak akan menyakiti gigi! diapun tau hubunganku dengan naura. Kami sepakat untuk mengakhiri semuanya dengan baik2. Dia akan baik2 saja. Dan kamu, tidak perlu ikut campur karena kamu tidak tau apa2!” teriak raffi.
“benarkah, benarkah gigi akan baik2 saja? Tau darimana kamu? Apakah kamu tau apa yang ada dalam hatinya? Perasaannya? Kegundahannya? Apakah kamu tau? Disini orang yang benar2 buta dan tuli adalah kamu raffi, kamu!” nanda kembali teriak dihadapan raffi.
“lalu, apakah kamu tau tentang dia?” raffi kembali berteriak.
“iya, aku tau. Aku tau semua yang kamu lakukan akan menyakitinya. Maka berhentilah, sebelum kamu melukainya terlalu dalam! Dan, aku yang akan berada disisinya, mulai dari saat ini. tinggalkan dia” tegas nanda, mereka saling bertatapan dalam beberapa detik, lalu nanda meninggalkan raffi sendirian dikamar itu. Raffi terdiam, ia memikirkan apa yang baru saja dikatakan nanda.
“apa aku akan menyakitinya?” gumam raffi, ia terjatuh terkulai dilantai kamar tersebut. Berusaha membayangkan senyum gigi, dan naura. Raffi merangkul kedua kakinya.
***
Matahari pagi, masuk melalui celah jendela kamar gigi. ia berusaha mengumpulkan kesadarannya. Dilihatnya, ia msih memakai baju kantornya.
“apa raffi menggendongku?” ia tersenyum saat mengingat kejadian yang baru dialaminya semalam. Ia lalu kekamar mandi, membersihkan dirinya, dan bersiap untuk kembali kerumah sakit.
“makan roti aja ah pagi ini” gumam gigi sambil menuruni tangga.
“si raffi belum bangun jam segini” ucap gigi sambil menyiapkan roti untuk sarapan mereka. Tiba2 terdengar bunyi mobil raffi.
“si raffi darimana” gumam gigi. terlihat raffi memasuki rumah, masih dengan baju yang dipakainya semalem, sedikit berantakan.
“kamu darimana?” tanya gigi.
“bukan urusanmu” jawab raffi tanpa melihat kearah gigi. gigi terdiam mendengar jawaban raffi.
“sarapan dulu baru kerja” tambah gigi.
“tidak usah memperdulikanku, dan apapun yang pernah aku katakan, lupakan semuanya!” ucap raffi, lalu berjalan meninggalkan gigi. gigi terdiam, mencari maksud dari apa yang barusan raffi katakan.
“kenapasih dia suka berubah-ubah, hahhh” gigi memakan potongan rotinya dan meminum susunya.
“dia benar2 tidak akan sarapan. Meli, lihat kelakuan papamu itu, benar2 aneh” ucap gigi, iapun membawa potongan roti dan segelas susu coklat kekamar raffi.
“raffi” panggil gigi, namun tidak ada jawaban. Gigi langsung memasuki kamar raffi, terdengar bunyi air dari arah kamar mandi.
“mungkin dia sedang mandi” gumam gigi seraya meletakkan roti dan susu diatas meja raffi.
“aku pikir mau diantar lagi sama dia hari ini. hm, mungkin kepalanya sedang sakit” ucap gigi lalu keluar rumah, dan masuk kedalam mobilnya. Raffi yang masih basah melihat gigi berlalu dengan mobilnya dari atas balkon kamarnya.
“hah, apakah kali ini aku tidak akan menyakitimu?” gumam raffi, ia lalu masuk kekamarnya, dilihatnya roti dan segelas susu diatas mejanya.
“untuk yang terakhir kali, tidak apa2 kan kalau aku makan?” raffi menggigit roti buatan gigi, matanya mulai berkaca2, ia berusaha menahanya.
“kenapa terasa sakit, hahhhhhh” raffi menarik nafanya kemudian menghabiskan roti buatan gigi.
“waktunya untuk menyelesaikan semuanya!” ucap raffi lagi, ia menatap HP nya.
***
Nanda dengan wajah yang lebam nampak sedang duduk dalam sebuah cafe, seperti sedang menunggu seseorang. Sesekali ia melihat jam tangannya. Tiba2 seseorang duduk dihadapannya.
“ada apa kamu memanggilku kesini. Bukankah apa yang aku katakan semalam sudah cukup jelas?” ucap nanda pada raffi yang sekarang sedang duduk dihadapannya.
“aku akan meninggalkannya!”
“siapa yang akan kamu tinggalkan?”
“gigi! aku akan kembali kepada naura. hah, mungkin benar apa yang kamu katakan. Akan lebih baik semuanya tetap pada tempatnya masing2. Gigi adalah orang asing dalam kehidupanku, dan akupun orang asing dalam kehidupannya. Hanya perlu mengembalikan semuanya pada kedudukannya masing2. Apakah, itu cukup? Aku tidak akan menyakitinya! Dan, jika kamu bisa membuatnya bahagia, tetaplah disampingnya. Terima kasih!” nanda terdiam, raffi mengeluarkan senyumannya, dan berlalu pergi meninggalkan nanda. Tidak seperti semalam, wajah nanda yang selalu nampak tenang, wajahnya kini nampak khawatir.
“hah, ternyata, apa yang aku khawatirkan benar2 terjadi. Dia mencintai gigi” ucap nanda. sedangkan raffi terdiam didalam mobilnya. Ia memegang stir mobilnya, dan meletakkan kepalanya disana.
“semua akan baik2 saja, semua akan baik2 saja. Hahhh, tenang raffi. dia akan bahagia, dan akupun akan bahagia bersama naura. Sekarang waktunya untuk menemuinya! setelah itu semua akan kembali seperti semula, iya, pasti semua akan kembali seperti semula”gumam raffi berusaha meyakinkan dirinya. Ia pun melajukan mobilnya menuju ketempat naura sedang menunggunya.
Raffi masuk kesebuah cafe, ia masuk dan mencari sosok yang ingin ditemuinya. Akhirnya ia melihat naura yang sedang duduk dipojokan. Hah berusaha membuatnya bibirnya tersenyum, ia menarik nafasnya dan berjalan kearah naura.
“selamat siang ra!” panggil raffi lembut dan duduk dihadapan naura, naura tidak membalas senyuman raffi.
“kenapa tiba2 memanggilku!” tanya naura dingin.
“aku ingin mengembalikan semuanya seperti semula. Maafkan aku. Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi. maafkan aku naura?” ucap raffi sambil menundukan kepalanya.
“kamu meninggalkan dia untukku?”
“aku tidak meninggalkannya, tapi berlaku seperti biasanya. Bukankah sudah seharusnya seperti itu!” raffi memaksakan senyumnya.
“lalu, kenapa waktu itu kamu memutuskanku? Menyuruhku menunggu, akan sesuatu yang tidak pasti!”
“waktu itu,,,aku sedang tidak tau, posisiku yang sebenarnya. Tapi sekarang, aku sudah sadar. Jadi, aku mohon, maafkan aku!” tambah raffi lagi.
“benarkah!”
“iya, sekarang, aku akan, mengikuti apapun yang kamu inginkan!”
“benarkah? Jika aku menyuruhmu untuk tidak tinggal bersamanya, apakah kamu mau?” raffi terdiam sejenak, ia menundukkan kepalanya.
“jika itu yang kamu inginkan, akan kulakukan!” naura langsung memeluk raffi.
“aku pikir aku akan kehilanganmu! Aku sangat senang raffi, aku memilikimu lagi” ucap naura yang menangis haru sambil memeluk raffi, raffi terdiam, berusaha membalas pelukan naura. Bukan wajah bahagia yang tersirat dari wajahnya. Tergurat senyum kesedihan diwajahnya.
***
“woiiiiiii” teriak zaskia membuyarkan lamunan gigi.
“apaan sih ki, ngagetin aja” oceh gigi.
“abisnya, loe bengong aja kerjaannya. Lagi mikirin apa sih? Lagi mikirin raffi yah!” goda zaskia.
“appan sih loe. Udah, udah sana, emang loe gak lagi dines?”
“hello, ibu nagita slavina. Loe gak sadar ini udah jam 4. Udah waktunya pulang bro.”
“oh, udah jam 4, wah, gak kerasa!”
“makanya, jangan ngelamun mulu. Tapi gue penasaran, loe lagi mikirin raffi kan!”
“apaan sih, awas, gue mau beres2, mau pulang!”
“tuh kan, bener. Biasanya loe langsung jawab ‘ngapain gue mikirin dia’, sekarang loe berusaha mengalihkan pembicaraan. Loe udah cinta yah sama raffi?”
“zaskia, mending kita pulang, ok. Otak loe jangan mikir yang aneh2”
“emmm, beberapa kejadian belakangan ini, sebenarnya sudah cukup menjelaskan, bahwa kalian berdua sedang jatuh cinta, fall in love!” goda zaskia lagi, gigi yang sedang memasukan barang2nya ketas, tetap diam, tidak menjawab godaan zaskia.
“ayo pulang” ajak gigi yang mengabaikan perkataan zaskia dan berjalan keluar kantornya.
“yah, emang bener ada yang sedang jatuh cinta nih!” gumam zaskia dengan senyumnya dan berlari mengejar gigi. ia pun merangkul pundak gigi.
“gi, gi,!”
“apaan sih loe”
“btw, hari ini gue gak ngelihat sih nanda. polinya pun tutup hari ini! kemana dia” kia menatap gigi.
“terus, gue harus tau kemana dia pergi?” tanya gigi menjawab tatapan zaskia, zaskia hanya menaik turunkan kedua alisnya.
“emang gue emaknya!” jawab gigi yang melepaskan rangkulan zaskia.
“bukan gitu. Soalnya, menghilangnya nanda dari rumah sakit itu, selalu berkaitan sama loe. Makannya, gue tanya sama loe!” tambah zaskia.
“udah ah, gue mau pulang!” ucap gigi, berjalan menuju parkiran.
“cie,,ada yang kangen sama suaminya, cie” goda zaskia dibelakang gigi.
“diam ki!” omel gigi.
“cie, cie..” goda zaskia didepan gigi. gigi yang mulai kesal dengan tingkah zaskiapun mengejarnya.
“kiaa” teriak gigi yang mengejar zaskia.
***
Gigi nampak sedang memasak makan malam, lengkap dengan celemeknya dan musik klasik yang menemaninya. Waktu sudah menunjukkan pukul 18.45, namun raffi belum juga pulang.
“ok, semua sudah siap. Tidak ada telor dadar lagi, biar gak ada ang ngomel” gigi melihat kearah jam dinding.
“biasanya jam segini dia udah pulang. Apa ada masalah dikantor” setelah mengatur makanan dimeja makan dan menutupnya, gigi melepas celemeknya dan berjalan kearah pintu depan. Ia membuka pintu dan melihat keluar rumah. Ia kemudian menutup kembali pintu.
“mungkin sebentar lagi dia datang. Mungkin dia sedang sibuk!” gumam gigi. iapun berjalan menuju keruang tengah, ia memutar tv, mencari bebrapa saluran, alisnya mulai ia naikkan.
“ouija!” gigi membaca judul film yang sedang ditontonya, sesekali ia terkaget2, melihat beberapa scene dari film tersebut. Beberpa bunyi yang terjadi dirumahnya pun cukup membuatnya takut.
“ih, kok film horor sih, mana remotenya” gigi yang mulai merasa takut mencari remote untuk mengganti saluran tv nya.
“hah, mending kita nonton film romantis! Dilwale dulhania le Jayenge. Wah, film india lama, mending nonton ini saja.” Beberapa scene, mampu membuat gigi senyum2 sendiri.
***
“jadi loe gak mau pulang? Ini sudah jam 10 malam fi? Si gigi sendirian kan dirumah” tanya irwan yang melihat raffi sedang asyik bermain PS.
“bentar lagi!” jawab raffi sambil terus memainkan gamenya.
“loe lagi berantem sama gigi?”
“gak!”
“biasanya, loe kalau kesini itu, kalau lagi berantem sama gigi. kalau lagi gak berantem, sana pulang?”
“loe gak engen gue ada disini. Pelit banget sih loe?”
“bukan gitu fi. Kalau bini loe nyariin gimana?”
“dia gak bakal nyariin gue kok!”
“hah, gak bakal nyariin. Ngomong doang, gilirin salah satunya ilang aja, heboh deh jadinya.”
“hahhh, yah udah gue pulang daripada dengerin omongan loe yang gak jelas!” ucap raffi yang langsung berdiri, mengambil jasnya.
“gue pulang, assalamualaikum!” raffi pun berlalu.
“dasar. Kenapa sih itu anak! Ccc” gumam irwan. raffi memasuki mobilnya, ia tidak langsung menjalankan mobilnya. Ia terdiam didalam mobil.
“hahaha, tidak seharusnya aku sebingung ini” gumamnya.
***
Waktu menunjukkan pukul 23.14 WIB, raffi menurunkan tangannya. Ia sudah sampai dirumahnya, lagi2 ia tidak langsung turun, beberapa menit ia berada didalam mobilnya.
“hah, ayo raffi, pasti bisa. Semuanya sudah kembali seperti semula” raffi meyakinkan dirinya lalu turun dari mobilnya. Ia memutar kunci rumahnya dan membuka pintu dengan perlahan. Dilihatnya ruang tengah yang masih terang.
“dia belum tidur!” gumam raffi, iapun langsung berjalan kearah suara tv. Dilihatnya gigi yang sudah tertidur pulas di sofa depan tv. Ia pun duduk didepan gigi. beberapa menit ia menatap wajah gigi yang sedang tertidur pulas.
“apa yang harus aku lakukan padamu?” ucap raffi pelan. Ia hendak merapikan rambut gigi, namun sebelum tangannya sampai, ia mengurunkan niatnya.
“biarkan semuanya kembali seperti semula” raffi menyelimuti tubuh gigi, berdiri dan menatapnya dalam beberapa detik. Ia menarik nafasnya. Mematikan tv, dan berjalan hendak naik keatas. Lankahnya terhenti menyium wangi makanan dari arah dapur. Iapun melangkah kearah dapur, dibukanya tutup makanan diatas meja makan. Makanan yang disiapkan gigi sudah dingin. Raffi kembali menarik nafasnya.
“maafkan aku!” gumam raffi kembali menutup makanan tersebut dan naik kekamarnya. Setelah menutup pintu kamarnya, ia termenung dibalik pintu.
“semuanya akan kembali seperti sedia kala. Ia kan!” wajahnya nampak khawatir. Ia nampak berfikir.
“ah sial, ah” gerutu raffi. ia membuka pintu kamarnya dan keluar menuju rung tengah tempat gigi tidur.
“sekali ini saja. Tidak apa2 kan”raffi pun dengan pelan mengangkat tubuh gigi. ia berusaha memalingkan wajahnya untuk tidak melihat gigi. dengan perlahan ia menaiki tangga, hingga sampai dikamar gigi. ia membaringkan gigi dengan lembut, berusaha agar tidak membangunkannya. Iapun menyelimutinya.
“maafkan aku. Dan,,,bahagialah!” ucap raffi. iapun berlalu meninggalkan gigi. raffi masuk kembali kekamarnya dan berbaring dikasurnya.
“besok, smua akan kembali seperti semula” gumam raffi lalu memejamkan matanya.
***
Gigi membuka matanya, dilihatnya disekelilingnya, ia mnegerutkan dahinya.
“raffi” gigi langsung terbangun, ia membuka jendela.
“sudah pagi. sepertinya semalam aku tidur dibawah. Raffi” gigi yang mulai sadar, akhirnya keluar dari kamarnya. Ia pun langsung turun kebawah, dilihatnya raffi sedang minum teh sambil memakan rotinya.
“semalam kamu pulang jam berapa?” tanya gigi kepada raffi.
“jam 01.00” jawab raffii singkat.
“kenapa kamu tidak menelpon. Aku sudah memasak tau.” Omel gigi, iapun melihat kearah meja makan. Nampak masih sama seperti semalam. Ia lalu berjalan kearah meja makan, ia membuka tutup makanan tersebut, tidak ada yang berubah. Makanan tersebut belum tersentuh sama sekali.
“kamu tidak makan semalam?”
“aku sudah makan, kenapa harus makan lagi!” jawab raffi lagi.
“seharusnya kamu bilang kalau mau makan diluar. Bukankah kita sudah pernah membahas tentang ini. dan kamu bilang akan memberitahu kalau mau makan diluar.” Omel gigi lagi. raffi pun melihat kearah gigi.
“hah, aku kan sudah bilang. Lupakan semua yang pernah aku katakan.”
“astaghfirullah. Aku tidak mengerti denganmu. Kamu sebenarnya kenapa raffi? seharusnya aku tidak memasak untukmu” ucap gigi lagi.
“aku tidak kenapa2. Dan, jangan memasak lagi untukku. Kita tidak usah saling perduli. Aku akan mengurus makananku sendiri, mencuci bajuku sendiri. Aku tidak akan mencampuri hidupmu. Seharusnya, kita lakukan ini dari awal. Dan kalau kamu ingin pacaran dengan nanda, maka, pacaranlah. Akupun, akan tetap dengan naura” ucap raffi dengan nada suara yang tinggi. Gigi mengatupkan bibirnya, matanya mulai berkaca2.
“aku memang tidak akan pernah mengerti dengan sikapmu raffi! ok, kalau itu maumu, sekarang, terserah. Lakukan apapun yang kamu inginkan. Aku pun,,,,tidak akan perduli lagi padamu. Memang benar, seharusnya, dari awal, aku tidak perduli!” tambah gigi, kali ini ia tidak dapat menahan air matanya. Air matanya jatuh, raffi yang melihat gigi menangis, hanya bisa diam. Gigi pun berlari naik kekamarnya, raffi hanya dapat melihat gigi. mata raffi mulai berkaca2.
“apa yang sebenarnya sedang aku lakukan. Kenapa dia menangis!” gumam raffi.
“kenapa aku harus perduli padanya, kenapa aku harus menangis karenanya...ahhhh” gigi berusaha mnahan air matanya, namun air matanya terus jatuh.
***
Satu minggupun berlalu, raffi dan gigi masih saja dingin satu sama lain. Seperti yang telah mereka katakan, mereka tidak akan saling perduli lagi. raffi sering keapartemen irwan, gigi pun banyak mengahabiskan waktunya dirumah sakit ketimbang dirumah. Mereka akhirnya jarang ketemu. Berusaha menyibukkan diri. Jika gigi pulang kerumah, ia hanya melihat kesekitarnya, mengurus meli. Sesekali ia memandang pintu kamar raffi dan masuk kembali kekamarnya. Begitupun dengan raffi. raffi sudah tidak pernah makan dirumah. Tempat yang ia tidak pernah masuki adalah dapur. Setiap pagi ia melihat gigi pergi kerumah sakit dengan mobilnya. Ia hanya dapat memandang punggung gigi dari balkon kamarnya. Raffi selalu kekantor setelah melihat gigi pergi. Hampa, rumah mereka sekarang terasa hampa.
“lembur lagi gi?” tanya zaskia yang membawakan makan malam untuk gigi.
“iya, biar semuanya bisa selesai.” Jawab gigi sambil membaca berkas2nya.
“hm, sekarang loe lebih sering bersama nanda. nanda selalu ada untukmu. Bahkan sekarang, dia yang nyuruh gue bawain makan malam buat loe, karena dia harus ketemu dengan beberapa klien. So sweet. Hahhh, loe sama raffi sedang marahan yah?” tanya zaskia.
“marahan sama siapa?” tanya gigi balik.
“raffi, kan gue sebut nama raffi. sekarang raffi suka kerumah irwan. loe, menghabiskan waktu loe dikantor. Yang sebenarnya, gue gak tau loe lagi ngurus apa!” tambah zaskia.
“hahhhh, tidak ada apa2, loe gak usah khawatir!” jawab gigi lagi.
“sebenarnya, gue suka bingung gi. Gue sahabat loe, tapi terlalu banyak rahasia yang loe pendam sendiri. Loe lagi ada masalah sama raffi kan? Jangan terlalu dingin gi. Kalau sampai loe jatuh cinta sama raffi, itu tidak akan menjatuhkan harga diri loe, karena kenapa? Karena loe adalah manusia gi. Manusia dicinptakan untuk saling mencintai. Begitu susahkah untuk loe ngungkapin perasaan loe.” Zaskia menggeleng2kan kepalanya. Gigi terdiam, ia menghentikan aktifitasnya. Posisinya yang membelakangi zaskia membuat zaskia tidak dapat melihatnya.
“hahh, yah sudahlah. Kalian sama2 keras kepala.” Zaskia hendak pergi meninggalkan gigi, namun ia berhenti melihat punggung gigi.
“gi! Loe nangis!” zaskia mulai mendekati gigi. benar saja, airmatanya mengalir, ia mulai sesegukan.
“gi, loe kenapa?” zaskia membalikan badan gigi, gigi langsung memeluk zaskia. Zaskia mengelus pundak gigi. nampak kekhawatiran diwajah zaskia. Gigi terus menangis hingga membasahi baju zaskia.
“gi, menangislah. Jika itu bisa membuatmu tenang, maka menangislah!” zaskia membelai rambut gigi, menepuk2 pundaknya.
“aku merindukannya ki, hhhhhh, aku merindukannya,,hhhh” ucap gigi ditengah tangisnya.
“oh ya Allah. Yah ampun gi!” zaskia terus berusaha menenangkan gigi. gigi mulai mengangkat kepalanya, air matanya masih terus jatuh.
“aku sangat merindukannya, huhuhu, aku sangat merindukannya ki!” ucap gigi lagi.
“tenang gi, tenang. Duduk dulu. Sebentar, aku ambilkan minum!” zaskia lalu mengambilkan air hangat untuk gigi.
“minum ini. tenang dulu!” ucap kia. Gigi pun meminum minuman yang diberikan oleh zaskia. Ia menyapu air matanya dan berusaha tenang. Namun ia masih segukan.
“tenang sayang.” Ucap kia menenangkan gigi. zaskia duduk didepan gigi sambil menggenggam tangan gigi, berusaha agar gigi dapat tenang.
“udah enakan!” tanya kia. Sesekali air mata gigi masih jatuh. Namun ia sudah mulai tenang.
“ada apa sebenarnya?” tanya zaskia.
“aku tidak tau ki. Satu minggu ini, kami tidak saling sapa. Kami pun jarang ketemu. Dia bilang akan mengembalikan semuanya seperti sedia kala. Mungkin dia benar. Dia akan bersama naura. Aku pikir semua akan baik2 saja. Saat dia bilang akan bersama naura, air mataku terjatuh. aku selalu bingung, kenapa aku selalu menangis ki. Huhu, aku pikir semuanya akan kembali seperti semula, tidak perduli, tapi aku salah. Semakin hari, aku semakin merindukannya. Aku tidak tau harus bagaimana ki!” jelas gigi, air matanya pun kembali mengalir.
“yah ampun gi. Kamu mencintai raffi. kamu mencintainya!” tambah kia.
“benarkah. Inikah cinta ki. Hhhh, jika ini benar cinta, kenapa aku tidak menyadarinya?” ucap gigi dalam tangisnya.
“cinta tidak perlu izin siapapun gi. Termasuk izinmu.”
“benarkah, aku mencintainya” gigi menatap zaskia, mencari keyakinan.
“iya gi. Kamu mencintainya.”
“tapi dia tidak mencintaiku ki. Dia mencintai naura!” gigi menundukan kepalanya. Kia menundukkan kepalanya.
“gi, tidak perduli apa perasaan raffi, tapi yang jelas sekarang adalah, kamu mencintainya. Hm” kia mentap gigi, gigi pun memeluk zaskia, meluapkan seluruh kesedihannya.
“mengapa aku mencintai seseorang yang mencintai orang lain ki. Seharusnya aku tahu batasannya” ucap gigi masih dalam tangisnnya.
“bukan salahmu gi. Pasti ada hikmah dibalik semuanya. Yang perlu kau lakukan sekarang adalah tunjukkan cintamu. Tidak perduli apapun, kita tidak pernah tau apa perasaan raffi padamu. Aku pernah melihat raffi begitu peduli padamu, dan aku yakin bahwa dia juga punya perasaan yang sama padamu” Tambah kia lagi.
“benarkah. Tapi..” tanya gigi lagi.
“kamu ingin kehilangannya. Buang egomu jauh2 gi. Jika kamu mencintainya, buktikan gi! Percayalah padaku” ucap kia meyakinkan gigi.
“tapi aku malu ki. Bagaimana kalau dia tidak mencintaiku! Bagaimana ki?” tanya gigi masih dalam tangisnya.
“jangan pernah berfikir, akan hasil yang buruk sekarang. Yang perlu kamu pikirkan adalah bagaiamna caranya kamu menunjukkan rasa cintamu padanya. Itu saja. Sekarang, cuci mukamu, pulang kerumah, lakukan apa yang harus kamu lakukan!” ucap kia, meyakinkan gigi. gigi pun mulai tersenyum.
“aku harus pulang sekarang!” ucap gigi menyapu air matanya dan mengambil tasnya, lalu berlari keluar dari kantornya.
“gi, cuci muka dulu” teriak zaskia, namun gigi terus berlari.
“semangat sahabatku!” ucap zaskia sambil tersenyum ikut senang. Gigi melajukan mobilnya, senyum dan tangis diwajahnya.
“aku mencintainya, aku mencintainya, raffi....” ucap gigi sambil melajukan mobilnya. Tidak cukup berapa lama, gigi pun akhirnya sampai dirumah mereka. rumah mereka nampak gelap, gigi masuk dan menyalakan lampu.
“raffi” teriak gigi sambil berlari menuju kamar raffi, namun raffi tidak ada dikamarnya.
“apa dia blom pulang!” gumam gigi, ia melihat kearah jam dinding. Jam menunjukkan pukul 20.23 WIB.
“bukankah seharusnya dia sudah pulang!” gigi mulai kecewa.
“Mungkin nanti dia akan pulang. Aku harus memasak makan malam!” ucap gigi. iapun langsung menyimpan tasnya dikamar dan langsung menuju dapur. Dimasaknya apa yang ia temukan didalam kulkas.
“dia tidak suka telor dadar. Jangan masak telor.” Gigipun membuat beberapa menu makan malam. Waktu menujukkan pukul 21.30. tiba2 terdengar bunyi suara mobil raffi. gigi langsung berlari keluar dan menyambut raffi yang baru saja sampai dengan senyum mengambang diwajahnya.
“baru pulang! Ayo masuk!” ucap gigi yang langsung menarik tangan raffi.
“apa2an sih. Lepasin gak!” ucap raffi yang berusaha melepaskan tangan gigi.
“makan, kamu belum makan kan. Ayo makan!” ucap gigi.
“loe kenapa sih, lagi demam yah! Atau kepala loe habis kepentok. Hah! Jangan aneh2.”
“gak kok, nih pegang. Gak demam, kepentok apaan emangnya. Ayo cpet makan!” gigi kembali menarik tangan raffi.
“gak, gak aku udah makan!” ucap raffi lalu berlari menuju kekamarnya.
“kenapa sih dia. Aduh, jantungku. Apa dia salah minum obat!” raffi menelan ludahnya.
“huftttttt, apa harus kayak gini. Ahhh, jantungku berdebar gak keruan.” Gigi berusaha mencari kipas untuk mendinginkan badannya. Iapun naik kekamarnya, dan langsung menelpon kia.
“ki, aku malu banget tau. Gue udah buatin makan malam, tapi dia gak mau makan!”
“udah tenang aja. Dia juga lagi gengsi itu. Coba lagi besok.”
“tapi aku malu ki!”
“buang jauh2 rasa malu loe!”
“emang harus gitu?”
“iya. Udah, gue mau tidur. Nanti kabarin yah!” kiapun mematikan HP nya.
***
Raffi yang sudah siap kekantor, melihat kebawah.
“kok dia blom pergi. Apa dia gak kerumah sakit” raffi mengambil jasnya dan turun kebawah.
“apa dia masik akan bersikap aneh” raffi memberanikan diri turun kebawah sambil mengendap2.
“raffi!” panggil gigi yang berada dibelakang raffi. sontak saja raffi kaget.
“aish, apa gak bisa, gak ngagetin orang. Emm,,,,ayo sarapan. Ayo cepat.” Gigi langsung menarik tangan raffi, raffi melihat gigi yang menggenggam tangannya.
“gak usah pegang2 kali!” ucap raffi, namun tidak berusaha melepaskan tangannya. Gigi hanya berbalik melhat raffi dan kembali menarik tangan raffi.
“duduk!” ucap gigi.
“aku sudah bilang tidak mau makan!” ucap raffi. gigi meletakkan piring berisi nasi goreng dihadapan raffi.
“loe kenapa sih. Bukannya, kita tidak akan saling perduli. Kenapa loe jadi kayak gini!” oceh raffi. gigi bersikap seakan tak mendengar raffi.
“nih makan!” gigi menyodorkan sendok berisi nasi goreng langsung ke mulut raffi, langsung saja raffi tersedak.
“raffi, kamu gak papa” tanya gigi, raffi masih batuk2 karena tersedak nasi.
“loe mau bunuh gue yah. Dasar, udah gue gak mau makan! Ah, udah aku kerja dulu. Kalau keluar, jangan lupa kunci pintu. Aku pergi!” gerutu raffi, lalu meninggalkan gigi yang masih bengong dimeja makan.
“iya. tidak akan berhasil. Gagal lagi kan. Hadeuhhhhh” gerutu gigi sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“kenapa sih dia, aneh banget, aku tadi bilang apa! Ahhhhh. Kenapa dia membuatku bingung lagi,,ahhh, nagitaaa” tanpa sadar raffi melakukan kebiasaanya dipagi hari jika hendak berangkat kekantor. Iapun melajukan mobilnya dengan kebingungan.
“ki, hari ini aku gak kerumah sakit yah. Aku mau bersih2 rumah, rumah kotor banget!”
“ok. Gimana tadi pagi?” apaan, gagal. Udah ah, aku mau beres2. Gigi pun memtakin hp nya, dengan kemoceng ditangannya, iapun mulai membersihkan.
“astaha, debunya udah 10 cm, uhh,aa, makan debu gue!” gigi pun mulai membersihkan dari lantai dua, sampai kekolam renang, tanpa terasa hari sudah sore.
“ahhh, akhirnya beres juga. Masak apa kita sore ini!” ucap gigi. tiba2 telpon rumahnya berbunyi.
“siapa yang nelpon ketelpon rumah, tumben!” gigi pun mengangkat telpon tersebut.
“hallo, assalamualaikum!” ucap gigi.
“ waalaikumsalam, bisa bicara dengan nyonya ahmad?” ucap seorang pria dibalik telpon.
“ia, saya sendiri!”
“hallo bu nagita, masih ingat dengan robi sepupu raffi?” ucap orang tersebut yang ternyata adalah robi.
“robi, oh, iya aku ingat. Em, ada apa rob?” tanya nagita.
“boleh kita ketemu hari ini? ada yang ingin aku sampaikan!”
“em, jika masalah kantor, lebih baik bicarakan dengan raffi, jangan denganku!”
“tapi ini bukan masalah kantor!”
“lalu?”
“ini tentang raffi!”
“tentang raffi?” ucap gigi, gigi mendengarkan apa yang dikatakan robi dibalik telpon.
“ok, kamu mau ketemu dimana?” tanya gigi lagi.
“baiklah!”gigi menutup telponnya. Ia nampak khawatir.
***
Gigi menghentikan mobilnya didepan sebuah rumah makan. Wajahnya nampak begitu khawatir.
Ia berjalan masuk restourant tersebut, dicarinnya sosok robi yang sedang menunggunya.
“selamat sore ny. Ahmad! Silahkan duduk disebelah sini” sapa robi dengan senyum liciknya.
“cepat, aku tidak punya banyak waktu!” ucap gigi.
Beberapa menit berselang, gigi dan robi terlibat pembicaraan yang cukup serius. Sekitar 1 jam, sampai akhirnya gigi meninggalkan restourant tersebut. Gigi segera masuk mengendarai mobilnya. Wajahnya nampak sangat khawatir. Hari sudah mulai gelap.
“aku harus memastikan perasaan raffi padaku. Iya, aku harus memastikannya!” gigi memutar balik mobilnya menuju kekantor raffi. wajah gigi nampak panik.
“sial lampu merah lagi. seattt” gerutu gigi. ia memperhatikan mobil didepannya.
“itu kan mobil raffi!” saat gigi hendak turun dari mobilnya, lampu berubah hijau, akhirnya gigi kembali mengendarai mobilnya dan mengikuti mobil raffi dari belakang.
“aku harus menghuubunginya!” gigi mengambil hp nya dan berusaha menghubungi raffi, namun tidak diangkat oleh raffi.
“angkat raffi!” ucap gigi dengan cemas.
“dia mau kemana?” ucap gigi yang terus mengikuti mobil raffi. ada sebuah truk besar dihadapannya.
“sial, raffi!” gerutu gigi saat truk tersebut menyalipnya, mobil raffi pun hilang dari pandangannya. Ia menghentikan mobilnya ditepi jalan.
“ahhhh, sialll. Mau kemana dia!” gigi seperti berfikir,
“arah jalan ini kan kearah....ah, aku tau” gigi pun segera melajukan mobilnya lagi menuju kesebuah taman. Taman dimana raffi pernah mengungkapkan perasaannya ke naura.
“ah, itu mobilnya!” gigi langsung memarkirkan mobilnya dan mencari keberadaan raffi.
“itu dia, ra...” langkahnya terhenti dibalik pohon saat ia melihat raffi sedang bersama seseorang.
“naura” gumam gigi. seperti dejavu, gigi tetap bersembunyi dibalik pohon sambil mendengarkan pembicaraan mereka.
“..untuk menghabiskan hidupku denganmu. Jika ayahku menolak, aku akan membawamu lari dari sini. Kita keluar negeri, menjadi keluarga kecil yang sederhana. Kita punya anak yang lucu2, ada yang mirip denganku, ada yang mirip denganmu” gigi mendengarkan perkataan raffi, tanpa terasa air matanya terjatuh, kata2 yang baru didengarnya, yang keluar dari mulut raffi, cukup membuatnya tuli untuk mendengar yang lainnya. Ia menutup telingannya, air matanya mulai membanjiri pipinya, mulutnya tertutup rapat, bergetar. Ia menatap raffi dan naura. pandangannya mulai kabur oleh air matanya.
“akhirnya, semua akan berakhir” gumam gigi pelan, dalam tangisnya sambil menutup kedua telinganya.


Maap yah, lama,,,hehehe, semoga suka. Jangan lupa like dan commentnya.