Senin, 30 November 2015

My Imagination "Dalam Diam Kau Curi Hati Ku" Part 18

Ost part ini Dayana Amerda-Cinta Dalam Diam (Ost Gigi), D’Masiv - Lukaku (Ost Gigi), Ari Lasso – Seandainya (Ost Raffi).

“Dalam Diam Kau Curi Hati Ku”

Part 18

“udah sampai gi, yuk turun” ajak raffi kepada gigi yang masih tidur.
“udah yah.” Ucap gigi yang mengumpulkan kesadarnnya dan merenggangkan otot2 lehernya. Raffi pun turun menyapa sahabatnya yang berada di halaman vila tersebut.
“hai bro” sapa raffi dengan melempar senyum kepada sahabatnya, namun tiba2 senyumnya berubah saat melihat siapa yang baru saja keluar dari vila, gigi yang baru keluar dari mobilpun terpaku menatap kearah naura yang berdiri didepan pintu vila, sedangkan raffi menatap nanda dengan tajam.
“eh fi, lama banget sih. Kita udah pada nungguin kalian nih.” Ucap deny, raffi masih diam tanpa memalingkan pandangannya dari nanda. Gigi mulai menurunkan barang bawaan mereka.
“raffiiii” teriak gigi memanggil raffi, namun raffi dan nanda masih beradu pandang.
“raffiiii” teriak gigi lagi.
”apa”
“ini bantuin, turunin barangnya” perintah gigi. raffi pun membantu gigi menurunkan barang bawaan mereka.
“cepetan fi, kita mau pembagian kamar nih” teriak deni.
“iya bentar” ucap raffi sambil menarik tas bawaan mereka. Mereka memasuki vila deni, dari ruang tamu sampai ke ruang tengah vila tersebut.
“wowwww...vila loe gede banget den” ucap raffi.
“elo mah telat, udah dari tadi kali” ucap billy.
“yeh,, gue kan baru lihat” ucap raffi lagi.
“udah apaan sih kalian. Sekarang kita bagi kamar. Vila ini terbagi atas 4 kamar tidur, 2 diatas dan 2 lagi dibawah. Sekarang kan kita ada tujuh orang nih, gimana nih cara baginya?” deni meminta pendapat dari teman-temannya.
“hmm, diatas kan ada 2 kamar. cewenya ada 4 orang, gimana kalau diatas para cewe aja, jadi sekamarnya bisa dua orang. Yang cowonya dibawah, bisalah salah satu kamar bertiga, berhubung dibawah ada dua kamar. Gimana?” usul nanda, yang lain ikut berfikir.
“gue setuju sama usul nanda” tambah naura.
“hmmmm, tunggu bentar, kita kan ada satu pasangan yang udah merrid” ucap zaskia. Semua berpaling kearah raffi dan gigi. raffi dan gigi hanya saling memandang dan kembali melihat kearah zaskia untuk meminta penjelasan lebih.
“kalian kan udah menikah. Masa mau dipisahin” ucap zaskia lagi.
“apa...astaga, gak papa kali ki. Nanti gue sekamar aja sama loe, santi ama naura. Gitu kan raffi” gigi menyenggol tangan raffi.
“iiii,,ya,,em, gitu aja. Gak papa kok, kita kan sedang liburan. Jadi, eh, kita jarang2 tidur sama2 lagi, iya kan bil, irwan , den” ucap raffi meminta bantuan dari ketiga temannya.
“emmm, tapi, kita gak papa juga kok fi. Jadi gini aja, satu kamar diatas, buat loe berdua ama gigi, satu kamarnya untuk para cewe, dibawah, nanda sama irwan, aku sama deni. Gitu aja” ucap billy.
“boleh juga tuh aturannya, setuju gue” tambah irwan. nanda dan naura terlihat tidak suka dengan aturan pembagian kamar tersebut, sementara raffi dan gigi saling memberi isyyarat agar mereka tidak sekamar.
“tapi kan..” belum juga raffi melanjutkan omongannya, yang lainnya langsung mengambil tas untuk menuju kamar masing2, nanda, naura yang masih diam ditempat mereka begitu pula dengan raffi dan gigi.
“udah, sana loe bedua naik keatas. Tapi kalau malam jangan ribut yah, disini banyak anak baru gede, ahahaha” goda deni kepada raffi dan gigi.
“apaan sih loe” ucap raffi yang hendak menendang bokong deni yang berlari menjauhi raffi.
“hmmm, yah. Emm, ayo naik” ucap raffi yang menarik tas mereka dan beranjak naik kelantai atas. Naura yang melihat sikap raffi nampak sangat cemburu, sedangkan nanda masih bersikap tenang.
“kita pilih kamar ini, karena lebih gede, kalian dikamar itu aja” ucap kia yang menunjukan kamar raffi dan gigi. naura terlihat menyusul naik keatas sambil membawa tasnya. Raffi yang melihat naura langsung melepaskan tas mereka dan berjalan mendekati serta menarik tas naura. Gigi hanya melihat raffi tanpa senyuman dan langsung menarik tas mereka masuk kekamar yang ditunjukkan oleh kia tadi.
“astaga...” gumam kia yang gerah melihat tingkah raffi.
“makasih yah fi.” Ucap naura
“iya, aku,,kekamar dulu” ucap raffi
“fi, bisa kita bicara?” tanya naura, raffi menoleh kearah naura.
“emm, aku ganti baju dulu, setelah itu, kita ketemu dibawah” ucap raffi.
“ok” ucap naura. Setelah menyimpan tas mereka, gigi trun kelantai bawah. Raffi masuk kekamar dan tidak mendapatkan gigi dikamar.
“yah ampun, dimana lagi tuh anak, hmm.” gumam raffi yang tidak mendapati gigi dikamar mereka. Raffi pun langsung masuk kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah mandi, raffi tidak langsung keluar, ia mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Gigi yang baru saja masuk kekakamar dengan minuman botol ditangannya melihat sekeliling kamar.
“hmmm, si raffi mana. hmm“ gigi menaikkan kedua bahunya dengan ekspresi cueknya. Ia pun membuka bajunya.
“ah,,lupa bawa jas mandi lagi. pakai handuk aja” gigi pun melilitkan handuk ketubuhnya, dan berjalan kearah kamar mandi. Saat gigi membuka pintu kamar mandi, betapa kagetnya ia.
“aaaaaaaaaaaaa” teriak raffi.
“astaghfirullah” ucap gigi dan secepat kilat ia menutup pintu kamar mandi itu kembali.
“aisshhhhh,,ahhhhh” gerutu gigi, sambil mengucek2 matanya. Terdengar ketukan dari pintu kamar mereka. Gigi berjalan untuk melihat siapa yang mengetuk pintu kamar mereka.
“siapa” teriak gigi dari balik pintu.
“gue gi, kia. Ada apa? Kok ada teriakan raffi” ucap kia. Gigi membuka pintu, dan hanya memperlihatkan kepalanya.
“oh, gak papa kok, itu,,,emmm, tadi,,,,eh, si raffi kejepit pintu kamar mandi” jelas gigi bohong. Naura yang melihat gigi, nampak begitu khawatir.
“kalau mau masuk kamar mandi itu, diketuk dulu” omel raffi yang keluar dari kamar mandi dengan handuk yang menutupi bagian bawah tubuhnya. Gigi berbalik melihat kearah raffi sambil melototkan matanya.
“apa” teriak raffi lagi, yang tidak mengerti dengan isyarat gigi.
“em, ki, udah yah, gue mau mandi dulu” ucap gigi yang hendak menutup pintu, namun kia mendorong pintu kamar gigi, dan nampak terlihat jelas, gigi yang hanya menggunakan handuk, begitu pula dengan raffi. naura juga ikut melihat pemandangan raffi dan gigi.
“loe mandi berdua sama raffi?” tanya kia yang mulai ingin tau.
“apaan sih loe, gak, udah2, gue mau mandi” ucap gigi yang langsung menutup pintu kamarnya.
“wah, apa gak salah lihat gue, wah,,,wah,,wah,,ini baru berita besar,,haha” gumam kia. Naura dengan wajah emosinya langsung masuk kedalam kamar.
“elo bisa gak, gak teriak2.” Ucap gigi.
“loe tuh yang gak sopan. Loe lihat apa tadi” omel raffi.
“emmm,, mau gimana lagi, udah kejadian juga” ucap gigi.
“ya Allah.” Ucap raffi yang melemas.
“a,,udah. Em,  gue juga gak tertarik kok. Tenang aja” ucap gigi.
“apa loe bilang, gak tertarik. Itu kehormatan gue” ucap raffi dengan nada memilu.
“cuman dilihat juga, itu pun, cuman beberapa detik. Dannn,,,eh, gue juga udah biasa lihat kayak gituan, gue kan dokter” ucap gigi yang menyembunyikan kegugupannya.
“astaga, biasa yah buat loe. Tapi gak buat gue, ini pertama kalinya, pertama kalinya,,,,pertama kalinya. Ah, sudahlah” ucap raffi yang mulai melemas.
“yah udah, gue mau mandi, lagian, itu juga salah loe. Mandi, pintunya gak dikunci. Yah, kecelakaan berarti” ucap gigi yang langsung berjalan menuju kekamar mandi. Dibalik pintu kamar mandi ia memegang dadanya dan menarik nafasnya dengan panjang.
“ah, gue butuh dirukiah kayaknya. Aduh, panas banget” ucap gigi, lalu ia berbalik mngunci pintu kamar mandi. “kalau dia mau balas dendam, jadi gue harus hati2”
“kecelakaan katanya, astaga” omel raffi.
“gak tertarik, apa dia itu wanita normal. Yah, dia kan memang wanita gak normal. Atau, sebenci itunya kah dia sama gue. Ahh, memalukan” omel raffi lagi. terdengar bunyi pesan masuk dari HP raffi.
“aku tunggu dibawah. Sekarang”
“naura” raffi langsung memakai bajunya. Dibawah nampak naura duduk dikursi ruang tengah vila tersebut
“hei ra. Emm, kamu mau ngomong apa” tanya raffi yang melemparkan senyum kearah naura.
“kita bicara dibelakang” ucap naura tanpa tersenyum. Raffi hanya mengikuti belakang naura.
“raffi” panggil naura.
“em”
“aku gak suka kamu sekamar sama gigi” ucap naura dengan wajah yang emosi.
“oh, em, aku gak ngapa-ngapain kok. Percaya deh” ucap raffi dengan gugup.
“aku masih pacar kamu kan” tanya naura lagi, status yang mungkin hampir terlupakan oleh raffi.
“em, iyaa, maaf” ucap raffi dengan wajah bersalah.
“kamu tau gimana perasaan aku sekarang fi” ucap naura yang mulai mengeluarkan air matanya.
“jangan nangis, maafin aku” ucap raffi yang berusaha menenangkan naura.
“aku gak ngerti sama kamu fi. Aku,,aku mulai ragu sama perasaan kamu fi. Bisakah aku mempercayaimu, semuanya terlihat samar sekarang.” Ucap naura didalam tangisnya.
“maafkan aku, kamu bisa mempercayaiku. Aku hanya mencintaimu, maffkan aku naura” ucap raffi lagi.
“kalau begitu, tetaplah bersamaku. Dan, jangan tidur sekamar dengan gigi. bisa kan?” tanya naura.
“apapun untukmu” ucap raffi, naura langsung memeluk raffi.
“aku takut banget fi. Aku takut kehilangan kamu” ucap naura didalam pelukan raffi.
“maafkan aku” ucap raffi. dibalik pintu, nanda melihat dan mendengar semuanya. Ia menarik nafasnya dengan panjang.
“apa yang sedang kamu lakukan raffi” gumam nanda.
***
“ayo semuanya. Pada laper kan, kita nyari makan dulu, gimana? Siapa nih yang mau nyari makan?” ucap deni saat mereka semua sedang berkumpul diruang tengah.
“hm, gue aja deh, sama zaskia” pinta irwan.
“mau loe...gak ah, gak percaya gue sama pilihan loe, nanti, loe gak balik2 lagi kesini. Yang lain, yang lain” ucap deni.
“gue aja den” billy tunjuk tangan.
“apa lagi loe, belum nyampe sini nanti itu makanan pada abis semua. Gak, gak, gak” ucap deni.
“raffi ama gigi aja” tambah deni. Raffi dan gigi yang duduk agak jauhan, saling menatap.
“kenapa harus gue sama gigi” protes raffi.
“kalau loe sama gigi udah suami istri, gak papa kalau loe bedua jalan bareng. Terus, gue percaya ama selera makan kalian berdua” ucap deni.
“gue aja yang pergi” ucap nanda, yang langsung berdiri dan mengambil jaket serta kunci mobilnya.
“tapi...” ucapan deni terpotong.
“udah, nyari makan aja butuh waktu. Gue aja. Gue traktir deh semua” ucap nanda dengan senyuman khasnya.
“aseekkk,,,ituu baru, sana nan, pergi, beli yang banyak yah” tipal billy.
“ah, elo, dasar, muka gratisan” sindir deni yang diikuti oleh tawa dari anak2 lainnya.
“mau ikut gi” tawar nanda, seketika suasana jadi hening.
“yah” gumam gigi.
“cewe kan paling tau masalah makanan. Ikut yuk!” Tambah nanda lagi. gigi nampak bingung, ia melihat kearah raffi yang duduk disebelah naura, raffi memandang gigi sejanak lalu berpaling memandang naura.
“baiklah. Yuk pergi” ucap gigi. gigi berjalan melewati raffi dan naura. Raffi hanya diam. Deny, irwan, billy, dan zaskia hanya menarik nafas mereka dengan dalam. Dimobil, gigi hanya diam.
“kamu gak papa kan?” tanya nanda
“iya, emang kenapa?”
“jalan sama aku. Raffi gak papa kan?”
“kenapa harus kenapa2. Aku kan gak punya hubungan apa2 sama dia” ucap gigi dengan senyuman kecutnya.
“syukurlah kalau begitu, dan tetaplah seperti itu, untuk hatimu” ucap nanda.
“maksud kamu?”
“lupakanlah” nanda hanya mengeluarkan senyuman khasnya, dan melajukan mobinya.
***\
“padahal gue udah atur, biar tu curut bisa bedua ama gigi. kok jadi gini yah” ucap deny pada billy dan irwan.
“kan loe tau, pernikahan mereka seperti apa” irwan menimpali.
“gue tau. Tapi, masa selama pernikahan mereka yang sudah lebih 6 bulan ini, tidak memunculkan sesuatu dihati mereka. Kan aneh. Cinta itu bisa hadir karena kebiasaan bro” jelas deni.
“gue tau. Tapi loe tau gak, kalau raffi pacaran sama naura” ucap irwan.
“apaaaa” teriak deni dan billy secara bersamaan.
“wah setres tuh anak” ucap billy.
“kalau orang setres kayak loe, udah bilang dia setres, berarti si raffi sudah bener2 setres” ucap deni.
“nyari masalah tu anak.” Ucap deni.
“tapi, kenapa si naura sama nanda ada disini sih. Rasa2nya gue gak pernah undang mereka” ucap deni.
“naura itu sahabat pacar loe, dodol. Kalau nanda, kan temen gigi sama zaskia” jelas irwan.
“oh gitu. Tapi, pasti zaskia kan yang ajak nanda?” ucap deni lagi, irwan hanya mengeluarkan senyumnya.
“hmmm, kita lihat saja bagaimana akhirnya. Aku penasaran” Ucap irwan.
***
“fi, mau aku buatin minum” ucap naura yang memecahkan lamunan raffi.
“yah. Boleh. Teh anget aja” ucap raffi dengan senyum simpulnya.
“kamu mikirin apa sih fi?”
“emm, oh,,,,,itu, kerjaan dikantor” jelas raffi dengan senyum hambarnya.
“jangan dipikirin kalau lagi liburan. Yah udah, tunggu disini. Aku buatin minum dulu”
“iya” ucap raffi yang kembali diam seperti sedang memikirkan sesuatu.
***
“lama banget sih, ini yang beli makan” gerutu billy.
“iyaaa, udah jam 4 lagi, bentar lagi makan malam nih” ucap deny.
“gimana dengan makan malam kita?” tanya billy kepada deni.
“jadiin aja ini makan sore, sekalian makan malam” ucap deni.
“yah, mampus deh” ucap billy yang merebahkan dirinya disofa. Raffi memperhatikan jam didinding dan sesekali melihat kearah pintu. Beberapa menit kemudian terdengar bunyi mobil datang.
“yah, kehidupan datang” ucap billy yang langsung berlari kedepan. Yang lain pun ikut keluar kedepan menyambut kedatangan nanda dan gigi. terlihat nanda turun dari mobil menurunkan belanjaan mereka.
“gue cuman dapat nasi padang, buat makan kita sekarang. Dan ini belanjaan gue dan gigi dipasar tadi, katanya buat makan nanti malam” ucap nanda yang menurunkan semua belanjaan mereka dan disambut oleh deni dan billy.
“wah, cerdas loe. Baru aja kita mikirin buat makan malam.” Ucap deni.
“itu ide gigi kok” ucap nanda lagi.
“oh yah, mana gigi” ucap deni lagi.
“oh, dia lagi tidur. Bentar yah gue bangunin” ucap nanda dengan wajah yang terlihat bahagia. Raffi hanya bisa diam menatap dingin kearah nanda. Naura memperhatikan ekspresi raffi.
“udah bangun, em, boleh aku gendong?” tanya nanda, gigi masih mengumpulkan kesadarannya.
“tapi”
“naik aja kepunggungku. Kaki kamu masih sakit kan? Ayo naik” ucap nanda yang menyodorkan punggungnya. Gigi napak ragu.
“ayo cepet” nanda menarik tangan gigi, menuntun untuk naik kepunggungnya.
“hati2, kaki kamu” nanda lalu menggendong gigi dibelakangnya. Semua nampak kaget, tidak terkecuali raffi.
“gigi, kenapa nan?” tanya zaskia dengan wajah khawatir.
“tadi dipasar, dia keserempet motor, kakinya sepertinya terkilir” jelas nanda. Raffi hanya diam, wajahnya tidak bisa berbohong, ia tidak suka dengan pemandangan di depannya. Dengan wajah dinginnya, raffi masuk kedalam vila meninggalkan teman2nya. Naura heran dengan sikap raffi.
“raffi” panggil naura yang mengikuti belakang raffi.
“aku mau istrahat ra” ucap raffi tanpa menoleh.
“tapi kamu kan belum makan” ucap naura lagi.
“bentar, aku istrahat sebentar. Dikamar deni” ucap raffi dengan senyum hambarnya dan langsung masuk kekamar deni dan billy.
“turunin di sofa aja nan. Gue naik ngambil kotak obat dulu” ucap kia.
“iya” nanda pun menurunkan gigi di sofa ruang tengah. Ia melihat kaki gigi yang merah dan mulai membengkak.
“”sepertinya kamu butuh obat gi” ucap nanda.
“iya, sepertinya sudah mulai meradang” tambah gigi.
“semoga tidak ada fraktur” ucap nanda.
“sepertinya tidak. Cuman terkilir aja kok. Jangan khawatir.” Ucap gigi lagi. raffi mengintip dibalik pintu.
“cuman terkilir gitu aja, tadi digendong, sekarang pake pegang2 kaki lagi. emang dia pikir dia itu dokter” omel raffi, ia berfikir sejenak
“yah memang dokter sih, tapi kan ada zaskia. Gigi juga dokter, masa gak bisa ngobatin dirinya sendiri” omel raffi, iapun langsung membanting tubuhnya dengan kasar diatas kasur.
“kita kompres air hangat dulu yah gi” ucap kia.
“raffi mana?” tanya deni kepada irwan.
“gak tau. Tuh anak mana yah.”
“em, makan aja. Gue gak papa kok. Tadi aku udah makan duluan ama nanda” Ucap gigi.
“bener nih gi, kita laper soalnya” ucap billy.
“iya, kalian makan aja. Gue gak papa kok” ucap gigi lagi. mereka pun makan diruang tengah sambil memperhatikan kia yang sedang mengobati kaki gigi.
“loe makan aja dulu ki, kaki gue gak papa kok” ucap gigi.
“gak papa, ini harus diperban dulu. Jangan dipake dulu yah kaki loe. Manfaatin tuh suami loe. Tapi, ngomong2, si raffi mana?” tanya zaskia yang mulai sadar dengan ketidakberadaan raffi.
“tadi lagi istrahat dikamar deni” jelas naura.
“dasar yah. Istrinya lagi sakit gini, dia malah enak2kan tidur. Bangunin yang” ucap zaskia sedikit meninggikan suaranya.
“gigi juga gak papa kan. Kenapa harus sepanik itu” ucap naura.
“walaupun gak papa, tapi saat ini kakinya harus diimobilisasi, jadi, dia butuh sanggahan. Disini kan gak ada tongkat. Lelaki yang muhrimnya kan raffi. jadi dimana salahnya?” ucap kia ngotot kepada naura, naura nampak tersinggung dengan perkataan zaskia.
“gak papa kok ki. Kan ada loe!” ucap gigi dengan tersenyum memohon pada kia.
“apaan, ada gue. Suami loe itu harus diberdayakan. Jangan vakum aja. Yang, bangunin si raffi” ucap zaskia
“iya, iya” irwan lalu berdiri dan memasuki kamar raffi. naura hanya diam, begitupun dengan nanda.
“kia” gigi memohon.
“apaa. Gue bener kan” bela zaskia.
“sekarang minum obat anti radangnya dulu sama anti nyerinya. Biar besok malam, bisa jalan loe.” Jelas kia
***
“raffiiii,,bangun loe” ucap irwan menggoyang2kan tubuh raffi.
“apaan sih.”
“loe dipanggil zaskia.”
“dipanggil kenapa?”
“loe tanya sendirilah”
“males”
“yah, dia mau ngejelasin, kaki gigi parah katanya” raffi langsung membelalakkan matanya.
“parah gimana” raffi langsung bangun meminta penjelasan lebih dari irwan.
“yah makanya loe tanya sama zaskia. Yang dokter kan dia” jelas irwan. raffi langsung bangun dan meninggalkan irwan sendirian dikamar.
“tuh anak kenapa sih.” Ucap irwan. raffi keluar dari kamar deni dan langsung mendekati zaskia.
“kaki gigi kenapa ki” tanya raffi yang nampak panik.
“kenapa loe baru muncul?’ pretes zaskia. Raffi hanya diam.
“jadi, kaki gigi akan semakin parah kalau digrakkan. Jadi untuk sementara harus diimobilisasi. Ngerti gak loe?. Jangan digerakkan dulu. Jadi, dia butuh seseorang untuk membantunya bergerak, sampai besok.” Jelas zaskia.
“terus, hubungannya sama gue?” tanya raffi.
“astaga. Rafffi, loe kan suaminya. Yah, loe lah yang ngebantuin dia” jelas kia lagi. gigi hanya diam, merasa tidak enak dengan raffi dan naura.
“apa perlu gue panggilin papanya” ucap kia lagi.
“hah, apa, gak usah, gak usah. Ada gue kok.” Ucap raffi.
“gitu dong. Gue mau makan dulu” ucap kia lagi
“loe udah makan?” tanya gigi kepada raffi.
“belom” ucap raffi dengan dingin.
“makanlah, makanan itu aman. Aku sudah makan tadi. Jadi tidak udah khawatir” ucap gigi.
“iya” jawab raffi masih dengan wajah yang dingin. Naura tidak menghabiskan makannya, ia pergi naik kekamarnya. Raffi hanya melihat naura.
“untuk nanti malam, gue ama irwan aja yah yang masak.” Ucap kia.
“nanti gue bantuin sama deni” ucap shanti.
“gi, loe istrahat aja. Okay” jelas kia.
“iya” ucap gigi.
***
“waktunya kita masak” ucap kia dan shanti.
“loe mau disini apa dikamar.” Tanya kia kepada gigi.
“disini aja deh, lagian kan nanti mau makan malam. Nanti kalau udah mau tidur aja gue naik keatasnya”
“oh yah udah. Raffi, temenin. Awas loe” ancam zaskia kepada raffi.
“iyaaa, iya” ucap raffi dengan wajah cemberutnya.
“yang, ayo sini kita masak” ajak zaskia kepada irwan, begitupun deni dan shanti.
“terus gue, sama siapa dong!” ucap billy.
“sana loe tidur, peluk guling” ucap deny kepada billy. Billy hanya cemberut dan masuk kekamar. Suasana hening tercipta diatara raffi dan gigi.
“ambilin, buku dong. Tolong” ucap gigi kepada raffi.
“buku apa” tanya raffi masih dengan ekspresi dinginnya.
“buku dikantung depan koper, judulnya MY Heart” ucap gigi. tanpa membantah raffi langsung naik untuk mengambilkan buku untuk gigi. beberapa menit kemudian raffi datang membawakan gigi sebuah buku dengan judul “my heart”.
“nih” raffi menyodorkan buku tersebut masih dengan wajah cemberutnya.
“loe kenapa sih.”
“gak papa.” Ucap raffi masih dengan cueknya.
“udah makan kan loe. Kenapa wajah loe kayak gitu” gigi masih heran melihat sikap raffi.
“biasa aja”
“masih marah ama kejadian dikamar tadi? Sudahlah, itu kan gak sengaja” ucap ggi
“siapa juga yang masih marah. Itu cuman masalah kecil” ucap raffi dengan sedikit meninggikan suaranya,
“santai aja kali. Aneh banget!” ucap gigi sambil membaka bukunya. Raffi melirik gigi dengan sinisnya.
“kayaknya loe seneng banget yah hari ini” ucap raffi menyindir gigi,
“maksud loe?”
“iya, bisa belanja berdua,,,sama nannnda,,, pulang pakai acara digendong lagi. ciah,,,hah” sindir raffi.
“bukannya si deni nawarin belanjanya sama loe. Loe kan yang gak mau” ucap gigi tanpa memalingkan pandangannya dari buku bacaannya.
“tapi kan,,,,semua orang tau kalau loe istri gue.”
“terus!” gigi mulai menatap raffi,
“yahhh,,,emmmm. Loe harusnya nolak tawaran nanda” ucap raffi dengan gugup.
“kenapa loe gak bilang kayak gitu tadi waktu nanda ngajakin gue.”
“maksud loe?”
“bilang ke nanda, ‘dia istri gue, ngapain loe ajak2’, beres kan. Loe gak harus marah2 kayak gini”
“apa....ngapain gue ngomong kayak gitu...ada2 aja”
“yah udah. Apa masalahnya sekarang. Gak ada masalah kan” gigi melanjutkan bacaanya. Sementara raffi masih dengan wajah cemberutnya. Sesekali ia melihat gigi dengan ujung matanya.
“fi, ambilin minum dong!” perintah gigi.
“ambil sendiri” ketus raffi.
“mana yang lebih mudah. Loe ngambilin gue, cuman bawa gelas aja, atau gue ambil sendiri, tapi loe harus bopong gue” ucap gigi.
“gak kedua2nya”
“kiaaaaaaa, raffi gak mau bantuin gue ambil minum” teriak gigi. tiba2 zaskia keluar membawa wajan ditangannya.
“loe gak mau tolongin ggigi. Mau loe gue goreng?” ancam kia.
“iyaaa,,apaan gue mau digoreng, emang gue ayam” ucap raffi dengan wajahnya yang masih ditekuk.
“yah udah, cepetan” ucap kia, sambil berlalu meninggalkan mereka. Gigi tertawa puas bisa mengerjai raffi.
“mau minum apa” tanya raffi.
“teh anget”
“gak bisa yang lebih mudah?” gerutu raffi
“ki..” gigi hendak memanggil zaskia lagi.
“iyaaa,,iyaa, gue buatin” gerutu raffi lagi.
“gitu dong, nurut” ucap gigi dengan wajah puasnya.
“bawel” raffi beranjak kedapur untuk membuatkan gigi minuman.
“sekali2 dia memang harus diberdayakan,,,bener tuh kata zaskia..ahahaha” gumam gigi dengan senyum jahilnya. Beberapa menit kemudian raffi datang dengan membawa secangkir teh hangat dan satu gelas es teh untuk mereka berdua.
“nih buat loe, teh anget” ucap raffi sambil meletakkan cangkir teh tersebut didepan gigi. gigi memperhatikan es teh yang sedang diminum oleh raffi.
“rafffiii” panggil gigi
“hm” jawab raffi disela aktifitasnya yang sedang menikmati es tehnya.
“sini itu buat gue” ucap gigi meminta es teh punya raffi.
“apaan,,,loe kan pesennya yang anget...ini,,minum” ucap raffi dengan kesal.
“itu tadi, sekarang aku maunya yang dingin, kesiniin gak” ancam gigi.
“gak mau” raffi menjulurkan lidahnya.
“raffi,,ih,,,siniiin gak” teriak gigi. dengan terus menjulusrkan lidahnya dan menggoyang2kan pantatnya raffi terus menggoda gigi yang tidak berdaya dengan kakinya yang sedang sakit.
“mau,,,sini,,,nih,,,berdirilah....ahahahah” goda raffi sambil sesekali meminum tehnya dengan wajah menikmati. Gigi mulai geram melihat tingkah raffi dengan satu kakinya ia berusaha menggapai gelas dari tangan raffi, namun tiba2 gigi mulai kehilangan keseimbangan, raffi dengan refleks menarik gigi kepelukannya, gelas es teh yang dipegang raffi pun terjatuh kelantai. Tangan kanan raffi memegang pinggang gigi sedangkan tangan kirinya memegang punggung gigi, hingga posisi mereka saat ini sangat dekat. Wajah gigi tenggelam ke dada raffi, hingga ia dapat mendengar degupan jantung raffi yang mulai tidak karuan. Raffi menarik nafasnya, gigi menengadahkan kepalanya, beberapa detik mata mereka saling beradu pandang.
“rafffiiii” panggil gigi dengan tatapan sendunya.
“em” jawab raffi
“tehnya tumpah” rajuk gigi dengan nada manja, dan ekpresi sedih melihat teh itu tumpah dilantai.
“astagaaaaa” gerutu raffi, yang tiba2 menggendong gigi.
“yahhhh,, turunin gue,,apa2an sih loe” ucap gigi yang kaget saat raffi menggendongnya. Raffi dengan kasar meletakkan gigi kesofa.
“tadi itu seharusnya gue selamatin gelas tehnya, bukan loe. Biarin aja loe jatuh kebawah. Elo, bener,,bener..huftttt, bikin gue gerah aja. Hahhh” gerutu raffi sambil berlalu meninggalkan gigi dan masuk kekamar billy dan deni.
“apaan sih tuh anak, aneh. Yah,,,sayang banget tehnya...yah udah deh, minum teh hangat aja” ucap gigi.
Dari lantai atas, ternyata naura melihat kejadian tadi. Nampak gurat kesedihan diwajahnya.
“rumit bukan?” tiba2 nanda mendekati naura yang sedang memperhatikan gigi.
“tidak ada yang rumit, selagi raffi mencintaiku. Tidak ada yang rumitt” ucap naura dan hendak meninggalkan nanda.
“sejak kapan kamu pacaran sama raffi?” tanya nanda.
“bukan urusanmu” jawab naura.
“jadi urusanku, karena, ini berhubungan dengan gigi” ucap nanda.
“kamu menyukai gigi?”tanya naura.
“iya,,,sangat menyukainya. Tapi aku tidak terlalu serakah untuk memilikinya sekarang. Aku akan menunggu sampai hatinya benar2 akan datang padaku dengan sendirinya.” Jelas nanda
“yah ampun. Kamu tau semunya. Pernikahan mereka?” tanya naura lagi,
“semua orang disini tau, termasuk aku. Aku tau pernikahan macam apa yang sedang mereka jalani.” Ucap nanda lagi.
“kalau begitu, kamu juga tau kalau mereka akan bercerai setelah dua tahun?”
“iya. Tapi, aku tidak mau terlalu tergesah2. Karena aku takut membuat semuanya menjadi lebih rumit. Dan....kamu dan raffi, tidak seharusnya kalian pacaran sekarang. Semua akan menjadi lebih rumit” jelas nanda.
“bukan urusanmu nanda” ucap naura lagi.
“dia bukan sekedar hanya obsesimu kan? Sama seperti aku waktu itu. Setelah semua kamu miliki,kamu bosan dan membuangnya ketempat sampah!”
“apa kamu bilang? Dia tidak sepertimu!”
“benarkah, kita lihat saja naura. Tapi satu hal, aku tidak akan tinggal diam pada orang yang akan menyakiti gigi. ingat itu baik2!” jelas nanda, yang bernjak pergi meninggalkan naura dengan kekesalannya.
***
Mereka semua sedang berkumpul diruang tengah sambil nonton sebuah acara TV.
“ini yang masak lama banget sih, gue udah kelaparannnn” ucap billy.
“sabar kali bil”  ucap gigi. naura duduk disebelah raffi sambil menyenderkan kepalanya dibahu raffi. nanda dengan dingin menatap raffi dan naura sedangkan gigi sesekali melihat kearah raffi dan naura dengan ekspresi yang sedikit sulit untuk diartikan.
“billy main yuk” ajak gigi.
“main apaan?” tanya billy.
“balapan motor pakai HP” ucap gigi sambil menaikkan kedua alisnya.
“gue boleh ikutan” ucap nanda.
“sini ayo” merekapun serentak mebuka aplikasi balapan motor diHP mereka masing2.
“udah kebuka semua kan, okkk, mulai” ucap gigi. merekapun begitu serius memainkan HP mereka. Geak tawa menghiasi senyum mereka. Raffi memandang kearah gigi dengan memanyunkan bibirnya.
“yah gue tabrakan....” ucap gigi yang nampak kecewa.
“hah,,,,baru main game motir aja, gak becus” ejek raffi.
“apaan sih loe” jawab gigi dengan kecut.
“ayo nan, bill, wahhhh, udah cepet banget motornya” ucap gigi tanpa memperdulikan raffi dan naura.
“nanda,,nanda,,nanda,,” ucap gigi menyemangati nanda... raffi melihat gigi dan mengerutkan alisnya.
“apaan sih loe, jangan ribut, gue lagi nonton!” teriak raffi kepada gigi dengan wajah kesalnya.
“yeh,,,” gumam gigi yang memonyongkan bibirnya.
“yeyyyyyyyy, nanda menang” teriak gigi.
“issssss” gumam raffi yang mulai gerah melihat tingkah gigi.
“aku mau ketoilet dulu ra, bentar yah” ucap raffi dengan wajah yang masih ditekuk.
“apa hebatnya main game motor kayak gitu. Coba pakai motor beneran, gue jagonya” omel raffi sambil membasuh wajahnya dengan kasar.
“raffii” panggil gigi ke raffi yang baru keluar dari toilet.
“apa” jawab raffi dengan ketus.
“si meli fi” ucap gigi dengan khawatir.
“kenapa dengan si meli”
“dia gak ada yang kasih makan, kalau mati gimana?” jelas gigi.
“astaga,,,telpon shahnas, atau caca,,cepet” ucap raffi yang duduk disebelah gigi. nanda dan naura heran melihat tingkah raffi dan gigi tidak terkecuali billy.
“caca gak bisa dihubungin dari tadi. Coba loe hubungin shahnas” ucap gigi.
“iya bentar,, nih2 kesambung. Nas,, loe kerumah aa yah” ucap raffi.
“iyaaa,,, loe kasih makan si meli.”
“apa. iya juga sih, emmm,” raffi kelihatan berfikir.
“kenapa fi” tanya gigi.
“shahnas kan gak punya kunci rumah kita” jelas raffi.
“iya juga. Oh iya, waktu itu mama punya kuci serepnya. Suruh aja shahnas kerumah, minta sama mama. Sekalian minta ditemenin sama caca” ucap gigi.
“nih loe ngomong” ucap raffi sambil menyodorkan hp nya ke gigi.
“halo nas! Em, minta kunci sama mama rieta. Nanti aku hubungin mama rieta dari sini. Minta ditemenin sama caca aja. Iya...makasih yah nas. Nih hp loe” ucap gigi sambil menyodorkan hp raffi.
“udah ditutup?”
“udah”
“gak sopan banget tuh anak, ucapin apa kek ke aa nya. Dasar” omel raffi.
“sebentar, bolehkan saya bertanya?” ucap billy
“apaan,,,?” ucap raffi.
“si meli yang bikin kalian panik itu siapa yah.?” Tanya billy lagi.
“ohhhh,,ituuu, anak si gigi” jelas raffi.
“kan dari loe juga. Masa cuman anak gue doang” omel gigi.
“yang sering nyebut mama kan elo” ucap raffi lagi.
“kan loe ikut bertanggung jawab juga.” Tambah gigi lagi. billy masih dengan wajah bingungnnya, begitu pula dengan nanda dan naura.
“sebentar, sebentar. Kalian diam dulu, saya masih bingung soalnya. Ehhhh, si meli itu, sejenis manusia atau hewan? Kalau manusia, kalian kan nikahnya blom setahun, gak mungkin punya anak kan. Atau, astagaaa, loe hamil duluan sebelum nikah gi? Yah Allah raffi, loe bajat juga jadi cowo” billy dengan seriusnya menyimpulkan semua pertanyaan yang telah ia buat sendiri.
“dasar pikiran loe” ucap raffi sambil melemparkan bantal sofa kewajah billy.
“terus,,,apa dong” bela billy.
“si melly itu ikan, dodol” jelas raffi.
“astaghfirullah,,,gi,, loe ngelahirin ikan?” ucap billy dengan wajah syoknya. Gigi hanya tertawa melihat ekspresi billy.
“bukkan,,, ikan yang gue beliin buat gigi. loe mah, mikirnya aneh2 mulu” jelas raffi.
“oh, kirain. Makanya kalian itu kalau ngomong yang jelas” omel billy
“elo tu, yang gak jelas” ucap raffi, naura dan nanda hanya diam.
“apanya sih yang gak jelas. Tuh, makanan udah pada siap dibelakang. Pada lapar kan loe semua” ucap deny. naura, raffi, dan billy pun beranjak kedapur. Nanda belum beranjak dan melihat kearah gigi.
“sini aku bantuin” ucap nanda yang berusaha membopong gigi.
“gigiiiii” teriak raffi. gigi pun nampak kaget.
“apaan sih fi, ngagetin aja” ucap gigi dengan wajah kagetnya.
“kan kata zaskia, gue yang bakal jadi kaki loe. Jadi, biar gue yang bantuin” ucap raffi yang sedikit terbata2.
“awas loe” ucap raffi yang menyuruh nanda untuk melepaskan gigi, naura diam, ia menarik nafasnya, dan berjalan sendiri munuju ke meja makan, sedangkan nanda masih duduk dengan mengeluarkan senyuman kecutnya. Raffi membopong gigi dan berjalan dengan perlahan, mendudukan gigi dikursi dan tanpa ia sadari raffi duduk dikursi sebelah gigi. naura nampak sangat kesal. Nanda pun ikut duduk disamping naura.
“sebentar. Kok menunya ayam sama telor sih. Ya Allah” ucap raffi yang melihat menu makan malam mereka.
“kenapa fi. Bukannya loe suka ayam?” ucap irwan.
“hmm, iya gue suka ayam.. suka banget, ampe setiap hari gue makan ayam sama telor ayam. Iya kan gi. Ini menunya loe yang pilih yah” sindir raffi kepada gigi.
“iya. Makan aja. Ini tuh menu yang gampang buat dimasak. Jd, jangan banyak ngeluh. Makannn, nih ayam, sekalian, ama telornya!” omel gigi sambil meletakkan ayam dan telor dipiring raffi.
“gak mau gi” ucap raffi yang mengembalikan telor goreng tersebut.
“makannn, cuman telor goreng juga” tanpa mereka sadari semua mata sedang memperhatikan mereka. Irwan, deny, santi dan zaskia hanya tersenyum geli melihat tngkah raffi dan gigi, sedangkan bllly makan tanpa memperdulikan sekitarnya. Naura hanya mengaduk2 nasinya tanpa semangat. Nanda makan dengan sedikit gurat kekecawaan diwajahnya.
***
“ok, sekarang saatnya kita istrahat. Besok persiapan buat ulang tahun gue” ucap deny.
“ayo naik ke punggung gue” ucap raffi yang menyodorkan punggungnya ke gigi.
“cie ileh. Enak bener yang udah nikah. Ehem, dingin lagi, bisa tuh peluk2an.” Goda billy.
“apaan sih loe bil. Ayo naik” ucap raffi. gigi pun naik ke punggung raffi.
“kita duluan yah” ucap raffi.
“iya,,ngerti kok yang belum bulan madu. Ehem, jangan bilang mau bulan madu disini. Awas aja kalau berisik” deny ikut menggoda.
“hah, maksud kalian apaan. Udah gue ngantuk” cap raffi dan berlalu meninggalkan teman2nya. Naura terlihat menarik nafasnya, seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya.
“loe berat banget sih. Tuh kepala loe jangan gitu, kalau loe keplitek kebelakang gimana. Tangannya gini nih” ucap raffi sambil melingkarkan kedua tangan gigi dilehernya. Karena posisi tangan gigi dileher raffi, wajah gigi pun disamping kepala raffi, gigi meletakkan dagunya dipundak kanan raffi.
“iya, bawel loe” gerutu gigi. raffi pun berjalan menaiki tangga itu satu persatu. 
“hah, udah sam,,,paiiiii,,,ahhhh” ucap raffi yang meletakkan gigi diatas ranjang dengan nafas terengah2.
“loe mah lebay banget. Jadi cowo lemah banget sih” ucap gigi.
“apa loe bilang. Loe pikir gak berat gendong loe sambil naikin tangga. Wahhhh” gerutu raffi.
“maap...makasih” ucap gigi dengan nada lembut.
“apa loe bilang. Apa gue gak salah denger, coba sekali lagi” ucap raffi sambil mengarahkan telinganya ke gigi. gigi pun mengulang kata2nya dengan pelan.
“makasih”
“apa,,apa, gue gak dengar” ucap raffi lagi sambil terus memajukan telinganya ke dekat gigi, gigi yang mulai gerah akhirnya berteriak ditelinga raffi.
“kalau gak denger yah udah” teriak gigi.
“astagaa,, budek gue...Hufttt” ucap raffi sambil memegang telinganya.
“habisnya loe, udah gue mau tidur” ucap gigi sambil menarik selimut menutupi tubuhnya.
“dasar loe. Gue juga mau tidur” ucap raffi sambil tidur disebelah gigi. mereka saling punggung-punggungan. Gigi menarik nafasnya dan mulai memejamkan matanya. Begitupun dengan raffi. kelelahan dihari itu membuat semua penghuni vila mulai terlelap terkecuali naura dan nanda. naura terlihat sedang mengirim sebuah sms kepada raffi. satu pesan masuk di HP raffi, namun yang si empunya HP sudah terlelap memasuki dunia mimpinya.
***
Cahaya matahari pagi menembus kaca jendela, menerpa wajah sang adam yang masih terlelap dalam dekapan sang hawa (aha, lebay). Raffi mulai merasa silau dengan terpaan cahaya matahari dipagi itu, ia mulai mengumpulkan kesadarannya, wangi rambut gigi membuatnya tidak ingin membuka mata. Gigi pun mulai sadar. Ia tidak lagi menggunakan bantal dikepalanya melainkan dada seseorang. Ia membuka matanya dengan lebar sadar dengan posisinya saat ini. Wajahnya berubah, raut penyesalan nampak terlihat jelas, perlahan2, ia menarik tangannya dari genggaman tangan raffi dan menarik kepalanya. Raffi merasakan gerakan gigi, ia pun mulai terbangun, kecanggungan terjadi, setelah mereka sadar dengan posisi mereka dipagi itu. Gigi takut membangunkan raffi, begitupun dengan raffi, beberapa menit mereka membeku pada posisi tersebut. Gigi mulai memberanikan dirinya menengadahkan kepalanya, melihat apakah raffi sudah bangun atau belum. Saat gigi melihat kearah raffi, raffi pun melihat kearah gigi. untuk sejenak waktu seakan berhenti, mungkin mesin waktu punya doraemon sedang digunakan oleh nobita saat itu ‘freeze’.
“ngapain loe pegang tangan gue” ucap gigi mencairkan kebekuan dipagi itu. Dengan refleks raffi melepaskan genggamannya.
“apaan. Gue gak pegang2 loe” ucap raffi yang mulai gugup.
“elo yang megang tangan gue” ucap gigi.
“elo yang tidur didada gue. Emang loe pikir dada gue bantal” bela raffi.
“tapi elo tadi yang meluk gue” bela gigi.
“elo yang meluk gue. Loe yang kayak gini nih” ucap raffi sambil mencotohkan gaya tidur gigi.
“elo yang meluk gue. Elo yang gayanya kayak gini” bela gigi yang juga ikut mencotohkan gaya tidur raffi.
“ah tau ah” ucap raffi yang turun dari tempat tidur dan masuk kekamar mandi.
“wah, apa gue udah gila. Kok gaya tidur gue bisa kayak gitu yah” omel raffi pada dirinya sendiri.
“ahhhhh, malu2in aja” gigi pun menggerutu pada dirinya sendiri dan kembali menutupi dirinya dengan selimut sampai kekepalanya. Raffi keluar dari kamar mandi, mengendap2 melihat apa yang sedang dilakukan gigi.
“dia tidur lagi. dasar kebo” ucap raffi. ia pun mengambil HP nya. 62 panggilan tak terjawab, 13 missage.
“naura” raffi pun membaca isi pesan naura.
“raffi angkat telponnya, aku mau ngomong”
“raffi”
beberapa pesan dari naura yang membuat raffi berlari keluar kamar untuk mencari keberadaan naura. Ia mendapati naura sedang duduk termenung dibalkon atas.
“naura” panggil raffi.
“kamu udah gak perduli sama aku raffi” ucap naura.
“maafin aku”
“aku bosan mendengar kata maaf dari kamu raffi. bukankah kamu sudah janji untuk tidak tidur dikamar bersama gigi. tapi apa? Kamu membuatku sakit raffi” ucap naura dengan air matanya.
“maafkan aku. Jangan menangis, kumohon. Kamu tau kan, gigi kakinya sedang sakit. Jadi aku harus menemaninya.”
“kamu bisa kan, setelah membawanya kekamar, lalu tidur dikamar billy dan deni.” Raffi hanya diam.
“sebenarnya apa artinya gigi untukmu? Dan apa artinya aku untukmu” raffi diam, ia menatap naura, bingung harus menjawab apa. Ternyata dibalkon kamar raffi dan gigi, gigi mendengarkan semua percakapan antara raffi dan naura.  Gigi terdiam, menanti jawaban yang akan dikatakan raffi.
“gigi, gigi,,,,dia,,, tidak memiliki arti apa2 untukku.” Ucap raffi sambil menunduk. Gigi yang sedang mendengar perkataan raffi, tanpa sadar air matanya terjatuh, ia terdiam, seperti tersambar petir dipagi hari. Ia menyapu air matanya, namun air matanya kembali jatuh.
“lalu apa artinya aku untukmu?” tanya naura lagi.
“kamu adalah segalanya, naura..” ucap raffi yang mulai tidak yakin dengan apa yang dia katakan.
“kalau begitu, jangan bersamanya. Aku mohon raffi” ucap naura lagi.
“iya,,maafkan aku, telah membuatmu menangis” ucap raffi lagi sambil menenagkan naura.
“hah,,,bukankah sudah seharusnya seperti ini” gumam gigi yang menyapu air matanya.
Nanda yang membawa obat untuk gigi, juga mendengar semua percakapan antara raffi dan naura. Ia mengetuk pintu kamar gigi.
“gi,” panggil nanda. Menyadari ada yang mengetuk pintu kamarnya, gigi menyapu air matanya dan membuka pintu.
“iya nan, ada apa” tanya gigi. nanda menujukkan roti isi beserta obat pada nampan yang dibawanya.
“makan, terus minum obat” ucap nanda.
“iya, makasih yah” ucap gigi. nanda seperti tau kalau gigi baru saja menangis.
“bagaimana kaki kamu?” tanya nanda. Belum juga gigi menjawab, raffi dan naura, berjalan bergandengan. Raffi melihat nanda dan gigi, namun berjalan cuek melewati mereka.
“udah baikan kok. Cuman terkilir aja. Bengkaknya juga sdh turun. Nih, udah bisa kepake buat jalan.” Jelas gigi dengan senyum hambarnya.
“makanlah rotinya, setelah itu minum obatnya. Ok?” ucap nanda lagi.
“iya makasih nan” ucap gigi sambil menutup pintu kamarnya. Ia melihat roti yang dibawah nanda, air matanya kembali terjatuh. Nanda masih didepan pintu kamar gigi, seakan merasakan kesedihan yang sedang dirasakan oleh gigi.
***
“mau bertanding” ucap nanda yang mendekati raffi.
“maksud loe. Bertanding apaan?”
“diseberang jalan ada penyewaan kuda. Kalau loe mau kita pertanding dulu2an. Dikebun deni sebelah vila ini.” Tantang nanda.
“hah, atas dasar apa? Males gue” ucap raffi.
“aku hanya ingin mengalahkanmu. Ingin melihat, apakah aku bisa menang darimu” ucap nanda dengan serius. Raffi pun menatap nanda dengan tajam.
“ayo, siapa takut” ucap raffi menjawab tantangan nanda.
***
“hei, lagi ngapain loe dikamar sendirian” ucap gigi yang mengagetkan kia dikamar.
“ini, lagi, nyusun rencana deni buat nanti malam. Oh iya, gimana kaki loe?”
“udah baikan kok, nih lihat” ucap gigi sambil memperlihatkan kakinya.
“udah minum obat?”
“udah. Yang lain pada kemana?” tanya gigi.
“oh, shanti lagi nemenin deni ngecek ketering buat nanti malam. Si naura gak tau kemana.” Jelas kia.
“gi”
“em,”
“kok loe lemes gitu sih. Terus, mata loe, kayak abis nangis. Abis nangis loe?” selidik kia.
“hah, gak, apaan, gue cuman lagi kelilipan tadi” jelas gigi
“oh,,kirain” ucap kia dan kembali melanjutkan coretannya.
“kia”
“em”
“bagaimana rasanya saat loe jatuh cinta sama irwan”
“ngapain loe tanya kayak gitu.”
“mau tau aja. Gue kan belum pernah ngerasain jatuh cinta. Hehe” ucap gigi dengan senyum kecutnya.
“dasar loe. Emmm, gimana ngejelasinnya yah. Cinta, bisa membuatmu tertawa dan menangis tanpa sebab yang tak kau ketahui. Tapi, hatimu tau, walau kau mengingkarinya. Awalnya gue gak suka sama irwan, tapi dia ngejar gue mulu, ampe bosan lihat mukanya. Saat dia gak ada, gue ngerasa ada yang hilang dari hari2 gue. Gue bisa ketawa sendiri saat ingat tingkah konyolnya. Dan saat dia sakit, gak kerasa air mata gue jatuh tanpa sebab. Lebay yah gue,,,eheheh” jelas kia, gigi hanya mengeluarkan senyumnya.
“emang kenapa loe nanyain. Udah mulai ngerasain cinta yah?” tanya kia.
“hah, gak kok.” Elak gigi yang mulai gugup.
“satu llagi gi. Cinta, itu sebuah mysteri. Terkadang jtuh pada orang yang kita tidak sangka2. Sering masuk kedalam hati kita tanpa permisi, sehingga semua ruang yang tadinya kosong terisi penuh olehnya. Begitulah cinta, selalu datang tanpa permisi. Gue aja gak nyangka bakal jadian ama irwan. gue hanya berdoa, bahwa dialah jodoh yang ditakdirkan Allah untukku” jelas kia dengan senyum manisnya.
“ki, gi, raffi ama nanda lagi lomba naik kuda dikebun sebelah. Kayaknya seru, mau ikutan nonton gak” ajak billy yang menggebu2.
“apa, ada2 aja” ucap gigi.
“ayo sini.” Ucap kia yang langsung menarik tangan gigi. naura, gigi, zaskia dan billy pun pergi kekebun untuk melihat raffi dan nanda yang sedang bertanding dulu2an.
“mereka ngapain sih, kalau jatuh gimana. Rafffi” teriak naura yang melihat raffi dan nanda saling beradu dengan kuda mereka masing2. Tiba2 saja kuda raffi dan nanda terjatuh karena sebuah ranjau yang dipasang di kebun tersebut dan alhasil tubuh nanda dan raffi terpental jatuh dari kuda mereka. Gigi, billy, naura dan zaskia kaget dan langsung berlari mendekati mereka. Saat gigi hendak mendekati raffi tiba2 naura berlari kearah rraffi sambil melihat keadaan raffi.
“kamu gak papa kan. Mananya yang luka. Ini kaki loe lecet. Mana yang sakit fi. Kenapa kalian harus balapan kuda sih. Nyari masalah aja” ucap naura yang panik melihat keadaan raffi.
“aku gak papa kok” ucap raffi. gigi yang melihat raffi dan naura memalingkan pandangannya, ia seperti menahan air matanya untuk jatuh. Ia melihat nanda yang sedang membersihkan tubuhnya.
“kamu gak papa nan? Coba aku lihat” ucap gigi mendekati nanda, nanda tersenyum. Zaskia dan billy bingung dengan pemandangan didepan mereka.
“ini, apa gak kebalik ki” tanya billy
“hah, entahlah” ucap kia. Raffi memperhatikan gigi yang sedang membantu nanda. Seperti sedang menahan emosinya raffi berdiri dan meninggalkan naura.
“raffi, kamu mau kemana” panggil naura, namun raffi terus berjalan meninggalkan naura. Gigi hanya melihat raffi, dan kembali melihat kondisi nanda. Naura terus mengikuti belakang raffi, sampai raffi masuk kekamarnya dan menutup pintu tersebut.
“raffi, kamu gak papa kan” panggil naura
“aku mau mandi ra. Aku gak papa” ucap raffi dari balik pintu. Gigi dan zaskia membantu mengobati luka lecet ditubuh nanda dihalaman vila. Dan raffi melihat semua itu dari balkon kamarnya. Ia terlihat sangat kesal. Ia mengingat kembali percakapannya dengan nanda sebelum balapan kuda dengan nanda.
=10 menit yang lalu=
Diatas kuda raffi dan nanda saling dulu2an.
“raffi,,,aku memikirkannya” ucap nanda
“memikirkan apa?” tanya raffi.
“aku sudah pernah bilang padamu. Untuk menggenggam hanya salah satunya saja. Naura atau nagita? Sepertinya, kamu sudah memutuskan untuk menggenggam siapa” ucap nanda
“maksud kamu?”
“kamu sudah bersama naura kan! Aku, tidak akan tinggal diam lagi. aku, akan membuat gigi jatuh cinta padaku, mulai dari saat ini, boleh kan?” tanya nanda, mata raffi memerah, tangannya mengepal. Mereka saling beradu pandang.
“hah, apa kau lupa kalau dia istriku” ucap raffi dengan mata yang mulai memerah,
“dia istrimu, tapi kau lupa bagaimana cara memperlakukannya sebagai istrimu. Kamu hanya akan menyakiti mereka berdua raffi.”
“itu bukan urusanmu. Dan gigi, biarkan dia menjadi urusanku. Aku,,,bisa menyelesaikan masalahku. Kamu tidak perlu ikut campur” ucap raffi dengan emosinya.
“jangan menyakiti gigi. kamu akan berhadapan denganku jika menyakitinya. Aku akan merebutnya darimu” ancam nanda juga dengan wajah seriusnya.
***
Raffi membasuh badannya yang penuh dengan luka lecet karena terjatuh tadi. Ia bersandar didinding kamar mandi, sambil memikirkan semuanya.
“apa yang telah aku lakukan. Apakah aku menyakitinya. Lalu kenapa aku tidak ingin melepaskannya.” Raffi menarik nafasnya dengan panjang.
“raffi” terdengar suara gigi memanggilnya.
“ada apa” tanya raffi.
“loe baik2 aja kan”
“iya, gue baik aja. Urus saja nanda” ucap raffi. gigi terdiam, seakan bingung dengan semuanya. Ia pun meninggalkan raffi dan turun kebawah. Memikirkan semuanya.
***
Malam pun tiba, pesta ulang tahun deni akan segera dimulai. Pesta dirayakan ditepi kolam renang divila tersebut. Semua sudah berpakaian rapi dengan setelan jas dan gaun. Nampak naura mengenakan gaun berwarna hitam, menggandeng raffi yang menggunakan setelan jas berwarna putih.  Pesta malam itu bertemakan hitam putih, cewe mengenakan gaun hitam dan prianya mengenakan jas putih.
“wah walaupun sedikit, tapi berasa rame yah...ahaha” ucap billy.
“wow, subhanallah” billy melototkan matanya saat melihat gigi keluar dengan gaun hitamnya. Rambutnya dinaikkan keatas, sehingga nampak jelas leher jenjangnya. Balutan gaun hitam berpadu indah dengan kulit putihnya yang mulus. Begitu cantik dan anggun. Raffi menatap gigi tanpa berkedip.
“wah,,,gila, gigi,,,loe cantik banget” ucap kia mengahampiri gigi.
“ah, loe, malu gue. Biasa aja” ucap gigi.
“apanya yang biasa gi. Sumpah loe cantik banget malem ini” ucap kia lagi. gigi hanya mengeluarkan senyumnya.
Pesta ulang tahun deni pun dimulai, nanda dan gigi, raffi dan naura, irwan dan kia, shanti dan deni, serta billy sebagai pembawa acara dimalam itu. Raffi terus memperhatikan gigi dan nanda, tidak ada senyum dibibir raffi. sedangkan gigi dan nanda saling melempar senyum. Acara suprice untuk shanti pun dimulai terlihat deni membungkuk dan meminta shanti menjadi istrinya. Dengan kata pujian sambil menujukkan sebuah cincin berlian putih, deni melamar shanti dimalam itu. Dengan tangis haru shanti menerima lamaran dari deni. Rona kebahagian nampak jelas menghiasi wajah deni dan shanti. Makan malam, dan gelak tawa menghiasi pesta dimalam itu.
“gue masuk kedalam sebentar” ucap raffi yang berdiri dan masuk kedalam rumah. Naura mengikuti belakang raffi.
“gi” panggil nanda
“em” jawab gigi.
“boleh ikut gue sebentar” ucap nanda.
“kemana?” tanya gigi.
“kedalam rumah” ucap nanda.
“em,,ngapain”
“ikut aja” gigi mengikuti ajakan nanda untuk masuk kedalam, diruang tengah, nampak raffi dan naura sedang duduk sambil mengahabiskan minuman mereka.
“raffi” panggil nanda, raffi dan naura menoleh kearah gigi dan nanda. Gigi mengerutkan alisnya, bingung dengan moment saat ini.
“dengerin ungkapan ggue sama gigi” ucap nanda, gigi masih terlihat bingung.
“nagita slavina. Aku tau ini bukan waktu yang tepat, tapi, aku sudah tidak dapat menahan semuanya lagi. aku ingin bertanya padamu, seperti yang kamu tau perasaan ku kepadamu. Sekarang, bolehkan, aku mencintaimu? Bolehkan aku menunjukkan cintaku? Dan, bolehkan aku memperjuangkannya” ucap nanda, gigi napak sangat kaget, begitupun dengan raffi dan naura.


To Be Continueeee,,,maaf yah lama,,,,jangan lupa like dan commentnya and keep smilee...hehehe