Rabu, 18 Mei 2016

My Imagination "Dalam Diam Kau Curi Hati Ku" Part 29

Ost part ini Ari Lasso – Tuhan Kau tahu (ost Raffi), Geisha-Tak kan pernah ada (ost Gigi), Raffi, Nagita – Jika.

“Dalam Diam Kau Curi Hati Ku”

Part 29
***
“mba gigi mana?” tanya shahnas dengan wajah yang penuh dengan semangat.
“udah duluan bareng kak zaskia. Sekarang cepetan, loe juga naik kemobil, biar kita langsung cuss” ucap caca yang berada dalam mobil.
“ok” ucap shahnas lagi lalu naik ke mobil caca.
“gue penasaran banget, pengen lihat mba gigi ca!” tambah shahnas lagi.
“ia. Gue malah lebih penasaran, bagaimana nanti mba gigi dan a raffi bertemu,,aaa, loe udah siapin kamera kan?” semangat caca.
“udah dong....” ucap shahnas, mereka pun nampak sangat bahagia.
***
“wowww, bagus banget,,lihat itu” ucap gigi yang kini berada kurang lebih 2 meter dari belakang raffi. raffi yang mendengar suara gigi terdiam. Ia mulai membalikkan badannya, mencari asal suara yang sungguh ia  rindukan. Ia berbalik, dan mendapati gigi sedang memainkan bunga kepada stevie, raffi terdiam, ia memandang gigi dengan tatapan yang sulit diartikan. Gigi berbalik menatap kedepan, dan mendapati raffi yang sedang menatapnya. Gigi terdiam, dan juga ikut menatap raffi. mereka pun beradu pandang. Pandangan yang sudah begitu lama. Perasaan apa yang sedang berkecamuk dihati mereka saat ini.
“cepet ca turun, a raffi sudah bertemu sama mba gigi!” ucap shahnas yang langsung keluar dari mobil dan menyiapkan kameranya. Caca pun ikut turun dari mobil dan mengikuti shahnas.
“hai raffi. apa kabar!” satu kalimat yang keluar dari gigi dengan senyuman kecilnya, membuat raffi semakin terdiam. Raffi terus menatap gigi. gigi memalingkan pandangannya dari raffi kearah billy, deni dan irwan.
“hai bil, apa kabar?” tanya gigi sambil melemparkan senyumnya.
“baik gi! Tambah cantik aja” jawab billy, gigi hanya melemparkan senyumnya.
“bang deni udah nikah yah sama teh santi?” tanya gigi lagi.
“udahlah. Udah punya anak 1. Kamu aja yang sombong, gak mau datang kepernikahan aku.” jawab deni. Sesekali gigi melihat kearah raffi yang terus menatapnya.
“dan raffi!” tanya gigi lagi dengan tatapan yang sedikit grogi. Raffi hanya diam, ia melihat kearah stevie yang sedang digendong oleh gigi. ia melihat stevie dan kembali melihat gigi.
“caaa, mba gigi...” tanya shahnas dengan wajah bengongnya.
“bukan. Jangan salah paham. Mba gigi belum nikah kok!” jawab caca, lalu berjalan mendekati kakaknya. Shahnas hanya diam dan nampak berfikir.
“sayang. Ayo kita tidur!” ucap nanda yang tiba2 datang. Sontak deni, billy, irwan, shahnas dan raffi nampak sangat kaget melihat nanda. Raffi memalingkan pandangannya dari gigi dan nanda.
“owh, anak papa. Pasti udah ngantuk!” ucap nanda yang mengambil stevie dari gendongan gigi. gigi hanya memberikan stevie sambil membelai lembut rambut anak itu. Raut wajah raffi langsung berubah. Ia berkali2 membasahi bibirnya dan menelan ludahnya. Entah apa yang sedang dirasakannya sekarang.
“aku kedalam dulu yah!” ucap raffi pada kawan2nya dengan wajah muramnya.
“hei, raffi!” panggil nanda yang menyadari keberadaan raffi. raffi berusaha menoleh dan memberikan senyuman yang nampak sangat dipaksakan kepada nanda.
“hai nanda. sudah lama tidak bertemu!”  ucap raffi lagi.
“ki, bisa anterin kekamar!” tanya gigi kepada kia. Raffi langsung melihat kearah gigi.
“em, yah. Biar aku anter. Em, yang, aku annterin gigi dulu yah! Jangan lupa dihafalin ijab qabulnya. Da!” ucap zaskia, seperti enggan untuk meninggalkan irwan.
“besok pagi bakal ketemu. Ayo cepetan.” Ucap gigi.
“iya...gak sabaran banget!” ucap kia.
“oh iya nan, kamar kamu, nanya aja ke deni. Ok!” ucap kia.
“siap!” jawab nanda.
“eh kalian, ayo sekalian ikut. Biar aku tunjukkan kamar kalian” ucap kia yang melihat caca dan shahnas. Gigi yang melihat shahnas menatapnya dengan tatapan sendu, memberikan senyumnya.
“hei nas. Udah gede yah sekarang!” ucap gigi menggoda shahnas. Shahnas langsung berlari memeluk gigi dengan tangisan harunya.
“mba gigi kemana aja. Shahnas kangen tau” ucap shahnas. Gigi membalas pelukan shahnas.
“gak kemana2.” Ucap gigi.
“pemandangan indah yah. Lihatnya gitu banget!” goda deni pada raffi yang melihat gigi dan adiknya.
“apaan sih.” Ucap raffi lalu kembali melihat kearah gigi yang mulai masuk kedalam villa untuk tamu perempuan. Tidak banyak yang diundang kepernikahan irwan dan zaskia. Villa yang disediakan hanya untuk tamu dari keluarga dekat dan sahabat dekat mereka berdua.
“terus kamar aku dimana den? Kalau bisa sendiri. Soalnya aku sama anak aku” tanya nanda.
“em,,kenapa stevie gak tidur sama ibunya saja. Jadi, kamu bisa gabung sama kita” ucap deni. Raffi yang mendengar itu bernajak pergi.
“aku duluan yah” ucap raffi lagi.
“jadi aku harus bawa pulang dia kejerman, biar dia bisa tidur sama ibunya. Hadeuh” ucap nanda lagi. raffi yang mendengar perkataan nanda menghentikan langkahnya dan melihat kearah nanda.
“maksud kamu?” tanya raffi tiba2 kepada nanda.
“maksud,,,oh,,,astaga. Jadi kalian pikir ini anak aku sama gigi? owhhh, kenapa gue gak bohong aja. Biar si raffi ini mati penasaran sampai pagi” goda nanda kepada raffi yang nampak bingung.
“owhhh,,,ahahaha,,em,, baiklah. Sini aku anter kekamar kalian. Hai,,anak cantik!”ucap deni, langsung menawarkan untuk mengantar nanda kekamarnya. Nanda pun mengikuti deni. Raffi nampak berfikit sambil mengerutkan alisnya. Irwan dan deni yang melihat ekspresi raffi hanya tertawa.
“loe tega banget fi. Salam dari gigi gak dibales lagi!” ucap irwan sambil merangkul leher raffi. raffi hanya diam.
“katanya, kalau ketemu sama gigi, saya akan bilang ‘hai, apa kabar’, hah, nyatanya, seperti patung.” Tambah billy lagi. raffi melepaskan rangkulan raffi dan pergi meninggalkan kedua sahabatnya itu.
“sudah sangat jelas terlihat. Dia masih mencintai gigi!” ucap billy kepada irwan.
“tidak perlu dijelaskan. Memang sudah sangat jelas. Oh ya Allah. Gue harus nyiapin diri buat besok!” ucap irwan lalu berjalan meninggalkan billy.
“lalu aku. hah,,,sudahlah!” ucap billy yang ditinggal sendirian.
***
“loe yakin, loe baik2 saja” tanya zaskia kepada gigi.
“ia. Sana loe kekamar loe. Besok kan hari penting dalam hidup loe.” Ucap gigi.
“yah sudah. Kalau loe butuh apa2, langsung masuk saja ke villa gue. Ok. Selamat malam gi!” pamit kia. Gigi yang sedang merapikan kamarnya terdiam mengingat kembali pertemuannya dengan raffi. tatapan raffi yang penuh makna yang belum juga ia mengerti. Ia sesekali menarik nafasnya.
“mbaaaa!” panggil caca dan shahnas dari balik pintu kamar gigi.
“masuk aja!” jawab gigi dari dalam.
“yeeee!” ucap shahnas dan caca, berlomba masuk kekamar gigi. gigi hanya membuat senyum kecil dan mengelengkan kepalanya.
“mba gigi kemana aja sih. Ayo cerita ke shahnas!” tanya shahnas kepada gigi. gigi hanya tersenyum.
“kan udah gue bilang. Mba gigi habis kuliah S2, ngambil sp. Bedah jantung. Jangan nanyain pertanyaan yang gak penting gitu. Nanya pertanyaan yang penting!” jawab caca kepada shahnas.
“gue kan nanyanya ke mba gigi, bukan loe!” ucap shahnas langsung diwajah caca.
“udah, jangan berantem. Kalian ini. dari dulu gak ada berubah2nya. Hadeuh!” omel gigi.
“ada yang berubah kok mba, kita berdua udah punya pacar!” ucap shahnas, caca langsung membekap mulut shahnas.
“loe yah, ember banget. Mau gue kasih tau ke mba gigi siapa pacar loe!” ancam caca.
“jangan atuh ca. belum saatnya!” jawab shahnas lagi. gigi hanya tersenyum melihat kelakuan caca dan shahnas.
“mba!” panggil shahnas.
“emm!” jawab gigi sambil membuka ipad nya.
“mba gigi gak kangen sama a raffi!” tanya shahnas, caca langsung mencubit pinggang shahnas. Gigi terdiam dan langsung tersenyum geli melihat kelakuaan dua adiknya itu.
“apaan sih loe. Pertanyaan itu harus bertahap!” omel caca.
“yah udah, loe aja yang nanya. Daritadi gue salah mulu” ambek shahnas.
“jangan ngambek gitu. Mba merindukannya, bohong kalau mba bilang kalau tidak merindukannya!” jawab gigi dengan senyumannya. Caca dan shahnas saling memandang, bingung, dan kembali memandang gigi.
“kalau gitu, kenapa tadi, ekspresi mba sama aa kayak gitu? Kayak orang yang baru ketemu, dingin!” tambah shnans lagi. gigi terdiam, dan melihat kearah shahnas.
“emm, entahlah. Mungkin dia, sudah melupakannya! Dan, selesai!” gigi menjawab dengan raut wajah kecewa.
“gak mungkin mba. Orang a raffi hampir gila mikirin mba. Gak mungkin dia ngelupain mba gigi gitu aja!” jelas shahnas lagi. gigi berbalik menatap shahnas.
“waktu yang berubah nas. Mungkin waktu juga yang merubah segalanya. Lagipula, tidak ada yang perlu diingat.” Ucap gigi lagi.
“mba, shanas belum pernah melihat a raffi seperti itu. Dia marah, menangis. dia bilang, dia mencintai mba. Dia mencintai mba gigi, dan itu membuatnya gila. Kejadian itu, bahkan ingin shahnas lupakan mba. A raffi seperti orang gila. Dia keluar dari rumah, melepeskan semua yang telah diberikan papa. Berusaha menata hidupnya kembali. Bahkan sampai hari ini pun, itu terkahir kelinya a raffi datang kerumah. itu terakhir kalinya a raffi berbicara dengan papa. Dan semua itu, tidak mungkin bisa terhapus dengan mudah. Mba seperti nuklir yang meluluh lantahkannya. Shahnas yakin, a raffi masih mencintai mba!” jelas shahnas. Gigi menatap shahnas.
“iya. Benar apa yang dikatakan shahnas mba. Waktu itu, sekitar dua bulan sejak kepergian mba. A raffi tiba2 datang kerumah. tidak nampak kesedihan diwajahnya. dia datang dengan senyuman,, menyapa mama, papa dan juga caca. Dalam seminggu a raffi selalu datang kerumah. tertawa, makan malam bersama. Tapi dia tidak pernah masuk kekamar mba. Sekalipun. Caca pernah beberapa kali melihat, a raffi menatap pintu kamar mba gigi. dan caca tau, semua itu dilakukan aa raffi, karena cintanya pada mba” tambah caca. Gigi masih terdiam.
“mba, yang perlu kalian lakukan sekarang adalah jujur pada perasaan kalian masing2. Mba mencintai a raffi kan?” tanya shahnas lagi. gigi menatap caca, dan menurunkan pandangannya.
“ah,,,mba mau mandi dulu. Sebaiknya kalian juga istrahat. Biar seger besok paginya. Ok!” ucap gigi lalu berjalan masuk kekamar mandi. Caca dan shahnas hanya memandang gigi dengan penuh tanya.
“gue pikir, saat mereka bertemu, mereka akan menumpahkan seluruh kerinduan mereka. ternyata!” ucap shahnas lagi.
“iya. Isss,,gue juga pusing nas!” tambah caca. Gigi yang berada dalam kamar mandi terdiam memikirkan perkataan sahnas dan caca.
***
“ternyata, malam ditengah hutan, lumayan menengkan yah!” goda deni kepada raffi yang duduk ditaman belakang villa. Raffi masih saja diam.
“ehmm,, apa sih yang loe pikirin fi!” tanya deni. Raffi masih saja diam memandang didalam kegelapan.
“tidak ada yang akan berubah jika kamau tidak mengambil sikap. Hahhh” tambah deni.
“aku tidak tau apa yang kurasakan sekarang!” ucap raffi.
“memang apa yang kamu rasakan. Dia juga masih sendiri ternyata. Apa yang kamu pusingkan. Tinggal katakan padanya, beres kan!” ucap deni lagi.
“hah, sudahlah. Aku pun juga tidak tau. Dia mencintaiku atau tidak.” Ucap raffi lagi.
“menyerah sebelum bertindak, adalah ciri dari seorang pengecut. Terserah padamu!” ucap deni lalu meninggalkan raffi sendiri. Raffi kembali diam.
***
“gue gugup banget bro. hufttttt” ucap irwan. ijab qabul akan dilaksanakan pukul 16.00, para tamu undangan sudah mulai berdatangan. Raffi, deni, billy menemani irwan dikamarnya.
“santai aja bro. tarik nafas dalam.:” ucap deni.
“iyaaa..hufttt, gimana kalau gue lupa bacaannya!” ucap irwan lalu kembali membaca tulisannya.
“santai aja bro. waktu akan terlewati, dan tanpa loe sadari, loe udah jadi suami orang!” tambah raffi.
“iya bener. Santai aja bero!” tambah billy.
“emang loe udah pernah ijab qabul?” tanya deni menggoda billy
“yah,,,bentar lagi” jawab billy bete.
“mempelai pria, boleh turun kebawah!” ucap seorang pemuda kepada irwan.
“iya” jawab irwan gugup. Irwan berjalan menuju ketempat ijab qabul akan dilaksanakan dengan jantung yang berdebar lebih kencang ditemani oleh raffi, deni dan billy dibelakangnya. Para tamu undangan pun mulai duduk dikursi yang telah disiapkan. Suasana alam yang begitu damai dan tenang tercipta dihari itu. Para tamu mulai berdiri saat melihat mempelai wanita mulai masuk ketempat acara. Dengan pakaian adat jawa zaskia nampak sangat cantik dihari itu. Irwan yang melihat calon istrinya berjalan mendekatinya semakin membuat jantungnya berdebar. Berbeda dengan irwan, mata raffi tertuju pada wanita yang berada disamping zaskia. Gigi, dengan gaun putihnya, nampak lebih menarik dimata raffi. raffi memandang gigi tanpa berkedip. Gigi menami zaskia sampai kepada irwan. memberikan tangan zaskia keirwan, dengan senyuman manis, gigi berbisik kepada irwan.
“awas loe salah baca ijab qabul!” ancam gigi, lalu melebarkan senyumnya. Raffi yang sedari tadi melihat gigi, sungguh menikmati pemandangan didepannya. Saat gigi berbalik dan mendapati raffi memandangnya, gigi hanya memberikan senyum manisnya. Raffi yang merasa kedapatan memandang gigi, memalingkan pandangannya. Saat gigi hendak duduk dikursi barisan depan sebelah kanan, tiba2 caca datang dan mendorong tubuh gigi kesebelah raffi.
“ini tempat aku mba!” ucap caca dengan senyuman nakalnya.
“bang billy. Sini!” panggil shahnas kepada billy, billy yang masih tidak mengerti berjalan kearah shahnas.
“bang billy duduk disini yah, disampaing nanas.” Ucap shahnas yang mengatur posisi duduk mereka saat ini.
“dan mba gigi duduk disini!” ucap caca dan memaksa kakaknya duduk dikursi sebelah kanan raffi.
“caca. Apa2an sih kamu!” ucap gigi dan hendak berdiri dari kursinya. Namun tiba2 tangan raffi menarik tangan gigi sehingga gigi kembali terduduk disamping raffi.
“ijab qabulnya udah mau dimulai!” ucap raffi tanpa berbalik untuk melihat gigi. gigi melihat raffi , lalu berpaling dan melihat kedepan. Cukup canggung apa yang mereka rasakan kali ini.
ijab qabul berjalan dengan lancar, irwan dan zaskia telah sah menjadi suami istri, para tamu berdiri memberi tepuk tangan. Raffi dan gigi berdiri berdampingan sambil memberi tepuk tangan.  Gigi yang merasa canggung memilih untuk pergi dan mendekati zaskia dan memberikan selamat. Pesta dimulai sampai malam. Raffi dan gigi saling menghindar, suasana canggung tercipta diantara mereka. teman2 mereka cukup risih melihat tingkah mereka.
“gue heran sama tu dua makhluk. Dari kejauhan saling mencari, tapi kalau udah berdekatan, malah saling menghindar. Hadeuhhh” ucap deni.
“iya, seperti anak kecil yang baru mengenal cinta!” tambah billy. Deni menatap billy, billy hanya manik turunkan alisnya.
Pesta pun usai. Beberapa tamu undangan ada yang memilih untuk langsung pulang, dan beberapa teman dekat dan keluarga zaskia irwan memilih untuk tetap tinggal sampai besok. Begitu pula dengan raffi, deni, billy, shahnas, caca, nanda dan juga gigi. mereka duduk disalah satu meja besar, raffi, deni billy, shahnas dan caca. Raffi hanya diam sementara yang lain saling bercanda. Zaskia dan irwan sedang becakap2 dengan keluarga mereka masing2, sedangkan gigi sedang membantu nanda menidurkan stevie. Raffi sesekali memandang gigi dan nanda.
“maafin gue yah gi!”ucap nanda.
“gak papa.” Ucap gigi sambil berusaha menidurkan stevie dalam pelukannya.
“yah ampun lucunya!” ucap ibu irwan kepad stevie.
“dia belum mau tidur. Yah, mau sama nenek gak?” ajak ibu irwan. steviepun digendong oleh ibunya irwan.
“sana sayang, temenin temen2 kalian. Papa sama mama mau istrahat dulu. Kalian juga yang cepat tidurnya. Stevie biar tante yang tidurin gak papa kan!” tanya ibu irwan lagi.
“gak papa kok tante. Dengan senang hati!” jawab nanda. keluarga irwan dan zaskia pun masuk untuk istrahat. Diluar tinggal beberapa orang, termasuk raffi dan gigi. irwan berjalan mendekati teman2nya.
“yahhh, selamat yah bro. akhirnya loe jadi suami orang!” ucap billy memberi selamat kepada irwan. zaskia pun berjalan mendekati irwan, satu persatu, mereka memberi selamat dengan pelukan. Mungkin hari ini terlalu ramai untuk mereka memberikan selamat secara pribadi. Nanda pun ikut bergabung dengan mereka. sedangkan gigi hanya memandang dari kejauhan.
“ki, gue masuk duluan yah!” ucap gigi.
“apaan sih loe gi. Kesini gak! Ini hari spesial gue. Dan gue ingin loe duduk disini bareng kita!” ucap zaskia,
“em, tapi,,,”
“gak usah pakai tapi2an. Cepat kesini” ajak zaskia lagi.
“kalau dia gak mau, gak usah dipaksa kali!” tambah raffi sambil meminum tehnya. Gigi menarik nafasnya, rasa tidak percaya dengan yang dikatakan raffi. ia mulai berjalan mendekati meja dan duduk tepat didepan raffi disamping nanda. sesekali raffi melihat kearah gigi dan memalingkan kembali pandangannya. Suasana menjadi hening, melihat kekuan antara raffi dan gigi.
“ok,,em,,,jadi bagaimana perasaann kalian sebagai pengantin baru!” tanya nanda memcah keheningan yang terjadi.
“bahagia. Sangat bahagia. Ia kan sayang!” jawab irwan sambil merangkul zaskia yang duduk disampingnya.
“perasaan yang tidak bisa tergambarkan. Peraassaan yang,,,woww,,hahha” jawab zaskia dengan rona bahagia diwajahnya.
“yah,,itulah perasaan seseoarang yang sudah menikah...ahahah,,” jawab deni.
“berarti disini, yang belum nikah, aku, shanas dan caca dong!” ucap billy.
“iya,,,makanya kalian nikah gih!” ucap irwan.
“emang gampang nikah.” Jawab blly lagi.
“iya, apalagi kalau ketemu sama cowo yang tidak berani mengatakan dengan lantang pada semua orang bahwa dia menjalin hubungan dengan seseorang. Gimana mau nantangin dia buat minta dinikahin!” sindir shahnas. Billy memandang shahnas dengan penuh tanda tanya. Shahnas membalas tatapan billy dengan tantangan. Gigi hanya tersenyum melihat tingkah billy dan shahnas. Rafii menatap shahnas dan billy dengan penuh tanda tanya.
“bagaimana denganmu raffi?” tanya nanda tiba2.
“bagaimna apanya?” jawab raffi sambil meminum minumannya.
“yah, perasaanmu waktu menikahi gigi dulu?” tanya nanda lagi. raffi menatap nanda, begitupun dengan gigi.
“jangan bertanya yang aneh nan!” ucap gigi. nanda berbalik menatap gigi.
“pertanyaan itu juga untukmu gi. Bagaimana perasaanmu saat menikah dengan raffi?” tanya nanda lagi, gigi menatap nanda bingung.
“oh,,em,,,,” gumam gigi tidak tau akan menjawab apa. Raffi menatap tajam kearah gigi. gigi berbalik menatap raffi.
“silahkan dijawab duluan raffi.” ucap nanda lagi. raffi masih menatap tajam kearah gigi. gigi pun tidak memalingkan pandangannya dari raffi. menunggu apa yang akan dijawab oleh raffi.
“perasaanku saat menikahinya, seperti aku ingin lari. Menghilangkan satu hari, dimana hari itu juga menjadi hari kelahiranku. Kegugupan yang kalian rasakan, tidak pernah kurasakan.” Jawab gigi sambil terus menatap gigi. jawaban yang cukup membuat kaget teman2nya. Gigi hanya tersenyum dan kembali meminum minumannya.
“begitu. Karena kalian dijodohkan. Bagaimana denganmu gi?” tanya nanda kembali kepada gigi.
“em...perasaanku waktu itu, em... Jantungku berdebar untuk pertama kalinya dihari itu, saat raffi mengucapkan ijab dan dikabulkan. Terbesit tanya, apakah yang akan terjadi pada pernikahanku, dengan laki2 yang baru saja mengambil tanggung jawab orang tuaku dan ditaruh dipundaknya. Apakah sama dengan perasaan pengantin wanita lain,,entahlah!” jawab gigi. raffi terus memandang gigi dengan tatapan tajamnya.
“owhh,,,” ucap nanda, yang mulai sadar dengan kecanggungan yang ada. Semua hanya memandang raffi dan gigi.
“bagaimana perasaan kalian pertama kali bertemu setelah tiga tahun?” tanya caca, shahnas memberi isyarat agar caca diam, namun caca tidak menghiraukan shahnas.
“emm,,,aku juga penasaran!” tambah zaskia. Raffi kembali menatap gigi.
“bagaimana perasaanmu raffi?” tanya deni kepada raffi.
“emmm, sungguh menyakitkan melihat masa laluku kembali. Em!” ucap raffi, gigi menatap raffi.
“oh, masa lalu,,ok.” Gumam gigi dengan eksresinya yang kembali dingin. Raffi masih terus menatap gigi.
“em,,jangan percaya mba. kalau mba gigi? bukannya kata mba gigi, mba merindukan a raffi!” ucap ahahnas. Raffi melihat kearah adiknya, yang seperti tidak mendukungnya.
“siapa yang merindukan siapa,,hahhh” tambah raffi. shahnas seperti bingung. Semua orang disitu pun nampak bingung.
“hmm,,yahh,,tapi ternyata yang kurindukan tidak merindukanku.” Jawab gigi dengan mengeluarkan senyum kecilnya.
“siapa yang kamu rindukan?” tanya raffi kepada gigi.
“kamu raffi.” jawab gigi. raffi mulai tertawa.
“ahahahahahah,,,kalian dengar. Dia bilang dia merindukanku. Hahhh, kamu pikir siapa yang sedang kamu bodohi. Merindukanku...apa kamu tau arti dari kata rindu. Kamu yang meninggalkan semuanya!” ucap raffi dengan nada yang mulai sedikit emosi.
“iya..aku yang meninggalkanmu. Karena memang aku harus meninggalkanmmu!” ucap gigi lagi, masih berusaha tenang.
“harus meninggalkanku. Benar sekali. Kamu yang pergi tanpa berkata apapun. Dan yang kutau, kamu pergi bersama orang lain. Dan saat kamu kembali, seperti semuanya baik2 saja, bersama seseorang yang kupikir sekarang kamu bahagia bersamanya. Apa kamu sedang melanjutkan permainan. Hah,,kamu mengahancurkan semuanya, dan sekarang kembali, berharap semuanya baik2 saja.” Raffi mulai berdiri meluapkan emosinya. Gigi menatap raffi yang masih diliputi emosi.
“emm,,,sepertinya,,,eh,,percakapannya,,,” belum juga irwan melanjutkan perkataannya, raffi kembali bicara.
“apa kamu puas sekarang. Kamu mempermainkan pikiranku. Aku selalu berharap bisa menemukanmu, dan menanyakan semuanya. Alasan kamu meninggalkanku begitu saja. Aku selalu bertanya, dia ada dimana, dia bersama siapa? apa yang sedang dia lakukan, apakah dia bahagia? Saat pertama kali melihatku, kau hanya berkata ‘hai raffi, apa kabar!’, kamu ingin aku menjawab itu. Kamu membuatku diliputi dengan perasaan bersalah. Lalu sekarang apa yang kamu inginkan?” ucap raffi berusaha mengatur nafasnya.
“kamu sudah membuat semua jawabannya dipikiranmu. Lalu kamu ingin aku menjawab apa?” ucap gigi kembali menatap raffi.
“apaaa,,hah,,,apa kamu belum sadar dengan apa yang sudah kamu lakukan,,,apa yang...”
“aku meninggalkanmu dan aku menyakitimu. Itu yang sudah kulakukan. Aku, benar2, berharap kamu sadar raffi. tapi sepertinya, waktu pun tidak dapat mengajarkanmu sesuatu!” ucap gigi lalu berdiri dari kursinya.
“hahhh,,,kamu, bahkan tidak pernah melihatku!” ucap raffi, gigi menatap raffi dengan tajam.
“aku menyerah terhadamu” tambah gigi lalu berjalan meninggalkan raffi dan teman2nya.
“apakah pergi dan meninggalkan sesuatu yang belum jelas sekarang sudah menjadi hobi dan kebiasaanmu!” teriak raffi yang melihat gigi pergi, gigi menghentikan langkahnya, ia berbalik dan menatap raffi.
“hahhh,,,baiklah. Iya, waktu itu aku meninggalkanmu karena aku muak dengan semuanya. Aku pergi bersama dengan nanda kejerman, itu benar. Dan saat itu aku menjalin hubungan dengannya, itu juga benar. Aku meninggalkanmu, agar aku bisa menyakitimu, itu juga benar. Jika kamu ingin mendengar itu semua dariku, maka kamu sudah mendengarnya. Apa kamu puas!” ucap gigi yang kali ini sudah tidak bisa menahan emosinya. Ia lalu pergi meninggalkan raffi dan teman2nya. Nanda menatap raffi yang sedang diliputi oleh perasaan emosi. Raffi yang sedang emosipun pergi meninggalkan teman2nya.
“owhhh,,,maaf. Aku hanya berusaha, agar mereka saling mengungkapkan perasaan. Tapi ternyata..huft” ucap nanda.
“gue bingung dengan mereka. apa sih susahnya mengungkapkan perasaan masing2. Bilang saja aku mencintaimu. Tidak usah dibuat sulit” ucap billy menambahkan.
“kali ini raffi sungguh keterlaluan. Aku sungguh ingin memukulnya!” tambah nanda. yang lain hanya menarik nafasnya dengan dalam.
Gigi masuk kekamarnya, dan menyapu air matanya.
“hah,,,,seharusnya aku membencinya” gumam gigi dan menyapu air matanya dengan kasar.
Raffi dikamarnya tidak kalah gundahnya dengan gigi. ia melempar jasnya, dan berusaha mengatur emosinya. Ia terduduk dibawah ranjangnya dan memegang kepalanya. Kali ini mereka sedang bergelut dengan perasaan mereka masing2.
“apa yang harus kita lakukan ca?” tanya shahnas yang sedang berjalan menuju kamar mereka.
“entahlah. Aa loe tuh yang keterlaluan!” jawab caca.
“apa.,,yah,,,apa loe ingin kita juga bertengkar?” tanya shahnas. Caca menatap shahnas.
“gak lah...ouhhh” ucap caca lalu memeluk shahnas.
“padahal mereka hanya cukup melakukan ini. melupakan semuanya, dan mereka harus sadar, bahwa mereka saling mencintai. Susah banget sih” ucap shahnas.
“sepertinya kita harus turun tangan nas. Ayo kita lakukan yang bisa kita lakukan!” tambah caca. Nanas pun menganggukan kepalanya.
***
Pagi pun menjelang, shahnas dan caca sudah lebih dulu terbangun. Billy dan deni sedang bermain badminton dihalaman villa.
“udah kirim semuanya belum?” tanya shahnas.
“emang loe pikir disini ada sinyal” ucap caca.
“oh iya yah. Terus gimana dong. Kita harus menunjukkan foto2 itu kepada mereka.” ucap shahnas.
“lihat ini!” ucap caca sambil menunjukkan foto raffi dan gigi yang sudah diprintnya.
“wow,,,loe print dimana?”
“itu,,gue minta tolong sama WO. Mereka kan punya printer. Yah udah, gue print aja, dan gue udah taruh dikamar mereka masing2. Kita tinggal lihat bagaimana reaksi mereka!” tambah caca.
“pinter banget sih” ucap shahnas lalu mencium pipi caca.
“ihhh,,sana loe cium si billy! Jangan cium2 gue” ucap caca berusaha melepaskan pelukan shahnas.
gigi yang baru selesai mandi, napak kaget melihat foto2 dirinya dan raffi berhamburan diatas ranjangnya. Dari foto saat mereka kepantai, ciuman pertama mereka, kejadian saat dipantai saat mereka tidur bersama, dan beberapa foto yang cukup membuat gigi tersenyum. Ada kata yang ditulis caca di setiap lembaran foto2 itu.
“pernahkah kalian melihat senyum kalian saat sedang bersama. BAHAGIA” salah satu tulisan caca.
“kalian ditakdirkan untuk bersama. TAKDIR” salah satu tulisan caca lagi.
“sadarkah kalian, tatapan kalian menyiratkan sebuah ketulusan. CINTA” salah satu tulisan caca. Gigi terdiam membaca tulisan adiknya itu. Ia menarik nafasnya.
Dikamarnya raffi juga sedang meliha foto yang disebarkan oleh caca dan shahnas. Ia melihat keluar jendela, matahari mulai menapakkan wujudnya.
“fi!” panggil billy kepada raffi. raffi nampak kaget dan menyembunyikan foto2nya bersama gigi.
“ada apa!” tanya raffi kepada billy.
“ada air terjun disini. Tapi kita harus sedikit mendaki memasuki hutan. Mau ikut gak!” ajak billy.
“gue harus pulang siang ini.” ucap raffi lagi.
“em,,padahal, kita udah rencana disini sampai besok. Beneran loe gak mau ikut!” tanya billy lagi.
“gak” jawab raffi lagi.
“gimana bro. kita harus jalan sebelum siang. Loe ikut kan fi?” tanya deni.
“gak den. Gue harus pulang siang ini!” jawab raffi lagi.
“apa...astaga..karena gigi..hah,,,terserah loe dah. Loe udah cukup melalui semuanya. Dan gue pikir, loe seharusnya udah tau, apa yang harus loe lakuin.” Ucap deni lalu berjalan keluar meninggalkan raffi. billy menatap raffi.
“yah udah deh fi. Gue mau siap2 dulu!” ucap billy lalu meninggalkan raffi sendiri. Raffi terdiam duduk dikasurnya.
Gigi nampak keluar dari kamarnya. Dengan memakai celana panjang coklat, kaos putih, sepatu kets, serta tas ransel dan topi, lengkap sudah peralatan untuk menjelajahi hutan.
“wow, udah ada yang siap nih!” ucap kia yang mendapati gigi dengan keadaan siap.
“kalau bukan karena kalian. Gue gak bakal mau!” ucap gigi.
“ini kan impian gue, ayo kita mulai berpetualang!”
“aneh banget sih loe. Kalian itu seharusnya bulan madu berdua. Bukannya banyak orang!” ucap gigi lagi.
“emang kalau kalian ada kita gak bisa bulan madu. Bisa kan sayang!” ucap irwan sambil mengecuk pipi istrinya. Gigi hanya tersenyum.
“yah sudah. Terserahlah” tambah gigi lagi. caca dan shahnas yang memperhatikan gigi dari jauh dibuat bingung.
“dia beneran lihat foto itu gak sih ca?” tanya shahnas.
“pasti lihatlah. Orang gue naruhnya diatas ranjang” tambah caca lagi.
“kalian ngapain?” tanya billy yang membuat shahnas dan caca kaget.
“astaghfirullah. Bang billy. Ngagetin aja.” Ucap caca.
“sini yang, aku pegangin tasnya!” ucap billy langsung membawa tas shahnas.
“disini aja berani bilang sayang. Coba panggil sayang didepan a raffi” tantang shahnas.
“iaa,, siapa takut. Nanti lihat kondisi hati kakak kamu. Kalau aku bilang sekarang, entar yang ada aku dicincang. Mau aku dicincang!” ucap billy.
“yah gak lah. Emang abang billy ku daging mau dicincang!” ucap shahnas sambil memegang pipi billy.
“yahhh,  udah ah,,,gak lihat gue ada disni. Ayo kita lanjutkan investigasi kita. Billy, loe pergi sana!” ucap caca.
“iyaa,,iya. Dada sayang!” ucap billy lagi. caca dan shahnaspun berjalan dibelakang gigi sambil memperhatikan gigi. saat gigi berjalan melewati halaman villa raffi juga sedang berjalan dan berpapasan dengan gigi. gigi seperti tidak melihat raffi, ia melewati raffi tanpa senyuman ataupun sapaan. Raffi melihat kearah gigi yang seperti tidak melihatnya, dan juga berjalan seperti tidak melihat gigi. Caca dan shahnas kembali bingung.
“kok jadi kayak gitu sih. Seperti mereka gak saling kenal!” ucap caca lagi.
“hadeuh,,,tambah bingung gue!” ucap shahnas sambil menepuk jidatnya.
“semua sudah siap!” tanya irwan. semua sudah berkumpul, hanya raffi dan nanda yang nampak tidak siap.
“gue gak ikut. Gue akan pulang pagi ini dengan stevie. Ibunya nanti sore datang dari jerman. Jadi gue minta maaf” ucap nanda.
“owh,,yah sudahlah. Terima kasih sudah datang yang nan!” ucap irwan.
“kalian perginya jangan terlalu lama yah nak. Kita pulang nanti sore” ucap mama zaskia yang sedang berkumpul dan meminum teh di teras villa bersama keluarga irwan.
“ia ma. Jangan khawatir. Insyaallah, sebelum malam kita udah balik kesini.” Ucap irwan yang terus memeluk zaskia.
“aduh, yang penganten baru, udah kaya perangko aja. Nempel terus!” goda deni.
“iya dong!” ucap irwan yang lalu memeluk zaskia.
“nyesel gue dateng sendiri. Istri gue mana sih!” ucap deni lagi. semua pun tertawa.
“loe gak ikut fi?” tanya irwan yang melihat raffi begitu santai.
“gak. Kalian pergilah. Nanti hari keburu siang!” ucap raffi.
“ayo ki, wan, semuanya kita berangkat!” ucap gigi yang tidak memperdulikan raffi, dan memulai perjalanan. Irwan menatap raffi, begitupun dengan yang lainnya. Caca dan shahnas nampak sangat kecewa.
“yah udah deh. Kita berangkat yah. Kalian hati2 pulangnya.” Ucap irwan meninggalkan raffi dan nanda.  raffi berjalan meninggalkan nanda sendiri, nanda memperhatikan raffi yang berjalan kearah belakang villa.
“nak nanda, stevienya mau pulang sekarang?” tanya mama irwan.
“ia tante.” Jawab nanda lalu mencari kemana raffi perginya.
Raffi duduk dikursi belakang villa sambil memandang kedalam hutan, dengan angin dan bunyi burung yang begitu menenangkan.
“ngapain loe duduk disini? Kenapa gak ikut bersama mereka saja!” ucap nanda yang mendekati raffi. raffi tidak menjawab, ia hanya diam.
“hahhhhh” nanda menarik nafasnya dan duduk disamping raffi yang sipisahkan oleh meja.
“bolehkan aku bertanya padamu?” tanya nanda. raffi masih tidak menjawab.
“apakah kamu mencintai gigi?” tanya nanda. raffi berbalik memandang nanda.
“cinta ataupun tidak. Sudah tidak ada gunanya!” jawab raffi.
“semalam aku ingin sekali memukulmu.” Ucap nanda.
“terlebih lagi aku.” jawab raffi singkat.
“kamu ingin memukulku karena aku pernah lari degan gigi!” ucap nanda lagi,
“jangan mengatakan itu, mengingatnya saja, cukup membuatku ingin menghajarmu!” ucap raffi lagi,
“hahaha,,,sadarlah raffi, bukan hanya kamu yang tersakiti disini!” ucap nanda lagi.
“kamu tidak berhak mengajariku. Tidak berhak!”
“aku akan menceritakan sesuatu. Kamu hanya perlu mendengarkan. Untuk meluruskan semuaya.” Ucap nanda lagi.
“hmm,,,mau menjelaskan apa. Semuanya sudah cukup jelas. Dia bahkan mungkin tdak pernah mencintaiku!” ucap raffi lagi.
“aku akan tetap bercerita, terserah kamu akan mendengarkan atau tidak. Suatu hari, aku menyerah padanya. Aku mulai sadar dia tidak akan pernah mencintaiku, dan aku pun memutuskan untuk pergi dan bekerja dijerman. Namun, dia datang dan meminta pertolongan padaku, pertolongan yang sungguh sangat mustahil buatku. Dia memintaku untuk menjadi kekasihnya, hanya untuk sementara saja” jelas nanda. raffi berbalik memandang nanda.
“itu bukan pertolongan. Itu berarti dia mencintaimu!” ucap raffi lagi.
“dia memintaku untuk menjadi kekasihnya, karena dia mencintaimu.” Jelas nanda lagi.
“jangan membuatku tertawa. Hahaha” ucap raffi lagi.
“waktu itu, dia ingin mengorbankan semuanya untuk cintanya!” ucap nanda lagi, raffi menghentikan tawanya dan menatap nanda.
“dia ingin bertanya padamu, apakah kamu mencintainya? Jika ia, maka tidak mengapa jika kamu ataupun dia akan kehilangan semuanya. Karena dia akan tetap bersamamu. Satu pertanyaan yang akan menentukan semuanya. Namun, saat ia hendak menanyakannya padamu, dia baru sadar, bahwa itu sungguh tidak mungkin. Karena kamu memiliki naura!” jelas nanda lagi, raffi mengerutkan alisnya.
“apa maksudmu?”
“robi, memperlihatkan foto2mu bersama naura. dia akan memperlihatkan semua itu kepada keluargamu, jika gigi tidak mau meninggalkanmu. Keluargamu akan hancur, begitupun dengan dirimu. Dalam hal ini, kamulah yang selingkuh darinya, bukan dia. Apa kamu mulai mengerti?” jelas nanda lagi, raffi semakin bingung.
“robi,,,apa yang kamu bicarakan?” ucap raffi lagi menatap nanda dengan penuh tanya.
“robi mengincar posisi sebagai direktur cabang di bandung. Dia memanfaatkan gigi. gigi tidak ingin kamu kehilangan semuanya. Termasuk cintamu pada naura. apa kamu sadar, bahwa dialah yang sangat tersakiti disini?” jelas robi lagi. mata raffi mulai memerah.
“dia mengorbankan semuanya. Cintanya, keluarganya, semua yang dia miliki untukmu. Untuk melindungimu. Bahkan nama baiknya. Anak dari tengker group meninggalkan suaminya dan lari dengan laki2 lain, agar robi tidak menyebarkan foto2 dirumu bersama naura. Dia menanggung semuanya sendiri. Untukmu raffi? tidak cukupkah dunia menghakiminya, dan, kamu masih menghakiminya?” jelas nanda lagi. mata raffi mulai memerah, bibirnya mulai bergetar.
“kamu pikir dia bahagia. Tidak ada hari yang dilaluinya tanpa air mata. Saat dia mengingatmu, dia mulai menangis. Saat dia mengingat keluarganya, keluargamu, dia mulai menangis. kamu pikir dia mudah melewati semuanya? Tidak raffi. dia terluka. Masihkah kamu mau menghakiminya?” jelas nanda lagi. raffi terdiam.
“tidak mungkin!” gumam raffi.
“dia menghilang darimu, untuk melupakanmu. Untuk mengobati hatinya. Seharusnya kamu memeluknya raffi, bukan menyalahkannya.” Jelas nanda lagi.
“tidak mungkin!”
“itulah kenyataannya! Sadarlah raffi!” ucap nanda lagi.
“sekarang terserah padamu. Aku sudah menceritakan semuanya. Mau kehilangannya lagi!”  nanda berdiri dan meninggalkan raffi dalam kebingungan.
“tidak mungkin. Gigi...hahhh” gumam raffi dalam kebingungannya. Matanya mulai berkaca2. Ia berjalan masuk kekamarnya dan mulai memikirkan semua yang dikatakan nanda. berusaha menghubungkan semua yang terjadi. Mengingat robi yang menduduki posisi sebagai CEO saat ini. ia menjambak rambutnya dengan keras. Ia lalu mencari sesuatu ditasnya sampai ada sebuah buku yang terjatuh. Raffi masih tidak memperdulikan buku yang terjatuh dilantai, ia terus mencari tulisan yang ditinggalkan gigi dikamarnya.
“dimana kertas itu” ucap raffi sampai ia menemukannya.
Untukmu
Maafkan aku harus pergi.
Tidak ada kata yang dapat kusampaikan padamu.
Hanya, terima kasih untuk semuanya.
Terima kasih telah memberi warna dalam hidupku.
Hiduplah dengan baik
Jika disuatu saat nanti kita bisa bertemu
Diruang dan waktu yang tepat
aku harap dapat melakukannya.
Sesuatu yang bukan kau inginkan
Tapi yang kuinginkan.
Ia kembali membaca tulisan dikertas itu.
“hahhh” air matanya mulai terjatuh. Matanya tertuju pada buku yang terjatuh dilantai. Buku itu terbuka dan ada tulisan disana.
Dimanakah aku sekarang
Tidak ada celah lagi untuk ku menyusupi bayangmu.
Meninggalkanmu mungkin adalah hal yang benar
namun aku sudah kalah
kalah pada cintaku
hanya jasadku yang kini kubawa pergi
hatiku sudah kutinggalkan disana
tempat yang mungkin pantas ataupun tidak
merenung dibalik kaca
menatap kosong jalan yang sepi
merajuk, menyayat tanpa ampun
hati yang kusimpan mungkin berdarah terluka dalam
hatiku, apakah sama dengan hatimu?
Ingin kupertanyakan itu
Namun, aku tak bisa. NS
Tulisan yang tertulis dibuku itu. Raffi mengerutkan alisnya, ia membuka lembar demi lembar dari buku itu.
Rindu ini sungguh sangat menyiksaku.
Menatap langit yang sama,
Menghirup udara yang sama,
Apakah kita memiliki ingatan yang sama?
Raffi kembali membaca lembar demi lembar dari buku itu.
Entah sejak kapan jantungku mulai berdebar untuk hati yang tidak pantas kusentuh
Menghiba mengharap sinar dibalik kegelapan
Mencari arti dari debaran ini!
Raffi terus membuka dan membaca tulisan dibuku itu.
Apakah aku mencintaimu?
Kenapa aku mulai menangis untukmu?
Mengapa aku mulai tidak suka melihatmu bersamanya?
Raffi kembali membuka lembar demi lembar.
Hei, kamu, bisakah kamu melihat sejenak padaku?
Raffi kembali membuka lembaran, hingga ia menemukan lembaran, yang membuat jantungnya seperti dihujam seribu pedang.
Pada akhirnya aku harus mengakuinya,
Aku mencintaimu, raffi!
Rafi menutup mulutnya, air matanya mulai terjatuh. ia menyapu air matanya dan berlari keluar dari villa. Nanda yang melihat raffi berlari, hanya mengeluarkan senyumnya.
Raffi berlari kedalam hutan,
“maafkan aku gi. Maafkan aku!” gumam raffi yang terus berlari masuk kedalam hutan.
***
Gigi dan yang lainnya sudah sampai di tempat air terjun. Ada villa disana. Setelah meletakkan barang2 mereka, tanpa pikir panjang mereka mulai mencoba terjun kedalam air yang cukup dingin itu.
“owhhh,,dingin banget. Ayo sayang, kemari” ucap billy dan memanggil shahnas.
“siapa yang loe panggil sayang?” tanya deni kaget mendengar billy memanggil shahnas dengan panggilan sayang. Billy hanya diam, tidak tau harus menjawab apa.
“shahnas dan billy sedang pacaran. Jd tidak mengapa kan jika billy memanggil sahahnas sayang!” ucap gigi yang duduk dibatu sambil menggoyang2kan kakinya didalam air. Shahnas yang merasa ketahuan hanya tertawa malu.
“ketahuan juga akhirnya!” ucap caca sambil menepuk jidatnya.
“kalian pacaran?” ucap deni kaget.
“jangan bilang2 keraffi yah. Dia sedang dalam suasana hati yang tidak baik. Entar gue bisa di khek” ucap billy sambil mengarahkan tangannya keleher.
“dasar loe. Harus berani dong” ucap zaskia lalu duduk disamping gigi.
“loe baik2 aja gi?” tanya kia.
“tentu saja.” Jawab gigi sambil berusaha tersenyum.
“gak usah didengerin kata2 si raffi. dia mencintaimu. Hanya saja, dia tidak tau bagaimana cara menunjukkannya. Dia terlalu bodoh. Aku pun tidak sanggup melihat kebodohannya” tambah irwan. gigi hanya tersenyum.
“dia, benar2 mencintaimu gi. Dia mampu, melalui semuanya karenamu. Dia hanya tidak tau, harus berkata apa, dan memulai dari mana. Maklum, dia kan lelaki tampan minim pengalaman.” Ucap deni mencoba membuat gigi tertwa. Gigi hanya tertawa mendengar perkataan teman2nya.
“sekarang, ayo kita berusaha melupakan semuanya, dan menikmati hari ini.” tambah deni dan mulai melompat kedalam air.
“wohoooooo,,seger banget,,,sayang,,maaf,,aku bersenang2 tanpamu!” teriak deni yang mulai menyelam. Gigi hanya melihat semuanya, dan berusaha tersenyum.
“mau kemana gi?” tanya kia yang melihat gigi berdiri.
“mau kevilla sebentar.” Ucap gigi lalu berjalan masuk ke villa.
“dasar raffi bodoh.” Ucap irwan. kia hanya tersenyum melihat suaminya.
“sayang,,ayo kita mandi!” goda irwan, zaksia yang merasa geli, mencoba lari dari irwan.
***
Gigi menatap keindahan alam melalui jendela kamarnya.
“mba,,,” panggil shahnas dan caca dengan baju yang basah kuyup.
“emm” jawab gigi.
“ayo sana mandi!” ucap caca.
“iya,,” caca dan shahnas menarik tangan gigi dan memaksanya untuk keluar dari kamar.
“ehhh,,,aku mau ganti baju dulu” teriak gigi, namun caca dan shahnas langsung menceburkan gigi kedalam air dan mulai tertawa.
“dasar yah kalian! Awas yah” ucap gigi, shahnas dan caca malah berlari masuk kevilla.
Irwan dan zaskia sedang berjalan disekitar hutan sambil menikmati keindahan alam disitu.
“indah banget yah yang, tenang banget!” ucap zaskia sambil menyenderkan kepalanya dibhu irwan. tiba2 raffi datang dengan terengah2.
“yang itu siapa!” teriak zaskia yang melihat seorang pria yang nampak berantakan dan dengan nafas yang saling memburu. Irwan berusaha memperhatikan.
“raffii” gumam irwan, zaskia ikut mempehatikan.
“raffi loe kanapa? Itu tangan loe berdara!” ucap zaskia melihat goresan ditangan raffi.
“oh,,ini Cuma kena kayu,,ajja kok. Emmmm, gigi dimana?” tanya raffi berusaha mengatur nafasnya.
“tadi dia ada didalam villa. Katanya mau..” belum juga zaskia melanjutkan kata2nya, raffi kembali berlari meninggalkan zaskia dan irwan.
“dia gak cape lari kayak gitu. Ini kan jalanannya gak rata yang!” ucap zaskia, irwan hanya tersenyum dan mengangkat kedua bahunya.
“sepertinya kita harus melihat jawabannya!” ucap irwan. mereka pun berjalan mengikuti raffi yang terus berlari. Saat raffi sudah sampai di air terjun, tanpa melihat kesekitarnya ia langsung masuk kedalam villa. Billy yang melihat raffi nampak bingung. Gigi yang sedang menyelam tidak sadar dengan kehadiran raffi.
“raffi,,,bukannya dia bilang gak mau” gumam billy. Gigi yang mendengar sedikit perkataan billy mulai bertanya.
“siapa yang gak mau bil?” tanya gigi.
“oh,,,gak kenapa2 kok!” jawab billy bohong. Didalam villa, raffi memeriksa kamar satu persatu.
“kita harus cari bukti bahwa mba gigi juga mencintai a raffi!” ucap shahnas yang mulai membongkar tas gigi yang ada dalam lemari.
“yah udah aku pipis dulu yah!” ucap caca lalu masuk kekamar mandi.
Raffi membuka kamar yang didalamnya ada shahnas dan caca. Shahnas yang mendengar seseorang membuka pintu, merasa ketahuan, ia terdiam dibalik pintu lemari yang menutup sebagian badannya.
“mampus gue!” gumam shahnas pelan.
“aku mencintaimu!” ucap raffi yang berusaha mengatur nafasnya. Shahnas mulai mengerutkan dahinya. Ia mengenal betul suara yang baru saja mengatakan cinta padanya.
“aku mencintaimu gi. Aku sungguh2 mencintaiumu!” tambah raffi lagi. caca yang mendengar melalui kamar mandi, cepat2 cepat menyelesaikan pipisnya, namun bunyi dari arah kamar mandi terdengar oleh raffi. raffi mengerutkan dahinya, dan shahnaspun mulai menutup pintu lemari dan melihat kakanya dengan tatapan jahil.
“nanas juga mencintai aa kok!” ucap shahnas yang langsung memeluk kakaknya, caca keluar dari kamar mandi dan mulai tertawa.
“kalian!” ucap raffi yang merasa bodoh.
“padahal itu ucapanku yang sudah aku kumpulkan selama dalam perjalanan kesini!” ucap raffi seperti orang yang putus asa.
“mau ketemu mba gigi..ayo ikut kita!” ucap caca, raffi seperti lemas tak berdaya mengikuti caca dan shahnas menariknya.
“kok bisa sih dia lari. Kita aja jalan cape yang!” ucap zaskia baru saja sampai.
“kalian dari mana?” tanya gigi kepada zaskia, zaskia nampak heran melihat ketenangan wajah gigi.
“elo,,,udah ketemu sama raffi?” tanya kia.
“raffi!” ucap gigi yang nampak bingung. Billy dan deni hanya diam.
“ayo cepetan a!” ucap shahnas yang terus mendorong tubuh raffi untuk bertemu dengan gigi. raffi melihat gigi dan kembali menundukan kepalanya. Gigi yang melihat raffi nampak bingung, dan berusaha tidak perduli. Ia kembali menyelam kedalam air.
“mba gigi. ada yang a raffi mau omongin katanya!” teriak caca pada gigi. gigi kembali melihat kearah caca, namun ia kembali beranang.
“em,,kawan2,,bagaimana kalau kita main kebelakang. Ada pemandangan indah disana!” ajak irwan kepada yang lainnya. Berusaha memberi ruang pada raffi dan gigi untuk bicara.
“ayo,,,” ucap billy yang naik dari air. Begitu pula dengan deni, shahnas dan caca.
“semangat a!” ucap shahnas menyemangati kakanya. Mereka pun meninggalkan raffi dan gigi. raffi masih terdiam, berdiri didepan villa,sedangkan gigi masih didalam air. Gigi melihat kearah raffi, namun karena raffi tak berkata apa2, gigi kembali berenang. Raffi melihat kearah gigi, ia menarik nafasnya dan berusaha mendekati gigi yang sedang berenang. Raffi sekarang berada ditepi air.
“ayo cepet a, ngomong!” ucap shahnas yang sedang mengintip raffi dan gigi dibalik pohon.
“ia,,kok lama banget sih dia ngomongnya!” tambah caca yang juga sedang mengintip menemani shahnas.
“bener2 yang ni anak dua.” Ucap zaskia sambil menjewer kuping shahnas dan caca.
“aaaa,,,kak zaskia. Sakittt” protes caca.
“ia,,kita harus melihat ini kak!” tambah shahnas.
“dasar yah kalian. Jangan intip2, ayo pergi.” Ajak zaskia. Shahnas dan caca nampak kesal.
“sini sayang!” ajak billy kepada shahnas.
“apa2an loe bil. Mau disembelih sama raffi!” ucap irwan.
“ia,,ia” ucap billy yang langsung menjauhi shahnas.
Raffi masih saja diam dan memandang gigi yang masih asyik berenang. Gigi mulai berhenti dan memandang raffi.
“bukankah semua urusan kita sudah selesai. Jangan diam disitu. Itu sungguh mengganggu” ucap gigi menyapu wajahnya. Raffi tidak berani menatap gigi.
“maafkan aku!” satu kata akhirnya berani dikeluarkan oleh raffi. gigi menarik nafasnya.
“tidak ada yang perlu dimaafkan. Sekarang pergilah. Aku sedang tidak ingin melihatmu!” ucap gigi lagi raffi memberanikan menatap gigi. gigi kembali berenang. Saat ia sedang asyik berenang terasa ada yang menarik pinggangnya hingga ia terbangun dari air, ada tangan kekar sedang melingkar diperutnya, dan ia tau itu tangan siapa.
“maafkan aku...maafkan aku...maafkan aku” ucap raffi berkali2 ditelinga gigi. gigi berusaha membuka lingkaran tangan raffi yanga ada diperutnya. Namun raffi terus memeluknya dari belakang.
“kumohon. Biarkan seperti ini. cukup dengarkan saja. Aku mohon!” ucap raffi yang berusaha menghentikan gigi yang berusaha melepaskan diri darinya. Gigi kini tidak berusaha melepaskan tangan raffi dari perutnya.
“aku tidak sanggup untuk menatap wajahmu. Aku tidak sanggup. Jadi, dengarkan apa yang akan aku katakan!” ucap raffi lagi.
“katakan apa yang perlu kamau katakan. Dan lepasakan aku!” ucap gigi.
“yah, dengarkan. Setelah itu, aku akan menerima apapun keputusanmu.” Tambah raffi lagi. gigi dapat merasakan degup jantung raffi. ia terdiam, berusaha menepis perasaannya kali ini.
“katakan apa yang perlu kamu katakan!” ucap gigi lagi.
“maafkan aku. aku berbohong, untuk jawabanku semalam. Perasaan saat menikahimu, adalah perasaan yang ingin kuulangi berkali2. Saat pertama kali aku melihatmu, aku ingin memelukmu, bertanya, apa kau baik2 saja. Namun, karena egoku, aku tidak melakukan itu. Seharusnya aku mencarimu, tapi karena egoku, membiarkanmu pergi dengan pikiran kamu bahagia bersama orang lain. Maafkan aku, yang tidak pernah bertanya, apakah kamu baik2 saja, saat kamu masih bersamaku. Maafkan aku yang pernah mengabaikanmu. Maafkan aku, yang terlalu bodoh membiarkan diriku untuk berani merasakan perasaan ini. aku mencintaimu. Aku mencintaimu nagita slavina. Meskipun perkataan ini akan membunuhku, aku akan tetap mengatakannya, aku mencintaimu, aku mencintaimu, aku mencintaimu.” Jelas raffi dengan mata yang mulai berkaca2. Air mata gigi terjatuh saat mendengar perkataan raffi.
“apakah sudah selesai.” Tanya gigi. raffi mulai melonggarkan tangannya yang sedang melingkar diperut gigi. gigi mulai berbalik menatap raffi. ia menyapu air matanya. Raffi berusaha mencari arti dari tangisan gigi. gigi manatap raffi yang sekarang sedang berdiri dihadapannya.
“lalu apa yang kamu ingin kamu dengarkan dariku!” tanya gigi yang berusaha menahan tangisnya.
“maafkan aku gi. Kamu sudah banyak berkorban untukku. Aku sudah mendengar semuanya dari nanda!” ucap raffi kembali menundukan pandangannya.
“pergilah,,pergilah raffi” ucap gigi. raffi menaikkan wajahnya dan menatap gigi, gigi mulai menangis, raffi pun mulai meneteskan air matanya.
“apakah kamu benar2 ingin melihatku pergi?” tanya raffi kembali.
“yahhh,,,pergilah,,pergi raffi...pergiiii” teriak gigi dengan air matanya.
“hahhhhh,,,,aku akan pergi. Jika itu yang kamu inginkan. Tapi, jantungku, terus berdetak untukmu. Apa yang harus aku lakukan. Mataku terus memandang kearahmu, apa yang harus aku lakukan. Dadaku terasa sesak, seperti semua udara habis saat aku mengingatmu, apa yang harus kulakukan. Kali ini kamu ingin aku yang meninggalkanmu. Bagaimana bisa, satu nafasku ada padamu!” jelas raffi lagi.
“kumohon pergilah!” ucap gigi lagi.
“aku sungguh ingin menyediakan dadaku untukmu menangis. merasakan air matamu! Tapi, jika kamu tidak ingin, apa yang bisa aku lakukakan!” ucap raffi lagi.
“maafkan aku. mungkin cinta ini adalah hukumanku!” ucap raffi lalu berbalik hendak meninggalkan gigi.
“apa aku benar2 manyakitimu!” ucap gigi. raffi berhenti.
“aku benar2 tidak tau. Aku pikir kamu akan bahagia bersama naura. aku pikir semua yang kulakukan sudah benar. apa selama ini kamu menderita karena apa yang kulakukan padamu? Kamu meninggalkan semua yang ayahmu berikan padamu. Hiks,,,apa kamu sungguh menderita karenaku?” tanya gigi dalam tangisnya.
“hiks,,maffkan aku”,,gigi menundukkan kepalanya. Dan terus menangis.
“aku,,,bahkan rela menukarkan semua yang kumiliki untukmu. Kamu tidak pernah menyakitiku. Aku hanya marah karena terlalu merindukanmu. Aku ingin bertanya padamu sekali lagi. disurat yang kamu tinggalkan
Apakah itu untukku? Surat itu, seperti memberikanku nafas baru. Jika itu untukku, lalu apa yang ingin kamu lakukan?” tanya raffi yang masih membelakangi gigi. tiba2 gigi memeluk tubuh raffi dari belakang.
“aku ingin melakukan ini. memelukmu. Waktu itu, waktu kamu melindungiku dari tamparan papa, aku ingin sekali memelukmu.” Ucap gigi yang memeluk raffi masih dalam tangisnya. Raffi memegang tangan gigi, berbalik memandang gigi yang sedang menangis didepannya. Ia memegang dagu gigi dan menatap wajah yang sangat ia rindukan.
“aku mencintaimu,,aku mencintaimu,,,aku mencintaimu” ucap raffi berkali2 sambil menatap wajah gigi, gigi menatap wajah raffi. raffi berjalan mundur, dengan tangis dan senyumannya, sedikit menjauhi gigi. ia lalu melebarkan tangannya.
“nagita slavina, aku raffi ahmad, mengatakan, aku mencintaimu, aku akan mencintaimu seumur hidupku. Aku ingin hidup bersamamu lagi. aku ingin melalui sisa hidupku bersamamu. memperbaiki semuanya. Kali ini, apakah kamu ingin, kembali hidup bersama pria, yang mungkin masih akan sering kamu marahi ini. aku mungkin akan selalu membuatmu mengomel, tapi aku ingin diomeli olehmu. Aku rindu padamu, sungguh” ucap raffi masih mengharapkan gigi lari dalam pelukannya.
“dasar bodoh” ucap gigi yang mulai tertawa dalam tangisnya.
“aku masih menunggu” ucap raffi lagi, gigi pun mulai berlari kearah raffi, dan memeluk raffi dengan erat. Raffi membalas pelukan gigi. merekapun menangis dengan haru.
“aku mencintaimu. Sangat mencintaimu” ucap raffi yang melepaskan pelukannya dan memandang wajah gigi dengan lekat. Ia membelai rambut gigi.
“jangan tinggalkan aku lagi. aku tidak tau apa yang akan terjadi padaku jika kamu meninggalkanku” ucap raffi menatap gigi dengan erat.
“kamu mencintaiku?” tanya raffi, gigi hanya mengeluarkan senyumannya. Raffi menggenggam tangan gigi.
“apa kamu mencintaiku?” tanya raffi lagi.
“apa kamu sangat ingin mendengarnya?” tanya gigi lagi. raffi tersenyum dan menggukkan kepalanya. Tiba2 gigi mengecup bibir raffi. raffi nampak kaget, sedangkan gigi hanya tersenyum.
“aku mencintaimu raffi ahmad, sangat mencintaimu!” ucap gigi, raffi langsung tersenyum dan memeluk gigi. dia memeluknya dengan sangat erat.
“katakan sekali lagi!” ucap raffi. gigi melepaskan pelukannya.
“tidak ada siaran ulang!” ucap gigi,
“aku mohon.” Mohon raffi,
“aku mencintaimu raffi,,aku mencintaimu!” ucap gigi lagi, raffi tersenyum senang, dan langsung mendaratkan ciumannya dibibir gigi. gigi berusaha melepaskan ciiuman raffi.
“aku belum memberimu izin untuk menciumku” ucap gigi yang mendorong tubuh raffi dan tersenyum nakal. namun raffi hanya tersenyum jahil dan kembali mencium bibir gigi. gigi hanya tersenyum dan membalas ciuman raffi.


Udah dulu yah,,,heheheh,,,yang sweet2nya minggu depan yah....masih ada yang mau baca gak.