Ost part ini Ari Lasso – Tuhan Kau tahu
(ost Raffi), Geisha-Tak kan pernah ada (ost Gigi), Raffi, Nagita – Jika.
“Dalam Diam Kau Curi Hati Ku”
Part
29
***
“mba gigi mana?”
tanya shahnas dengan wajah yang penuh dengan semangat.
“udah duluan bareng
kak zaskia. Sekarang cepetan, loe juga naik kemobil, biar kita langsung cuss”
ucap caca yang berada dalam mobil.
“ok” ucap shahnas
lagi lalu naik ke mobil caca.
“gue penasaran
banget, pengen lihat mba gigi ca!” tambah shahnas lagi.
“ia. Gue malah lebih
penasaran, bagaimana nanti mba gigi dan a raffi bertemu,,aaa, loe udah siapin
kamera kan?” semangat caca.
“udah dong....” ucap
shahnas, mereka pun nampak sangat bahagia.
***
“wowww, bagus banget,,lihat
itu” ucap gigi yang kini berada kurang lebih 2 meter dari belakang raffi. raffi
yang mendengar suara gigi terdiam. Ia mulai membalikkan badannya, mencari asal
suara yang sungguh ia rindukan. Ia
berbalik, dan mendapati gigi sedang memainkan bunga kepada stevie, raffi
terdiam, ia memandang gigi dengan tatapan yang sulit diartikan. Gigi berbalik
menatap kedepan, dan mendapati raffi yang sedang menatapnya. Gigi terdiam, dan
juga ikut menatap raffi. mereka pun beradu pandang. Pandangan yang sudah begitu
lama. Perasaan apa yang sedang berkecamuk dihati mereka saat ini.
“cepet ca turun, a
raffi sudah bertemu sama mba gigi!” ucap shahnas yang langsung keluar dari
mobil dan menyiapkan kameranya. Caca pun ikut turun dari mobil dan mengikuti
shahnas.
“hai raffi. apa
kabar!” satu kalimat yang keluar dari gigi dengan senyuman kecilnya, membuat
raffi semakin terdiam. Raffi terus menatap gigi. gigi memalingkan pandangannya
dari raffi kearah billy, deni dan irwan.
“hai bil, apa kabar?”
tanya gigi sambil melemparkan senyumnya.
“baik gi! Tambah
cantik aja” jawab billy, gigi hanya melemparkan senyumnya.
“bang deni udah nikah
yah sama teh santi?” tanya gigi lagi.
“udahlah. Udah punya anak
1. Kamu aja yang sombong, gak mau datang kepernikahan aku.” jawab deni.
Sesekali gigi melihat kearah raffi yang terus menatapnya.
“dan raffi!” tanya
gigi lagi dengan tatapan yang sedikit grogi. Raffi hanya diam, ia melihat
kearah stevie yang sedang digendong oleh gigi. ia melihat stevie dan kembali
melihat gigi.
“caaa, mba gigi...”
tanya shahnas dengan wajah bengongnya.
“bukan. Jangan salah
paham. Mba gigi belum nikah kok!” jawab caca, lalu berjalan mendekati kakaknya.
Shahnas hanya diam dan nampak berfikir.
“sayang. Ayo kita
tidur!” ucap nanda yang tiba2 datang. Sontak deni, billy, irwan, shahnas dan
raffi nampak sangat kaget melihat nanda. Raffi memalingkan pandangannya dari
gigi dan nanda.
“owh, anak papa.
Pasti udah ngantuk!” ucap nanda yang mengambil stevie dari gendongan gigi. gigi
hanya memberikan stevie sambil membelai lembut rambut anak itu. Raut wajah
raffi langsung berubah. Ia berkali2 membasahi bibirnya dan menelan ludahnya.
Entah apa yang sedang dirasakannya sekarang.
“aku kedalam dulu
yah!” ucap raffi pada kawan2nya dengan wajah muramnya.
“hei, raffi!” panggil
nanda yang menyadari keberadaan raffi. raffi berusaha menoleh dan memberikan
senyuman yang nampak sangat dipaksakan kepada nanda.
“hai nanda. sudah
lama tidak bertemu!” ucap raffi lagi.
“ki, bisa anterin
kekamar!” tanya gigi kepada kia. Raffi langsung melihat kearah gigi.
“em, yah. Biar aku
anter. Em, yang, aku annterin gigi dulu yah! Jangan lupa dihafalin ijab
qabulnya. Da!” ucap zaskia, seperti enggan untuk meninggalkan irwan.
“besok pagi bakal
ketemu. Ayo cepetan.” Ucap gigi.
“iya...gak sabaran
banget!” ucap kia.
“oh iya nan, kamar
kamu, nanya aja ke deni. Ok!” ucap kia.
“siap!” jawab nanda.
“eh kalian, ayo
sekalian ikut. Biar aku tunjukkan kamar kalian” ucap kia yang melihat caca dan
shahnas. Gigi yang melihat shahnas menatapnya dengan tatapan sendu, memberikan
senyumnya.
“hei nas. Udah gede
yah sekarang!” ucap gigi menggoda shahnas. Shahnas langsung berlari memeluk
gigi dengan tangisan harunya.
“mba gigi kemana aja.
Shahnas kangen tau” ucap shahnas. Gigi membalas pelukan shahnas.
“gak kemana2.” Ucap
gigi.
“pemandangan indah
yah. Lihatnya gitu banget!” goda deni pada raffi yang melihat gigi dan adiknya.
“apaan sih.” Ucap
raffi lalu kembali melihat kearah gigi yang mulai masuk kedalam villa untuk
tamu perempuan. Tidak banyak yang diundang kepernikahan irwan dan zaskia. Villa
yang disediakan hanya untuk tamu dari keluarga dekat dan sahabat dekat mereka
berdua.
“terus kamar aku
dimana den? Kalau bisa sendiri. Soalnya aku sama anak aku” tanya nanda.
“em,,kenapa stevie
gak tidur sama ibunya saja. Jadi, kamu bisa gabung sama kita” ucap deni. Raffi
yang mendengar itu bernajak pergi.
“aku duluan yah” ucap
raffi lagi.
“jadi aku harus bawa
pulang dia kejerman, biar dia bisa tidur sama ibunya. Hadeuh” ucap nanda lagi.
raffi yang mendengar perkataan nanda menghentikan langkahnya dan melihat kearah
nanda.
“maksud kamu?” tanya
raffi tiba2 kepada nanda.
“maksud,,,oh,,,astaga.
Jadi kalian pikir ini anak aku sama gigi? owhhh, kenapa gue gak bohong aja.
Biar si raffi ini mati penasaran sampai pagi” goda nanda kepada raffi yang
nampak bingung.
“owhhh,,,ahahaha,,em,,
baiklah. Sini aku anter kekamar kalian. Hai,,anak cantik!”ucap deni, langsung
menawarkan untuk mengantar nanda kekamarnya. Nanda pun mengikuti deni. Raffi
nampak berfikit sambil mengerutkan alisnya. Irwan dan deni yang melihat
ekspresi raffi hanya tertawa.
“loe tega banget fi.
Salam dari gigi gak dibales lagi!” ucap irwan sambil merangkul leher raffi.
raffi hanya diam.
“katanya, kalau
ketemu sama gigi, saya akan bilang ‘hai, apa kabar’, hah, nyatanya, seperti
patung.” Tambah billy lagi. raffi melepaskan rangkulan raffi dan pergi
meninggalkan kedua sahabatnya itu.
“sudah sangat jelas
terlihat. Dia masih mencintai gigi!” ucap billy kepada irwan.
“tidak perlu
dijelaskan. Memang sudah sangat jelas. Oh ya Allah. Gue harus nyiapin diri buat
besok!” ucap irwan lalu berjalan meninggalkan billy.
“lalu aku. hah,,,sudahlah!”
ucap billy yang ditinggal sendirian.
***
“loe yakin, loe baik2
saja” tanya zaskia kepada gigi.
“ia. Sana loe kekamar
loe. Besok kan hari penting dalam hidup loe.” Ucap gigi.
“yah sudah. Kalau loe
butuh apa2, langsung masuk saja ke villa gue. Ok. Selamat malam gi!” pamit kia.
Gigi yang sedang merapikan kamarnya terdiam mengingat kembali pertemuannya
dengan raffi. tatapan raffi yang penuh makna yang belum juga ia mengerti. Ia
sesekali menarik nafasnya.
“mbaaaa!” panggil
caca dan shahnas dari balik pintu kamar gigi.
“masuk aja!” jawab
gigi dari dalam.
“yeeee!” ucap shahnas
dan caca, berlomba masuk kekamar gigi. gigi hanya membuat senyum kecil dan
mengelengkan kepalanya.
“mba gigi kemana aja
sih. Ayo cerita ke shahnas!” tanya shahnas kepada gigi. gigi hanya tersenyum.
“kan udah gue bilang.
Mba gigi habis kuliah S2, ngambil sp. Bedah jantung. Jangan nanyain pertanyaan
yang gak penting gitu. Nanya pertanyaan yang penting!” jawab caca kepada
shahnas.
“gue kan nanyanya ke
mba gigi, bukan loe!” ucap shahnas langsung diwajah caca.
“udah, jangan
berantem. Kalian ini. dari dulu gak ada berubah2nya. Hadeuh!” omel gigi.
“ada yang berubah kok
mba, kita berdua udah punya pacar!” ucap shahnas, caca langsung membekap mulut
shahnas.
“loe yah, ember
banget. Mau gue kasih tau ke mba gigi siapa pacar loe!” ancam caca.
“jangan atuh ca.
belum saatnya!” jawab shahnas lagi. gigi hanya tersenyum melihat kelakuan caca
dan shahnas.
“mba!” panggil
shahnas.
“emm!” jawab gigi
sambil membuka ipad nya.
“mba gigi gak kangen
sama a raffi!” tanya shahnas, caca langsung mencubit pinggang shahnas. Gigi
terdiam dan langsung tersenyum geli melihat kelakuaan dua adiknya itu.
“apaan sih loe.
Pertanyaan itu harus bertahap!” omel caca.
“yah udah, loe aja
yang nanya. Daritadi gue salah mulu” ambek shahnas.
“jangan ngambek gitu.
Mba merindukannya, bohong kalau mba bilang kalau tidak merindukannya!” jawab
gigi dengan senyumannya. Caca dan shahnas saling memandang, bingung, dan
kembali memandang gigi.
“kalau gitu, kenapa
tadi, ekspresi mba sama aa kayak gitu? Kayak orang yang baru ketemu, dingin!”
tambah shnans lagi. gigi terdiam, dan melihat kearah shahnas.
“emm, entahlah. Mungkin
dia, sudah melupakannya! Dan, selesai!” gigi menjawab dengan raut wajah kecewa.
“gak mungkin mba.
Orang a raffi hampir gila mikirin mba. Gak mungkin dia ngelupain mba gigi gitu
aja!” jelas shahnas lagi. gigi berbalik menatap shahnas.
“waktu yang berubah
nas. Mungkin waktu juga yang merubah segalanya. Lagipula, tidak ada yang perlu
diingat.” Ucap gigi lagi.
“mba, shanas belum
pernah melihat a raffi seperti itu. Dia marah, menangis. dia bilang, dia
mencintai mba. Dia mencintai mba gigi, dan itu membuatnya gila. Kejadian itu,
bahkan ingin shahnas lupakan mba. A raffi seperti orang gila. Dia keluar dari
rumah, melepeskan semua yang telah diberikan papa. Berusaha menata hidupnya
kembali. Bahkan sampai hari ini pun, itu terkahir kelinya a raffi datang
kerumah. itu terakhir kalinya a raffi berbicara dengan papa. Dan semua itu,
tidak mungkin bisa terhapus dengan mudah. Mba seperti nuklir yang meluluh
lantahkannya. Shahnas yakin, a raffi masih mencintai mba!” jelas shahnas. Gigi
menatap shahnas.
“iya. Benar apa yang
dikatakan shahnas mba. Waktu itu, sekitar dua bulan sejak kepergian mba. A
raffi tiba2 datang kerumah. tidak nampak kesedihan diwajahnya. dia datang
dengan senyuman,, menyapa mama, papa dan juga caca. Dalam seminggu a raffi
selalu datang kerumah. tertawa, makan malam bersama. Tapi dia tidak pernah
masuk kekamar mba. Sekalipun. Caca pernah beberapa kali melihat, a raffi menatap
pintu kamar mba gigi. dan caca tau, semua itu dilakukan aa raffi, karena
cintanya pada mba” tambah caca. Gigi masih terdiam.
“mba, yang perlu
kalian lakukan sekarang adalah jujur pada perasaan kalian masing2. Mba
mencintai a raffi kan?” tanya shahnas lagi. gigi menatap caca, dan menurunkan
pandangannya.
“ah,,,mba mau mandi
dulu. Sebaiknya kalian juga istrahat. Biar seger besok paginya. Ok!” ucap gigi
lalu berjalan masuk kekamar mandi. Caca dan shahnas hanya memandang gigi dengan
penuh tanya.
“gue pikir, saat
mereka bertemu, mereka akan menumpahkan seluruh kerinduan mereka. ternyata!”
ucap shahnas lagi.
“iya. Isss,,gue juga
pusing nas!” tambah caca. Gigi yang berada dalam kamar mandi terdiam memikirkan
perkataan sahnas dan caca.
***
“ternyata, malam ditengah
hutan, lumayan menengkan yah!” goda deni kepada raffi yang duduk ditaman
belakang villa. Raffi masih saja diam.
“ehmm,, apa sih yang
loe pikirin fi!” tanya deni. Raffi masih saja diam memandang didalam kegelapan.
“tidak ada yang akan
berubah jika kamau tidak mengambil sikap. Hahhh” tambah deni.
“aku tidak tau apa
yang kurasakan sekarang!” ucap raffi.
“memang apa yang kamu
rasakan. Dia juga masih sendiri ternyata. Apa yang kamu pusingkan. Tinggal
katakan padanya, beres kan!” ucap deni lagi.
“hah, sudahlah. Aku
pun juga tidak tau. Dia mencintaiku atau tidak.” Ucap raffi lagi.
“menyerah sebelum
bertindak, adalah ciri dari seorang pengecut. Terserah padamu!” ucap deni lalu
meninggalkan raffi sendiri. Raffi kembali diam.
***
“gue gugup banget
bro. hufttttt” ucap irwan. ijab qabul akan dilaksanakan pukul 16.00, para tamu
undangan sudah mulai berdatangan. Raffi, deni, billy menemani irwan dikamarnya.
“santai aja bro.
tarik nafas dalam.:” ucap deni.
“iyaaa..hufttt,
gimana kalau gue lupa bacaannya!” ucap irwan lalu kembali membaca tulisannya.
“santai aja bro.
waktu akan terlewati, dan tanpa loe sadari, loe udah jadi suami orang!” tambah
raffi.
“iya bener. Santai
aja bero!” tambah billy.
“emang loe udah
pernah ijab qabul?” tanya deni menggoda billy
“yah,,,bentar lagi”
jawab billy bete.
“mempelai pria, boleh
turun kebawah!” ucap seorang pemuda kepada irwan.
“iya” jawab irwan
gugup. Irwan berjalan menuju ketempat ijab qabul akan dilaksanakan dengan
jantung yang berdebar lebih kencang ditemani oleh raffi, deni dan billy
dibelakangnya. Para tamu undangan pun mulai duduk dikursi yang telah disiapkan.
Suasana alam yang begitu damai dan tenang tercipta dihari itu. Para tamu mulai
berdiri saat melihat mempelai wanita mulai masuk ketempat acara. Dengan pakaian
adat jawa zaskia nampak sangat cantik dihari itu. Irwan yang melihat calon
istrinya berjalan mendekatinya semakin membuat jantungnya berdebar. Berbeda
dengan irwan, mata raffi tertuju pada wanita yang berada disamping zaskia.
Gigi, dengan gaun putihnya, nampak lebih menarik dimata raffi. raffi memandang
gigi tanpa berkedip. Gigi menami zaskia sampai kepada irwan. memberikan tangan
zaskia keirwan, dengan senyuman manis, gigi berbisik kepada irwan.
“awas loe salah baca
ijab qabul!” ancam gigi, lalu melebarkan senyumnya. Raffi yang sedari tadi
melihat gigi, sungguh menikmati pemandangan didepannya. Saat gigi berbalik dan
mendapati raffi memandangnya, gigi hanya memberikan senyum manisnya. Raffi yang
merasa kedapatan memandang gigi, memalingkan pandangannya. Saat gigi hendak duduk
dikursi barisan depan sebelah kanan, tiba2 caca datang dan mendorong tubuh gigi
kesebelah raffi.
“ini tempat aku mba!”
ucap caca dengan senyuman nakalnya.
“bang billy. Sini!”
panggil shahnas kepada billy, billy yang masih tidak mengerti berjalan kearah
shahnas.
“bang billy duduk
disini yah, disampaing nanas.” Ucap shahnas yang mengatur posisi duduk mereka
saat ini.
“dan mba gigi duduk
disini!” ucap caca dan memaksa kakaknya duduk dikursi sebelah kanan raffi.
“caca. Apa2an sih
kamu!” ucap gigi dan hendak berdiri dari kursinya. Namun tiba2 tangan raffi
menarik tangan gigi sehingga gigi kembali terduduk disamping raffi.
“ijab qabulnya udah
mau dimulai!” ucap raffi tanpa berbalik untuk melihat gigi. gigi melihat raffi
, lalu berpaling dan melihat kedepan. Cukup canggung apa yang mereka rasakan
kali ini.
ijab qabul berjalan
dengan lancar, irwan dan zaskia telah sah menjadi suami istri, para tamu
berdiri memberi tepuk tangan. Raffi dan gigi berdiri berdampingan sambil
memberi tepuk tangan. Gigi yang merasa
canggung memilih untuk pergi dan mendekati zaskia dan memberikan selamat. Pesta
dimulai sampai malam. Raffi dan gigi saling menghindar, suasana canggung
tercipta diantara mereka. teman2 mereka cukup risih melihat tingkah mereka.
“gue heran sama tu
dua makhluk. Dari kejauhan saling mencari, tapi kalau udah berdekatan, malah
saling menghindar. Hadeuhhh” ucap deni.
“iya, seperti anak
kecil yang baru mengenal cinta!” tambah billy. Deni menatap billy, billy hanya
manik turunkan alisnya.
Pesta pun usai.
Beberapa tamu undangan ada yang memilih untuk langsung pulang, dan beberapa
teman dekat dan keluarga zaskia irwan memilih untuk tetap tinggal sampai besok.
Begitu pula dengan raffi, deni, billy, shahnas, caca, nanda dan juga gigi. mereka
duduk disalah satu meja besar, raffi, deni billy, shahnas dan caca. Raffi hanya
diam sementara yang lain saling bercanda. Zaskia dan irwan sedang becakap2
dengan keluarga mereka masing2, sedangkan gigi sedang membantu nanda menidurkan
stevie. Raffi sesekali memandang gigi dan nanda.
“maafin gue yah
gi!”ucap nanda.
“gak papa.” Ucap gigi
sambil berusaha menidurkan stevie dalam pelukannya.
“yah ampun lucunya!”
ucap ibu irwan kepad stevie.
“dia belum mau tidur.
Yah, mau sama nenek gak?” ajak ibu irwan. steviepun digendong oleh ibunya irwan.
“sana sayang, temenin
temen2 kalian. Papa sama mama mau istrahat dulu. Kalian juga yang cepat
tidurnya. Stevie biar tante yang tidurin gak papa kan!” tanya ibu irwan lagi.
“gak papa kok tante.
Dengan senang hati!” jawab nanda. keluarga irwan dan zaskia pun masuk untuk
istrahat. Diluar tinggal beberapa orang, termasuk raffi dan gigi. irwan
berjalan mendekati teman2nya.
“yahhh, selamat yah
bro. akhirnya loe jadi suami orang!” ucap billy memberi selamat kepada irwan.
zaskia pun berjalan mendekati irwan, satu persatu, mereka memberi selamat
dengan pelukan. Mungkin hari ini terlalu ramai untuk mereka memberikan selamat
secara pribadi. Nanda pun ikut bergabung dengan mereka. sedangkan gigi hanya
memandang dari kejauhan.
“ki, gue masuk duluan
yah!” ucap gigi.
“apaan sih loe gi.
Kesini gak! Ini hari spesial gue. Dan gue ingin loe duduk disini bareng kita!”
ucap zaskia,
“em, tapi,,,”
“gak usah pakai
tapi2an. Cepat kesini” ajak zaskia lagi.
“kalau dia gak mau,
gak usah dipaksa kali!” tambah raffi sambil meminum tehnya. Gigi menarik
nafasnya, rasa tidak percaya dengan yang dikatakan raffi. ia mulai berjalan
mendekati meja dan duduk tepat didepan raffi disamping nanda. sesekali raffi
melihat kearah gigi dan memalingkan kembali pandangannya. Suasana menjadi
hening, melihat kekuan antara raffi dan gigi.
“ok,,em,,,jadi
bagaimana perasaann kalian sebagai pengantin baru!” tanya nanda memcah
keheningan yang terjadi.
“bahagia. Sangat
bahagia. Ia kan sayang!” jawab irwan sambil merangkul zaskia yang duduk
disampingnya.
“perasaan yang tidak
bisa tergambarkan. Peraassaan yang,,,woww,,hahha” jawab zaskia dengan rona
bahagia diwajahnya.
“yah,,itulah perasaan
seseoarang yang sudah menikah...ahahah,,” jawab deni.
“berarti disini, yang
belum nikah, aku, shanas dan caca dong!” ucap billy.
“iya,,,makanya kalian
nikah gih!” ucap irwan.
“emang gampang
nikah.” Jawab blly lagi.
“iya, apalagi kalau
ketemu sama cowo yang tidak berani mengatakan dengan lantang pada semua orang
bahwa dia menjalin hubungan dengan seseorang. Gimana mau nantangin dia buat
minta dinikahin!” sindir shahnas. Billy memandang shahnas dengan penuh tanda
tanya. Shahnas membalas tatapan billy dengan tantangan. Gigi hanya tersenyum melihat
tingkah billy dan shahnas. Rafii menatap shahnas dan billy dengan penuh tanda
tanya.
“bagaimana denganmu
raffi?” tanya nanda tiba2.
“bagaimna apanya?”
jawab raffi sambil meminum minumannya.
“yah, perasaanmu
waktu menikahi gigi dulu?” tanya nanda lagi. raffi menatap nanda, begitupun
dengan gigi.
“jangan bertanya yang
aneh nan!” ucap gigi. nanda berbalik menatap gigi.
“pertanyaan itu juga
untukmu gi. Bagaimana perasaanmu saat menikah dengan raffi?” tanya nanda lagi,
gigi menatap nanda bingung.
“oh,,em,,,,” gumam
gigi tidak tau akan menjawab apa. Raffi menatap tajam kearah gigi. gigi berbalik
menatap raffi.
“silahkan dijawab
duluan raffi.” ucap nanda lagi. raffi masih menatap tajam kearah gigi. gigi pun
tidak memalingkan pandangannya dari raffi. menunggu apa yang akan dijawab oleh
raffi.
“perasaanku saat
menikahinya, seperti aku ingin lari. Menghilangkan satu hari, dimana hari itu
juga menjadi hari kelahiranku. Kegugupan yang kalian rasakan, tidak pernah
kurasakan.” Jawab gigi sambil terus menatap gigi. jawaban yang cukup membuat
kaget teman2nya. Gigi hanya tersenyum dan kembali meminum minumannya.
“begitu. Karena
kalian dijodohkan. Bagaimana denganmu gi?” tanya nanda kembali kepada gigi.
“em...perasaanku
waktu itu, em... Jantungku berdebar untuk pertama kalinya dihari itu, saat
raffi mengucapkan ijab dan dikabulkan. Terbesit tanya, apakah yang akan terjadi
pada pernikahanku, dengan laki2 yang baru saja mengambil tanggung jawab orang
tuaku dan ditaruh dipundaknya. Apakah sama dengan perasaan pengantin wanita
lain,,entahlah!” jawab gigi. raffi terus memandang gigi dengan tatapan
tajamnya.
“owhh,,,” ucap nanda,
yang mulai sadar dengan kecanggungan yang ada. Semua hanya memandang raffi dan
gigi.
“bagaimana perasaan
kalian pertama kali bertemu setelah tiga tahun?” tanya caca, shahnas memberi
isyarat agar caca diam, namun caca tidak menghiraukan shahnas.
“emm,,,aku juga
penasaran!” tambah zaskia. Raffi kembali menatap gigi.
“bagaimana perasaanmu
raffi?” tanya deni kepada raffi.
“emmm, sungguh
menyakitkan melihat masa laluku kembali. Em!” ucap raffi, gigi menatap raffi.
“oh, masa lalu,,ok.”
Gumam gigi dengan eksresinya yang kembali dingin. Raffi masih terus menatap
gigi.
“em,,jangan percaya
mba. kalau mba gigi? bukannya kata mba gigi, mba merindukan a raffi!” ucap
ahahnas. Raffi melihat kearah adiknya, yang seperti tidak mendukungnya.
“siapa yang merindukan
siapa,,hahhh” tambah raffi. shahnas seperti bingung. Semua orang disitu pun
nampak bingung.
“hmm,,yahh,,tapi
ternyata yang kurindukan tidak merindukanku.” Jawab gigi dengan mengeluarkan
senyum kecilnya.
“siapa yang kamu
rindukan?” tanya raffi kepada gigi.
“kamu raffi.” jawab
gigi. raffi mulai tertawa.
“ahahahahahah,,,kalian
dengar. Dia bilang dia merindukanku. Hahhh, kamu pikir siapa yang sedang kamu
bodohi. Merindukanku...apa kamu tau arti dari kata rindu. Kamu yang
meninggalkan semuanya!” ucap raffi dengan nada yang mulai sedikit emosi.
“iya..aku yang
meninggalkanmu. Karena memang aku harus meninggalkanmmu!” ucap gigi lagi, masih
berusaha tenang.
“harus
meninggalkanku. Benar sekali. Kamu yang pergi tanpa berkata apapun. Dan yang
kutau, kamu pergi bersama orang lain. Dan saat kamu kembali, seperti semuanya
baik2 saja, bersama seseorang yang kupikir sekarang kamu bahagia bersamanya.
Apa kamu sedang melanjutkan permainan. Hah,,kamu mengahancurkan semuanya, dan
sekarang kembali, berharap semuanya baik2 saja.” Raffi mulai berdiri meluapkan
emosinya. Gigi menatap raffi yang masih diliputi emosi.
“emm,,,sepertinya,,,eh,,percakapannya,,,”
belum juga irwan melanjutkan perkataannya, raffi kembali bicara.
“apa kamu puas
sekarang. Kamu mempermainkan pikiranku. Aku selalu berharap bisa menemukanmu,
dan menanyakan semuanya. Alasan kamu meninggalkanku begitu saja. Aku selalu
bertanya, dia ada dimana, dia bersama siapa? apa yang sedang dia lakukan,
apakah dia bahagia? Saat pertama kali melihatku, kau hanya berkata ‘hai raffi,
apa kabar!’, kamu ingin aku menjawab itu. Kamu membuatku diliputi dengan
perasaan bersalah. Lalu sekarang apa yang kamu inginkan?” ucap raffi berusaha
mengatur nafasnya.
“kamu sudah membuat
semua jawabannya dipikiranmu. Lalu kamu ingin aku menjawab apa?” ucap gigi
kembali menatap raffi.
“apaaa,,hah,,,apa
kamu belum sadar dengan apa yang sudah kamu lakukan,,,apa yang...”
“aku meninggalkanmu
dan aku menyakitimu. Itu yang sudah kulakukan. Aku, benar2, berharap kamu sadar
raffi. tapi sepertinya, waktu pun tidak dapat mengajarkanmu sesuatu!” ucap gigi
lalu berdiri dari kursinya.
“hahhh,,,kamu, bahkan
tidak pernah melihatku!” ucap raffi, gigi menatap raffi dengan tajam.
“aku menyerah terhadamu”
tambah gigi lalu berjalan meninggalkan raffi dan teman2nya.
“apakah pergi dan
meninggalkan sesuatu yang belum jelas sekarang sudah menjadi hobi dan
kebiasaanmu!” teriak raffi yang melihat gigi pergi, gigi menghentikan
langkahnya, ia berbalik dan menatap raffi.
“hahhh,,,baiklah.
Iya, waktu itu aku meninggalkanmu karena aku muak dengan semuanya. Aku pergi
bersama dengan nanda kejerman, itu benar. Dan saat itu aku menjalin hubungan
dengannya, itu juga benar. Aku meninggalkanmu, agar aku bisa menyakitimu, itu
juga benar. Jika kamu ingin mendengar itu semua dariku, maka kamu sudah
mendengarnya. Apa kamu puas!” ucap gigi yang kali ini sudah tidak bisa menahan
emosinya. Ia lalu pergi meninggalkan raffi dan teman2nya. Nanda menatap raffi
yang sedang diliputi oleh perasaan emosi. Raffi yang sedang emosipun pergi
meninggalkan teman2nya.
“owhhh,,,maaf. Aku
hanya berusaha, agar mereka saling mengungkapkan perasaan. Tapi ternyata..huft”
ucap nanda.
“gue bingung dengan
mereka. apa sih susahnya mengungkapkan perasaan masing2. Bilang saja aku
mencintaimu. Tidak usah dibuat sulit” ucap billy menambahkan.
“kali ini raffi
sungguh keterlaluan. Aku sungguh ingin memukulnya!” tambah nanda. yang lain
hanya menarik nafasnya dengan dalam.
Gigi masuk
kekamarnya, dan menyapu air matanya.
“hah,,,,seharusnya
aku membencinya” gumam gigi dan menyapu air matanya dengan kasar.
Raffi dikamarnya
tidak kalah gundahnya dengan gigi. ia melempar jasnya, dan berusaha mengatur
emosinya. Ia terduduk dibawah ranjangnya dan memegang kepalanya. Kali ini
mereka sedang bergelut dengan perasaan mereka masing2.
“apa yang harus kita
lakukan ca?” tanya shahnas yang sedang berjalan menuju kamar mereka.
“entahlah. Aa loe tuh
yang keterlaluan!” jawab caca.
“apa.,,yah,,,apa loe
ingin kita juga bertengkar?” tanya shahnas. Caca menatap shahnas.
“gak lah...ouhhh”
ucap caca lalu memeluk shahnas.
“padahal mereka hanya
cukup melakukan ini. melupakan semuanya, dan mereka harus sadar, bahwa mereka
saling mencintai. Susah banget sih” ucap shahnas.
“sepertinya kita
harus turun tangan nas. Ayo kita lakukan yang bisa kita lakukan!” tambah caca.
Nanas pun menganggukan kepalanya.
***
Pagi pun menjelang, shahnas
dan caca sudah lebih dulu terbangun. Billy dan deni sedang bermain badminton
dihalaman villa.
“udah kirim semuanya
belum?” tanya shahnas.
“emang loe pikir
disini ada sinyal” ucap caca.
“oh iya yah. Terus
gimana dong. Kita harus menunjukkan foto2 itu kepada mereka.” ucap shahnas.
“lihat ini!” ucap
caca sambil menunjukkan foto raffi dan gigi yang sudah diprintnya.
“wow,,,loe print
dimana?”
“itu,,gue minta
tolong sama WO. Mereka kan punya printer. Yah udah, gue print aja, dan gue udah
taruh dikamar mereka masing2. Kita tinggal lihat bagaimana reaksi mereka!”
tambah caca.
“pinter banget sih”
ucap shahnas lalu mencium pipi caca.
“ihhh,,sana loe cium
si billy! Jangan cium2 gue” ucap caca berusaha melepaskan pelukan shahnas.
gigi yang baru
selesai mandi, napak kaget melihat foto2 dirinya dan raffi berhamburan diatas
ranjangnya. Dari foto saat mereka kepantai, ciuman pertama mereka, kejadian
saat dipantai saat mereka tidur bersama, dan beberapa foto yang cukup membuat
gigi tersenyum. Ada kata yang ditulis caca di setiap lembaran foto2 itu.
“pernahkah kalian
melihat senyum kalian saat sedang bersama. BAHAGIA” salah satu tulisan caca.
“kalian ditakdirkan
untuk bersama. TAKDIR” salah satu tulisan caca lagi.
“sadarkah kalian,
tatapan kalian menyiratkan sebuah ketulusan. CINTA” salah satu tulisan caca.
Gigi terdiam membaca tulisan adiknya itu. Ia menarik nafasnya.
Dikamarnya raffi juga
sedang meliha foto yang disebarkan oleh caca dan shahnas. Ia melihat keluar
jendela, matahari mulai menapakkan wujudnya.
“fi!” panggil billy
kepada raffi. raffi nampak kaget dan menyembunyikan foto2nya bersama gigi.
“ada apa!” tanya
raffi kepada billy.
“ada air terjun
disini. Tapi kita harus sedikit mendaki memasuki hutan. Mau ikut gak!” ajak
billy.
“gue harus pulang
siang ini.” ucap raffi lagi.
“em,,padahal, kita
udah rencana disini sampai besok. Beneran loe gak mau ikut!” tanya billy lagi.
“gak” jawab raffi
lagi.
“gimana bro. kita
harus jalan sebelum siang. Loe ikut kan fi?” tanya deni.
“gak den. Gue harus
pulang siang ini!” jawab raffi lagi.
“apa...astaga..karena
gigi..hah,,,terserah loe dah. Loe udah cukup melalui semuanya. Dan gue pikir,
loe seharusnya udah tau, apa yang harus loe lakuin.” Ucap deni lalu berjalan
keluar meninggalkan raffi. billy menatap raffi.
“yah udah deh fi. Gue
mau siap2 dulu!” ucap billy lalu meninggalkan raffi sendiri. Raffi terdiam
duduk dikasurnya.
Gigi nampak keluar
dari kamarnya. Dengan memakai celana panjang coklat, kaos putih, sepatu kets, serta
tas ransel dan topi, lengkap sudah peralatan untuk menjelajahi hutan.
“wow, udah ada yang
siap nih!” ucap kia yang mendapati gigi dengan keadaan siap.
“kalau bukan karena
kalian. Gue gak bakal mau!” ucap gigi.
“ini kan impian gue,
ayo kita mulai berpetualang!”
“aneh banget sih loe.
Kalian itu seharusnya bulan madu berdua. Bukannya banyak orang!” ucap gigi
lagi.
“emang kalau kalian
ada kita gak bisa bulan madu. Bisa kan sayang!” ucap irwan sambil mengecuk pipi
istrinya. Gigi hanya tersenyum.
“yah sudah.
Terserahlah” tambah gigi lagi. caca dan shahnas yang memperhatikan gigi dari
jauh dibuat bingung.
“dia beneran lihat
foto itu gak sih ca?” tanya shahnas.
“pasti lihatlah.
Orang gue naruhnya diatas ranjang” tambah caca lagi.
“kalian ngapain?”
tanya billy yang membuat shahnas dan caca kaget.
“astaghfirullah. Bang
billy. Ngagetin aja.” Ucap caca.
“sini yang, aku
pegangin tasnya!” ucap billy langsung membawa tas shahnas.
“disini aja berani
bilang sayang. Coba panggil sayang didepan a raffi” tantang shahnas.
“iaa,, siapa takut.
Nanti lihat kondisi hati kakak kamu. Kalau aku bilang sekarang, entar yang ada
aku dicincang. Mau aku dicincang!” ucap billy.
“yah gak lah. Emang
abang billy ku daging mau dicincang!” ucap shahnas sambil memegang pipi billy.
“yahhh, udah ah,,,gak lihat gue ada disni. Ayo kita
lanjutkan investigasi kita. Billy, loe pergi sana!” ucap caca.
“iyaa,,iya. Dada
sayang!” ucap billy lagi. caca dan shahnaspun berjalan dibelakang gigi sambil
memperhatikan gigi. saat gigi berjalan melewati halaman villa raffi juga sedang
berjalan dan berpapasan dengan gigi. gigi seperti tidak melihat raffi, ia
melewati raffi tanpa senyuman ataupun sapaan. Raffi melihat kearah gigi yang
seperti tidak melihatnya, dan juga berjalan seperti tidak melihat gigi. Caca
dan shahnas kembali bingung.
“kok jadi kayak gitu
sih. Seperti mereka gak saling kenal!” ucap caca lagi.
“hadeuh,,,tambah
bingung gue!” ucap shahnas sambil menepuk jidatnya.
“semua sudah siap!”
tanya irwan. semua sudah berkumpul, hanya raffi dan nanda yang nampak tidak
siap.
“gue gak ikut. Gue
akan pulang pagi ini dengan stevie. Ibunya nanti sore datang dari jerman. Jadi
gue minta maaf” ucap nanda.
“owh,,yah sudahlah.
Terima kasih sudah datang yang nan!” ucap irwan.
“kalian perginya
jangan terlalu lama yah nak. Kita pulang nanti sore” ucap mama zaskia yang
sedang berkumpul dan meminum teh di teras villa bersama keluarga irwan.
“ia ma. Jangan
khawatir. Insyaallah, sebelum malam kita udah balik kesini.” Ucap irwan yang
terus memeluk zaskia.
“aduh, yang penganten
baru, udah kaya perangko aja. Nempel terus!” goda deni.
“iya dong!” ucap
irwan yang lalu memeluk zaskia.
“nyesel gue dateng
sendiri. Istri gue mana sih!” ucap deni lagi. semua pun tertawa.
“loe gak ikut fi?”
tanya irwan yang melihat raffi begitu santai.
“gak. Kalian
pergilah. Nanti hari keburu siang!” ucap raffi.
“ayo ki, wan,
semuanya kita berangkat!” ucap gigi yang tidak memperdulikan raffi, dan memulai
perjalanan. Irwan menatap raffi, begitupun dengan yang lainnya. Caca dan
shahnas nampak sangat kecewa.
“yah udah deh. Kita
berangkat yah. Kalian hati2 pulangnya.” Ucap irwan meninggalkan raffi dan
nanda. raffi berjalan meninggalkan nanda
sendiri, nanda memperhatikan raffi yang berjalan kearah belakang villa.
“nak nanda, stevienya
mau pulang sekarang?” tanya mama irwan.
“ia tante.” Jawab
nanda lalu mencari kemana raffi perginya.
Raffi duduk dikursi
belakang villa sambil memandang kedalam hutan, dengan angin dan bunyi burung
yang begitu menenangkan.
“ngapain loe duduk
disini? Kenapa gak ikut bersama mereka saja!” ucap nanda yang mendekati raffi.
raffi tidak menjawab, ia hanya diam.
“hahhhhh” nanda
menarik nafasnya dan duduk disamping raffi yang sipisahkan oleh meja.
“bolehkan aku
bertanya padamu?” tanya nanda. raffi masih tidak menjawab.
“apakah kamu
mencintai gigi?” tanya nanda. raffi berbalik memandang nanda.
“cinta ataupun tidak.
Sudah tidak ada gunanya!” jawab raffi.
“semalam aku ingin
sekali memukulmu.” Ucap nanda.
“terlebih lagi aku.”
jawab raffi singkat.
“kamu ingin memukulku
karena aku pernah lari degan gigi!” ucap nanda lagi,
“jangan mengatakan
itu, mengingatnya saja, cukup membuatku ingin menghajarmu!” ucap raffi lagi,
“hahaha,,,sadarlah
raffi, bukan hanya kamu yang tersakiti disini!” ucap nanda lagi.
“kamu tidak berhak
mengajariku. Tidak berhak!”
“aku akan
menceritakan sesuatu. Kamu hanya perlu mendengarkan. Untuk meluruskan semuaya.”
Ucap nanda lagi.
“hmm,,,mau
menjelaskan apa. Semuanya sudah cukup jelas. Dia bahkan mungkin tdak pernah
mencintaiku!” ucap raffi lagi.
“aku akan tetap
bercerita, terserah kamu akan mendengarkan atau tidak. Suatu hari, aku menyerah
padanya. Aku mulai sadar dia tidak akan pernah mencintaiku, dan aku pun
memutuskan untuk pergi dan bekerja dijerman. Namun, dia datang dan meminta
pertolongan padaku, pertolongan yang sungguh sangat mustahil buatku. Dia
memintaku untuk menjadi kekasihnya, hanya untuk sementara saja” jelas nanda.
raffi berbalik memandang nanda.
“itu bukan
pertolongan. Itu berarti dia mencintaimu!” ucap raffi lagi.
“dia memintaku untuk
menjadi kekasihnya, karena dia mencintaimu.” Jelas nanda lagi.
“jangan membuatku
tertawa. Hahaha” ucap raffi lagi.
“waktu itu, dia ingin
mengorbankan semuanya untuk cintanya!” ucap nanda lagi, raffi menghentikan
tawanya dan menatap nanda.
“dia ingin bertanya
padamu, apakah kamu mencintainya? Jika ia, maka tidak mengapa jika kamu ataupun
dia akan kehilangan semuanya. Karena dia akan tetap bersamamu. Satu pertanyaan
yang akan menentukan semuanya. Namun, saat ia hendak menanyakannya padamu, dia
baru sadar, bahwa itu sungguh tidak mungkin. Karena kamu memiliki naura!” jelas
nanda lagi, raffi mengerutkan alisnya.
“apa maksudmu?”
“robi, memperlihatkan
foto2mu bersama naura. dia akan memperlihatkan semua itu kepada keluargamu,
jika gigi tidak mau meninggalkanmu. Keluargamu akan hancur, begitupun dengan
dirimu. Dalam hal ini, kamulah yang selingkuh darinya, bukan dia. Apa kamu
mulai mengerti?” jelas nanda lagi, raffi semakin bingung.
“robi,,,apa yang kamu
bicarakan?” ucap raffi lagi menatap nanda dengan penuh tanya.
“robi mengincar
posisi sebagai direktur cabang di bandung. Dia memanfaatkan gigi. gigi tidak
ingin kamu kehilangan semuanya. Termasuk cintamu pada naura. apa kamu sadar,
bahwa dialah yang sangat tersakiti disini?” jelas robi lagi. mata raffi mulai
memerah.
“dia mengorbankan
semuanya. Cintanya, keluarganya, semua yang dia miliki untukmu. Untuk
melindungimu. Bahkan nama baiknya. Anak dari tengker group meninggalkan
suaminya dan lari dengan laki2 lain, agar robi tidak menyebarkan foto2 dirumu
bersama naura. Dia menanggung semuanya sendiri. Untukmu raffi? tidak cukupkah
dunia menghakiminya, dan, kamu masih menghakiminya?” jelas nanda lagi. mata
raffi mulai memerah, bibirnya mulai bergetar.
“kamu pikir dia
bahagia. Tidak ada hari yang dilaluinya tanpa air mata. Saat dia mengingatmu,
dia mulai menangis. Saat dia mengingat keluarganya, keluargamu, dia mulai
menangis. kamu pikir dia mudah melewati semuanya? Tidak raffi. dia terluka.
Masihkah kamu mau menghakiminya?” jelas nanda lagi. raffi terdiam.
“tidak mungkin!”
gumam raffi.
“dia menghilang darimu,
untuk melupakanmu. Untuk mengobati hatinya. Seharusnya kamu memeluknya raffi,
bukan menyalahkannya.” Jelas nanda lagi.
“tidak mungkin!”
“itulah kenyataannya!
Sadarlah raffi!” ucap nanda lagi.
“sekarang terserah
padamu. Aku sudah menceritakan semuanya. Mau kehilangannya lagi!” nanda berdiri dan meninggalkan raffi dalam
kebingungan.
“tidak mungkin.
Gigi...hahhh” gumam raffi dalam kebingungannya. Matanya mulai berkaca2. Ia
berjalan masuk kekamarnya dan mulai memikirkan semua yang dikatakan nanda.
berusaha menghubungkan semua yang terjadi. Mengingat robi yang menduduki posisi
sebagai CEO saat ini. ia menjambak rambutnya dengan keras. Ia lalu mencari
sesuatu ditasnya sampai ada sebuah buku yang terjatuh. Raffi masih tidak
memperdulikan buku yang terjatuh dilantai, ia terus mencari tulisan yang
ditinggalkan gigi dikamarnya.
“dimana kertas itu”
ucap raffi sampai ia menemukannya.
Untukmu
Maafkan aku
harus pergi.
Tidak ada
kata yang dapat kusampaikan padamu.
Hanya, terima
kasih untuk semuanya.
Terima kasih
telah memberi warna dalam hidupku.
Hiduplah
dengan baik
Jika disuatu
saat nanti kita bisa bertemu
Diruang dan
waktu yang tepat
aku harap
dapat melakukannya.
Sesuatu yang
bukan kau inginkan
Tapi yang
kuinginkan.
Ia
kembali membaca tulisan dikertas itu.
“hahhh”
air matanya mulai terjatuh. Matanya tertuju pada buku yang terjatuh dilantai.
Buku itu terbuka dan ada tulisan disana.
Dimanakah aku sekarang
Tidak ada celah lagi untuk ku
menyusupi bayangmu.
Meninggalkanmu mungkin adalah
hal yang benar
namun aku sudah kalah
kalah pada cintaku
hanya jasadku yang kini kubawa
pergi
hatiku sudah kutinggalkan disana
tempat yang mungkin pantas
ataupun tidak
merenung dibalik kaca
menatap kosong jalan yang sepi
merajuk, menyayat tanpa ampun
hati yang kusimpan mungkin
berdarah terluka dalam
hatiku, apakah sama dengan
hatimu?
Ingin kupertanyakan itu
Namun, aku tak bisa. NS
Tulisan yang tertulis
dibuku itu. Raffi mengerutkan alisnya, ia membuka lembar demi lembar dari buku
itu.
Rindu ini
sungguh sangat menyiksaku.
Menatap
langit yang sama,
Menghirup
udara yang sama,
Apakah kita
memiliki ingatan yang sama?
Raffi
kembali membaca lembar demi lembar dari buku itu.
Entah sejak
kapan jantungku mulai berdebar untuk hati yang tidak pantas kusentuh
Menghiba
mengharap sinar dibalik kegelapan
Mencari arti
dari debaran ini!
Raffi terus membuka dan
membaca tulisan dibuku itu.
Apakah aku
mencintaimu?
Kenapa aku
mulai menangis untukmu?
Mengapa aku
mulai tidak suka melihatmu bersamanya?
Raffi kembali membuka lembar demi lembar.
Hei, kamu, bisakah kamu melihat sejenak padaku?
Raffi kembali membuka
lembaran, hingga ia menemukan lembaran, yang membuat jantungnya seperti dihujam
seribu pedang.
Pada akhirnya
aku harus mengakuinya,
Aku
mencintaimu, raffi!
Rafi menutup
mulutnya, air matanya mulai terjatuh. ia menyapu air matanya dan berlari keluar
dari villa. Nanda yang melihat raffi berlari, hanya mengeluarkan senyumnya.
Raffi berlari kedalam
hutan,
“maafkan aku gi.
Maafkan aku!” gumam raffi yang terus berlari masuk kedalam hutan.
***
Gigi dan yang lainnya
sudah sampai di tempat air terjun. Ada villa disana. Setelah meletakkan barang2
mereka, tanpa pikir panjang mereka mulai mencoba terjun kedalam air yang cukup
dingin itu.
“owhhh,,dingin
banget. Ayo sayang, kemari” ucap billy dan memanggil shahnas.
“siapa yang loe
panggil sayang?” tanya deni kaget mendengar billy memanggil shahnas dengan
panggilan sayang. Billy hanya diam, tidak tau harus menjawab apa.
“shahnas dan billy
sedang pacaran. Jd tidak mengapa kan jika billy memanggil sahahnas sayang!”
ucap gigi yang duduk dibatu sambil menggoyang2kan kakinya didalam air. Shahnas
yang merasa ketahuan hanya tertawa malu.
“ketahuan juga
akhirnya!” ucap caca sambil menepuk jidatnya.
“kalian pacaran?”
ucap deni kaget.
“jangan bilang2
keraffi yah. Dia sedang dalam suasana hati yang tidak baik. Entar gue bisa di
khek” ucap billy sambil mengarahkan tangannya keleher.
“dasar loe. Harus
berani dong” ucap zaskia lalu duduk disamping gigi.
“loe baik2 aja gi?”
tanya kia.
“tentu saja.” Jawab
gigi sambil berusaha tersenyum.
“gak usah didengerin
kata2 si raffi. dia mencintaimu. Hanya saja, dia tidak tau bagaimana cara
menunjukkannya. Dia terlalu bodoh. Aku pun tidak sanggup melihat kebodohannya”
tambah irwan. gigi hanya tersenyum.
“dia, benar2
mencintaimu gi. Dia mampu, melalui semuanya karenamu. Dia hanya tidak tau,
harus berkata apa, dan memulai dari mana. Maklum, dia kan lelaki tampan minim
pengalaman.” Ucap deni mencoba membuat gigi tertwa. Gigi hanya tertawa
mendengar perkataan teman2nya.
“sekarang, ayo kita
berusaha melupakan semuanya, dan menikmati hari ini.” tambah deni dan mulai
melompat kedalam air.
“wohoooooo,,seger
banget,,,sayang,,maaf,,aku bersenang2 tanpamu!” teriak deni yang mulai
menyelam. Gigi hanya melihat semuanya, dan berusaha tersenyum.
“mau kemana gi?”
tanya kia yang melihat gigi berdiri.
“mau kevilla
sebentar.” Ucap gigi lalu berjalan masuk ke villa.
“dasar raffi bodoh.”
Ucap irwan. kia hanya tersenyum melihat suaminya.
“sayang,,ayo kita
mandi!” goda irwan, zaksia yang merasa geli, mencoba lari dari irwan.
***
Gigi menatap
keindahan alam melalui jendela kamarnya.
“mba,,,” panggil
shahnas dan caca dengan baju yang basah kuyup.
“emm” jawab gigi.
“ayo sana mandi!”
ucap caca.
“iya,,” caca dan
shahnas menarik tangan gigi dan memaksanya untuk keluar dari kamar.
“ehhh,,,aku mau ganti
baju dulu” teriak gigi, namun caca dan shahnas langsung menceburkan gigi
kedalam air dan mulai tertawa.
“dasar yah kalian!
Awas yah” ucap gigi, shahnas dan caca malah berlari masuk kevilla.
Irwan dan zaskia
sedang berjalan disekitar hutan sambil menikmati keindahan alam disitu.
“indah banget yah
yang, tenang banget!” ucap zaskia sambil menyenderkan kepalanya dibhu irwan.
tiba2 raffi datang dengan terengah2.
“yang itu siapa!”
teriak zaskia yang melihat seorang pria yang nampak berantakan dan dengan nafas
yang saling memburu. Irwan berusaha memperhatikan.
“raffii” gumam irwan,
zaskia ikut mempehatikan.
“raffi loe kanapa?
Itu tangan loe berdara!” ucap zaskia melihat goresan ditangan raffi.
“oh,,ini Cuma kena
kayu,,ajja kok. Emmmm, gigi dimana?” tanya raffi berusaha mengatur nafasnya.
“tadi dia ada didalam
villa. Katanya mau..” belum juga zaskia melanjutkan kata2nya, raffi kembali
berlari meninggalkan zaskia dan irwan.
“dia gak cape lari
kayak gitu. Ini kan jalanannya gak rata yang!” ucap zaskia, irwan hanya
tersenyum dan mengangkat kedua bahunya.
“sepertinya kita
harus melihat jawabannya!” ucap irwan. mereka pun berjalan mengikuti raffi yang
terus berlari. Saat raffi sudah sampai di air terjun, tanpa melihat
kesekitarnya ia langsung masuk kedalam villa. Billy yang melihat raffi nampak
bingung. Gigi yang sedang menyelam tidak sadar dengan kehadiran raffi.
“raffi,,,bukannya dia
bilang gak mau” gumam billy. Gigi yang mendengar sedikit perkataan billy mulai
bertanya.
“siapa yang gak mau
bil?” tanya gigi.
“oh,,,gak kenapa2
kok!” jawab billy bohong. Didalam villa, raffi memeriksa kamar satu persatu.
“kita harus cari
bukti bahwa mba gigi juga mencintai a raffi!” ucap shahnas yang mulai
membongkar tas gigi yang ada dalam lemari.
“yah udah aku pipis
dulu yah!” ucap caca lalu masuk kekamar mandi.
Raffi membuka kamar
yang didalamnya ada shahnas dan caca. Shahnas yang mendengar seseorang membuka
pintu, merasa ketahuan, ia terdiam dibalik pintu lemari yang menutup sebagian
badannya.
“mampus gue!” gumam
shahnas pelan.
“aku mencintaimu!”
ucap raffi yang berusaha mengatur nafasnya. Shahnas mulai mengerutkan dahinya.
Ia mengenal betul suara yang baru saja mengatakan cinta padanya.
“aku mencintaimu gi.
Aku sungguh2 mencintaiumu!” tambah raffi lagi. caca yang mendengar melalui
kamar mandi, cepat2 cepat menyelesaikan pipisnya, namun bunyi dari arah kamar
mandi terdengar oleh raffi. raffi mengerutkan dahinya, dan shahnaspun mulai
menutup pintu lemari dan melihat kakanya dengan tatapan jahil.
“nanas juga mencintai
aa kok!” ucap shahnas yang langsung memeluk kakaknya, caca keluar dari kamar
mandi dan mulai tertawa.
“kalian!” ucap raffi
yang merasa bodoh.
“padahal itu ucapanku
yang sudah aku kumpulkan selama dalam perjalanan kesini!” ucap raffi seperti
orang yang putus asa.
“mau ketemu mba
gigi..ayo ikut kita!” ucap caca, raffi seperti lemas tak berdaya mengikuti caca
dan shahnas menariknya.
“kok bisa sih dia
lari. Kita aja jalan cape yang!” ucap zaskia baru saja sampai.
“kalian dari mana?”
tanya gigi kepada zaskia, zaskia nampak heran melihat ketenangan wajah gigi.
“elo,,,udah ketemu
sama raffi?” tanya kia.
“raffi!” ucap gigi
yang nampak bingung. Billy dan deni hanya diam.
“ayo cepetan a!” ucap
shahnas yang terus mendorong tubuh raffi untuk bertemu dengan gigi. raffi
melihat gigi dan kembali menundukan kepalanya. Gigi yang melihat raffi nampak
bingung, dan berusaha tidak perduli. Ia kembali menyelam kedalam air.
“mba gigi. ada yang a
raffi mau omongin katanya!” teriak caca pada gigi. gigi kembali melihat kearah
caca, namun ia kembali beranang.
“em,,kawan2,,bagaimana
kalau kita main kebelakang. Ada pemandangan indah disana!” ajak irwan kepada
yang lainnya. Berusaha memberi ruang pada raffi dan gigi untuk bicara.
“ayo,,,” ucap billy
yang naik dari air. Begitu pula dengan deni, shahnas dan caca.
“semangat a!” ucap shahnas
menyemangati kakanya. Mereka pun meninggalkan raffi dan gigi. raffi masih
terdiam, berdiri didepan villa,sedangkan gigi masih didalam air. Gigi melihat
kearah raffi, namun karena raffi tak berkata apa2, gigi kembali berenang. Raffi
melihat kearah gigi, ia menarik nafasnya dan berusaha mendekati gigi yang
sedang berenang. Raffi sekarang berada ditepi air.
“ayo cepet a,
ngomong!” ucap shahnas yang sedang mengintip raffi dan gigi dibalik pohon.
“ia,,kok lama banget
sih dia ngomongnya!” tambah caca yang juga sedang mengintip menemani shahnas.
“bener2 yang ni anak
dua.” Ucap zaskia sambil menjewer kuping shahnas dan caca.
“aaaa,,,kak zaskia. Sakittt”
protes caca.
“ia,,kita harus
melihat ini kak!” tambah shahnas.
“dasar yah kalian. Jangan
intip2, ayo pergi.” Ajak zaskia. Shahnas dan caca nampak kesal.
“sini sayang!” ajak
billy kepada shahnas.
“apa2an loe bil. Mau disembelih
sama raffi!” ucap irwan.
“ia,,ia” ucap billy
yang langsung menjauhi shahnas.
Raffi masih saja diam
dan memandang gigi yang masih asyik berenang. Gigi mulai berhenti dan memandang
raffi.
“bukankah semua
urusan kita sudah selesai. Jangan diam disitu. Itu sungguh mengganggu” ucap
gigi menyapu wajahnya. Raffi tidak berani menatap gigi.
“maafkan aku!” satu
kata akhirnya berani dikeluarkan oleh raffi. gigi menarik nafasnya.
“tidak ada yang perlu
dimaafkan. Sekarang pergilah. Aku sedang tidak ingin melihatmu!” ucap gigi lagi
raffi memberanikan menatap gigi. gigi kembali berenang. Saat ia sedang asyik
berenang terasa ada yang menarik pinggangnya hingga ia terbangun dari air, ada
tangan kekar sedang melingkar diperutnya, dan ia tau itu tangan siapa.
“maafkan
aku...maafkan aku...maafkan aku” ucap raffi berkali2 ditelinga gigi. gigi
berusaha membuka lingkaran tangan raffi yanga ada diperutnya. Namun raffi terus
memeluknya dari belakang.
“kumohon. Biarkan seperti
ini. cukup dengarkan saja. Aku mohon!” ucap raffi yang berusaha menghentikan
gigi yang berusaha melepaskan diri darinya. Gigi kini tidak berusaha melepaskan
tangan raffi dari perutnya.
“aku tidak sanggup
untuk menatap wajahmu. Aku tidak sanggup. Jadi, dengarkan apa yang akan aku
katakan!” ucap raffi lagi.
“katakan apa yang
perlu kamau katakan. Dan lepasakan aku!” ucap gigi.
“yah, dengarkan. Setelah
itu, aku akan menerima apapun keputusanmu.” Tambah raffi lagi. gigi dapat
merasakan degup jantung raffi. ia terdiam, berusaha menepis perasaannya kali
ini.
“katakan apa yang
perlu kamu katakan!” ucap gigi lagi.
“maafkan aku. aku
berbohong, untuk jawabanku semalam. Perasaan saat menikahimu, adalah perasaan yang
ingin kuulangi berkali2. Saat pertama kali aku melihatmu, aku ingin memelukmu,
bertanya, apa kau baik2 saja. Namun, karena egoku, aku tidak melakukan itu. Seharusnya
aku mencarimu, tapi karena egoku, membiarkanmu pergi dengan pikiran kamu
bahagia bersama orang lain. Maafkan aku, yang tidak pernah bertanya, apakah
kamu baik2 saja, saat kamu masih bersamaku. Maafkan aku yang pernah
mengabaikanmu. Maafkan aku, yang terlalu bodoh membiarkan diriku untuk berani
merasakan perasaan ini. aku mencintaimu. Aku mencintaimu nagita slavina. Meskipun
perkataan ini akan membunuhku, aku akan tetap mengatakannya, aku mencintaimu,
aku mencintaimu, aku mencintaimu.” Jelas raffi dengan mata yang mulai berkaca2.
Air mata gigi terjatuh saat mendengar perkataan raffi.
“apakah sudah
selesai.” Tanya gigi. raffi mulai melonggarkan tangannya yang sedang melingkar
diperut gigi. gigi mulai berbalik menatap raffi. ia menyapu air matanya. Raffi berusaha
mencari arti dari tangisan gigi. gigi manatap raffi yang sekarang sedang
berdiri dihadapannya.
“lalu apa yang kamu
ingin kamu dengarkan dariku!” tanya gigi yang berusaha menahan tangisnya.
“maafkan aku gi. Kamu
sudah banyak berkorban untukku. Aku sudah mendengar semuanya dari nanda!” ucap
raffi kembali menundukan pandangannya.
“pergilah,,pergilah
raffi” ucap gigi. raffi menaikkan wajahnya dan menatap gigi, gigi mulai menangis,
raffi pun mulai meneteskan air matanya.
“apakah kamu benar2
ingin melihatku pergi?” tanya raffi kembali.
“yahhh,,,pergilah,,pergi
raffi...pergiiii” teriak gigi dengan air matanya.
“hahhhhh,,,,aku akan
pergi. Jika itu yang kamu inginkan. Tapi, jantungku, terus berdetak untukmu. Apa
yang harus aku lakukan. Mataku terus memandang kearahmu, apa yang harus aku
lakukan. Dadaku terasa sesak, seperti semua udara habis saat aku mengingatmu,
apa yang harus kulakukan. Kali ini kamu ingin aku yang meninggalkanmu. Bagaimana
bisa, satu nafasku ada padamu!” jelas raffi lagi.
“kumohon pergilah!”
ucap gigi lagi.
“aku sungguh ingin
menyediakan dadaku untukmu menangis. merasakan air matamu! Tapi, jika kamu
tidak ingin, apa yang bisa aku lakukakan!” ucap raffi lagi.
“maafkan aku. mungkin
cinta ini adalah hukumanku!” ucap raffi lalu berbalik hendak meninggalkan gigi.
“apa aku benar2
manyakitimu!” ucap gigi. raffi berhenti.
“aku benar2 tidak
tau. Aku pikir kamu akan bahagia bersama naura. aku pikir semua yang kulakukan sudah
benar. apa selama ini kamu menderita karena apa yang kulakukan padamu? Kamu meninggalkan
semua yang ayahmu berikan padamu. Hiks,,,apa kamu sungguh menderita karenaku?”
tanya gigi dalam tangisnya.
“hiks,,maffkan aku”,,gigi
menundukkan kepalanya. Dan terus menangis.
“aku,,,bahkan rela
menukarkan semua yang kumiliki untukmu. Kamu tidak pernah menyakitiku. Aku hanya
marah karena terlalu merindukanmu. Aku ingin bertanya padamu sekali lagi.
disurat yang kamu tinggalkan
Apakah itu untukku? Surat itu, seperti memberikanku
nafas baru. Jika itu untukku, lalu apa yang ingin kamu lakukan?” tanya raffi yang
masih membelakangi gigi. tiba2 gigi memeluk tubuh raffi dari belakang.
“aku ingin melakukan ini. memelukmu. Waktu itu,
waktu kamu melindungiku dari tamparan papa, aku ingin sekali memelukmu.” Ucap gigi
yang memeluk raffi masih dalam tangisnya. Raffi memegang tangan gigi, berbalik
memandang gigi yang sedang menangis didepannya. Ia memegang dagu gigi dan
menatap wajah yang sangat ia rindukan.
“aku mencintaimu,,aku mencintaimu,,,aku mencintaimu”
ucap raffi berkali2 sambil menatap wajah gigi, gigi menatap wajah raffi. raffi
berjalan mundur, dengan tangis dan senyumannya, sedikit menjauhi gigi. ia lalu
melebarkan tangannya.
“nagita slavina, aku raffi ahmad, mengatakan, aku
mencintaimu, aku akan mencintaimu seumur hidupku. Aku ingin hidup bersamamu
lagi. aku ingin melalui sisa hidupku bersamamu. memperbaiki semuanya. Kali ini,
apakah kamu ingin, kembali hidup bersama pria, yang mungkin masih akan sering
kamu marahi ini. aku mungkin akan selalu membuatmu mengomel, tapi aku ingin
diomeli olehmu. Aku rindu padamu, sungguh” ucap raffi masih mengharapkan gigi
lari dalam pelukannya.
“dasar bodoh” ucap gigi yang mulai tertawa dalam
tangisnya.
“aku masih menunggu” ucap raffi lagi, gigi pun
mulai berlari kearah raffi, dan memeluk raffi dengan erat. Raffi membalas pelukan
gigi. merekapun menangis dengan haru.
“aku mencintaimu. Sangat mencintaimu” ucap raffi
yang melepaskan pelukannya dan memandang wajah gigi dengan lekat. Ia membelai
rambut gigi.
“jangan tinggalkan aku lagi. aku tidak tau apa yang
akan terjadi padaku jika kamu meninggalkanku” ucap raffi menatap gigi dengan
erat.
“kamu mencintaiku?” tanya raffi, gigi hanya
mengeluarkan senyumannya. Raffi menggenggam tangan gigi.
“apa kamu mencintaiku?” tanya raffi lagi.
“apa kamu sangat ingin mendengarnya?” tanya gigi
lagi. raffi tersenyum dan menggukkan kepalanya. Tiba2 gigi mengecup bibir
raffi. raffi nampak kaget, sedangkan gigi hanya tersenyum.
“aku mencintaimu raffi ahmad, sangat mencintaimu!”
ucap gigi, raffi langsung tersenyum dan memeluk gigi. dia memeluknya dengan
sangat erat.
“katakan sekali lagi!” ucap raffi. gigi melepaskan
pelukannya.
“tidak ada siaran ulang!” ucap gigi,
“aku mohon.” Mohon raffi,
“aku mencintaimu raffi,,aku mencintaimu!” ucap gigi
lagi, raffi tersenyum senang, dan langsung mendaratkan ciumannya dibibir gigi.
gigi berusaha melepaskan ciiuman raffi.
“aku belum memberimu izin untuk menciumku” ucap
gigi yang mendorong tubuh raffi dan tersenyum nakal. namun raffi hanya tersenyum
jahil dan kembali mencium bibir gigi. gigi hanya tersenyum dan membalas ciuman
raffi.
Udah dulu yah,,,heheheh,,,yang sweet2nya minggu
depan yah....masih ada yang mau baca gak.