“Dengar baik-baik yah loe. Loe
udah angkat bendera perang sama gue, nanti bakal loe rasain, gimana akibatnya
orang yg ngelawan perintah gue” terang raffi kepada nagita, seakan ingin
memakan nagita hidup-hidup.
“gue pengen lihat, cowo yg gak
punya otak kayak loe, bisa bikin apa ke gue” ucap nagita dengan tatapan
dinginnya ke raffi. Merekapun saling bertatapan tajam,,,,Raffi pun berbalik dan
kembali ketempat duduknya semula, lalu dia membisikkan sesuatu kepada billy.
Terlihat billy menyuruh senior lain, entah apa yang diperintahkan billy kepada kedua
senior itu.
“nagita salavina! Kamu ikut saya
sebentar” ucap senior tersebut
“mau kemana? Bukankah acara OSPEK
nya dilaksanakan disini?” tantang nagita
“kamu ikut saja, bisa tidak kamu
tidak membantah?” ucap salah seorang senior cewe, dan dengan kasarnya menarik
tangan nagita. Nagita pun mengikuti tarikkan dari seniornya itu, dia berbalik
sambil memandang raffi, raffi dengan wajah liciknya tersenyum kearah nagita.
Nagita terus ditarik, dan matanya terus melihat tajam kearah raffi.
“mau dibawa kemana gue” gumam
nagita dalam hatinya. Ia melihat kesekeliling, ternyata dia dibawa disebuah
gudang kosong di belakang kampus. Dia dimasukkan di dalam gudang itu.
“diperintahin apa kalian sama
cowo idiot itu?” tannya nagita.
“elo diam aja, dan tetap disini
sebentar” ucap kedua senior itu, sembari keluar dan mengunci pintu gudang itu.
Nagita terlihat tenang, tidak ada gurat ketakutan diwajahnya. Entahlah, apakah
dia benar2 berani atau takut dalam hatinya. Entahlah. 10 menit kemudian, para senior
itu dating dengan membawa telur dalam sebuah kantong plastik, dan tepung
terigu.
“eh, loe, balik kesini!” perintah
senior itu, saat nagita berbalik, mereka melempari nagita dengan telur, entah
sampai berapa butir, nagita terlihat kaget. Setelah mereka melemparkan telur,
mereka pun melemparkan terigu keseluruh tubuh nagita. Dan alhasil, nagita
seperti adonan kue yang siap untuk digoreng (hmmm, seperti bakwan
lah,,,heheheh).
“ini pelajaran awal, karena loe
berani menentang seorang raffi ahmad, ngerti loe! Loe akan ikut ospek dalam
keadaan seperti ini. Sekarang loe keluar dan ikut Ospek seperti biasa”.
Terlihat aura kemarahan dari wajah nagita. Dia mengepal tangannya seakan ingin
memukul seseorang. Nafasnya menderu. Namun dengan tenang nagita kembali mengatur
nafasnya, dan mengatur emosinya. Para senior itu pun mendorong tubuh nagita,
dan membawanya ketempat ospek. Nampak para maba (mahasiswa baru) sedang
berkeliling membersihkan halaman kampus. Nagita pun dibawa kehadapan raffi.
Raffi terlihat sangat senang dapat mengerjai nagita. Tiba-tiba dia membunyikan
bel, tanda para maba harus berkumpul kembali kelapangan. Matahari sudah mulai
meninggi. Para maba pun berkumpul kelapangan. Semua memperhatikan nagita yang
terlihat begitu memilukan.
“perhatian semuanya! kalian
melihat seseorang didepan kalian, dia sekarang berbau amis telur, kotor dan
bau…ini salah satu contoh nyata bgi orang yang berani melawan gue, Raffi Ahmad.
Mengerti semua!” terang raffi
“mengertiiiii” teriak anak maba
serentak
“apa loe juga mengerti?” Tanya
raffi kepada nagita
“maafkan aku kak raffi!” ucap
nagita dengan wajah memelas.
“kalian lihatkan,,,!” girangnya
raffi mendengar pengakuan nagita, dengan tersenyum licik, namun tiba-tiba
nagita melanjutkan kata2nya.
“loe pengen denger gue ngomong kayak
gitu! jangan harap loe” ucap nagita dengan senyum sinisnya. Tiba-tiba suasana
menjadi hening.
“anak orang kaya loe, bisanya
cuman main doang. Cuman ini yang bisa loe lakuin ke gue, kekanak2an banget. . .
nyuruh org lain lagi, berasa raja loe, , , ? tambah nagita yg membuat raffi
diam dan marah.
“wahhh…wahhh…gak kapok ni anak,,,
loe mau yg lebih dari ini. Awalnya itu gue sedikit kasian sama loe,,,loe
cewe,,,dan gu…” belum juga raffi melanjutkan kata2nya, nagita langsung
memotong, mendekati raffi dan berbisik ditelinga raffi..
“hati-hati loe sama gue, loe gak
tau siapa gue, gue lebih mengenal loe dari pada yg loe tahu…anak mami yg
dirumah makannyapun masih disuapin, berlagak bak jagoan di luar rumahnya,,,”
bisik nagita, lalu menempelkan pipinya yg berlumuran terigu dan telur kepipi
raffi. Sontak saja raffi langsung menghindar dan kaget dengan apa yg dikatakan
dan dilakukan nagita. Tiba-tiba sebuah meobil mewah memasuki lapangan, dan
turunlah seorang laki-laki berbadan tegap bak bodigard mendekati nagita, membisikkan
sesuatu kepada nagita. Nagita terlihat mengerutkan dahinya.
“hmmmm…sepertinya permainan kita
hari ini cukup sampai disini., gue ada keperluan dan kesibukkan lain, nanti
kita lanjut lagi main2nya…ok…” ucap nagita sambil mengedipkan matanya ke raffi….lalu
berlalu pergi menaiki meobil yg dibawa oleh pria yg menjemputnya td. Terlihat
raffi yg begitu kesal…dia melap pipinya yg sempat dikotori nagita tadi,,,dan
membanting TOA yg dipegannya sedari tadi. Sambil berlalu, raffi menyuruh irwan
untuk melanjutkan OSPEk hari itu. Ditempat lain, nagita Nampak dingin di dalam
mebilnya, sampai mobil itu membawa nagita masuk kesebuah rumah yang begitu
besar dan terlihat mewah, yah, itu rumah nagita. Nagita pun memasuki rumahnya.
“Assalamualaikum”, ucap nagita
dengan lesu,,ayah, ibu dan caca yang sedang duduk di ruang kluarga Nampak kaget
melihat penampilan nagita.
“astaghfirullah sayang, apa yg
terjadi sama kamu?” Tanya mama rita dengan khawatir sambil membantu
membersihkan nagita,
“bukannya hari ini hari pertama mba
kekampus? Kok pulangnya jd gini sih, seperti anak TK habis main comberan,
hm,,,mana bau banget lagi” tambah caca, yg terlihat heran sambil menutup
hidungnya.
“udah deh, ini cuman sedikit
masalah yg sering terjadi di kota besar. Gigi mau mandi dulu” jelas gigi
“setelah mandi, temui papa
diruang kerja papa” ucap pak Gideon sambil berlalu menuju ruang kerjanya.
“kamu sih nak, suka sekali buat
papamu marah” ucap mama rieta kepada nagita.
“sana mandi dulu, terus temui
papa kamu” perintah mama rieta ke gigi. Saat gigi menekan tombol lift untuk
menuju kamarnya yg terletak dilantai dua, caca menghampiri gigi,,,
“mba…”panggil caca,
“hmmmmm”, gumam nagita.
“udah ketemu sama yg namanya
raffi ahmad blom?”Tanya caca dengan semangat,
“loe jgn sebut nama itu didepan
gue,,,,gue pengen muntah denger namanya” ucap gigi sambil menaiki lift dan naik
menuju kamarnya. Caca terlihat bingung,,,
“ih apaan sih,,,ditanya,,,malah
ekspresinya aneh gitu,,,ada apaan yah,,, kepo deh gue” guman caca yg berbicara
dengan dirinya sendiri.
Dilain tempat Nampak raffi sedang
duduk disebuah ruangan dikampusnya, menyenderkan kepalanya dikursi yang cukup
empuk sambil memejamkan matanya, membuat bulatan dengan kdua tangannya.
Terlihat seperti seseorang yg sedang bermeditasi. Tiba-tiba billy masuk dan
mendekati raffi.
“hay bos, lagi menenangkan diri
yah bos,,,?” Tanya billy. Namun tidak ada jawaban dari raffi.
“tidur kli yah,,,hmmm,,,yah udah
de bos, gue lihat anak maba dulu ye, bos istrahat dulu aje disini.” Ucap billy
lalu berlalu pergi. Tiba-tiba raffi membuka matanya, terlihat Nampak memikirkan
sesuatu,
Dirumah gigi, Nampak gigi
menuruni lift, ia sudah rapi dan terlihat cantik dengan setelan celana pendek
dan kemeja putih berlengan pendek. Ia pun berjalan menuju ruang kerja ayahnya. Sebelum
mengetuk pintu kerja ayahnya, ia kembali teringat dengan perbincangan satu
minggu yang lalu di ruang kerja ayahnya dengan ayahnya.
Flash back 1 minggu yg lalu:
Gigi pun dengan pelan mengetok
pintu ruang kerja ayahnya, sambil menunggu jawaban yang memberikannya isyarat
untuk masuk.
“masuk” terdengar papa Gideon
dari dalam.
“papa mau ngomong sesuatu sama
gigi”
“duduk disitu”pak Gideon meyuruh
gigi untuk duduk didepannya. Gigipun duduk sesuai yg diperinthkan ayahnya.
“Gi………kamu taukan, ayah sangat
menyayangi kamu, mama dan juga caca?”
“iya pa!” jawab gigi singkat
“lalu…apa maksud u melakukan ini
ke papa?” Tanya papa Gideon lg.
“gigi hanya ingin menggapai
cita-cita gigi pa,,,gigi pengen jd dokter,,,kan masih ada caca yg bisa
meneruskan bisnis papa!” jawab gigi sambil terus menunduk, tanpa berani menatap
ayahnya.
“gigi…kamu anak pertama
papa,,,dan papa menyimpan harapan yg sangat besar terhadap u. u masuk kuliah
kedokteran tanpa sepengatuhan papa, u bilang u masuk manajemen bisnis. Begitu
kah caramu memperlakukan papamu ini?”Tanya papa Gideon dengan nada yg cukup
tinggi.
“gigi gak bermaksud menyakiti
papa pah, gigi hanya ingin mewujudkan mimpi gigi pah. Pah,,,,gigi mohon!”
terlihat gigi begitu memelas memohon kepada ayahnya agar diinginkan kuliah di
jurusan kedokteran. Terlihat pak Gideon berfikir, sambil megang kepalanya.
“baiklah kalau itu mau u.
berarti, u menyetujui point kedua diperjanjian kita…papa akan menyetujui mau u
untuk kuliah di kedokteran, dengan syarat yg sdh kita sepakati sebelumnya.
Pikirkan dan putuskan besok pagi…!” ucap pak Gideon dan berlalu meninggalkan
nagita yg masih tertunduk dan terlihat berfikir sangat keras.
“yahhhh,,,lagi lamunin apa mba?”
sontak caca yg mengagetkan gigi…gigi terlihat begitu pucat karena kelakuan
adiknya itu.
“ih…ca apaan sih loe,,,mau buat
gue serangan jantung” marah gigi ke caca
“habisnya gue liatin, elo lama
banget bengongnya,,,,nah loe tinggal ketok aja pintunya,,,terus masuk”terang
caca.
“sini kepala loe yg gue ketok!”
ucap gigi sembari menaikkan tangannya dan akan mengetok kepala caca.
“ihhhh,,,,mamaaaaa” ucap caca yg
langsung lari meminta perlindungan dari mamanya. Gigi pun memberanikan diri
mengetuk pinti ruang kerja ayahnya… tok…tok,,
Ditempat lain raffi masih
berfikir begitu keras. Hari sudah sore. OSPEK hari pertama pun berakhir. Irwan,
billy dan deni masuk keruangan tempat raffi istrahat.
“hey bro….gimana kabar loe? Masih
hidup kan loe?” Tanya deni dengan wajah sok panic membalikkan dan
menggoyang2kan tubuh raffi. Raffi yg Nampak terganggu pun memukul tangan deni
yg mengganggunya. Diikuti oleh gelak tawa dari irwan dan billy. Raffi pun
bangkit dari kursinya dan duduk disamping irwan.
“tau gak. baru kali ini gue
ketemu orang yang bisa ngelawan gue. Gila aja tu cewe, berhasil banget dia
bikin gue kesal seharian.” Omel raffi tak karuan.
“Ya Allah, loe masih mikirin si
anak maba itu,,,,ssssiapa namanya,,,” ucap billy sambil memikirkan namanya.
“nagita slavina” jawab raffi…
“yo…yo…yooo…gila si raffi udah
hafal aja namanya!” ucap irwan dengan nada meledek ke raffi
“yah harus gue tau namanya, dia
itu seperti virus, jd kita harus tau agar bisa membasminya…bener gak. Gue harus
berpikir lagi ni..gimana cara memberi pelajaran ke cewe itu dan membuat dia
bertekuk lutut dihadapan gue,,,memohon ampun dihadapan gue,,,wuahahahahah” ucap
raffi dengan wajah sumbringahnya. Teman2nya hanya melongo dan saling menatap
melihat tingkah raffi.
“tapi, tu cewe, gue pikir, bukan
cewe sembarangan deh fi” ucap irwan.
“maksud loe?” Tanya raffi lagi.
“dia berani banget ngelawan loe.
Tadi dia berani banget pulang tanpa izin. Gue udah laporin di bidang
kemahasiswaan, tapi mereka bilangnya gak papa dia pulang, karena keluarganya
sdh mengabari kampus. terus, keteranngan tentang keluarganya tuh gak ada fi. Di
departemen kampus, tertulis secret, waktu gue coba nyari tau tadi. Aneh kan”.
terang irwan yang membuat raffi, billy dan denny berfikir. Raffi pun teringat
dengan ucapan nagita saat berbisik ditelinganya sebelum dia pergi.
“bener juga kata irwan, tu cewe
siapa sebenernya” ucap raffi dalam hatinya.
Apakah yg papa gideoan akan
sampaikan ke Nagita sampai-sampai Nagita dijemput ke kampusnya. Sepenting
apakah itu? Apakah syarat yg diberikan papa Gideon? Lalu, apakah yg aneh dari
nagita. Mau part selanjutnya, like dan comment yg banyak yah…mohon kritik dan
sarannya,,,,heheheheh,,,keep smile….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar