Senin, 14 September 2015

My Imagination "Dalam Diam Kau Curi Hati Ku" PART 2

“Dengar baik-baik yah loe. Loe udah angkat bendera perang sama gue, nanti bakal loe rasain, gimana akibatnya orang yg ngelawan perintah gue” terang raffi kepada nagita, seakan ingin memakan nagita hidup-hidup.
“gue pengen lihat, cowo yg gak punya otak kayak loe, bisa bikin apa ke gue” ucap nagita dengan tatapan dinginnya ke raffi. Merekapun saling bertatapan tajam,,,,Raffi pun berbalik dan kembali ketempat duduknya semula, lalu dia membisikkan sesuatu kepada billy. Terlihat billy menyuruh senior lain, entah apa yang diperintahkan billy kepada kedua senior itu.
“nagita salavina! Kamu ikut saya sebentar” ucap senior tersebut
“mau kemana? Bukankah acara OSPEK nya dilaksanakan disini?” tantang nagita
“kamu ikut saja, bisa tidak kamu tidak membantah?” ucap salah seorang senior cewe, dan dengan kasarnya menarik tangan nagita. Nagita pun mengikuti tarikkan dari seniornya itu, dia berbalik sambil memandang raffi, raffi dengan wajah liciknya tersenyum kearah nagita. Nagita terus ditarik, dan matanya terus melihat tajam kearah raffi.
“mau dibawa kemana gue” gumam nagita dalam hatinya. Ia melihat kesekeliling, ternyata dia dibawa disebuah gudang kosong di belakang kampus. Dia dimasukkan di dalam gudang itu.
“diperintahin apa kalian sama cowo idiot itu?” tannya nagita.
“elo diam aja, dan tetap disini sebentar” ucap kedua senior itu, sembari keluar dan mengunci pintu gudang itu. Nagita terlihat tenang, tidak ada gurat ketakutan diwajahnya. Entahlah, apakah dia benar2 berani atau takut dalam hatinya. Entahlah. 10 menit kemudian, para senior itu dating dengan membawa telur dalam sebuah kantong plastik, dan tepung terigu.
“eh, loe, balik kesini!” perintah senior itu, saat nagita berbalik, mereka melempari nagita dengan telur, entah sampai berapa butir, nagita terlihat kaget. Setelah mereka melemparkan telur, mereka pun melemparkan terigu keseluruh tubuh nagita. Dan alhasil, nagita seperti adonan kue yang siap untuk digoreng (hmmm, seperti bakwan lah,,,heheheh).
“ini pelajaran awal, karena loe berani menentang seorang raffi ahmad, ngerti loe! Loe akan ikut ospek dalam keadaan seperti ini. Sekarang loe keluar dan ikut Ospek seperti biasa”. Terlihat aura kemarahan dari wajah nagita. Dia mengepal tangannya seakan ingin memukul seseorang. Nafasnya menderu. Namun dengan tenang nagita kembali mengatur nafasnya, dan mengatur emosinya. Para senior itu pun mendorong tubuh nagita, dan membawanya ketempat ospek. Nampak para maba (mahasiswa baru) sedang berkeliling membersihkan halaman kampus. Nagita pun dibawa kehadapan raffi. Raffi terlihat sangat senang dapat mengerjai nagita. Tiba-tiba dia membunyikan bel, tanda para maba harus berkumpul kembali kelapangan. Matahari sudah mulai meninggi. Para maba pun berkumpul kelapangan. Semua memperhatikan nagita yang terlihat begitu memilukan.
“perhatian semuanya! kalian melihat seseorang didepan kalian, dia sekarang berbau amis telur, kotor dan bau…ini salah satu contoh nyata bgi orang yang berani melawan gue, Raffi Ahmad. Mengerti semua!” terang raffi
“mengertiiiii” teriak anak maba serentak
“apa loe juga mengerti?” Tanya raffi kepada nagita
“maafkan aku kak raffi!” ucap nagita dengan wajah memelas.
“kalian lihatkan,,,!” girangnya raffi mendengar pengakuan nagita, dengan tersenyum licik, namun tiba-tiba nagita melanjutkan kata2nya.
“loe pengen denger gue ngomong kayak gitu! jangan harap loe” ucap nagita dengan senyum sinisnya. Tiba-tiba suasana menjadi hening.
“anak orang kaya loe, bisanya cuman main doang. Cuman ini yang bisa loe lakuin ke gue, kekanak2an banget. . . nyuruh org lain lagi, berasa raja loe, , , ? tambah nagita yg membuat raffi diam dan marah.
“wahhh…wahhh…gak kapok ni anak,,, loe mau yg lebih dari ini. Awalnya itu gue sedikit kasian sama loe,,,loe cewe,,,dan gu…” belum juga raffi melanjutkan kata2nya, nagita langsung memotong, mendekati raffi dan berbisik ditelinga raffi..
“hati-hati loe sama gue, loe gak tau siapa gue, gue lebih mengenal loe dari pada yg loe tahu…anak mami yg dirumah makannyapun masih disuapin, berlagak bak jagoan di luar rumahnya,,,” bisik nagita, lalu menempelkan pipinya yg berlumuran terigu dan telur kepipi raffi. Sontak saja raffi langsung menghindar dan kaget dengan apa yg dikatakan dan dilakukan nagita. Tiba-tiba sebuah meobil mewah memasuki lapangan, dan turunlah seorang laki-laki berbadan tegap bak bodigard mendekati nagita, membisikkan sesuatu kepada nagita. Nagita terlihat mengerutkan dahinya.
“hmmmm…sepertinya permainan kita hari ini cukup sampai disini., gue ada keperluan dan kesibukkan lain, nanti kita lanjut lagi main2nya…ok…” ucap nagita sambil mengedipkan matanya ke raffi….lalu berlalu pergi menaiki meobil yg dibawa oleh pria yg menjemputnya td. Terlihat raffi yg begitu kesal…dia melap pipinya yg sempat dikotori nagita tadi,,,dan membanting TOA yg dipegannya sedari tadi. Sambil berlalu, raffi menyuruh irwan untuk melanjutkan OSPEk hari itu. Ditempat lain, nagita Nampak dingin di dalam mebilnya, sampai mobil itu membawa nagita masuk kesebuah rumah yang begitu besar dan terlihat mewah, yah, itu rumah nagita. Nagita pun memasuki rumahnya.
“Assalamualaikum”, ucap nagita dengan lesu,,ayah, ibu dan caca yang sedang duduk di ruang kluarga Nampak kaget melihat penampilan nagita.
“astaghfirullah sayang, apa yg terjadi sama kamu?” Tanya mama rita dengan khawatir sambil membantu membersihkan nagita,
“bukannya hari ini hari pertama mba kekampus? Kok pulangnya jd gini sih, seperti anak TK habis main comberan, hm,,,mana bau banget lagi” tambah caca, yg terlihat heran sambil menutup hidungnya.
“udah deh, ini cuman sedikit masalah yg sering terjadi di kota besar. Gigi mau mandi dulu” jelas gigi
“setelah mandi, temui papa diruang kerja papa” ucap pak Gideon sambil berlalu menuju ruang kerjanya.
“kamu sih nak, suka sekali buat papamu marah” ucap mama rieta kepada nagita.
“sana mandi dulu, terus temui papa kamu” perintah mama rieta ke gigi. Saat gigi menekan tombol lift untuk menuju kamarnya yg terletak dilantai dua, caca menghampiri gigi,,,
“mba…”panggil caca,
“hmmmmm”, gumam nagita.
“udah ketemu sama yg namanya raffi ahmad blom?”Tanya caca dengan semangat,
“loe jgn sebut nama itu didepan gue,,,,gue pengen muntah denger namanya” ucap gigi sambil menaiki lift dan naik menuju kamarnya. Caca terlihat bingung,,,
“ih apaan sih,,,ditanya,,,malah ekspresinya aneh gitu,,,ada apaan yah,,, kepo deh gue” guman caca yg berbicara dengan dirinya sendiri.
Dilain tempat Nampak raffi sedang duduk disebuah ruangan dikampusnya, menyenderkan kepalanya dikursi yang cukup empuk sambil memejamkan matanya, membuat bulatan dengan kdua tangannya. Terlihat seperti seseorang yg sedang bermeditasi. Tiba-tiba billy masuk dan mendekati raffi.
“hay bos, lagi menenangkan diri yah bos,,,?” Tanya billy. Namun tidak ada jawaban dari raffi.
“tidur kli yah,,,hmmm,,,yah udah de bos, gue lihat anak maba dulu ye, bos istrahat dulu aje disini.” Ucap billy lalu berlalu pergi. Tiba-tiba raffi membuka matanya, terlihat Nampak memikirkan sesuatu,
Dirumah gigi, Nampak gigi menuruni lift, ia sudah rapi dan terlihat cantik dengan setelan celana pendek dan kemeja putih berlengan pendek. Ia pun berjalan menuju ruang kerja ayahnya. Sebelum mengetuk pintu kerja ayahnya, ia kembali teringat dengan perbincangan satu minggu yang lalu di ruang kerja ayahnya dengan ayahnya.
Flash back 1 minggu yg lalu:
Gigi pun dengan pelan mengetok pintu ruang kerja ayahnya, sambil menunggu jawaban yang memberikannya isyarat untuk masuk.
“masuk” terdengar papa Gideon dari dalam.
“papa mau ngomong sesuatu sama gigi”
“duduk disitu”pak Gideon meyuruh gigi untuk duduk didepannya. Gigipun duduk sesuai yg diperinthkan ayahnya.
“Gi………kamu taukan, ayah sangat menyayangi kamu, mama dan juga caca?”
“iya pa!” jawab gigi singkat
“lalu…apa maksud u melakukan ini ke papa?” Tanya papa Gideon lg.
“gigi hanya ingin menggapai cita-cita gigi pa,,,gigi pengen jd dokter,,,kan masih ada caca yg bisa meneruskan bisnis papa!” jawab gigi sambil terus menunduk, tanpa berani menatap ayahnya.
“gigi…kamu anak pertama papa,,,dan papa menyimpan harapan yg sangat besar terhadap u. u masuk kuliah kedokteran tanpa sepengatuhan papa, u bilang u masuk manajemen bisnis. Begitu kah caramu memperlakukan papamu ini?”Tanya papa Gideon dengan nada yg cukup tinggi.
“gigi gak bermaksud menyakiti papa pah, gigi hanya ingin mewujudkan mimpi gigi pah. Pah,,,,gigi mohon!” terlihat gigi begitu memelas memohon kepada ayahnya agar diinginkan kuliah di jurusan kedokteran. Terlihat pak Gideon berfikir, sambil megang kepalanya.
“baiklah kalau itu mau u. berarti, u menyetujui point kedua diperjanjian kita…papa akan menyetujui mau u untuk kuliah di kedokteran, dengan syarat yg sdh kita sepakati sebelumnya. Pikirkan dan putuskan besok pagi…!” ucap pak Gideon dan berlalu meninggalkan nagita yg masih tertunduk dan terlihat berfikir sangat keras.
“yahhhh,,,lagi lamunin apa mba?” sontak caca yg mengagetkan gigi…gigi terlihat begitu pucat karena kelakuan adiknya itu.
“ih…ca apaan sih loe,,,mau buat gue serangan jantung” marah gigi ke caca
“habisnya gue liatin, elo lama banget bengongnya,,,,nah loe tinggal ketok aja pintunya,,,terus masuk”terang caca.
“sini kepala loe yg gue ketok!” ucap gigi sembari menaikkan tangannya dan akan mengetok kepala caca.
“ihhhh,,,,mamaaaaa” ucap caca yg langsung lari meminta perlindungan dari mamanya. Gigi pun memberanikan diri mengetuk pinti ruang kerja ayahnya… tok…tok,,
Ditempat lain raffi masih berfikir begitu keras. Hari sudah sore. OSPEK hari pertama pun berakhir. Irwan, billy dan deni masuk keruangan tempat raffi istrahat.
“hey bro….gimana kabar loe? Masih hidup kan loe?” Tanya deni dengan wajah sok panic membalikkan dan menggoyang2kan tubuh raffi. Raffi yg Nampak terganggu pun memukul tangan deni yg mengganggunya. Diikuti oleh gelak tawa dari irwan dan billy. Raffi pun bangkit dari kursinya dan duduk disamping irwan.
“tau gak. baru kali ini gue ketemu orang yang bisa ngelawan gue. Gila aja tu cewe, berhasil banget dia bikin gue kesal seharian.” Omel raffi tak karuan.
“Ya Allah, loe masih mikirin si anak maba itu,,,,ssssiapa namanya,,,” ucap billy sambil memikirkan namanya.
“nagita slavina” jawab raffi…
“yo…yo…yooo…gila si raffi udah hafal aja namanya!” ucap irwan dengan nada meledek ke raffi
“yah harus gue tau namanya, dia itu seperti virus, jd kita harus tau agar bisa membasminya…bener gak. Gue harus berpikir lagi ni..gimana cara memberi pelajaran ke cewe itu dan membuat dia bertekuk lutut dihadapan gue,,,memohon ampun dihadapan gue,,,wuahahahahah” ucap raffi dengan wajah sumbringahnya. Teman2nya hanya melongo dan saling menatap melihat tingkah raffi.
“tapi, tu cewe, gue pikir, bukan cewe sembarangan deh fi” ucap irwan.
“maksud loe?” Tanya raffi lagi.
“dia berani banget ngelawan loe. Tadi dia berani banget pulang tanpa izin. Gue udah laporin di bidang kemahasiswaan, tapi mereka bilangnya gak papa dia pulang, karena keluarganya sdh mengabari kampus. terus, keteranngan tentang keluarganya tuh gak ada fi. Di departemen kampus, tertulis secret, waktu gue coba nyari tau tadi. Aneh kan”. terang irwan yang membuat raffi, billy dan denny berfikir. Raffi pun teringat dengan ucapan nagita saat berbisik ditelinganya sebelum dia pergi.
“bener juga kata irwan, tu cewe siapa sebenernya” ucap raffi dalam hatinya.

Apakah yg papa gideoan akan sampaikan ke Nagita sampai-sampai Nagita dijemput ke kampusnya. Sepenting apakah itu? Apakah syarat yg diberikan papa Gideon? Lalu, apakah yg aneh dari nagita. Mau part selanjutnya, like dan comment yg banyak yah…mohon kritik dan sarannya,,,,heheheheh,,,keep smile….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar