Yang udah
pada nonton janji suci dan family rans, sekarang waktunya buat baca cerbung gue
yah, hehe, ost part ini Melly Goeslaw-Hanya, Naif-Benci untuk mencintai, Maudy
Ayunda-Tiba-tiba cinta datang.
“Dalam
Diam Kau Curi Hati Ku”
Part
15
“gi” paggil nanda lagi, gigi hanya menatap nanda dengan tatapan
dinginnya.
“jika tidak ada cinta dalam pernikahan kalian,,, bolehkah kamu mencoba
menerimaku yang mencintaimu?” ucap nanda yang membuat gigi kaget, nanda menatap
gigi dengan penuh harap berharap sebuah jawaban yang akan memberikannya ruang.
Gigi diam beberapa menit.
“huft, kamu mau becandaiin aku lagi. udah gak mampan, udah tau aku”
ucap gigi sambil melanjutkan makannya. Namun nanda tetap memandang gigi dengan
tatapan serius.
“mungkin bagimu ini adalah sebuah ungkapan candaan, tapi aku tidak
bercanda gi” tambah nanda lagi, gigi pun berbalik melihat serius ke arah nanda.
“kau tau. Hidupku penuh dengan penyesalan saat bertemu denganmu” jelas
nanda lagi, gigi masih diam ia tidak tau harus mengatakan apa.
“aku menyesal, kenapa aku bertemu dengan mu, setelah kamu menjadi
milik orang lain. Aku menyesal, membiarkan rasa ini tumbuh, hingga membuatku
sulit untuk berfikir jernih. Aku harus berbuat apa padamu, akupun tidak tau”
ucap nanda lagi, gigi menundukan kepalanya.
“kamu tau aku sudah menjadi milik orang lain, jadi mau bagaimana lagi”
ucap gigi dengan senyum hambarnya, nampak terlihat senyum itu hanya dipaksakan
olehnya.
“aku tau pernikahan kalian tanpa cinta. Maaf, aku mendengar semua
pembicaraanmu bersama zaskia saat raffi membawa naura ke IGD” jelas nanda, gigi
berbalik kearah nanda dengan tatapan yang begitu kaget.
“aku tau tidak ada cinta diantara kalian berdua. Dan aku tau raffi
mencintai naura. Aku tidak akan memaksamu, aku akan menunggu sampai kamu yang
memintaku, untuk berjalan kearahmu atau untuk meninggalkanmu. Jangan pernah
melarangku untuk peduli padamu gi, jangan pernah melarangku untuk mencintaimu.
Maafkan aku” jelas nanda, yang berdiri lalu meninggalkan gigi dengan
kebingungannya sendiri ditaman belakang rumah sakit. Tidak jauh dari mereka,
nampak zaskia berdiri sambi memegang kotak makanan ditangannya.
“nanda menyukai gigi, sudah kuduga. Hmm, kenapa hidup loe semakin
rumit sih gi” gumam zaskia. Zaskia berjalan mendekati gigi yang masih diam
dengan lamunannya setelah mendengar pengakuan nanda.
“heyy” teriak zaskia mengagetkan gigi.
“hm” gumam gigi.
“ya Allah ni bocah. Sadar hey. Ni gue bawa makanan buat loe?” ucap kia
menyodorkan kotak makanan kearah gigi. gigi hanya melihat kotak makanan itu dan
kembali menatap kedepan.
“gue juga bingung sama kasus hidup loe. Kita kayaknya butuh pengacara
untuk memecahkannya” ucap kia. Gigi masih tidak merespon.
“ya Allah. Bisa gak loe sadar kalau sekarang disamping loe itu sedang
ada manusia yang duduk. Sesama manusia harus saling berkomunikasi. Gii” ucap
kia yang mulai geram dengan sikap gigi.
“loe dengar semuanya yang diungkapkan nanda kan” gigi membuka suara.
“iya, gue denger. Kalau dibandingin ama raffi, yang super duper
nyebelin mendingan si nanda. Cakep, baik, sopan, tajir pula. Beuh, loe tau
dirumah sakit ini aja fansnya bejubel.” Ucap kia lagi.
“loe gak suka ama raffi kan? Awalnya gue berharap loe bisa akur dan
menjalani pernikahan yang sebenarnya bareng raffi. menjadi keluarga yang
sakinah, mawadah & warahmah. Tapi saat melihat sikap raffi sama loe, terus
tau dia suka sama naura, gue mulai pengen cekek lehernya. Yah, untung aja loe
gak suka ama dia, jd nanti kalau pernikahan kalien telah berakhir, elo bisa dengan
sangat mudah menyingkirkan dia dari hidup loe.” Ucap zaskia lagi. gigi masih
dengan ekspresi dinginnya.
“gue pulang yah ki” ucap gigi yang berdiri dan beranjak meninggalkan
zaskia.
“yah gi, loe belum makan” ucap zaskia, namun gigi tetap berjalan
menjauh meninggalkan zaskia.
“tuh anak. Dia gak cinta ama raffi kan? Ah,, pusing gue, mending gue
makan” ucap kia.
***
Sesampainya dirumah, ia memasuki kamarnya, membuka balkon kamarnya. Ia
duduk menatap langit disore itu. Memikirkan semua perkataan nanda, perkataan naura,
dan perkataan zaskia.
“hah, kenapa aku begitu bingung. Kenapa aku begitu bingung. Apa yang
harus aku lakukan” gumam gigi yang menyandarkan tubuhnya dikursi malas di
balkon kamarnya. Raffi baru pulang dari kantor, dengan ekspresi yang sama, ia
memasuki rumah, memasuki kamarnya, namun saat memasuki kamarnya, ia menoleh
kepintu kamar gigi. “dia sudah pulang” gumam raffi menatap pintu kamar gigi
dalam beberapa detik, lalu memasuki kamarnya. Ia duduk termenung di atas
ranjangnya. Memikirkan janjinya kepada naura, apa yang naura katakan. Dengan
wajahnya yang begitu bingung ia baring diranjangnya dan melihat kosong kearah
langit2 kamarnya sampai ia tertidur. “tok, tok, tok” terdengar bunyi ketokan
pintu kamar raffi. raffi yang mulai sadar dari tidurnya terbangun, ia beranjak
berdiri dan membuka pintu kamarnya.
“makan, udah malem.” Gigi memperhatikan keadaan raffi.
“loe blom mandi? Mandi sana, terus turun buat makan” ucap gigi lalu
berlalu meninggalkan raffi. raffi tidak komentar apa2, ia hanya melihat belakang
gigi yang mulai berjalan menjauhinya.
“yah, kenapa telur lagi sih” omel raffi yang melihat menu makan malam
mereka.
“nih,,,ada ayam goreng” ucap gigi yang lalu meletakkan sepring ayam
goreng dihadapan raffi.
“nah, gitu dong” ucap raffi yang memperlihatkan senyumnya lalu memakan
makanan gigi dengan lahap.
“masakan loe itu selalu aneh rasanya” ucap raffi.
“makan, gak usah komentar.” Ucap gigi.
“em, besok pagi, gue berangkat kesingapore. Sabtu gue pulang” ucap
raffi dengan terbata2.
“yah terus” ucap gigi dengan dingin.
“yah, gak kenapa2” ucap raffi yang terlihat kesal dengan ekspresi
gigi. setelah makan malam selesai, gigi memberi makan pada ikannya, raffi yang
melihat hal tersebut nampak kesal.
“ikan aja yang loe urusin” ucap raffi pada gigi dan beranjak naik kekamarnya
dengan wajah ditekuk.
“kenapa sih tu anak” ucap gigi yang kembali memberi makan si blue.
“wah blue, air aquariummu udah kotor, kita ganti yah” ucap gigi yang
lalu membersihkan akuarium si blue. Raffi ternyata mengintip dari balik tangga.
“yah, seharusnya dia ngurusin suaminya yang mau keluar negeri. Ini,
tinggal ngurusin ikannya yang gak penting” gumam raffi yang duduk didekat
tangga. Ia kemudian beranjak kekamarnya, diperhatikan kopernya yang masih
kosong.
“mau bawa baju apa yah!” ucap raffi sambil melihat isi lemarinya. Dia
pun memilih pakainnya dan memasukkan kedalam koper, gigi yang berjalan
kekamarnya melihat kearah kamar raffi. raffi membuka lebar pintu kamarnya
sehingga gigi dapat melihat apa yang sedang dilakukan raffi.
“banyak banget loe bawa baju, mau pergi sebulan?” ucap gigi yang
berdiri di depan pintu kamar raffi.
“terserah gue, kan gue yang mau pergi” ucap raffi dengan betenya. Gigi
menarik nafasnya dan masuk kekamar raffi. memperhatikan semua barang yang
hendak dibawa raffi.
“sini, gue bantuin” ucap gigi yang mengambil beberapa buah pakaian
dari koper raffi.
“gak usah” ucap raffi menepis tangan gigi.
“sini” ucap gigi menarik tas raffi, raffi melihat gigi masih dengan
wajah betenya.
“ini gak usah dibawa. Disana mau meeting berapa kali?” tanya gigi
“dua kali!” jawab raffi masih dengan wajah betenya.
“bawa satu celana aja, celana hitam aja. Bedain kemejanya. Kemejanya
putih sama biru aja. Jasnya item aja. Biar gak terlalu banyak barang bawaannya.
Rencana mau jalan gak disana. Bawa baju santai seperlunya aja. Pakaian dalam
mana? Yang penting masa loe gak bawa. Pasta gigi! sabun! Emang gak mau bawa?
Gak usah pakai punya hotel, bawa aja dari sini, sepatu ama kaos kaki mana?”
celoteh gigi sambil memasukkan baju yang perlu dibawah raffi, mengambil
peralatan mandi raffi. raffi yang melihatnya hanya mengikuti dimana gigi
bergerak.
“bawa tas kecil juga buat dijinjing, jadi baarang yang penting
ditaruhnya disitu aja. Ada gak?” tanya gigi.
“tuh ada diatas lemari.” Ucap raffi, gigi pun berusaha meraih tas
tersebut, namun karena ia kurang tinggi tangannya tidak bisa menggapainya,
raffi yang melihat itu langsung berdiri dan mengambil tas tersebut dengan
posisi disebelah gigi. saat raffi mengambil tas tersebut gigi berbalik dan
disaat yang sama raffi ikut berbalik, wajah raffi dan gigi pun saling
berhadapan.
“loe bisa ngambil sendiri, kenapa gak dari tadi” omel gigi, lalu
mengambil tas yang ada ditangan raffi. raffi masih terpaku, ia kembali memegang
dada sebelah kirinya.
“sepertinya gue masih sakit” gumam raffi.
“raffi” teriak gigi.
“apa” jawab raffi.
“sini bantuin” perintah gigi.
“taruh disini, loe bisa kan masukin sendiri” ucap gigi yang berdiri
dan duduk diatas ranjang.
“pikirkan lagi barang yang penting. Baju yang mau dipakai pergi
disiapin aja, biar gampang besok paginya. Berkas2 kantor yang perlu loe bawa,
tiket pesawat. Pasang alarm, biar nanti gak telat” oceh gigi yang duduk dikasur
raffi sambil memperhatikan raffi.
“iya, bawel” ucap raffi. raffi pun membereskan barang bawaannya, ia
mengecek barang yang penting untuk dibawanya.
“tiket, udah, semuanya udah beres, yap” ucap raffi yang melihat barang
bawaannya. Ia menoleh kearah gigi, ternyata gigi sudah tertidur dikasur raffi.
“hah, pantes dia diam. Udah tidur ternyata” gumam raffi yang berjalan
mendekati gigi.
“tidurnya kok kayak gini sih,” raffi memperhatikan posisi tidur gigi,
kakinya menggantung.
“gi” panggil raffi, namun setelah memperhatikan wajah gigi yang begitu
lelap, ia jadi tidak tega untuk membangunkan gigi, diangkatnya tubuh gigi untuk
memperbaiki posisinya, saat ia hendak menarik tangan kirinya dari kepala gigi,
gigi bergerak memeluk tubuh raffi seperti sebuah guling. Raffi diam tidak
bergerak. Ia akhirnya berbaring disamping gigi dengan tangan kirinya sebagai
bantal gigi. ia memegang tangan kanan gigi yang berada didadanya.
“hahhh, sepertinya gue harus kedokter” ucap raffi yang menarik
nafasnya dengan panjang. Karena posisinya yang begitu dekat dengan gigi, ia
dapat mencium aroma tubuh gigi. ia menaikan selimutnya dan memperbaiki posisinya.
Mau tidak mau posisi mereka berdua sekarang seperti tidur dalam posisi
berpelukan.
“gue gak tau sejak kapan gue suka mencium aroma tubuhmu” gumam raffi
yang berusaha untuk terlelap.
***
Pukul 05.00 WIB, alarm raffi berbunyi, raafi mulai terbangun, dengan
refleks raffi menarik tangannya yang menjadi bantal gigi, sontak kepala gigi
jatuh kekasur dengan kasar.
“aww” ucap gigi yang tidak sadar apa yang sebenarnya sedang terjadi,
raffi yang melihat gigi mulai bangun tidak mengeluarkan komentar apapun, ia beranjak
kekamar mandi. Gigi yang mulai sadar melihat sekelilingnya.
“ini bukan kamar gue. Aeshhh, gue ketiduran disini ternyata” gumam
gigi yang baru sadar kalau ia tertidur dikamar raffi. diperhatikan barang
bawaan raffi.
“hmm, udah beres ternyata” gumam gigi, ia lalu berlalu turun kebawah
untuk membuatkan sarapan untuk raffi. raffi yang baru keluar dari kamar mandi
melihat gigi sudah tidak ada dikamarnya.
“kemana tuh anak” gumam raffi. ia pun memakai bajunya dan turun
kebawah.
“makan dulu.” Ucap gigi.
“bentar lagi, kan pesawatnya masih jam 7 ini.
“makan cepetan, berangkatnya jam 6 aja. Sirosi jam berapa datengnya?”
ucap gigi.
“bentar lagi” ucap raffi dengan mulut penuh makanan. Tiba2 bel rumah
raffi berbunyi.
“itu si rosi yah” ucap gigi yang berjalan menuju pintu.
“eh, rosi masuk” ucap gigi yang mempersilahkan rosi masuk.
“rosi, loe bawa tu semua barang bawaan gue, taruh dimobil” perintah
raffi yang sudah membawa barang bawaannya diruang tamu.
“siap bos” ucap rosi. Rosi pun menyuruh supir kantor untuk memasukkan
barang bawaan raffi kemobil.
“rosi, ikutan makan sini” ajak gigi.
“saya sudah makan kok bu” ucap rosi.
“hmm, yah udah” ucap gigi. raffi sudah selesai makan, dan bersiap
untuk berangkat.
“raffi” panggil gigi.
“apa” ucap raffi.
“nih, dibawa aja. Nanti kalaw laper bisa dimakan.” Ucap gigi yang
menodorkan kotak bekal makanan kepada raffi. raffi cukup kaget menerima kotak
bekal makanan yang dibuatkan oleh gigi.
“oh, ok, gue berangkat yah” ucap raffi.
“yah, hati2” ucap gigi yang mengiringi kepergian raffi dengan
mobilnya. Rosi yang baru saja melihat moment langka didepannya hanya
mengeluarkan senyum kecilnya.
“kenapa loe senyum2” tanya raffi kepada sekretarisnya itu.
“gak kok pa. seneng lihat sama bapak dan istri bapak. Istri bapak juga
cantik banget, baik lagi” ucap rosi.
“ngapain loe muji2 istri gue” ucap raffi dengan dingin, lalu tiba2 ia
berbalik melihat kotak bekal yang dibuatkan gigi, ia mengeluarkan senyumannya.
Dirumah gigi sudah bersiap2 untuk berangkat kerumah sakit,
diperhatikan seisi rumah.
“hai blue, makan dulu yah, mama mau kerumah sakit dulu” ucap gigi pada
ikannya dan berlalu pergi.
***
Dirumah sakit, tidak seperti biasanya nanda yang selalu datang
menyapanya, hari itu bahkan nanda belum memperlihatkan wajahnya, hingga waktu
makan siang pun tiba.
“gi, loe udah bereskan, kita makan diluar yuk” ajak zaskia.
“oh, gue mau langsung pulang aja” namun gigi kembali berfikir. “oh
iya, gue kan gak perlu pulang cepet, raffi juga lagi gak ada” gumam gigi dalam
hatinya.
“yah udah, kita makan diluar yuk” ajak gigi kepada kia.
“oh, bukannya loe mau pulang” ucap kia
“gak, hayuuu” ucap gigi yang langsung menarik tangan kia. Mereka pun
tiba disalah satu restoran, setelah memesan makanan, mereka berbincang2 masalah
rumah sakit dan pekerjaan mereka.
“hmm, gi, loe udah lihat si nanda gak hari ini?” tanya kia.
“blom, kenapa?” tanya gigi lagi.
“seharusnya loe tanya kenapa dia gak keliahatan” ucap kia lagi.
“emang kenapa gue harus tanya” ucap gigi lagi.
“seenggaknya, loe sedikit baik sama dia, diakan udah baik banget sama
loe” jelas kia lagi. gigi hanya mengangkat kedua bahunya sambil meminum
minumannya.
“yah ini anak. Btw, tumben loe mau gue ajak makan sore, biasanya loe
nolak mulu” tanya kia lagi.
“si raffi lagi ke singapore, jd gue gak perlu pulang cepet” jelas gigi.
“oh gitu. Hm, gimana tanggapan loe sama perasaan nanda?” tanya kia
lagi.
“hm, gue cuman nganggap dia sebagai teman, gak lebih. Emang sih dia
udah baik banget. Tapi loe tau keluarga gue, gue gak mau dia ikut terluka
karena suka sama gue” jelas gigi.
“jadi?” tanya kia lagi.
“apanya yang jadi! Yah, gue gak mungkin bisa balas perasaan dia. Gue
juga gak ada perasaan sama dia. Memberinya harapan hanya akan menyakitinya”
jelas gigi lagi.
“yah, padahal gue setuju banget loe sama dia.” Ucap gigi.
“dia bakal hancur, kalau keluarga gue tau dia punya perasaan ke gue,
apalagi kalau gue sampai ngebales perasaannya. Bisa terjadi perang tau” jelas
gigi lagi.
“lalu, bagaimana dengan raffi? apa yang akan terjadi pada naura.
Mereka sudah jelas punya hubungan. Apakah sama?” tanya kia, gigi terdiam.
“entahlah, itu dia yang gue pikirin. Ditambah siraffi begitu bodoh,
dia akan kehilangan segalanya kalau orang tau hubungannya dengan naura” ucap
gigi yang terlihat cemas.
“loe suka yah sama raffi” tanya zaskia kepada gigi.
“hm, gak, bukan gitu. Aku hanya...aku hanya tidak ingin dia melukai
dirinya sendiri” ucap gigi.
“oh, gue udah tau jawabannya kalau gitu” ucap kia.
“maksud loe” tanya gigi lagi.
“gak,,ini makanannya udah datang. Ayo kita makan” ucap kia yang begitu
senang melihat makanannya.
***
Gigi memasuki rumahnya, melihat sekelilingnya.
“hai blue, kamu blom makan yah hari ini,...ini ayo makan. Mama keatas
dulu yah” ucap gigi lalu berlalu kekamarnya. Setelah itu ia turun kebawah untuk
membuat kopi, ia merasa ada yang aneh dirumahnya sendiri. Setelah membuat kopi
ia kembali keatas, masuk keruang kerjanya dan mengerjakan beberapa pekerjaannya.
Ia mengingat saat raffi mengganggunya diruang kerja hanya untuk dimasakan
makanan.
“hmm,,,hah, ayo kerja. Bagus, hening, gak ada yang berisik” ucap gigi
yang kembali mengetik. Di singapore, raffi nampak baru selesai menjalani rapat,
ia bersalaman dengan beberapa orang asing lalu pamit bersama sekretarisnya.
“bos, mau makan apa malam ini” tanya rosi kepada raffi, karena raffi
tidak ikut makan saat rapat tadi.
“hmmm, loe beliin aja gue roti isi disupermarket sama susu coklat, ok.
Gue tunggu dikamar” ucap raffi.
“em, ok bos” ucap rosi berlalu pergi. Raffi berjalan kekmarnya, ia
merebahkan tubuhnya diranjang.
“hm, laper. Bisanya kalau laper gue panggil.....Gigi....Oh iya, bekel
dari gigi” ucap raffi lalu membuka bekal yang dibuatkan gigi tadi pagi. Saat ia
membuka kotak bekal dari gigi, ia tersenyum melihat isi dari bekal makanan yang
dibuatkan gigi.
“nasi goreng, hm, blom bau kan. Makan ah” ucap raffi yang kemudian
makan dengan lahapnya.
“wahh,,kenyang,” ucap raffi yang telah memakan habis bekal dari gigi.
“bos, ini rotinya” ucap rosi.
“simpen aja disitu, buat besok pagi. Gue udah kenyang” ucap raffi.
“oh, makan bekal dari bu nagita yah. Hm, bos” panggil rosi.
“aplagi, sana kembali kekamar loe. Rapatnya besok pagi kan. Oh iya,
kita pulang besok siang aja, pesan tiket untuk besok” ucap raffi.
“iya, rapatnya besok pagi. Ini bos, ada yang nyariin bos” ucap rosi.
“hm, siapa?”tanya raffi lagi.
“katanya namanya, naura bos” ucap rosi, raffi nampak kaget.
“naura, ngapain dia disini. Yah udah, dia ada dimana?” tanya raffi.
“dibawah, nungguin bos katanya. Yah sudah, sampai ketemu besok pagi
yah bos” ucap rosi lalu berlalu pergi. Raffi mengerutkan dahinya. “ngapain
naura disini” ucap raffi, ia pun kebawah menemui naura.
“naura!” ucap raffi yang melihat naura duduk di lobi hotel.
“hei fi” ucap naura.
“kamu ngapain disini?” tanya raffi lagi.
“aku lagi jalan2 ama temen2, eh aku denger kamu juga ada disini. Yah
udah aku samperin aja” ucap naura.
“oh,,” ucap raffi sambil mengeluarkan senyumnya.
“ayo kita main” ajak naura.
“main, malam ini?” tanya raffi.
“iya, hayu” ajak naura lagi.
“main apa” tanya raffi lagi.
“ikut aja” ajak naura yang menarik tangan raffi. dikursi belakang
ternyata ada yang memperhatikan mereka, seorang pria, memakai jaket hitam dan
kacamata hitam, sambil merokok. Terlihat ia mulai merekam raffi dan naura
dengan spy kamera di kacamatanya. “dapet” ucap lelaki tersebut yang beranjak
berdiri mengikuti raffi dan naura.
“kita mau kemana?” tanya raffi kepada naura.
“ikut aja!” ucap naura. Mereka pergi dengan menggunakan taxi. Ternyata
naura membawa raffi ke universal studio.
“ayo kita main,, ayo raffi” ajak naura yang menarik tangan raffi.
mereka pun telihat bahagia seperti pasangan lainnya. Mereka mencoba beberapa
zona, dari zona new york, mereka pindah ke the last world. Orang yang mengikuti
mereka tadi, diam2 merekam semua adegan kedekatan naura dan raffi.
“seneng banget yah fi” ucap naura kepada raffi saat mereka duduk di
pinggiran kota singapore.
“iya” ucap raffi dengan senyum tipisnya.
“udah lama banget kita gak main sama2. Ingat gak kamu waktu kita
bermain bersama nisya?” tanya naura yang menyandarkan kepalanya dibahu raffi.
“iya. Masa yang indah banget.” Ucap raffi.
“fi, bisakah kita menjalin hubungan diam2, sampai penikahanmu dengan
gigi berkahir” tanya naura. Raffi diam dan menatap naura.
“maksud kamu?” tanya raffi lagi.
“aku akan menjadi wanitamu yang sebenarnya. Mau gak kamu jadi pacar
aku?” tanya naura kepada raffi.
“hah” raffi cukup kaget dengan pernyataan naura.
“tapi, kalau aku jadi pacar kamu... aaaku tinggal sama gigi. apa gak
papa?” tanya raffi dengan terbata2.
“gak papa, aku percaya sama kamu. Jadi kita pacaran sekarang?” tanya
naura dengan ekspresi senangnya.
“hmm, iya” ucap raffi yang mulai tidak yakin dengan jawabannya, naura
begitu senang, ia memeluk raffi.
Raffi pun mengantar naura pulang dipenginapan yang ia tempati bersama
teman2nya,
“udah sana masuk.” Ucap raffi yang menyuruh naura untuk masuk.
“makasih yah fi” ucap naura, raffi hanya mengeluarkan senyumnya,
tiba2, naura mendaratkan sebuah ciuman di pipi raffi. raffi kaget dengan kelakuan
naura. Ia memegang pipi kirinya. “dapet,, jekpot” ucap laki2 yang masih merekam
semua adegan raffi dan naura sambil mengeluarkan senyuman liciknya.
“dah” ucap naura yang berlalu meninggalkan raffi. raffi berlalu pergi
dengan kebingungan dihatinya.
Sesampainya dikamar hotelnya, ia masih memegang pipinya dan
mengeluarkan senyum kecilnya.
“kenapa ekspektasiku sangat berbeda dengan apa yang kurasakan.
Hahh...bukankah ini yang kuinginkan. Sekarang dia sudah jadi meilikku, tapi
kenapa rasanya biasa saja, ah, bodoh, lebih baik gue tidur” ucap raffi yang
lalu menutup mukanya dengan bantal.
***
“hai blue,,,sini,,,sini,,ayo makan. Hmm, kamu kesepian yah, nanti mama
ambilin temen” dari rumah yah. Eh,,,” gigi dengan senyumannya bermain dengan
blue. Kembali kekamar hotel raffi, ia mngguling badannya kekiri dan kanan.
“kenapa gak bisa tidur sih” gumam raffi, ia menatap HP nya.
“si gigi lagi apa yah. Telpon gak yah. Yah, seharian ini sepertinya
dia sangat bahagia. Bahagia karena gue gak ada dirumah. Sms aja gak, cccccc”
iya kembali menoleh kearah HP nya.
“makan yang banyak, biar gendut,,,,udah kenyang yah, kok gak dimakan
sih, hmm, mama seharian ini cuman kasih makan kamu yah, akhirnya kamu
kekenyangan” ucap gigi yang masih bermain dengan ikannya, tiba2 HP nya
berbunyi, “manusia purba”, gigi menaikkan alisnya melihat siapa yang menelpon.
“kenapa nih anak. Hallo assalamualaikum” ucap gigi mengangkat HP nya.
“waalaikumsalam...” jawab raffi
“kenapa?” tanya gigi kepada raffi.
“ehh, ini, mau nanyain, kamu udah kasih makan si blue atau blom?”
jawab raffi dengan terbata2.
“udahlah, dia kan anak gue, gak mungkin gue gak kasih makan, tumben
loe nanya si blue,” ucap gigi.
“isssshhh, gue kan papanya” raffi kesal dengan jawaban gigi.
“gue kan bilang loe bukan papanya, jangan ngaku2” ucap gigi lagi.
‘gue papanyalah, secara secara hukum gue suami elo” ucap raffi lagi.
“udah ah, malas gue berantem sama loe. Ada apa nelpon?” tanya gigi
lagi.
“ini mau nanya,,, emm, udah loe bersihin gak rumah?” tanya raffi lagi.
“loe kenapa sih fi, nanyanya aneh banget” tanya gigi yang sedikit aneh
mengdengar pertanyaan2 dari raffi.
“bukn gitu, jangan sampai loe terlalu kesenangan gak ada gue, jd loe
lupain semua yang ada dirumah. Nanti tiba2 gue pulang tu rumah sudah kayak
hutan lagi” jelas raffi asal.
“hei, emang yang suka beres2 rumah siapa” tanya gigi.
“eh,,,ello” jawab raffi.
“yah sudah, jadi loe gak usah khawatir” ucap gigi lagi.
“hm” gumam raffi dengan wajah kesalnya.
“hm hm, aja. Udah makan blom” tanya gigi, raffi tiba2 mengeluarkan
senyumannya yang seperti anak kecil
“blom, gue blom makan” ucap raffi bohong.
“bekel yang gue bawain, dimkan gak?” tanya gigi lagi.
“dimakan, tapi tadi siang. Disini gak ada orang yang bisa gue suruh masak,
cuman elo” ucap raffi
“yah,,udah ah, terserah kalau loe gak mau makan” ucap gigi dengan
marah lalu mematikan HP nya.
“yah, nih perempuan gak sopan banget, gue yang telpon dia yang matiin.
Hadeuh” ucap raffi yang terlihat kesal. Ia kembali menekan no gigi. gigi
melihat HP nya.
“apalagi sih nih anak, iya, ada apalagi?” tanya gigi.
“loe gak sopan, seharusnya gue yang matiin duluan. Eh, jangan lupa
tutup pintu, jangan lupa dikunci, jendela, lampu jangan dinyalain semua,
mengerti” omel raffi.
“iya, bawel, loe juga awas kalau loe gak makan, sakit ngerepotin gue
lagi, awas loe. Udah gue mau tidur” omel gigi yang langsung mematikan HP nya,
raffi lagi2 sangat kesal dibuatnya.
“yah bener2 nih perempuan, dia lagi yang matiin, padahal tadi gue yang
berencana buat matiin duluan. Hhaaahhhh, emang gak ada duanya nih perempuan”
ucap raffi yang merebahkan tubuhnya dengan kesal, dan tidak cukup beberapa lama
ia mulai terlelap.
Keesokkan paginya, raffi memulai meeting terakhirnya. Jam 10
meetingnya pun sudah selesai.
“jam berapa pesawatnya?” tanya raffi
“jam 2 bos” ucap rossi.
“hmm, kita beli sesuatu dulu yuk” ajak raffi kepada rossi ke pusat
perbelanjaan dekat dengan bandara.
Raffi memilih beberapa barang yang dibutuhkannya.
“bos, gak beli oleh2 buat istri bos?” tanya rosi, raffi pun berfikir
sejenak.
“entar. Emang harus, beliin apa buat tu alien yah” raffi meliahat
sekelilingnya.
“beliin apa yah” raffi masih mencari2 sampai akhirnya ia melihat
sebuah kalung.
“wow,, A, artinya alien, ahahaha, bagus juga nih kalung, beli ah, buat
si alien” ucap raffi, raffi selesai belanja dan menunggu di airport sampai jam
penerbangannya. Dirumah sakit gigi masih sibuk dengan rutinitasnya, tiba2
zaskia menghampiri gigi.
“gi, loe udah denger berita blom” tanya kia dengan ekspresi serius.
“apaan?” tanya gigi
“si nanda gi” jelas kia.
“nanda kenapa, kalau bicara itu yang jelas, jangan dipotong2, emang
nanda kenapa?” tanya gigi lagi.
“ibunya meninggal gi.” Jelas kia.
“beneran loe, kapan?” tanya gigi lagi yang terlihat kaget.
“jd kemaren dia gak dateng itu karena nemenin ibunya dirumah sakit
milik keluargnya dia. Aku denger, katanya tadi pagi meninggalnya. Loe gak mau
pergi kerumahnya, penguburannya jam 4 nanti gi, hayu kita pergi!” ajak kia
kepada gigi.
“iya, gue ikut loe” ucap gigi.
“ok, pulang nanti ketemuan diparkiran yah, loe naik mobil gue aja,
ok!” ucap kia.
“ok” ucap gigi. mereka pun langsung menuju kerumah nanda, didapatinya
nanda dengan mata yang begitu sembab mengantarkan jenasah ibunya untuk yang
terakhir kali dipembaringan terakhirnya. Tanpa sadar gigi turut meneteskan air
matanya saat melihat nanda. Ia mmberikan senyumannya, nanda pun memberikan
senyumannya kepada gigi. pukul 03.32 sore, akhirnya raffi sampai dirumahnya.
“wah, kangen gue ama rumah” ucap raffi saat pertama kali masuk
kerumahnya, ia melihat blue sedang berenang dengan riangnya.
“hai blue, apa kabar! Mana nyokap loe?” ucap raffi dengan senyumannya
kepada blue.
“pasti nyokap loe bakal kaget blue, lihat gue udah pulang, dia kan
taunya gue pulang besok blue” ucap rafi pada si blue. Beberapa lama raffi
menunggu gigi pulang, namun gigi juga blom pulang.
“mana sih tu anak, kok blom pulang, apa dia dines siang yah. Hm, tapi
kalau gak salah dia dines pagi setiap hari jumat. Mana sih tuh anak” gumam
raffi pada dirinya.
“jangan nyalain lampu yah blue, takut nyokap loe tau kalau ada orangg
dirumah. Tapi mana nyokap loe blue, gue udah laper nih. Lama banget sih dia
pulangnya” cerita raffi pada si blue.
Ditempat nanda terlihat, orang2 sedang yasinan, gigi menemani nanda.
“jd kamu akan pulang bersama siapa gi” tanya nanda. Zaskia pulang
duluan karena harus kembali kerumah sakit untuk melihat pasiennya yang sedang
gawat.
“aku bisa naik taxi kok nan. Kamu gak usah khawatir” ucap gigi
memberikan senyumannya kepada nanda.
“aku anter aja yah” tawar nanda.
“jangan, kamu kan lagi kedukaan. Aku bisa pulang sendiri kok. Aku
pamit dulu yah, udah malem soalnya” pamit gigi, nanda pun memberikan anggukan.
“terima kasih yah gi” ucap nanda.
“iya, sama2. Kamu yang sabar yah. Aku pulang yah nan” pamit gigi. ia
punmenunggu taxi yang lewat, namun beberapa taxi yang lewat, semuanya memiliki
penumpang. Tiba2 ada mobil yang berhenti dihadapannya. “ayo naik, aku anter
aja” ucap nanda dari dalam mobil.
“nanda. Em, gak usah, aku tunggu taxi aja” ucap gigi.
“gak ada taxi yang lewat gi, ayo naik. Gak papa kok, tadi aku sudah
izin sama kakak aku kok. Ayo cepet naik” bujuk nanda, berfikir sejenak, gigi
pun akhirnya naik ke mobil nanda.
“aku minta maaf yah nan, baru tau sekarang” ucap gigi.
“gak papa kok gi” ucap nanda dengan senyum dan mata sembabnya.
“tapi tadi, papa kamu yang mana yah nan?” tanya gigi.
“dia gak ada disitu gi, dia sedang bersama istrinya yang lain” ucap
nanda.
“maaf nan, maaf aku sudah lancang” ucap gigi,
“gak papa kok gi.” Ucap nanda sambil mengeluarkan senyumnya. Selang
beberapa menit, akhirnya mereka sampai dirumah gigi. raffi yang sedang
berbaring diruang tamu dalam kegelapan, sadar ada mobil yang berhenti didepan
rumahnya.
“suara mobil, tapi bukan suara mobil gigi” ucap raffi lalu mengintip
lewat jendela.
“rumah kamu kok gelap, raffi blom pulang yah” tanya nanda yang melihat
rumah raffi dan gigi begitu gelap
“iya, raffi lagi kesingapore, besok baru pulang. Aku mau ngajak kamu
masuk, tapi raffi lagi gak ada di rumah. Makasih yah nan” ucap gigi lalu hendak
membuka pintu, namun nanda menghentikan tangan gigi.
“sebentar” ucap nanda lalu beranjak turun dari mobil dan membukakan
pintu mobil untuk gigi. raffi yang melihat nanda keluar dari mobil terlihat
kaget.
“ngapain si nanda kesini. eh, gigi” ucap raffi yang tiba2 kaget saat
melihat yang turun dari mobil nanda adalah gigi.
“silahkan turun tuan putri!” ucap nanda, raffi yang melihat lewat
jendela hanya bisa mengomel.
“pakai buka2in pintu lagi, emang gigi gak punya tangan apa..huft” omel
raffi.
“makasih yah nan” ucap gigi kepada nanda.
“siap” ucap nanda kepada gigi. gigi pun pamitan untuk masuk.
“gi,” panggil nanda, gigi pun menoleh.
“bolehkah,,, aku minta satu pelukan darimu” minta nanda kepada gigi,
gigi pun melihat nanda dengan tatapan ibanya, raffi yang melihat melalui
jendela masih dengan wajah dan alis dinaikan.
“ngapain sih, gigi pakai noleh2 ke nanda, cepet masuk rumah” omel
raffi, tiba2 ekspresinya berubah, ia langsung terdiam, wajahnya begitu kaget
melihat pemandangan didepannya, matanya memerah.
“yang sabar yah nan” ucap gigi yang memeluk nanda dan menepuk2
belakang nanda, menenangkannya, nanda menangis dipundak gigi.
“kamu tau gi, aku hanya memilikinya, sebagai tempat ku untuk berkeluh
kesah, aku mulai merindukannya” ucap nanda dalam pelukan gigi.
“percayalah, dia bahagia disana. Tugas kamu sekarang adalah
mendoakannya” ucap gigi yang kembali menenangkan nanda. Beberapa menit sampai
nanda mulai tenang. Raffi masih dengan wajah teganngya memperhatikan nanda dan
gigi.
“yah udah, kamu pulang sekarang. Hati2 yah” ucap gigi kepada nanda.
“makasih yah gi, makasih” ucap nanda kepada gigi dan berlalu pergi
dengan mobilnya. Gigi pun berjalan masuk kerumahnya, raffi yang melihat gigi
menuju kearah rumah lalu duduk disalah satu sofa diruang tamu sambil melipat
kedua tangannya didada. Saat gigi menyalakan lampu.
“astaghfirullahalazim, raffi, loe apa2an sih ngagetin gue aja” omel
gigi yang kaget melihat raffi duduk diam diruang tamu. Raffi masih diam,
melihat gigi dengan ujung matanya.
“kapan pulang? Kenapa gak bilang2.” Tanya gigi.
“kenapa gue harus bilang. kalau gue bilang loe gak akan jalan sama
nanda?” ucap raffi dengan sinisnya.
“loe apaan sih, siapa juga yang jalan sama nanda. Udah ah gue cape”
ucap gigi yang hendak pergi kekamarnya. Raffi hanya menarik nafasnya.
“gue blom makan” ucap raffi lagi.
“iya bentar, gue ganti baju dulu” ucap gigi yang berlalu kekamarnya,
raffi masih terlihat kesal.
“gak jalan sama nanda, tapi peluk2an didepan rumah. Apa coba” dumel
raffi. beberapa saat kemudian gigi telah siap dengan masakannya dibawah, ia
memanggil raffi.
“rafffiiii, cepetan turun, makanannya udah masak” teriak gigi. raffi
memndang kalung yang ia belikan buat gigi disingapore. Ia pun dengan kasar
memasukkan kotak kalung itu kelaci mejannya lalu turun kebawah. Iapun makan
tidak seperti biasa, ia hanya diam tanpa komntar.
“loe kenapa, sakit?” tanya gigi yang merasa aneh dengan sikap raffi.
“gak” jawab raffi dengan ketus.
“tumben loe diam, biasanya cerewetnya minta ampun” ucap gigi lagi,
“tadi loe diantarin sama nanda yah?” tanya raffi tanpa melihat kearah
gigi.
“iya” jawab gigi singkat.
“ mobil loe mana?” tanya raffi masih dengan nada sinisnya.
“tadi waktu kepemakaman ibunya nanda, bareng ama zaskia, tapi dia
harus balik kerumah sakit karena ada pasiennya yang gawat. Mobil gue simpen
dirumah sakit, gue mau naik taxi tapi gak ada yang lewat, yah udah, akhirnya
dianterin nanda” jelas gigi, raffi menatap gigi dengan wajah tak percayanya.
“kenapa sih loe? Loe lihat gue peluk nanda tadi? Kenapa? Cemburuu?”
tanya gigi dengan tatapan keponya
“siapa juga yang cemburu, hadeuh, ngapain juga gue cemburu sama loe”
jelas gigi dengan nada sinisnya.
“habisnya, gaya loe seperti orang cemburu gitu.” Ucap gigi lagi.
“gak mungkin gue cemburu sama loe, emang gue udah gila cemburu sama
loe. Cuman, kalau mau peluka2an ma cowo, jangan didepan rumah, kalau dilihat
orang gimana, ishhh” omel raffi dengan muka yang cemberut.
“si nanda lagi kedukaan, gue hanya peluk dia biar dia tenang, emang
salah” ucap gigi lagi dengan meninggikan sedikit suaranya.
“salah, udah gue udahan makannya” ucap raffi yang kemudian berlalu
meninggalkan gigi.
“kenapa sih tuh anak. Makan apa dia di singapore sampai jadi kayak
gitu. Aneh” gumam gigi. setelah memberi makan si blue gigi pun naik kekamarnya
untuk tidur. Dikamar raffi masih memikirkan kejadian tadi. Ia bangun karena
tidak bisa tidur.
“hah, emang tu cewe, alien, ah, tidur,,cape,,cape” ucap raffi
membanting2 kakinya dikasur.
***
Pagi pun menjelang, seperti biasa, gigi sudah bangun untuk membuat
sarapan untuk raffi karena dia harus kerumah sakit hari itu. Raffi turun
setelah mencium bau masakan gigi.
“wah, harum. Loe habis belajar masak yah” ucap raffi yang melihat gigi
membuat masakan yang sedikit berbeda.
“iya, baru nyobain resep baru” jelas gigi.
“berarti gue harus nyobbain masakan percobaan loe?” tanya raffi.
“iya, siapa lagi, kan hanya ada loe dirumah ini” ucap gigi lagi.
“sungguh keterlaluan, tega banget loe” ucap raffi dengan memanyunkan
bibirnya.
“makan dulu baru kommentar. Ayo makan” ucap gigi, raffi memasukan satu
suapan dengan ekspresi tidak percaya. Gigi memperhatikan ekspresi wajah raffi.
“loe masak apaan sih, ini gak bisa dimakan” omel raffi.
“masa sih, emmm” gigi pun menujukkan ekspresi anehnya saat memakan
masakannya.
“gimana rasanya?” ucap raffi.
“masih bisa dimakan kok, ayo makan” ucap gigi dengan santainya.
“gue bisa keracunan makan masakan loe” omel raffi,
“kalau loe keracunan makan masakan gue, udah dari kemaren2 loe mati,
cepet makan!” omel gigi.
“dasarr” gumam raffi yang mau tidak mau memakan masakan gigi.
“fi, minjem mobil yah” pinta gigi.
“gak” jawab raffi.
“yah, pelit banget sih loe” ucap gigi lagi.
“masa gue naik taxi sih fi, ah elo mah” omel gigi yang beranjak
memberi makan si blue.
“gue udahan makannya” ucap raffi sambil memasukkan tngannya kekantung
celananya. Gigi pun membereskan meja makan. Ia mencuci piring bekas makan
raffi.
“raffi sini gelas loe” ucap gigi yang melihat raffi meletakkan gelas
minumnya sembarangan.
“ini” raffi pun memberikan gelas kepada gigi. raffi berdiri disamping
gigi.
“elo bisa gak sekali2 nyuci piring sendiri” ucap gigi.
“ngapain gue cuci piring kalau ada loe, nyusahin diri aja” ucap raffi.
“bilang aja loe gak bisa cuci piring” sindir gigi.
“siapa bilang, gue pernah ikut kemah, gue yang nyuci piring” ucap
raffi lagi.
“masa sehhh” goda gigi.
“iya, sini gue yang nyuci,” ucap raffi yang langsung mengambil bebrapa
buah gelas, namun tidak sengaja ia menajutuhkan gelas tersebut kewastafel, berbentur
dengan piring dan pecahlah.
“raffi, emang, loe gak becus, minggir” ucap gigi yang mengambil
pecahan gelas didalam wastafel, namun tiba2 tangan gigi terkena pecahan gelas.
“aww” teriak gigi, raffi yang melihat darah ditangan gigi refleks
langsung mengisap darah dijari gigi. bebrapa detik raffi menatap mata gigi,
gigi tidak melihat raffi, ia hanya melihat tangannya dimulut raffi.
“raffiii” teriak gigi, tiba2 raffi kaget dengan teriakan gigi.
“loe yah, gak bisa apa gak teriak” ucap raffi.
“siapa suruh loe ngisap darah ditangan gue, kalau gue penyakitan, loe
bisa kejangkit tau” omel gigi, yang berlalu meninggalkan raffi dan mengambil
sebuah kotak obat.
“yah, gue emang gak seharusnya nolongin tuh alien.hahhhhh, tapi gue
kenapa yah, sepertinya gue sakit” gumam raffi sambil memegang dadanya. Beberapa
menit kemudian gigi turun dengan plester ditangannya
“ loe udah mau kerja” tanya raffi yang sedang libur, karena hari itu
adalah hari sabtu.
“iya, anterin gue dong” rengek gigi.
“gak mau” jawab raffi.
“ihh, dasar loe, manusia yang gak bisa diandelin” ucap gigi, raffi
nampak berfikir.
“yah udah gue anter loe, tapi naik motor” ucap raffi.
“naik mobil aja” tawar gigi.
“mau dianterin gak, kalau mau dianterin naik motor. Sekalian gue mau
berobat” ucap raffi.
“mau berobat. Emang loe sakit?” tanya gigi
“iya, loe anterin gue.” Ucap raffi sambil berjalan menuju motornya.
“tapi gue ada urusan pagi ini” ucap gigi lagi.
“izin bentar kali.” Ucap raffi, gigi hanya melihat raffi dengan
tatapan kesalnya.
“ayo jalan, cepetan” perintah gigi.
“iya, pegangan aja” ucap raffi. selang beberapa lama gigi dan raffi
pun sudah sampai dirumah sakit.
“emang loe sakit apa, ceritain kegue” ucap gigi
“ngapain gue harus cerita ke elo” ucap raffi.
“biar gue tau, loe mau kemana. Kedokter umum, atau dr. spesialis lain.
Kalau kedokter umum mending sama gue aja. Ayo cepet jelasin” perintah gigi
“males banget gue sama loe. Gak, em, gue mau kedokter spesialis
jantung” ucap raffi.
“jantung, emang loe sakit jantung?” tanya gigi dengan tatapan aneh
keraffi.
“daftarin aja, bawel” ucap raffi.
“selamat pagi dokter” sapa resepesinist yang menyambut kedatangan
raffi dan gigi.
“iya, tolong daftarin pak raffi ke dokter jantung” ucap gigi.
“baik dok, pak raffi suami dokter, berarti pembayaran masuk kesistem
keluarga anda dok” tanya resepsinoist itu lagi.
“iya” ucap gigi.
“iya, ini kertas pendaftarannya, no urut 2, silahkan dok” ucapnya
lagi.
“terimakasih” ucap gigi, raffi mengikuti gigidisampingnya.
“emang loe sakit apa sih” tanya gigi lagi.
“ada deh” jawab raffi.
“Tn. Raffi Ahmad” paggil seorang perawat dari ruang periksa dokter
spesilis jantung.
“iya” jawab gigi, dan mereka pun masuk keruang periksa doter tersebut.
“selamat pagi dok” sapa gigi kepada dokter tersebut, usianya mungkin
seusia dengan ayah gigi.
“eh, dokter nagita. Silahkan duduk. Ini pasti pak raffi. ahaha,
pasangan yang serasi, cantik dan ganteng..ahaha” ucap dokter tersebut.
“silahkan Tn. Raffi, silahkan baring dulu, biar saya periksa.” Ucap
dokter itu.
“sebentar dok, boleh istri saya keluar” tanya raffi, dokter tersenut
menaikan dahinya.
“apaan sih loe fi?” omel nagita.
“inikan privasi pasien, gue gak mau loe tau, sana keluar” ucap raffi
lagi, dokter tersebut hanya tertawa melihat kelakuan raffi dan gigi.
“ya Allah,,iya gue keluar” ucap gigi lalu keluar meninggalkan raffi.
“kalau bisa perawatnya juga keluar. Maaf yah” ucap raffi lagi, perawat
tersebutpun keluar meninggalkan raffi dengan doter tersebut.
“ok, sekarang tinggal kita berdua. Apa keluhannya bapak raffi” tanya
dokter itu.
“gini dok, em, gimana yah, sy suka berdebar2 dok, saya minta diperiksa
dengan itu alat yang ditempel didada” ucap raffi.
“EKG, mau rekam jantung” jelas dr itu lagi’
“iya, iya, itu” ucap raffi.
“ok, kalau gitu saya periksa dulu silahkan baring” ucap dr tersebut.
Ia mulai memeriksa raffi.
“semuanya normal, tekanan darah, nadi dan suhu normal. Bunyi jantung
dan paru bapakpun normal. Kalau gitu, untuk memastikan kita langsung rekam
jantung” jelas dr itu lagi.
“silahkan dr” ucap raffi. setelah melakukan rekam jantung, raffi
bangun untuk mendengar penjelasan dari dr tersebut. “bagaimana dok hasilnya”
tanya raffi.
“semuanya normal, hasil rekaman jantung bapakpun normal, nadi 88
kali/menit, sinus rhitem, semua normal.” Jelas dokter tersebut.
“masa sih dok, soalnya, saya suka berdebar2, aneh” ucap raffi.
“memangnya pak raffi berdebar2 saat sedang melakukan apa?” tanya
dokter tersebut.
“hm,,oh,,,emmmm, gimana cara ngejelasinnya yah” ucap raffi yang
menggaruk2 kepalanya.
“ceritakan saja. Saya tidak akan beritahu kepada bu gigi” ucap dokter
tersebut.
“benar yah dok” ucap raffi.
“tentu saja, itu janji kami sebagai dokter” ucap doter tersebut lagi.
“aku berdebar2 saat, em, saat, berada didekat istri saya. Apa itu
normal dok?” tanya raffi dengan polos, sontak saja dokter tersebut langsung tertawa
terbahak2.
“ahaahahahahah” dokter tersebut terus tertawa.
“yah, si dokter malah tertawa. Ini sungguhan dok, bukan becanda. Saat,
eh wajahku dan wajahnya berhadapan, saat dia menyentuhku, dadaku selalu
berdebar” ucap raffi dengan polosnya.
“ahahaha, haha, pak raffi, pak raffi, itu normal, karena dia istri
anda. Kalau anda tidak berdebar, itu menjadi tanda tanya besar kenapa dia bisa
jadi istri anda” jelas dokter itu, raffi memperhatikan.
“masa sih dok, soalnya, sebelumnya, aku belum pernah seperti ini”
jelas raffi lagi.
“jadi ini yang pertama,,” belum juga dokter tersebut melanjutkan
penjelasnnya, gigi tiba2 masuk.
“udah belum dok, gimana dia sakit apa?” tanya gigi yang tiba2 masuk.
“loe,, bener2, belum diizinin masuk juga” omel raffi.
“lama banget. Gimana dok?” tanya gigi kepada dokter itu. Dokter tersebut
hanya melanjutkan tawanya.
“loe apain fi, sampai si dokter bisa ketawa kayak gitu” tanya gigi
kepada raffi sambil melihat dokter itu yang masih tertawa.
“gak tau gi, daritadi dia ketawa mulu” ucap raffi dengan wajah penuh
pertanyaan.
“suami dokter nagita, baik2 saja kok. Nanti saya akan berikan vitamin.
Jangan khawatir. Pak raffi jangan khawatir, hal tersebut normal terjadi pada
manusia yang sudah menikah. Karena itulah yang membuat dunia ini indah, ahaha”
ucap dokter tersebut, gigi dan raffi hanya menatap penuh tanya.
“terima kasih yah dok” ucap gigi dan raffi lalu berjalan keluar.
“emang loe sakit apa sampai dokter ketawa kayak gitu” tanya gigi.
“gak tau, cepet tebus obatnya” ucap raffi dengan wajah kesalnya. Gigi hanya
melihat aneh kearah raffi.
“ini obatnya, sana pulang.” Ucap gigi
“iya, sini kita sama2 kedepan, kan IGD didepan. Jd barengan aja” jelas
raffi.
“iya, bawel loe” mereka berjalan menuju IGD, dipertengahan jalan
mereka bertemu dengan nanda. Raffi menatap nanda dengan dingin.
“nanda, bukannya loe gak masuk hari ini. Kok loe ada disni” tanya gigi
kepada nanda.
“ada beberapa barang yang harus aku ambil gi. Raffi loe udah pulang
dari singapore, bukannya loe pulangnya baru hari ini?” tanya nanda
“emangnya kenapa,” ucap raffi, lalu tiba2 ia mendapatkan ide.
“soalnya, gue kangen sama istri gue, iya kan sayang” ucap raffi,
sambil merangkul gigi. gigi hanya menatap raffi dengan tatapan anehnya, lalu
mengeluarkan senyum kenanda. Nanda pun tersenyum melihat kelakuan raffi.
“oh iya nan, istri gue mau dines dulu, nanti dia telat, ayo sayang”
ajak raffi, gigi pun hanya mengikuti sandiwara yang dibuat oleh raffi.
“aku duluan yah nan” pamit gigi.
“iya” ucap nanda dengan wajah seriusnya. Mereka pun berjalan
meninggalkan nanda.
“loe apa2an sih, jangan kayak gitu, merinding gue dengernya, istriku,
sayang, gue merinding tau dengernya” ucap gigi yang langsung mendorong tubuh
raffi yang masih merangkulnya.
“yah kan emang loe istri gue” ucap raffi yang kembali merangkulnya,
gigi berusaha mendorong tubuh raffi, namun ia tidak berhasil, sampai didepan
IGD, semua perawat dan Zaskia melihat pemandangan langka tersebut. Raffi mengeluarkan
senyum lebarnya, sedangkan gigi mengeluarkan senyumannya yang hambar
“pagi semua” sapa raffi, gigi pun berhasil melepaskan rangkulan raffi.
zaskia cukup kaget melihat keakuran raffi dan gigi, sedangkan para perawat
hanya tersenyum geli.
“apa2an sih loe, sana pulang.” Perintah gigi.
“iya, iya, gue pulang. Dasar” bisik raffi.
“eh, loe kan gak kemana2, jangan lupa kasih makan si blue yah nanti
siang” perintah gigi.
“iya, si blue mulu yang loe tanya. Gue makan apa nanti siang?” ucap
raffi.
“kan masih ada makanan yang tadi pagi” ucap gigi.
“itu bukan makanan, racun. Udah ah, gue mau pulang,,,dah” ucap raffi
yang berlalu pergi meninggalkan gigi. zaskia melihat gigi sambil senyum2.
“oh, jadi, loe telat datang karena ngurusin suami loe” goda kia
“apaan sih, gue habis nganter dia dari dokter. Tau gak dokter apa?”
tanya gigi.
“gak, dokter jantung.” Jelas gigi.
“hah, dokter jantung, ngapain dia ke dokter jantung? Emang sakit apa?”
tanya kia.
“gak tau, dia gak blang ke gue” ucap gigi lagi.
“udah ah, sana loe pulang” ucap gigi.
“hmmm, habis manis sepah dibuang. Ok, gue mau jalan ama cowo gue, bye”
ucap zaskia yang berjalan menjauhi gigi.
“cowo loe, siapa?” tanya gigi.
“ada deh, kepo aja loe!” ucap zaskia.
***
Dirumah raffi boring sendirian, hari sudah siiang.
“bete, si irwan, lagi pergi sama pacarnya, si billy juga lagi jalan
sama pacarnya, si deny lagi jalan sama pacarnya, gue, ditinggal sendiri sama
istrinya, nasib2” gumam raffi. raffi menyadari sesuatu.
“oh iya, si blue belum makan” ucap raffi, kemudia ia menumpahkan
makanan si blue.
“yah abis lagi, hmm, mana nih makanan loe blue, mama loe gak nyiapin
apa, persediaan buat makanan loe” raffi berusaha mencari diatas kulkas, ia
menaikkan tanggannya berusaha meraih sesuatu, tiba2 tanpa dia sengaja ia
menyenggol sebuah palstik, plastik tersebut langsung jatuh kedalam akuarium,
raffi belum menyadarinya, ia masih mencari makanan si blue.
“ah dapet, blue saatn,,,,,,” ucap raffi terpotong saat melihat
aquarium gigi mulai berubah warna menjadi merah, ia mulai panik, dilihatnya si
blue,
“blue loe gak papa kan, aduh gimana nih” raffi mulai panik saat
melihat si blue tidak bergerak. Ia mengambil si blue dan meletakkannya diatas
meja makan, ia masih nampak sangat panik.
“blue sadar dong, aduh,, mampus gue, kalau dalam keadaan gawat apa
yang harus dilakukan, oh iya napas buatan.” Ucap raffi yang berusaha mencari
cara untuk menyelamatkan ikan gigi. ia pun memberikan napas buatan, ia meniup
mulut si blue...
“habis itu apa, habis itu apa, berfikir raffi, berfikir, oh yah, biasanya
orang pompa jantung, yah, yah, pompa aja” raffi pun menekan dada blue,
memberikan nafas buatan lebih jelasnya meniup mulut si blue sih, beberapa kali
secara bergantian. Namun blue tidak memberikan respon. Raffi menatap kosong
kearah blue yang sudah tidak bergerak.
“mampus gue, gue sudah bunuh siblue, gue bakal dibunuh sama nyokap lue
blue” ucap raffi menatap kosong kearah blue.
“maafin gue yah blue, hah” ucap raffi yang berjalan mulai membersihkan
blue diwastafel diltekkannya kedalam mangkuk dan dimasukkannya kefrizzer.
“sekarang apa yang harus gue lakuin. Si gigi bakal bunuh gue kalau
kayak gini” gumam raffi yang meletakkan kepalanya diatas meja makan. Tiba2 ia
membangunkan kepalanya.
“beli aja ikan yang sama, dia kan gak mungkin tau kalau ikannya beda”
ucap raffi yang lalu mengambil si blue, mengambil beberapa gambar si blue lalu
berlalu pergi dengan motornya.
Tidak lama kemudian ia pulang sambil membonceng seseorang.
“pa saya, mohon aquariumnya untuk dibersihkan, ok” perintah raffi pada
bapak2 tersebut.
“baik pak” ucap bapa tersebut lalu mulai membersihkan aquarium gigi,
menganti airnya dan memasukkan ikan yang mirip si blue ke dalam akuarium
tersebut.
“sudah beres Pa” ucap bapak tersebut.
“yah, terima kasih pak, ini buat bapak” ucap raffi sambil memberikan
beberapa lembar uang kepada bapak tersebut. Ia melihat kearah akuarium dan
mulai tersenyum lebar.
“hahahaha, mirip sama si blue gak ada bedanya” gumam raffi yang
menepukkan tangannya tanda beres.
Malampun tiba, gigi baru sampai dirumah pukul 18.30 WIB. Raffi masih menonton TV.
“assalamualaikum” ucap gigi
“waalaikumsalam” jawab raffi. gigi memasuki rumahnya dan berjalan
kelantai atas, tapi sebelum naik ia melihat keadaan si blue.
“hai blue, udah makan blom” gigi memperhatikan ikan tersebut, lalu
mulai mengerutkan alisnya, raffi menonton TV sambil sesekali melihat gigi
dengan ujung matanya.
“raffi,” panggil gigi.
“iiiya” jawab raffi dengan gugup
“si blue dimana?” tanya gigi, raffi kaget dengan pertanyaan gigi, ia
diam, nagita menatap raffi meminta jawaban dimana ikannya yang sebenarnya.
To Be Continue,,,Udah dulu yah, udah cape gue ngetiknya.,,panjang
banget nih, ok,,,ok,,jangan lupa like dan commenntya...