Ost part ini Ari Lasso – Tuhan Kau tahu
(ost Raffi), Geisha-Tak kan pernah ada (ost Gigi), Raffi, Nagita – Jika.
“Dalam Diam Kau Curi Hati Ku”
Part
30
“kamu mencintaiku?” tanya raffi, gigi hanya
mengeluarkan senyumannya. Raffi menggenggam tangan gigi.
“apa kamu mencintaiku?” tanya raffi lagi.
“apa kamu sangat ingin mendengarnya?” tanya gigi
lagi. raffi tersenyum dan menggukkan kepalanya. Tiba2 gigi mengecup bibir
raffi. raffi nampak kaget, sedangkan gigi hanya tersenyum.
“aku mencintaimu raffi ahmad, sangat mencintaimu!”
ucap gigi, raffi langsung tersenyum dan memeluk gigi. dia memeluknya dengan
sangat erat.
“katakan sekali lagi!” ucap raffi. gigi melepaskan
pelukannya.
“tidak ada siaran ulang!” ucap gigi,
“aku mohon.” Mohon raffi,
“aku mencintaimu raffi,,aku mencintaimu!” ucap gigi
lagi, raffi tersenyum senang, dan langsung mendaratkan ciumannya dibibir gigi.
gigi berusaha melepaskan ciiuman raffi.
“aku belum memberimu izin untuk menciumku” ucap
gigi yang mendorong tubuh raffi dan tersenyum nakal. namun raffi hanya
tersenyum jahil dan kembali mencium bibir gigi. gigi hanya tersenyum dan
membalas ciuman raffi. beberapa menit raffi mencium gigi. raffi mulai
melepaskan ciumannya, meyatukan dahinya dengan gigi, ia membuka matanya dan
menatap gigi dengan senyuman dibibirnya. Begitupun dengan gigi. ia menatap
raffi dengan senyuman mengembang dibibirnya. Raffi tersenyum malu sambil
menggenggam kedua tangan gigi, menautkan jari2 mereka sambil menggoyang2kannya.
Raffi menyium dahi gigi beberapa detik, lalu melepaskannya, ia tersenyum malu
kembali sambil menundukkan kepalanya. Gigi menatap raffi sambil tersenyum geli
melihat tingkah raffi.
“kamu kenapa. Mukanya kok merah gitu!” goda gigi sambil
berusaha menaikan wajah raffi yang tertunduk malu. Raffi hanya tersenyum malu
sambil sesekali melihat kearag gigi.
“yah ampun. Kamu imut banget sih!” goda gigi sambil
menyubit kedua pipi raffi. raffi menaikkan alisnya, dengan ekspresi tidak suka
memperlakukannya seperti itu.
“apa2an sih, imut...” ambek raffi.
“iya...imut banget!” godak gigi yang kembali
mencubit pipi raffi dengan gemesnya.
“lepasin. Aku gak imut. Tapi tampan!” ucap raffi
sambil menaikturunkan kedua alisnya. Tangan mereka kembali bertautan.
“apa kamu tidak merindukanku?” tanya raffi kepada
gigi.
“emmmmmm,,,,,,bagaimana yah!” jawab gigi sambil
berfikir. Wajah raffi kembali berubah.
“yah,,,,masa kamu tidak merindukanku?” ucap raffi
dengan bete sambil melepaskan kedua tangan gigi. gigi hanya tersenyum jahil dan
memeluk kedua leher raffi yang mulai membelakanginya.
“suka banget sih ngambek. Senyum atuh!” goda gigi
kepada raffi. raffi mulai tersenyum, dan berbalik memeluk gigi dan
menggelitiknya.
“rasaain nih....ahhhh”
“ahhh raffi,,,,geliiii,,,ahahahah,,,raffi” teriak
gigi kepada raffi yang terus menggelitknya hingga mereka berdua jatuh keair.
Gigi bangun dari air dan mengatur rambutnya dan menyapu wajahnya. Raffi kembali
menatap gigi tanpa berkedip. Gigi memiringkan kepalanya dan menaikkan kedua
alisnya, tiba2 raffi hendak memeluk gigi, namun gigi segera berenang menjahi
raffi. ia yang berenang menjahi raffi, kembali bangun dan melihat kearah raffi.
raffi hanya tersenyum melihat tingkah gigi.
“bisa gak kejar gue?” tantang gigi sambil memanggil
raffi dengan jari telunjuknya. Raffi tersenyum jail dan mulai berenang mengejar
gigi.
“awas yah...” ucap raffi. merekapun mulai kejar2an
didalam air, sesekali raffi menangkap gigi, namun gigi tetap bsa melepaskan
diri dari raffi.
“ahahahah, hadeuh....cemen!” ucap gigi menggoda
raffi yang tidak bisa menangkapnya.
“awas yah kamu,,,” raffi kembali mengjar gigi, dan
akhirnya dapat menangkapnya.
“nah, nah,,,mau lari kemana lagi!” ucap raffi yang
memeluk gigi dari belakang dengan erat.
“ahahaha,,,” tawa gigi. raffi terus tersenyum, ia
memeluk gigi dengan erat. Dagunya ia letakkan dibahu kanan gigi, hingga pipi
mereka saling menyentuh. ia mulai memejamkan matanya, merasakan kehangatan yang
sangat ia rindukan. Seperti dapat merasakan perasaan raffi, gigi hanya diam
sambil memegang tangan raffi yang melingkar diperutnya. Gigi mulai menoleh
kearah wajah raffi. terus menatapnya. Raffi masih saja memejamkan matanya
dengan senyum dibibirnya. Tiba2 ia membuka matanya, dan mendapati gigi yang
sedang menatapnya. Gigi yang merasa ketahuan tersipu malu dan kembali melihat
kedepan. Raffi memegang dagu gigi dan mengarahkan wajah gigi untuk kembali
melihat kearahnya. Raffi mengembangkan senyumnya sambil menatap wajah gigi. ia
mulai membelai pipinya, alisnya, matanya dan sampai pada bibir gigi. ia
menikmati setiap lekukan wajahnya. Tangan raffi memegang dagu gigi, mengarahkan
wajah gigi untuk mendekatinya. Satu kecupan mendarat dipipi kanan gigi. Raffi
kembali menatap gigi, gigi hanya tersenyum. Raffi kembali mendekatkan wajahnya kewajah
gigi, tinggal beberapa cm lagi, bibir raffi akan mendarat dibibir gigi.
“awwwwww” teriak shahnas yang tiba2 terjatuh dari
balik pohon ke dalam air. Caca hanya menutup kedua matanya. Raffi dan gigi yang
kaget karena teriakan shahnas, tiba2 langsung saling menjauh.
“nas loe gak papa?” teriak caca dari atas. Shahnas
yang baru muncul dari dalam air, hanya tersenyum melihat gigi dan raffi.
“kalian ngapain disana?” tanya raffi. caca dan
shahnas hanya tersenyum geli.
“kamu gak papa nas?” tanya gigi yang nampak
khawatir.
“gak papa kok mba” ucap shahnas sambil tersenyum.
Gigi tersenyum lega.
“astahgfirullah...siapa tadi yang teriak!” tanya
zaskia yang baru saja datang karena mendengar teriakan shahnas.
“oh....shahnas jatuh dari sini.” Jelas caca sambil
menunjuk tempat shahnas terjatuh.
“kalian ngapain disitu? Katanya mau pipis tadi!”
ucap zaskia lagi.
“ia mau pipis,,,,udah dari pipis tadi” jelas
shahnas yang merasa malu karena ketahuan mengintip raffi dan gigi. gigi yang
merasa malu mulai naik kedarat. Raffi hanya melihat kearah gigi yang mulai
menjauhinya.
“mau kemana gi?” tanya raffi.
“mau bersihin diri, sama ganti baju!” ucap gigi
dengan wajah malunya, lalu berjalan masuk ke villa. Raffi hanya memandang gigi
yang berjalan menjauhinya dengan wajah seperti tidak ingin ditinggalkan. Caca,
shahnas, billy, deni dan irwan tersenyum geli melihat raffi dan gigi. zaskia
berlari masuk kevilla mengikuti gigi. sedangkan irwan, dan deni berjalan
mendekat kearah air.
“sepertinya,,,,ada yang udah baikan nih!” goda
irwan kepada raffi.
“yah udahlah. Orang mereka udah peluk2an sama
cium2an” tambah caca.
“yah,,,jadi kalian....astaga!” teriak raffi pada
caca dan shahnas.
“owhhh,,jadi gitu. Berarti udah gak ada lagi nih,
raffi yang galau! Ahahah” tambah deni diikuti tawa oleh shahnas, irwan dan
caca.
“apaan sih” ucap raffi menyembunyikan rasa malunya
dan mulai berenang.
“yang kamu gak papa?” tanya billy yang berenang
mendekati shahnas. Shahnas mulai memanyunkan bibirnya dan seperti hendak
menangis.
“ini, lutut nanas sakit.” Manja shahnas kepada
billy. Raffi menaikkan alisnya dan sedikit bingung melihat tingkah shahnas dan
billy.
“ngapain loe bil?” tanya raffi kepada billy.
“oh,,gak kok fi..emmmmm” grogi billy.
“sana,,sana,,,jangan gangguin adik gue!” ucap raffi
yang mendorong tubuh billy untuk menjauhi shahnas. Billy hanya menarik nafasnya
dan dengan tampang sedihnya berusaha melihat shahnas yang ditutupi oleh raffi.
raffi menoleh kearah shahnas, shahnas hanya menyembunyikan wajahnya. Raffi
melihat dengan penuh selidik kearah billy.
“ehemm,,,ada yang ketahuan nih” goda caca. Raffi
menatap caca, sedangkan shahnas menatap caca dengan tatapan mengancam.
“daripada kalian semua bete, mendingan kita mandi!”
ucap deni, dan mulai menceburkan dirinya kembali ke air.
“giiii, jadiiiiii” selidik zaskia dengan wajah
penasaran.
“jadi apaan!” ucap gigi sambil mencari handuk yang
dibawahnya.
“loe sama raffi,,,gimana?” tanya shahnas lagi.
“jadi apanya?” tanya gigi lagi.
“dasar loe. Pura2 gak ngerti. Itu,,,udah selesai
belum masalah kalian?” tanya zaskia lagi.
“masalah apa?” tanya gigi berusaha menghindari
pertanyaan zaskia.
“hadeuh,,udah bersama lagi atau belum!” tanya kia
kesal.
“emmmmmm,,gimana yah!” ucap gigi sambil tersenyum
malu lalu masuk kekamar mandi.
“yah,,,jangan ngambang gitu jawabannya!” ucap
zaskia didepan pintu kamar mandi.
“kia ih,,,malu tau!” ucap gigi dari dalam kamar
mandi.
“kalian udah baikan? Tinggal jawab iya atau tidak.
biar jelas. Dasar loe!” ucap zaskia lagi dengan wajah ingin taunya. Namun tidak
ada jawaban dari gigi.
“gigi,,,iya atau tidak?” tanya zaskia sekali lagi.
masih tidak ada jawaban dari gigi.
“ah, tau ah. Nyebelin banget sih” ucap kia bete
lalu hendak keluar dari kamar gigi.
“iya ki” ucap gigi yang keluar dari kamar mandi dan
menatap zakia dengan malu. Zaskia menoleh kearah gigi, dan dengan wajah
bahagianya mendekati gigi.
“beneran. Si raffi sudah bilang cinta sama loe?”
tanya zaskia lagi. gigi hanya tersenyum malu dan menganggukan kepalanya. Zaskia
tiba2 melompat kegirangan dan memeluk sahabatnya itu.
“gigiiii,,,akhirnyaaaaa!” ucap zaskia sambil
memeluk gigi. gigi hanya tersenyum dan membalas pelukan sahabatnya itu.
***
Hari mulai sore, zaskia dan gigi sedari tadi ttidak
keluar dari kamar. Irwan dibuat bingung karena istrinya tidak keluar juga dari
kamar bersama gigi. raffi yang sudah mengganti baju dan memakai baju irwan,
juga ikut duduk disamping irwan. sementara billy, caca dan billy sibuk
menyiapkan makan untuk mereka. mereka sedang membakar beberapa ekor ikan.
Sambil bercanda, billy yang selalu menggoda shahnas dan caca yang merasa bete
karena tingkah billy dan shahnas.
“yah,,,kalian kenapa memandang villa seperti itu?”
tanya deni yang menghampiri irwan dan raffi sambil ikut melihat kearah villa.
“dia ngapain sih didalam kamar. Pintu pakai acara
dikunci lagi. huftttt” ucap irwan sambil mengertutkan alisnya. Raffi hanya
memonyonkan bibirnya. Irwan melihat kedua sahabatnya itu dengan pandangan
menyelidiki.
“owh...zaskia ninggalin loe? Wkwkwk” ucap billy.
Irwan menatap deni dengan kesal.
“kalau loe?” tanya deni kepaada raffi.
“em,,,,gak,,,gue cuman nemenin irwan doang!” ucap
raffi. irwan dan deni melihat kearah raffi. raffi nampak grogi dilihat oleh
kedua sahabatnya itu.
“loe nungguin gigi keluar kan?” ucap irwan, raffi
nampak kaget.
“em,,gak kok.” Ucap raffi menyembunyikan rasa
groginya.
“emmmm,,,loe daritadi gak mau cerita sama kita. Loe
udah baikankan sama gigi?” ucap deni lagi.
“oh,,,emmmm,,,,eh,,,ya iyalah. Kita kan harus
baikan. Masa mau marahan mulu” ucap raffi lagi.
“sudah mengungkapkan perasaanmu?” tanya irwan lagi.
raffi nampak gugup.
“emm,,,heheh” raffi hanya memberikan senyuman
malunya kepada raffi.
“ahhhh,,dasar loe!” ucap deni sambil memiting
kepala raffi.
“aaaaaa,,,deni sakit” ucap rafffi yang berusaha
melepaskan diri dari deni. Irwan hanya tersenyum melihat kelakuan dua
sahabatnya itu.
“lalu apa yang mereka berdua ceritakan didalam
yah!” ucap irwan lagi sambil menarik nafasnya.
“entahlah. Wanita memang cukup ribet” tambah raffi.
“sana loe panggil gigi. biar dia lepasin istri
gue!” ucap irwan lagi.
“ahhh,,,apaan. Nanti juga keluar sendiri” ucap
raffi.
“bukannya loe juga ingin ketemu gigi?” tanya deni.
“emmm,,,yahhhh,,,gue kan baru ketemu juga sama dia.
Biarin aja dia bersama zaskia!” ucap raffi lagi.
“ohhh...btw, siapa yang duluan ngungkapin
perasaan?” tanya deni lagi.
“ah,,oh,,emmmm,,,yah dialah. Dia selalu
merindukanku.” Ucap raffi bohong sambil tersenyum bangga.
“gak percaya gue!” tambah deni lagi.
“kita sebagai pria, jangan terlalu memanjakan
wanita. Kita harus sedikit cold.” Ucap raffi lagi.
“ohhhhh,,begitu!” ucap irwan yang melihat seseorang
dibelakang raffi.
“berarti,,,loe akan bersikap seperti itu kepada
gigi?” tanya irwan kepada raffi.
“yahhh,,,,kita jadi pria, jangan takut pada wanita.
Wanita yang harus mengikuti kita. Begitulah!” ucap raffi dengan bangga. Gigi
hanya menganggukan kepalanya. Zaskia hanya tersenyum geli.
“eh, sayang udah selesai lepas kangen sama gigi?”
tanya irwan yang langsung berdiri dan menghampiri istrinya. Deni menahan
tawanya. Sedangkan raffi terpaku, tidak berani untk berbalik kebelakang.
“maaf meminjam istrimu terlalu lama!” ucap gigi
sambil tersenyum.
“it’s ok” jawab irwan.
“em,,,gue, mau ngelihat, masakan itu anak2” ucap
deni yang berdiri lalu meninggalkan raffi sendiri yang masih terpaku.
“ayo sayang. Kita menyiapkan makanan” ucap kia yang
mengedipkan matanya kepada gigi dan meninggalkan gigi bersama raffi. raffi
masih saja membelakangi gigi.
“mampus gue!” gumam raffi pelan dengan wajah
khawatirnya.
“kamu gak mau makan?” tanya gigi. raffi
memberanikan diri barbalik memandang gigi.
“ahahahah” tawa raffi yang nampak dipaksakan.
Dengan dingin dan tanpa senyuman gigi menatap raffi.
“emmmm,,,kamu mendengar semuanya?” tanya raffi
dengan wajah khawatir.
“bagian yang mana?” tanya gigi lagi.
“ahh”
“bagian yang kamu bilang aku yang mengungkapkan
perasaan pertama kali, atau aku yang selalu merindukanmu, atau, wanita jangan
terlalu dimanjakan, atau bagian...” belum juga gigi menyelesaikan kata2nya
raffi langsung berlutut dengan wajah memohon.
“maafkan aku,,,emmm,,,,,,aku hanya,,,,maafkan aku
gi!” ucap raffi sambil menundukkan kepalanya. Gigi hanya tersenyum geli melihat
tinkah raffi.
“ngapain tuh si raffi? lihat tuh kakak kamu nas?”
semua orang melihat kearah raffi dan gigi. sontak, irwan, deni dan zaskia
tertawa terbahak-bahak.
“wkkkkkkk,,,rasain loe!” ucap deni.
“raffi,,,raffi. ahahah” tambah irwan. caca, shahnas
dan billy hanya mengerutkan dahinya.
Masih dengan posisi yang sama, kadang2 raffi
mencoba memandang gigi. gigi mulai jongkok hingga dapat memandang wajah raffi.
“kamu gak mau makan?” tanya gigi lembut.
“emm,,,mau” jawab raffi pelan.
“masalah itu nanti kita bahas. Sekarang, ayo kita
makan dulu!” ucap gigi.
“iyaa” ucap raffi seperti anak yang baru saja
dimarahi ibunya.
“ayo kita makan fi!” ucap irwan melihat raffi dan
gigi berjalan mendekati mereka. raffi masih menundukkan kepalanya. Mereka duduk
disamping villa. Raffi duduk berdampingan dengan gigi, billy berdampingan
dengan shahnas, irwan berdampingan dengan zaskia. Caca duduk disamping gigi,
sedangkan deni disamping billy.
“ayo kita makan!” ucap caca denga bahagia. Billy
memotong ikan sangat besar dan diberikan keshahnas.
“yahhhh,,itu terlalu besar billy” omel caca.
“itu masih banyak.” Jawab billy.
“ayo makan.. yang banyak!” ucap billy kepada
shahnas. Raffi mengerutkan dahinya dan memperhatikan shahnas dan billy. Gigi
memperhatikan raffi yang melihat shahnas dan billy.
“ada apa?” tanya gigi kepada raffi.
“em,,,gak.” Ucap raffi.
“ayo makan!” ucap gigi menyendok beberapa sendok
nasi kepiring raffi.
“cie,,cie,,,aa,,ihihihi” ucap shahnas menggoda
kakaknya. Raffi hanya melototkan matanya dan berbalik tersenyum kepada gigi.
“ehem,,,” deni berdehem dan menggoda raffi. raffi
mulai memakan makanannya. Mereka mulai berbincang ringan bersama sambil
tertawa.
“jadi gi, selama tiga tahun itu loe di landon?”
tanya irwan.
“iya!” jawab gigi.
“banyak cowo cakepnya kan disana mba?” tanya caca
lagi.
“emmm,,,lumayan!” jawab gigi, raffi melihat kearah
gigi dengan tatapan tidak suka.
“selama disana loe pernah pacaran gak gi?” tanya
deni. Raffi memandang deni dengan tajam. Deni tidak menghiraukan raffi.
“em,,,gak pernah. Gue fokus sama kuliah, setelah
kuliah selesai, diterima bekerja disalah satu rumah sakit disana, dan,,tidak
pernah ada waktu untuk itu” jelas gigi.
“bagus...” ucap raffi dan memberikan senyumnya
kepada gigi.
“apanya yang bagus?” tanya gigi kepada raffi.
“gak” ucap raffi lalu melanjutkan makannya.
“beneran gak ada cowo yang suka sama loe?” tanya
deni lagi, raffi kembali menatap deni dengan tatapan tajam.
“ada sih..beberapa orang.” Jawab gigi. raffi mentap
gigi dengan penuh tanya.
“lalu?” tanya kia lagi.
“emmm,,,tidak ada yang mempesonaku!” jawab gigi
lagi.
“owhh,,,” ucap kia lagi.
“lalu laki2 seperti apa yang bisa mempesona mba?”
tanya shahnas lagi. raffi menatap kearah gigi. semua menunggu jawaban gigi.
“emm,,,tidak ada kriterianya. Saat dia mampu membuat
jantungku berdebar, itu berarti, dia sudah mampu mencuri hatiku dan
mempesonaku!” jelas gigi lagi.
“wowww,,,sungguh sangat indah.” Ucap shahnas lagi.
raffi tetap memandang gigi.
“apa jantungmu berdebar untukku?” tanya billy
kepada shahnas.
“billyyyyy” teriak raffi kepada billy.
“raffi. kenapa teriak kayak gitu” ucap gigi. raffi
hanya diam. Tiba2 billy berdiri.
“em,,,raffi. aku mau meminta izinmu. Aku mau
bilang. Aku mencintai adikmu. Jantungku berdebar untuknya. Aku memang bukan
laki2 sempurna. Tapi, aku akan berusaha menjadi lelaki yang sempurna untuknya!”
ucap billy, shahnas terdiam.
“billyyyyyyyy” teriak raffi yang hendak berdiri dan
memukul billy. Namun gigi menarik tangan raffi, dan dengan wajah bertanya pada
raffi.
“itu, si billy kurang ajar?” ucap raffi.
“salahkah dia mencintai shahnas?” tanya gigi.
“bukan gitu gi, tapi” ucap raffi lagi.
“tapi apa?” tanya gigi lagi, raffi tidak menjawab,
hanya memandang billy dengan tatapan seperti ingin memakannya. Shahnas berdiri
lalu memeluk billy. Hal tersebut cukup membuat raffi sesak nafas. Sedangkan
yang lain hanya tertawa melihat adegan didepan mereka.
“yahhh,,,” raffi hendak berdiri dan mengarahkan
tinjunya didepan billy. Billy hanya memejamkan matanya.
“raffiiii.” Teriak gigi menarik tangan raffi.
“tapiiii” ucap raffi lagi.
“shahnas, apa kamu mencintai billy?” tnya gigi.
“iya. Aku mencintai billy” ucap shahnas. Raffi
mengangakan mulutnya, seakan tidak percaya dengan apa yang dikatakan adiknya.
“sudah. Mau apa lagi!” ucap gigi kepada raffi.
“tapi!”
“tapi apa. Billy mencintai shahnas, dan shahnas
mencintai billy. Biarkan saja, yang penting mereka tau batasannya. Billy sudah
cukup berani untuk menunjukan cintanya. Cukup memantau mereka saja. Ok!” jelas
gigi. raffi menatap gigi, dan ikut duduk saat gigi duduk. Raffi memandang billy
dengan tajam.
“ehem,,,katanya ada yang gak mau takut sama cewe!”
goda deni. Raffi menatap tajam kearah deni. Yang lain hanya tersenyum melihat
tingkah raffi.
***
“kita pulang sekarang! Sebelum hari gelap!” ucap
irwan.
“ok. Billy, pegang obor yang satunya, aku pegang
obor yang ini. yang lain boleh pakai HP untuk penerangan. Soalnya, bentar lagi
gelap nih! Aku dideapan, billy kamu dibelakang” ucap deni.
“nanti aku temenin beb!” ucap shahnas. Raffi yang
melihat itu langsung memandang shanas.
“gak boleh. Sini. Kamu jalan sama aa!” omel raffi,
shahnas memanyunkan bibirnya, begitupun dengan billy.
“mau jalan sama shahnas? Yah udah!” ucap gigi lalu
berjalan dibelakang irwan dan zaskia. Raffi memandang gigi. ia lalu menarik
tangan gigi. gigi memandang raffi. raffi hanya diam.
“billy, sini obornya. Biar gue yang bawa. Kalian
jalan didepan. Biar gue yang dibelakang” ucap raffi lalu mengambil obor dari
tangan billy.
“jagain adik gue. Awas loe,,” ancam raffi.
“siap bos. Ayo sayang!” ucap billy.
“yahhh” teriak raffi yang kesal melihat tingkah
billy.
“apaan sih. Biarin aja. Yang penting mereka gak
macem2.” Ucap gigi yang menarik raffi saat hendak memisahkan billy dan shahnas.
Raffi hanya memandang gigi. mereeka mulai berjalan, raffi dan gigi nampak
canggung. Didepan, deni dan caca berjalan sambil bercanda. Irwan dan zaskia
yang berada dibelakang mereka berjalan sambil menikmati malam. Begitupun dengan
shahnas dan billy, raffi sibuk memperhatikan billy dan shahnas. Gigi hanya
menggelengkan kepala dan tersenyum geli. Raffi hendak mengejar billy dan shanas
saat billy memeluk shahnas.
“gak usah.”
“itu yang si billy!” ucap raffi.
“kamu gak lihat. Tadi shahnas hampir jatuh. Makanya
si billy menarik shahnas, kayak meluk jadinya. Udah gak usah dikhawatirin.
Mereka udah dewasa, tau mana yang bener dan gak bener. Hadeuh.” Gerutu gigi
lalu berjalan meninggalkan raffi. raffi berlari mengikuti gigi. hari sudah
mulai gelap. Suara malam dan alam menyatu menjadi satu.
“wahhh, gelap banget!” ucap gigi.
“iya,” tambah raffi lagi.
“wow,,,bintangnya indah banget!” ucap gigi yang
memandang kearah langit.
“iya,,indah banget!” mereka berhenti sambil
memandang kearah langit. Raffi menurunkan pandangannya dan melihat wajah gigi.
“tapi tidak ada yang mengalahkan keindahanmu!”
gumam raffi.
“heyyyy,,kalian. Cepetan. Jangan sampai kita
terpisah” teriak irwan.
“iya. Hayu” ucap gigi menarik tangan raffi. jalan
yang mereka lalui, adalah jalan yang menurun. Saat raffi menuruni penurunan ia
mengulurkan tangannya kepada gigi. dengan senyuman gigi menyambut tangan raffi
dan tersenyum bersama.
“pegang tanganku.
Emm,,,jalanannya,,menurunnn,jadi,,” belum juga raffi menyelesaikan kata2nya,
gigi langsung menggenggam tangan raffi dan tersenyum lebar. Mereka pun berjalan
sambil berpegangan.
“lihat itu...kunang2” ucap raffi menujukkan kunang2
kepada gigi.
“wow,,indah sekali. Hei lihat, ada kunang2” teriak
gigi pada teman2nya yang lain. Kunang2 semakin banyak.
“wow,,keren banget” gumam yang lain.
“fi, jauhin apinya. Biar kunang2nya gak pergi!”
ucap gigi. raffi pun menjahi gigi. tba2 kunang2 mendekati gigi, hingga gigi
terlihat begitu terang. Raffi memandang gigi yang tersenyum bahagia.
“subhanallah, indah sekali ciptaanmu ya Allah”
gumam raffi yang terus memandang gigi. tiiba2 raffi memadamkan obornya dan
mendekati gigi.
“kenapa obornya dimatiin!” tanya gigi yang kaget
melihat raffi mematikan obornya.
“kalau aku tidak mematikan obornya, kunang2 ini
tidak akan mendekatiku!” ucap raffi lagi sambil memandang gigi. mereka saling
beradu pandang, dengan kunang2 disekitar mereka. irwan, zaskia, deni, caca,
billy dan shahnas, tersenyum bahagia melihat raffi dan gigi.
“tapi kenapa obornya dimatikan, entar kita jalan
gimana?” ucap deni.
“sudahlah, bentar lagi nyampe kok! Kita duluan yah
fi. Tinggal beberapa meter lagi udah sampai villa” teriak irwan. raffi dan gigi
masih saling memandang, dan teman2 mereka pun berjalan menjauhi mereka.
“mereka gak punya obor!” ucap irwan lagi.
“kan ada hp sayang. Biarin mereka berdua dulu!”
ucap zaskia yang memluk lengan suaminya.
Raffi dan gigi masih saling memandang.
“em,,boleh aku bertanya?” tanya raffi.
“emm,,tanyalah!”
“siapa pria yang pernah mempesonamu?” tanya raffi.
“em,,,awalnya tidak ada. Semua laki2 tidak ada yang
mampu menggerakkan hatiku. Sampai aku bertemu seorang pria, yang sangat,
kekanak-kanakan. Segala hal tentangnya, hampir kubenci. Tapi, dialah pria yang
mampu mempesonaku.” Jelas gigi dengan senyuman.
“oh yah,,,” ucap raffi dengan raut wajah kecewa.
“ehh,,” raffi membuka jaketnya dan memakaikannya
kepada gigi.
“em,,sedikit dingin. Ayo kita jalan lagi!” ucap
raffi.
“kamu tidak bertanya? Siapa pria itu?” ucap gigi
lagi.
“emm,,,aku tidak mau tau. Siapapun dia. Yang
terpenting sekarang, aku adalah laki2 yang ada dihadapanmu. Dan,,,,,aku akan
berusaha, mempesonamu,,,berrrrrrrkali-kali” ucap raffi dengan senyuman
dibibirnya.
“apa aku mampu mempesonamu?” tanya gigi lagi. raffi
tidak menjawab, ia hanya mengmbangkan senyumannya.
“kamu,,,selalu mempesonaku. Jantungku, selalu
berdebar karenamu” jelas raffi dengan senyuman manisnya. Gigi pun ikut
tersenyum.
“kemarilah!” panggil gigi. raffi berjalan
menghampiri gigi sampai berada didepan gigi. gigi langsung memeluk raffi, ia
mengarahkan telinganya didada kiri raffi. ia mendengarkan debaran jantung raffi
yang mulai tidak karuan. Raffi hanya menelan ludahnya dan berusaha mengatur
nafasnya. Gigi bangun dan menatap raffi sambil tersenyum. Raffi pun ikut
tersenyum malu.
“kemarikan tanganmu!” ucap gigi. dengan penuh tanya,
raffi memberikan tangannya. Gigi langung meletakkan tangan raffi didada
kirinya. Raffi yang kaget hendak menarik tangannya. Gigi menahannya, membiarkan
raffi merasakan debarannya. Raffi memandang gigi, gigi hanya melemparkan
senyumnya.
“apa kamu merasakannya?” tanya gigi, raffi
mengangguk sambil tersenyum.
“kamulah pria yang mampu mempesonaku!” ucap gigi.
raffi melebarkan senyumnya.
“aku mencintaimu gi. Sangat mencintaimu” ucap raffi
yang langsung memeluk gigi dengan erat. Gigi pun membalas pelukan raffi. dengan
dikelilingi oleh kunang2, mereka saling meluapkan rindu satu sama lain. Raffi
melepaskan pelukannya dan mencium kening gigi dengan penuh sayang. Ia lalu
melpaskan ciumannya. Ia mulai menurunkan wajahnya, mengangkat dagu gigi, ia
menatap mata gigi, memita persetujuan darinya. Gigi hanya melemparkan
senyumnya, seakan mendapat izin, raffi langsung mengecup bibir gigi dengan
lembut. Gigi hanya memejamkan matanya, merasakan sentuhan yang dibuat oleh
rafi. Bebrapa kecupan sayang diberikan raffi kepada gigi. ia melumat bibir gigi
dengan lembut, gigi pun membalas ciuman raffi dengan lembut. Beberapa menit
ciuman itu berlangsung, sampai raffi mulai melepaskan ciumannya. Mereka saling
beradu pandang dan saling melemparkan senyuman. Raffi kembali memeluk gigi dengan
sayang.
“ayo kita kembali ke villa.” Ucap gigi yang
melepaskan pelukan raffi.
“ayo!” ucap raffi yang menarik tangan gigi.
***
“ih, a raffi sama mba gigi lama banget sih. Ngapain
sih mereka dihutan!” oceh shahnas yang mulai khawatir.
“bentar lagi nyampe kok nas! Sabar aja!” ucap
billy. Selang beberapa menit, nampak raffi dan gigi keluar dari hutan sambil
berpegangan tangan. Raffi masih menyalakan lampu hp nya.
“cie,,,cie,,yang udah bahagia!” goda deni.
“a raffi, kita harus segera pulang!” ucap shahnas
yang mendekati kakaknya. Gigi pun nampak khawatir melihat shahnas menangis.
“aa,,,papa masuk rumah sakit. A robi menjual saham
papa a.” oceh shahnas.
“apaa,,kamu tau darimana?” tanya raffi yang mulai
khawatir.
“ada pak roni di depan. Ayo a kita pulang!” ucap
shahnas lagi.
“robiiiii” geram raffi dengan marah.
Udah dulu yah.....hmmm,,,rencana aku mau namatin
cerbung nih....beberapa part lagi,,,hehehe...maap yah lama. HP gue, habis rusak
soalnya. Habis berenang di air sabun. Jadi cuman ada suaranya doang. Keep smile
and happy reading.