Sabtu, 04 Juni 2016

My Imagination "Dalam Diam Kau Curi Hati Ku" Part 30

Ost part ini Ari Lasso – Tuhan Kau tahu (ost Raffi), Geisha-Tak kan pernah ada (ost Gigi), Raffi, Nagita – Jika.

“Dalam Diam Kau Curi Hati Ku”

Part 30

“kamu mencintaiku?” tanya raffi, gigi hanya mengeluarkan senyumannya. Raffi menggenggam tangan gigi.
“apa kamu mencintaiku?” tanya raffi lagi.
“apa kamu sangat ingin mendengarnya?” tanya gigi lagi. raffi tersenyum dan menggukkan kepalanya. Tiba2 gigi mengecup bibir raffi. raffi nampak kaget, sedangkan gigi hanya tersenyum.
“aku mencintaimu raffi ahmad, sangat mencintaimu!” ucap gigi, raffi langsung tersenyum dan memeluk gigi. dia memeluknya dengan sangat erat.
“katakan sekali lagi!” ucap raffi. gigi melepaskan pelukannya.
“tidak ada siaran ulang!” ucap gigi,
“aku mohon.” Mohon raffi,
“aku mencintaimu raffi,,aku mencintaimu!” ucap gigi lagi, raffi tersenyum senang, dan langsung mendaratkan ciumannya dibibir gigi. gigi berusaha melepaskan ciiuman raffi.
“aku belum memberimu izin untuk menciumku” ucap gigi yang mendorong tubuh raffi dan tersenyum nakal. namun raffi hanya tersenyum jahil dan kembali mencium bibir gigi. gigi hanya tersenyum dan membalas ciuman raffi. beberapa menit raffi mencium gigi. raffi mulai melepaskan ciumannya, meyatukan dahinya dengan gigi, ia membuka matanya dan menatap gigi dengan senyuman dibibirnya. Begitupun dengan gigi. ia menatap raffi dengan senyuman mengembang dibibirnya. Raffi tersenyum malu sambil menggenggam kedua tangan gigi, menautkan jari2 mereka sambil menggoyang2kannya. Raffi menyium dahi gigi beberapa detik, lalu melepaskannya, ia tersenyum malu kembali sambil menundukkan kepalanya. Gigi menatap raffi sambil tersenyum geli melihat tingkah raffi.
“kamu kenapa. Mukanya kok merah gitu!” goda gigi sambil berusaha menaikan wajah raffi yang tertunduk malu. Raffi hanya tersenyum malu sambil sesekali melihat kearag gigi.
“yah ampun. Kamu imut banget sih!” goda gigi sambil menyubit kedua pipi raffi. raffi menaikkan alisnya, dengan ekspresi tidak suka memperlakukannya seperti itu.
“apa2an sih, imut...” ambek raffi.
“iya...imut banget!” godak gigi yang kembali mencubit pipi raffi dengan gemesnya.
“lepasin. Aku gak imut. Tapi tampan!” ucap raffi sambil menaikturunkan kedua alisnya. Tangan mereka kembali bertautan.
“apa kamu tidak merindukanku?” tanya raffi kepada gigi.
“emmmmmm,,,,,,bagaimana yah!” jawab gigi sambil berfikir. Wajah raffi kembali berubah.
“yah,,,,masa kamu tidak merindukanku?” ucap raffi dengan bete sambil melepaskan kedua tangan gigi. gigi hanya tersenyum jahil dan memeluk kedua leher raffi yang mulai membelakanginya.
“suka banget sih ngambek. Senyum atuh!” goda gigi kepada raffi. raffi mulai tersenyum, dan berbalik memeluk gigi dan menggelitiknya.
“rasaain nih....ahhhh”
“ahhh raffi,,,,geliiii,,,ahahahah,,,raffi” teriak gigi kepada raffi yang terus menggelitknya hingga mereka berdua jatuh keair. Gigi bangun dari air dan mengatur rambutnya dan menyapu wajahnya. Raffi kembali menatap gigi tanpa berkedip. Gigi memiringkan kepalanya dan menaikkan kedua alisnya, tiba2 raffi hendak memeluk gigi, namun gigi segera berenang menjahi raffi. ia yang berenang menjahi raffi, kembali bangun dan melihat kearah raffi. raffi hanya tersenyum melihat tingkah gigi.
“bisa gak kejar gue?” tantang gigi sambil memanggil raffi dengan jari telunjuknya. Raffi tersenyum jail dan mulai berenang mengejar gigi.
“awas yah...” ucap raffi. merekapun mulai kejar2an didalam air, sesekali raffi menangkap gigi, namun gigi tetap bsa melepaskan diri dari raffi.
“ahahahah, hadeuh....cemen!” ucap gigi menggoda raffi yang tidak bisa menangkapnya.
“awas yah kamu,,,” raffi kembali mengjar gigi, dan akhirnya dapat menangkapnya.
“nah, nah,,,mau lari kemana lagi!” ucap raffi yang memeluk gigi dari belakang dengan erat.
“ahahaha,,,” tawa gigi. raffi terus tersenyum, ia memeluk gigi dengan erat. Dagunya ia letakkan dibahu kanan gigi, hingga pipi mereka saling menyentuh. ia mulai memejamkan matanya, merasakan kehangatan yang sangat ia rindukan. Seperti dapat merasakan perasaan raffi, gigi hanya diam sambil memegang tangan raffi yang melingkar diperutnya. Gigi mulai menoleh kearah wajah raffi. terus menatapnya. Raffi masih saja memejamkan matanya dengan senyum dibibirnya. Tiba2 ia membuka matanya, dan mendapati gigi yang sedang menatapnya. Gigi yang merasa ketahuan tersipu malu dan kembali melihat kedepan. Raffi memegang dagu gigi dan mengarahkan wajah gigi untuk kembali melihat kearahnya. Raffi mengembangkan senyumnya sambil menatap wajah gigi. ia mulai membelai pipinya, alisnya, matanya dan sampai pada bibir gigi. ia menikmati setiap lekukan wajahnya. Tangan raffi memegang dagu gigi, mengarahkan wajah gigi untuk mendekatinya. Satu kecupan mendarat dipipi kanan gigi. Raffi kembali menatap gigi, gigi hanya tersenyum. Raffi kembali mendekatkan wajahnya kewajah gigi, tinggal beberapa cm lagi, bibir raffi akan mendarat dibibir gigi.
“awwwwww” teriak shahnas yang tiba2 terjatuh dari balik pohon ke dalam air. Caca hanya menutup kedua matanya. Raffi dan gigi yang kaget karena teriakan shahnas, tiba2 langsung saling menjauh.
“nas loe gak papa?” teriak caca dari atas. Shahnas yang baru muncul dari dalam air, hanya tersenyum melihat gigi dan raffi.
“kalian ngapain disana?” tanya raffi. caca dan shahnas hanya tersenyum geli.
“kamu gak papa nas?” tanya gigi yang nampak khawatir.
“gak papa kok mba” ucap shahnas sambil tersenyum. Gigi tersenyum lega.
“astahgfirullah...siapa tadi yang teriak!” tanya zaskia yang baru saja datang karena mendengar teriakan shahnas.
“oh....shahnas jatuh dari sini.” Jelas caca sambil menunjuk tempat shahnas terjatuh.
“kalian ngapain disitu? Katanya mau pipis tadi!” ucap zaskia lagi.
“ia mau pipis,,,,udah dari pipis tadi” jelas shahnas yang merasa malu karena ketahuan mengintip raffi dan gigi. gigi yang merasa malu mulai naik kedarat. Raffi hanya melihat kearah gigi yang mulai menjauhinya.
“mau kemana gi?” tanya raffi.
“mau bersihin diri, sama ganti baju!” ucap gigi dengan wajah malunya, lalu berjalan masuk ke villa. Raffi hanya memandang gigi yang berjalan menjauhinya dengan wajah seperti tidak ingin ditinggalkan. Caca, shahnas, billy, deni dan irwan tersenyum geli melihat raffi dan gigi. zaskia berlari masuk kevilla mengikuti gigi. sedangkan irwan, dan deni berjalan mendekat kearah air.
“sepertinya,,,,ada yang udah baikan nih!” goda irwan kepada raffi.
“yah udahlah. Orang mereka udah peluk2an sama cium2an” tambah caca.
“yah,,,jadi kalian....astaga!” teriak raffi pada caca dan shahnas.
“owhhh,,jadi gitu. Berarti udah gak ada lagi nih, raffi yang galau! Ahahah” tambah deni diikuti tawa oleh shahnas, irwan dan caca.
“apaan sih” ucap raffi menyembunyikan rasa malunya dan mulai berenang.
“yang kamu gak papa?” tanya billy yang berenang mendekati shahnas. Shahnas mulai memanyunkan bibirnya dan seperti hendak menangis.
“ini, lutut nanas sakit.” Manja shahnas kepada billy. Raffi menaikkan alisnya dan sedikit bingung melihat tingkah shahnas dan billy.
“ngapain loe bil?” tanya raffi kepada billy.
“oh,,gak kok fi..emmmmm” grogi billy.
“sana,,sana,,,jangan gangguin adik gue!” ucap raffi yang mendorong tubuh billy untuk menjauhi shahnas. Billy hanya menarik nafasnya dan dengan tampang sedihnya berusaha melihat shahnas yang ditutupi oleh raffi. raffi menoleh kearah shahnas, shahnas hanya menyembunyikan wajahnya. Raffi melihat dengan penuh selidik kearah billy.
“ehemm,,,ada yang ketahuan nih” goda caca. Raffi menatap caca, sedangkan shahnas menatap caca dengan tatapan mengancam.
“daripada kalian semua bete, mendingan kita mandi!” ucap deni, dan mulai menceburkan dirinya kembali ke air.
“giiii, jadiiiiii” selidik zaskia dengan wajah penasaran.
“jadi apaan!” ucap gigi sambil mencari handuk yang dibawahnya.
“loe sama raffi,,,gimana?” tanya shahnas lagi.
“jadi apanya?” tanya gigi lagi.
“dasar loe. Pura2 gak ngerti. Itu,,,udah selesai belum masalah kalian?” tanya zaskia lagi.
“masalah apa?” tanya gigi berusaha menghindari pertanyaan zaskia.
“hadeuh,,udah bersama lagi atau belum!” tanya kia kesal.
“emmmmmm,,gimana yah!” ucap gigi sambil tersenyum malu lalu masuk kekamar mandi.
“yah,,,jangan ngambang gitu jawabannya!” ucap zaskia didepan pintu kamar mandi.
“kia ih,,,malu tau!” ucap gigi dari dalam kamar mandi.
“kalian udah baikan? Tinggal jawab iya atau tidak. biar jelas. Dasar loe!” ucap zaskia lagi dengan wajah ingin taunya. Namun tidak ada jawaban dari gigi.
“gigi,,,iya atau tidak?” tanya zaskia sekali lagi. masih tidak ada jawaban dari gigi.
“ah, tau ah. Nyebelin banget sih” ucap kia bete lalu hendak keluar dari kamar gigi.
“iya ki” ucap gigi yang keluar dari kamar mandi dan menatap zakia dengan malu. Zaskia menoleh kearah gigi, dan dengan wajah bahagianya mendekati gigi.
“beneran. Si raffi sudah bilang cinta sama loe?” tanya zaskia lagi. gigi hanya tersenyum malu dan menganggukan kepalanya. Zaskia tiba2 melompat kegirangan dan memeluk sahabatnya itu.
“gigiiii,,,akhirnyaaaaa!” ucap zaskia sambil memeluk gigi. gigi hanya tersenyum dan membalas pelukan sahabatnya itu.
***
Hari mulai sore, zaskia dan gigi sedari tadi ttidak keluar dari kamar. Irwan dibuat bingung karena istrinya tidak keluar juga dari kamar bersama gigi. raffi yang sudah mengganti baju dan memakai baju irwan, juga ikut duduk disamping irwan. sementara billy, caca dan billy sibuk menyiapkan makan untuk mereka. mereka sedang membakar beberapa ekor ikan. Sambil bercanda, billy yang selalu menggoda shahnas dan caca yang merasa bete karena tingkah billy dan shahnas.
“yah,,,kalian kenapa memandang villa seperti itu?” tanya deni yang menghampiri irwan dan raffi sambil ikut melihat kearah villa.
“dia ngapain sih didalam kamar. Pintu pakai acara dikunci lagi. huftttt” ucap irwan sambil mengertutkan alisnya. Raffi hanya memonyonkan bibirnya. Irwan melihat kedua sahabatnya itu dengan pandangan menyelidiki.
“owh...zaskia ninggalin loe? Wkwkwk” ucap billy. Irwan menatap deni dengan kesal.
“kalau loe?” tanya deni kepaada raffi.
“em,,,,gak,,,gue cuman nemenin irwan doang!” ucap raffi. irwan dan deni melihat kearah raffi. raffi nampak grogi dilihat oleh kedua sahabatnya itu.
“loe nungguin gigi keluar kan?” ucap irwan, raffi nampak kaget.
“em,,gak kok.” Ucap raffi menyembunyikan rasa groginya.
“emmmm,,,loe daritadi gak mau cerita sama kita. Loe udah baikankan sama gigi?” ucap deni lagi.
“oh,,,emmmm,,,,eh,,,ya iyalah. Kita kan harus baikan. Masa mau marahan mulu” ucap raffi lagi.
“sudah mengungkapkan perasaanmu?” tanya irwan lagi. raffi nampak gugup.
“emm,,,heheh” raffi hanya memberikan senyuman malunya kepada raffi.
“ahhhh,,dasar loe!” ucap deni sambil memiting kepala raffi.
“aaaaaa,,,deni sakit” ucap rafffi yang berusaha melepaskan diri dari deni. Irwan hanya tersenyum melihat kelakuan dua sahabatnya itu.
“lalu apa yang mereka berdua ceritakan didalam yah!” ucap irwan lagi sambil menarik nafasnya.
“entahlah. Wanita memang cukup ribet” tambah raffi.
“sana loe panggil gigi. biar dia lepasin istri gue!” ucap irwan lagi.
“ahhh,,,apaan. Nanti juga keluar sendiri” ucap raffi.
“bukannya loe juga ingin ketemu gigi?” tanya deni.
“emmm,,,yahhhh,,,gue kan baru ketemu juga sama dia. Biarin aja dia bersama zaskia!” ucap raffi lagi.
“ohhh...btw, siapa yang duluan ngungkapin perasaan?” tanya deni lagi.
“ah,,oh,,emmmm,,,yah dialah. Dia selalu merindukanku.” Ucap raffi bohong sambil tersenyum bangga.
“gak percaya gue!” tambah deni lagi.
“kita sebagai pria, jangan terlalu memanjakan wanita. Kita harus sedikit cold.” Ucap raffi lagi.
“ohhhhh,,begitu!” ucap irwan yang melihat seseorang dibelakang raffi.
“berarti,,,loe akan bersikap seperti itu kepada gigi?” tanya irwan kepada raffi.
“yahhh,,,,kita jadi pria, jangan takut pada wanita. Wanita yang harus mengikuti kita. Begitulah!” ucap raffi dengan bangga. Gigi hanya menganggukan kepalanya. Zaskia hanya tersenyum geli.
“eh, sayang udah selesai lepas kangen sama gigi?” tanya irwan yang langsung berdiri dan menghampiri istrinya. Deni menahan tawanya. Sedangkan raffi terpaku, tidak berani untk berbalik kebelakang.
“maaf meminjam istrimu terlalu lama!” ucap gigi sambil tersenyum.
“it’s ok” jawab irwan.
“em,,,gue, mau ngelihat, masakan itu anak2” ucap deni yang berdiri lalu meninggalkan raffi sendiri yang masih terpaku.
“ayo sayang. Kita menyiapkan makanan” ucap kia yang mengedipkan matanya kepada gigi dan meninggalkan gigi bersama raffi. raffi masih saja membelakangi gigi.
“mampus gue!” gumam raffi pelan dengan wajah khawatirnya.
“kamu gak mau makan?” tanya gigi. raffi memberanikan diri barbalik memandang gigi.
“ahahahah” tawa raffi yang nampak dipaksakan. Dengan dingin dan tanpa senyuman gigi menatap raffi.
“emmmm,,,kamu mendengar semuanya?” tanya raffi dengan wajah khawatir.
“bagian yang mana?” tanya gigi lagi.
“ahh”
“bagian yang kamu bilang aku yang mengungkapkan perasaan pertama kali, atau aku yang selalu merindukanmu, atau, wanita jangan terlalu dimanjakan, atau bagian...” belum juga gigi menyelesaikan kata2nya raffi langsung berlutut dengan wajah memohon.
“maafkan aku,,,emmm,,,,,,aku hanya,,,,maafkan aku gi!” ucap raffi sambil menundukkan kepalanya. Gigi hanya tersenyum geli melihat tinkah raffi.
“ngapain tuh si raffi? lihat tuh kakak kamu nas?” semua orang melihat kearah raffi dan gigi. sontak, irwan, deni dan zaskia tertawa terbahak-bahak.
“wkkkkkkk,,,rasain loe!” ucap deni.
“raffi,,,raffi. ahahah” tambah irwan. caca, shahnas dan billy hanya mengerutkan dahinya.
Masih dengan posisi yang sama, kadang2 raffi mencoba memandang gigi. gigi mulai jongkok hingga dapat memandang wajah raffi.
“kamu gak mau makan?” tanya gigi lembut.
“emm,,,mau” jawab raffi pelan.
“masalah itu nanti kita bahas. Sekarang, ayo kita makan dulu!” ucap gigi.
“iyaa” ucap raffi seperti anak yang baru saja dimarahi ibunya.
“ayo kita makan fi!” ucap irwan melihat raffi dan gigi berjalan mendekati mereka. raffi masih menundukkan kepalanya. Mereka duduk disamping villa. Raffi duduk berdampingan dengan gigi, billy berdampingan dengan shahnas, irwan berdampingan dengan zaskia. Caca duduk disamping gigi, sedangkan deni disamping billy.
“ayo kita makan!” ucap caca denga bahagia. Billy memotong ikan sangat besar dan diberikan keshahnas.
“yahhhh,,itu terlalu besar billy” omel caca.
“itu masih banyak.” Jawab billy.
“ayo makan.. yang banyak!” ucap billy kepada shahnas. Raffi mengerutkan dahinya dan memperhatikan shahnas dan billy. Gigi memperhatikan raffi yang melihat shahnas dan billy.
“ada apa?” tanya gigi kepada raffi.
“em,,,gak.” Ucap raffi.
“ayo makan!” ucap gigi menyendok beberapa sendok nasi kepiring raffi.
“cie,,cie,,,aa,,ihihihi” ucap shahnas menggoda kakaknya. Raffi hanya melototkan matanya dan berbalik tersenyum kepada gigi.
“ehem,,,” deni berdehem dan menggoda raffi. raffi mulai memakan makanannya. Mereka mulai berbincang ringan bersama sambil tertawa.
“jadi gi, selama tiga tahun itu loe di landon?” tanya irwan.
“iya!” jawab gigi.
“banyak cowo cakepnya kan disana mba?” tanya caca lagi.
“emmm,,,lumayan!” jawab gigi, raffi melihat kearah gigi dengan tatapan tidak suka.
“selama disana loe pernah pacaran gak gi?” tanya deni. Raffi memandang deni dengan tajam. Deni tidak menghiraukan raffi.
“em,,,gak pernah. Gue fokus sama kuliah, setelah kuliah selesai, diterima bekerja disalah satu rumah sakit disana, dan,,tidak pernah ada waktu untuk itu” jelas gigi.
“bagus...” ucap raffi dan memberikan senyumnya kepada gigi.
“apanya yang bagus?” tanya gigi kepada raffi.
“gak” ucap raffi lalu melanjutkan makannya.
“beneran gak ada cowo yang suka sama loe?” tanya deni lagi, raffi kembali menatap deni dengan tatapan tajam.
“ada sih..beberapa orang.” Jawab gigi. raffi mentap gigi dengan penuh tanya.
“lalu?” tanya kia lagi.
“emmm,,,tidak ada yang mempesonaku!” jawab gigi lagi.
“owhh,,,” ucap kia lagi.
“lalu laki2 seperti apa yang bisa mempesona mba?” tanya shahnas lagi. raffi menatap kearah gigi. semua menunggu jawaban gigi.
“emm,,,tidak ada kriterianya. Saat dia mampu membuat jantungku berdebar, itu berarti, dia sudah mampu mencuri hatiku dan mempesonaku!” jelas gigi lagi.
“wowww,,,sungguh sangat indah.” Ucap shahnas lagi. raffi tetap memandang gigi.
“apa jantungmu berdebar untukku?” tanya billy kepada shahnas.
“billyyyyy” teriak raffi kepada billy.
“raffi. kenapa teriak kayak gitu” ucap gigi. raffi hanya diam. Tiba2 billy berdiri.
“em,,,raffi. aku mau meminta izinmu. Aku mau bilang. Aku mencintai adikmu. Jantungku berdebar untuknya. Aku memang bukan laki2 sempurna. Tapi, aku akan berusaha menjadi lelaki yang sempurna untuknya!” ucap billy, shahnas terdiam.
“billyyyyyyyy” teriak raffi yang hendak berdiri dan memukul billy. Namun gigi menarik tangan raffi, dan dengan wajah bertanya pada raffi.
“itu, si billy kurang ajar?” ucap raffi.
“salahkah dia mencintai shahnas?” tanya gigi.
“bukan gitu gi, tapi” ucap raffi lagi.
“tapi apa?” tanya gigi lagi, raffi tidak menjawab, hanya memandang billy dengan tatapan seperti ingin memakannya. Shahnas berdiri lalu memeluk billy. Hal tersebut cukup membuat raffi sesak nafas. Sedangkan yang lain hanya tertawa melihat adegan didepan mereka.
“yahhh,,,” raffi hendak berdiri dan mengarahkan tinjunya didepan billy. Billy hanya memejamkan matanya.
“raffiiii.” Teriak gigi menarik tangan raffi.
“tapiiii” ucap raffi lagi.
“shahnas, apa kamu mencintai billy?” tnya gigi.
“iya. Aku mencintai billy” ucap shahnas. Raffi mengangakan mulutnya, seakan tidak percaya dengan apa yang dikatakan adiknya.
“sudah. Mau apa lagi!” ucap gigi kepada raffi.
“tapi!”
“tapi apa. Billy mencintai shahnas, dan shahnas mencintai billy. Biarkan saja, yang penting mereka tau batasannya. Billy sudah cukup berani untuk menunjukan cintanya. Cukup memantau mereka saja. Ok!” jelas gigi. raffi menatap gigi, dan ikut duduk saat gigi duduk. Raffi memandang billy dengan tajam.
“ehem,,,katanya ada yang gak mau takut sama cewe!” goda deni. Raffi menatap tajam kearah deni. Yang lain hanya tersenyum melihat tingkah raffi.
***
“kita pulang sekarang! Sebelum hari gelap!” ucap irwan.
“ok. Billy, pegang obor yang satunya, aku pegang obor yang ini. yang lain boleh pakai HP untuk penerangan. Soalnya, bentar lagi gelap nih! Aku dideapan, billy kamu dibelakang” ucap deni.
“nanti aku temenin beb!” ucap shahnas. Raffi yang melihat itu langsung memandang shanas.
“gak boleh. Sini. Kamu jalan sama aa!” omel raffi, shahnas memanyunkan bibirnya, begitupun dengan billy.
“mau jalan sama shahnas? Yah udah!” ucap gigi lalu berjalan dibelakang irwan dan zaskia. Raffi memandang gigi. ia lalu menarik tangan gigi. gigi memandang raffi. raffi hanya diam.
“billy, sini obornya. Biar gue yang bawa. Kalian jalan didepan. Biar gue yang dibelakang” ucap raffi lalu mengambil obor dari tangan billy.
“jagain adik gue. Awas loe,,” ancam raffi.
“siap bos. Ayo sayang!” ucap billy.
“yahhh” teriak raffi yang kesal melihat tingkah billy.
“apaan sih. Biarin aja. Yang penting mereka gak macem2.” Ucap gigi yang menarik raffi saat hendak memisahkan billy dan shahnas. Raffi hanya memandang gigi. mereeka mulai berjalan, raffi dan gigi nampak canggung. Didepan, deni dan caca berjalan sambil bercanda. Irwan dan zaskia yang berada dibelakang mereka berjalan sambil menikmati malam. Begitupun dengan shahnas dan billy, raffi sibuk memperhatikan billy dan shahnas. Gigi hanya menggelengkan kepala dan tersenyum geli. Raffi hendak mengejar billy dan shanas saat billy memeluk shahnas.
“gak usah.”
“itu yang si billy!” ucap raffi.
“kamu gak lihat. Tadi shahnas hampir jatuh. Makanya si billy menarik shahnas, kayak meluk jadinya. Udah gak usah dikhawatirin. Mereka udah dewasa, tau mana yang bener dan gak bener. Hadeuh.” Gerutu gigi lalu berjalan meninggalkan raffi. raffi berlari mengikuti gigi. hari sudah mulai gelap. Suara malam dan alam menyatu menjadi satu.
“wahhh, gelap banget!” ucap gigi.
“iya,” tambah raffi lagi.
“wow,,,bintangnya indah banget!” ucap gigi yang memandang kearah langit.
“iya,,indah banget!” mereka berhenti sambil memandang kearah langit. Raffi menurunkan pandangannya dan melihat wajah gigi.
“tapi tidak ada yang mengalahkan keindahanmu!” gumam raffi.
“heyyyy,,kalian. Cepetan. Jangan sampai kita terpisah” teriak irwan.
“iya. Hayu” ucap gigi menarik tangan raffi. jalan yang mereka lalui, adalah jalan yang menurun. Saat raffi menuruni penurunan ia mengulurkan tangannya kepada gigi. dengan senyuman gigi menyambut tangan raffi dan tersenyum bersama.
“pegang tanganku. Emm,,,jalanannya,,menurunnn,jadi,,” belum juga raffi menyelesaikan kata2nya, gigi langsung menggenggam tangan raffi dan tersenyum lebar. Mereka pun berjalan sambil berpegangan.
“lihat itu...kunang2” ucap raffi menujukkan kunang2 kepada gigi.
“wow,,indah sekali. Hei lihat, ada kunang2” teriak gigi pada teman2nya yang lain. Kunang2 semakin banyak.
“wow,,keren banget” gumam yang lain.
“fi, jauhin apinya. Biar kunang2nya gak pergi!” ucap gigi. raffi pun menjahi gigi. tba2 kunang2 mendekati gigi, hingga gigi terlihat begitu terang. Raffi memandang gigi yang tersenyum bahagia.
“subhanallah, indah sekali ciptaanmu ya Allah” gumam raffi yang terus memandang gigi. tiiba2 raffi memadamkan obornya dan mendekati gigi.
“kenapa obornya dimatiin!” tanya gigi yang kaget melihat raffi mematikan obornya.
“kalau aku tidak mematikan obornya, kunang2 ini tidak akan mendekatiku!” ucap raffi lagi sambil memandang gigi. mereka saling beradu pandang, dengan kunang2 disekitar mereka. irwan, zaskia, deni, caca, billy dan shahnas, tersenyum bahagia melihat raffi dan gigi.
“tapi kenapa obornya dimatikan, entar kita jalan gimana?” ucap deni.
“sudahlah, bentar lagi nyampe kok! Kita duluan yah fi. Tinggal beberapa meter lagi udah sampai villa” teriak irwan. raffi dan gigi masih saling memandang, dan teman2 mereka pun berjalan menjauhi mereka.
“mereka gak punya obor!” ucap irwan lagi.
“kan ada hp sayang. Biarin mereka berdua dulu!” ucap zaskia yang memluk lengan suaminya.
Raffi dan gigi masih saling memandang.
“em,,boleh aku bertanya?” tanya raffi.
“emm,,tanyalah!”
“siapa pria yang pernah mempesonamu?” tanya raffi.
“em,,,awalnya tidak ada. Semua laki2 tidak ada yang mampu menggerakkan hatiku. Sampai aku bertemu seorang pria, yang sangat, kekanak-kanakan. Segala hal tentangnya, hampir kubenci. Tapi, dialah pria yang mampu mempesonaku.” Jelas gigi dengan senyuman.
“oh yah,,,” ucap raffi dengan raut wajah kecewa.
“ehh,,” raffi membuka jaketnya dan memakaikannya kepada gigi.
“em,,sedikit dingin. Ayo kita jalan lagi!” ucap raffi.
“kamu tidak bertanya? Siapa pria itu?” ucap gigi lagi.
“emm,,,aku tidak mau tau. Siapapun dia. Yang terpenting sekarang, aku adalah laki2 yang ada dihadapanmu. Dan,,,,,aku akan berusaha, mempesonamu,,,berrrrrrrkali-kali” ucap raffi dengan senyuman dibibirnya.
“apa aku mampu mempesonamu?” tanya gigi lagi. raffi tidak menjawab, ia hanya mengmbangkan senyumannya.
“kamu,,,selalu mempesonaku. Jantungku, selalu berdebar karenamu” jelas raffi dengan senyuman manisnya. Gigi pun ikut tersenyum.
“kemarilah!” panggil gigi. raffi berjalan menghampiri gigi sampai berada didepan gigi. gigi langsung memeluk raffi, ia mengarahkan telinganya didada kiri raffi. ia mendengarkan debaran jantung raffi yang mulai tidak karuan. Raffi hanya menelan ludahnya dan berusaha mengatur nafasnya. Gigi bangun dan menatap raffi sambil tersenyum. Raffi pun ikut tersenyum malu.
“kemarikan tanganmu!” ucap gigi. dengan penuh tanya, raffi memberikan tangannya. Gigi langung meletakkan tangan raffi didada kirinya. Raffi yang kaget hendak menarik tangannya. Gigi menahannya, membiarkan raffi merasakan debarannya. Raffi memandang gigi, gigi hanya melemparkan senyumnya.
“apa kamu merasakannya?” tanya gigi, raffi mengangguk sambil tersenyum.
“kamulah pria yang mampu mempesonaku!” ucap gigi. raffi melebarkan senyumnya.
“aku mencintaimu gi. Sangat mencintaimu” ucap raffi yang langsung memeluk gigi dengan erat. Gigi pun membalas pelukan raffi. dengan dikelilingi oleh kunang2, mereka saling meluapkan rindu satu sama lain. Raffi melepaskan pelukannya dan mencium kening gigi dengan penuh sayang. Ia lalu melpaskan ciumannya. Ia mulai menurunkan wajahnya, mengangkat dagu gigi, ia menatap mata gigi, memita persetujuan darinya. Gigi hanya melemparkan senyumnya, seakan mendapat izin, raffi langsung mengecup bibir gigi dengan lembut. Gigi hanya memejamkan matanya, merasakan sentuhan yang dibuat oleh rafi. Bebrapa kecupan sayang diberikan raffi kepada gigi. ia melumat bibir gigi dengan lembut, gigi pun membalas ciuman raffi dengan lembut. Beberapa menit ciuman itu berlangsung, sampai raffi mulai melepaskan ciumannya. Mereka saling beradu pandang dan saling melemparkan senyuman. Raffi kembali memeluk gigi dengan sayang.
“ayo kita kembali ke villa.” Ucap gigi yang melepaskan pelukan raffi.
“ayo!” ucap raffi yang menarik tangan gigi.
***
“ih, a raffi sama mba gigi lama banget sih. Ngapain sih mereka dihutan!” oceh shahnas yang mulai khawatir.
“bentar lagi nyampe kok nas! Sabar aja!” ucap billy. Selang beberapa menit, nampak raffi dan gigi keluar dari hutan sambil berpegangan tangan. Raffi masih menyalakan lampu hp nya.
“cie,,,cie,,yang udah bahagia!” goda deni.
“a raffi, kita harus segera pulang!” ucap shahnas yang mendekati kakaknya. Gigi pun nampak khawatir melihat shahnas menangis.
“aa,,,papa masuk rumah sakit. A robi menjual saham papa a.” oceh shahnas.
“apaa,,kamu tau darimana?” tanya raffi yang mulai khawatir.
“ada pak roni di depan. Ayo a kita pulang!” ucap shahnas lagi.
“robiiiii” geram raffi dengan marah.


Udah dulu yah.....hmmm,,,rencana aku mau namatin cerbung nih....beberapa part lagi,,,hehehe...maap yah lama. HP gue, habis rusak soalnya. Habis berenang di air sabun. Jadi cuman ada suaranya doang. Keep smile and happy reading.