I am
sorry,,,i’m realy realy sory...baru bisa ngepost sekarang...yah udah deh ost
part ini punya Astrid-Kosong, Anda-Tentang Seseorang, dan Ada Band – Stengah
Hati.
“Dalam
Diam Kau Curi Hati Ku”
Part
10
“kak naura, aku mungkin hanya sebatas anak kecil bagi kak naura. Tapi
mulai saat ini aku ingin dianggap sebagai lelaki dewasa untuk kak naura. Aku
ingin memanggilmu naura,,,,tidak pakai kakak lagi.” Ucap raffi dengan pandangan
memohon kepada naura.
“naura,,,aku mencintaimu?” ucap raffi dan naura pun nampak sangat
kaget dengan pengakuan raffi. Dan dibalik pohon ternyata gigi menyaksikan semua
kejadian itu. Naura hanya dapat mematung untuk beberapa saat mendengar
pengakuan dari raffi.
“raffi,,,u jangan bercanda...apa2an sih kamu bisa ngomong kaya
gitu...ingat fi, besok kamu mau nikah” ucap naura melepaskan genggaman tangan
raffi.
“pernikahan ini hanya sebuah perjodohan, katakan padaku kalau kamu
juga menginginkanku, maka akan kutinggalkan semuanya” ucap raffi kembali dengan
wajah memohonnya. Dibalik pohon gigi masih memperhatikan kejadian didepannya,
sambil merangkulkan kedua tangannya di dada. Sesekali gigi menarik nafasnya.
“jangan gila raffi. Maksud kamu apa? Mau meninggalkan semua apa yang
telah kamu miliki untukku? Jangan gila raffi. Kamu juga tau kan, aku hanya
menganggapmu sebagai adikku, tidak lebih” ucap naura sambil menarik wajah raffi
untuk menatapnya.
“iya, aku memang gila” ucap raffi meninggikan suaranya.
“dengerin, raffi. Kamu akan tetap menjadi adikku dan sahabatku,
yah...mengerti,,,jangan berlebihan. Aku pulang sekarang. Pulanglah, besok hari
penikahanmu.” Ucap naura lalu berlalu pergi meninggalkan raffi. Raffi masih
pada posisinya yang tersungkur dhadapan bangku didepannya. Ia pun tidak sanggup
mengangkat kepalanya setelah mendapat penolakan pertamannya dari seorang wanita
yang begitu disayanginya selama ini.
“huft,,,sial banget” gumam gigi, lalu berjalan mendekati raffi.
“mau sampai kapan loe kayak gitu.,,hey,,” ucap gigi yang sudah duduk
dibangku depan raffi.
“aku memang berlebihan, terlalu berlebihan. Aku terlalu berlebihan
menginginkanmu, tapi kamu tidak pernah menginginkanku” ucap raffi. Gigi pun
melihat raffi dengan tatapan ibanya.
“jadi? Mau loe apa sekarang? Baru tau gue, ternyata loe melankolis
juga.” ucap gigi yang mampu mengubah posisi wajah raffi sedari tadi menunduk
dan sekarang mengangkat kepalanya dan menatap tajam ke arah gigi. Tidak ada
bantahan dari seorang raffi. Ia hanya menarik nafasnya dengan dalam lalu
beranjak pergi meninggalkan gigi.
“ah,,sial,,,,” gumam gigi lalu mengikuti belakang raffi. Hanya keheningan
yang terjadi diatas motor. Raffi mengantar gigi sampai kedepan rumah gigi lalu
pergi tanpa satu patah katapun. Gigi memasuki rumahnya. diruang tamu ayahnya
menunggunya dengan wajah yang sangat marah. Ternyata seisi rumah sudah sangat
khawatir dengan kepergian gigi yang tanpa pamit.
“darimana kamu gigi” ucap pak gideon dengan nada suara yang begitu
tinggi.
“raffi pa, tadi minta ketemu. Kangen katanya” ucap gigi bohong. Ia
tahu hal tersebut dapat menyelamatkannya. Wajah pak gideon pun mulai berubah,
begitupun dengan mama rieta dan caca.
“betul begitu?” selidik pak gideon lagi.
“iya, seharian ini aku sama raffi pa. coba tanya orang depan, tadi
siapa yang ngantarin gigi. Udah yah papa gigi mau istrahat, kan besok
pernikahan gigi” ucap gigi dengan mengeluarkan senyuman palsunya.
Pak gideon terlihat kaget dengan perubahan sikap gigi.
“itu anak kenapa ma?” tanya pak gideon kepada mama rieta.
“udah, yang penting kan dia baik2 saja. Sekarang ayo kita istrahat.
Gigi memasuki kamarnya dengan wajah lesunya. Diletakkannya tas dan
sweeternya diatas ranjang dan ia duduk dihadapan cermin di meja riasnya.
“hmmm,,besok kamu akan menjadi istri orang nagita. Aku sangat
penasaran apa yang akan terjadi padamu, dapatkah kamu melewati semuanya?” ucap
gigi pada pantulannya di cermin.
Raffi duduk dilantai bersandar di bibir ranjangnya. Ia mengingat
kembali masa-masanya bersama naura sampai pada penolakannya.
“semuanya sudah berakhir, ckup sudah, semuanya sudah berakhir” ucap
raffi dalam kesedihannya..
***
Waktu pernikahanpun tiba. Sejak pukul 4 subuh, dua keluarga yang punya
hajatan sudah begitu sibuk. Akad nikah yang diadakan disebuah hotel berbintang
di kawasan jakarta pusatpun mulai sibuk mempersiapkan pernikahan Raffi dan
nagita. Dikamara hotel yang disewa oleh keluarga nagita, nampak begitu ramai.
Gigi sedang didandani. Begitu pula dengan caca dan mama rieta. Disalah satu
kamar ditempat berbeda keluarga raffi juga nampak sangat sibuk. Semuanya telah
siap. Akad nikah dijadwalkan pukul 10.00 pagi. Para tamu undangan sudah berdatangan
memenuhi tempat ijab qabul dilaksanakan.
“yo..yo..yo....tampan banget sahabat kita ini. Akhirnya, loe nikah
juga sama nagita. Ahahaha,,,gak nyangka gue bro” ledek bily kepada raffi yang
terlihat begitu murung.
“inikan pernikahan loe, muka loe tu,, lurusin dikit napa” ucap deny
menggoda raffi.
“udah hafal ijab qabulnya” ucap irwan, raffi terlihat kaget.
“astaga, iya, ijab qabulnya yah. Aduh, dimana gue taruh kertasnya
kemarin” ucap raffi kaget mengingat bahwa dia akan mengucapkan ijab qabul. Raffi
mencari-cari kertas bertuliskan ijab qabul yang harus dibacanya.
“emang loe taruh dimana...itukan yang paling penting raffi” ucap deny
lagi.
“gak tau gue lupa. Papa gue uda kasih dari satu minggu yang lalu, tapi
gue lupa naruhnya dimana” ucap raffi dalam kekhawatirannya.
“ya Allah, raffi,,raffi,, tenang dulu, tenang dulu,,tarik nafas,,,”
ucap irwan menenangkan raffi.
“hmmm,,,gimana yah, ijab qabulnya tinggal 30 menit lagi” irwan sedang
memikirkan cara untuk membantu raffi namun tiba-tiba pak munawar datang.
“raffi gimana, kenapa ini kertas ijab qabulnya kamu taruh sembarangan?
Walaupun sudah hafal ini dibawa aja? Sekarang siap-siap yah, kita mau turun ke
bawah” ucap pak munawar mengingatkan sambil memberikan secarik kertas yang
bertuliskan ijab qabul kepada raffi.
“iya pa” ucap raffi dengan wajah sumbringahnya.
“yah udah, loe baca2 lagi, biar gak salah. Kita tunggu dibawah yah”
ucap irwan, deny dan bilyy sambil berlalu meninggalkan raffi.
Ijab qabulpun akan segera dimulai. Raffi nampak sangat grogi duduk di
depan para saksi dan penghulu serta para tamu undangan. Raffi menghentikan
pandangannya saat melihat naura datang yang memberikan senyum serta jempol
dukungan untuknya. Tidak ada respon balasan dari raffi. Ia mengalihkan
pandangannya sambil sesekali membaca kertas yang ada ditangannya.
Ijab qabulpun dimulai.
“saudara raffi ahmad binty munawar ahmad, saya nikahkan dan saya
kawinkan engkau dengan putri saya nagita slavina binty gideon luis joan tengker
dengan mas kawinnya uang Rp. 17.222.014,dibayar tunnnai” ucap pak penghulu.
“saya terima nikah dan kawinnya nagita slavina binty gideon luis joan
tengker dengan mas kawin tersebut tunai,,” ucap raffi diikuti dengan ucapan sah
dan tepuk tangan dari tamu undangan.
***
Ijab qabul selesai. Raffi dan nagita masuk kekamar hotel yang sudah
dipersiapkan untuk mereka. Raffi langsung merebahkan dirinya diatas kasur yang
telah dipenuhi dengan bunga mawar diatasnya. Berbeda dengan gigi, ia mulai
membuka hiasan rambutnya, dan membersihkan riasan diwajahnya. Setelah itu dia kekamar
mandi untuk membersihkan dirinya. Saat keluar dari kamar mandi ia melihat raffi
masih dengan posisi yang sama saat pertama kali mereka memasuki kamar.
“eh,,,bangun,,,sana mandi.” Ucap gigi yang menggoyang-goyangkan tubuh
raffi. Nampak gigi memakai jas mandi berwarna putih dan handuk dikepalanya.
“cepet bangun mandi, gue gak
mau sekamar sama orang yang gak mandi. Cepet atau gue siram nih” ancam gigi.
“apaan sih, bawel banget.” Ucap raffi yang mulai bangun dan beranjak
kekamar mandi.
“hadeuh,,,ya Allah, sampai kapan aku harus berurusan dengan laki-laki
itu” gumam gigi sambil melihat kearah raffi. Gigi sedang mengeringkan rambutnya
didepan cermin, dan pada saat itu raffi baru saja keluar dari kamar mandi
dengan memakai celana pendek dan kaos putih sambil mengeringkan rambutnya
dengan handuk. Gigi sama sekali tidak merespon keberadaan raffi. Raffi langsung
merebahkan dirinya kembali dengan rambut yang masih basah dan handuk yang
diletakkannya diatas kasur. Gigi yang melihat kejadian itu menjadi sangat geram
dengan kelakuan raffi.
“eh..eh..itu handuk disimpannya bukan diatas kasur. Terus keringin
dulu itu rambut loe baru tidur. Lagian siapa yang ngizinin loe tidur dikasur.
Sana loe tidur disofa.” Ucap gigi, sambil menendang2 tempat tidur untuk
membangunkan raffi.
“gak sopan banget sih loe. Pakai kaki lagi. Kualat loe entar” ucap
raffi tanpa bangun dari tidurnya.
“cepett,,,denger gak” ucap gigi lagi.
“gak denger..” jawab raffi dengan cueknya.
“ingat kan pasal2 dalam perjanjian kita...cepet loe bangun”ancam gigi
lagi.
“hadeuh,,,bawel banget sih loe,,iya,,iya,,gue ingat,,ehehh” uca raffi
lalu mengambil bantal, guling serta selimut lalu berjalan menuju sofa.
“handuk loe jangan lupa” ucap gigi lagi dengan dinginnya.
“iya,,baaawell” ucap raffi yang langsung mengambil handuknya. Gigi
kembali mengeringkan rambutnya dan memakai beberapa cream diwajahnya. Raffi
nampak berbaring disofa dan memperhatikan gigi yang sedang duduk didepan meja
riasnya.
“eh,,,ehem,,,waktu semalam,,loe kok tiba2 muncul di pinggir danau.
Bukannya gue suruh tunggu dimotor” selidik raffi yang baru sadar akan kejadian
semalam.
“papa nelfon terus, jadi aku nyariin loe” jawab gigi yang masih
mengoleskan cream diwajahnya.
“loe gak denger apa2 kan?” tanya raffi lagi.
“bukan denger lagi, lihat dan dengar.” Ucap gigi masih dengan posisi
yang sama.
“jadi...loe lihat semuanya? astaga” ucap raffi kaget.
“yaps, mau diapain lagi. Udah nasib buruk kayaknya” ucap gigi dengan
entengnya.
“nasib buruk apaan, gue nasib buruk loe?” tanya raffi yang mulai
berdiri dibelakang gigi.
“iya,,,elo,,siapa lagi. Dimalam hari pernikahan gue,,yang seharusnya
menjadi hari yang paling membahagiakan buat gue, eh,,malah gue lihat calon
suami gue ngungkapin perasaannya ke cewe lain. Kurang sial apa lagi gue?” ucap
gigi dengan sindirannya.
“astaga, emang loe aja yang dapat nasib sial, gue juga kali. Dimalam
hari pernikahan gue, gue ditolah sama cewe yang gue sayang, untuk pertama
kalinya,,besoknya gue nikah sama cewe hunter kayak loe, ngenes banget” ucap
raffi sambil melipat kedua tangannya didada.
“loe baru nembak cewe? Ahahah,,terus ditolak,,,ahahaha” tawwa gigi
mengetahui raffi baru pertama kali menembak cewe.
“yah,,yah,,,bahagia loe yah,,,itu menandakan kalau gue cowo setia.
Daripada elo, punya mantan 8 orang, emang loe mulai pacaran dari umur berapa?
Hah,,,pernah pacaran sama guru privatnya lagi,,haha,,memalukan!” ucap raffi
dengan memberikan senyuman menyindirnya.
“tau darimana loe? Loe nyari tau tentang gue yah?” ucap gigi penuh
tanya.
“ada deh” ledek raffi sambil mengeluarkan lidahnya.
“daripada elo,,cowo melankolis. Diluar sok cool nya minta ampun,
ternyata, hatinya selembut bunga”. Balas gigi menyindir raffi.
“maksud loe?”
“yah,,,elo,,,jdi cowo itu jangan lembek kayak cewe. Baru ditolak
sekali, kayak dunia mau kiamat aja” sindir gigi lagi.
“jd, elo mau bilang kalau gue kayak cewe” ucap raffi lagi dengan wajah
marahnya.
“itu loe tau, gak usah gue jelasin lagi kan” ucap gigi yang mulai
berdiri dan mengambil pakain yang sudah disiapkan dilemari hotel.
“huft” raffi berusaha menarik nafasnya dan mengatur emosinya, lalu
dengan senyuman nakalnya ia berjalan menghampiri gigi yang sedang memilih baju.
“elo mau lihat kelakian gue gak” ucap raffi dengan memberikan senyuman
menggoda kepada gigi.
“apa2an loe” ucap gigi dengan wajah khawatirnya melihat kelakuan
raffi.
“iya,,,kita lupakan masalah surat perjanjian, kita kan suami istri,
biar loe gak nganggap gue cowo ke cwe2an, gue mau buktiin kalau gue itu cowo
sejati.” Ucap raffi yang mulai membuka kaosnya dan memperlihatkan dadanya yang
bidang sambil berjalan pelan mendekati gigi. Gigi berjalan mundur menghindari
raffi sambil memegang baju yang baru dipilihnya dan diletakkan didadanya dengan
wajah takutnya.
“jangan mendekat, awas loe kalau mendekat” gigi memberi jarak dengan
tangannya, namun raffi tetap maju, hingga tangan gigi menyentuh dada raffi.
“kenapa sayang, ini kan malam pertama kita, kita udah sah, jadi gak
ada masalah lagi kan. Ayo kesini!” ucap raffi sambil membuka kancing celananya,
hingga gigi jatuh dikasur ranjang pengantin mereka. Raffi pun mulai mendekatkan
wajahnya ke wajah gigi dan “awwwwww” teriak raffi saat gigi membeturkan
kepalanya dengan kepala raffi. “ah,,,aaaaaaa,,,aah,,ah” teriak raffi saat gigi
mulai menjabak rambut raffi.
“elo yah,,bener,bener, mau cari masalah” ucap gigi dengan marahnya
sambil menarik rambut raffi. posisi gigi pun sudah diatas raffi, tidak ada
perlawanan dari raffi.
“ah,,ah gi,,sakit gi” teriak raffi saat gigi menarik bulu yang ada
didadanya.
“gue cuman becanda,,,aa,,,gue cuman mau nakut2tin elo” ucap raffi
ditengah aktifitas perkelahiannya dengan gigi. Raffi pun tidak tahan lagi,
dengan kekuatannya, ia menarik gigi hingga terjatuh disampingnya, gigi masih
dengan emosinya, ditarik lagi rambut raffi dan tiba2 terdengar bunyi ketokkan pintu.
Mereka sejenak menghentikan aktifitas mereka. Raffi seakan mendapatkan penolong
ditengah gempuran istrinya.
“ada tamu” ucap raffi dengan senyum sumbringah, dan langsung melompat
menuju pintu untuk membukanya. Gigi pun berteriak untuk mengingatkan raffi.
“raffi, pakai baj...” ucapan gigi berhenti saat raffi sudah membuka
pintu kamar mereka.
“astaga, pakai baju dulu kali raffi” ucap gigi yang nampak malu
melihat kondisi dirinya, raffi dan kamar mereka saat ini. Ditambah lagi, tamu
yang tidak diundang malam itu adalh adik2 kepo mereka shahnas dan caca. Raffi
membuka pintu dengan nafas terengah-engah, rambut acak-acakan, dengan celana
yang kancing telah terbuka. Shahnas dan caca yang melihat kondisi raffi pun
begitu kaget dan mulai tertawa.
“aa habis ngapain..ayo” ucap shahnas mengganggu kakaknya.\
“apaan sih” ucap raffi yang masih belum menyadari kondisinya. Caca dan
shahnas langsung nyelonong masuk tanpa menunggu izin dari yang empunya kamar.
“eh,,eh,,loe pada nyelonong aja. Siapa yang kasih izin” teriak raffi
pada adik2nya itu.
“yah ampun nih kamar...berantakan amat. Mba gigi habis diapain,
berantakan banget” goda caca kepada kakaknya. Gigi pun mulai mengatur rambutnya
dan tidak menjawab pertanyaan caca.
“aa raffi juga, berantakan gitu. Kita ganggu yah,,,ahahah,,sengaja”
ucap shahnas menggoda raffi.
“apaan sih loe...sana pergi,,,gak ada urusan kan kalian.” Ucap raffi
kepada shahnas.
“adalah, kita disuruh ngasih ini ke aa, dari papa sama papanya mba
gigi. Dimimun, dihabisin katanya.”ucap shahnas menjelaskan. Raffi mengambil
botol berisi minuman yang ia tidak tahu apa isinya.
“mana kita tau, kita cuman kurir aja. Tapi sebelumnya, keep smile”
ucap caca lalu mengluarkan kamera dan mengambil beberapa foto raffi dan gigi
dan keadaan kamar mereka.
“cacaaaaaaaa,,,nanasssssssss” teriak raffi kepada nanas dan caca.
“kabur nas,,ayo,,,” shahnas dan caca berlari keluar.
“selamat bersenang2 mbaku sayang dan aaku sayang, cepet kasih kita
ponakan yah” ucap shahnas dan caca berbarengan lalu menutup pintu kamar raffi
dan gigi.
“itu anak2 bener,,ini minumn apa lagi” ucap raffi lalu memperhatikan
minuman yang diberikan oleh shahnas.
“elo juga keluar dalam keadaan begitu. Hadeuh” ucap gigi, raffi pun
melihat keadaan dirinya dicermin, dan benar saja.
“pantas anak2 itu ngeliatinnya gitu banget.” Gumam raffi pelan.
“seharusnya tadi itu loe pakai baju dulu, biar mereka gak mikir yang
aneh2..elo sih,,” ucap gigi kepada raffi lalu melemparkan baju raffi. “ini
salah elo, siapa suruh elo bilang gue cowo ke cewe2an” ucap raffi lagi sambil memakai
bajunya.
“ah males gue berantem ama loe, gue mau tidur” ucap gigi yang berjalan
ke kamar mandi untuk mengganti bajunya dan raffi mulai merebahkan dirinya
disofa serta meletakkan minuman yang diberikan shahnas tadi dimeja dekat dengan
sofa.
“dasar, cewe aneh. Hah, cape banget, mending gue tidur” gumam raffi
lalu mematikan lampu dan berusaha memejamkan matanya.
Ditempat lain papa gideon, papa munawar, mama rieta dan mama amy
sedang menunggu sahahnas dan caca dengan semangat. Terlihat caca dan nanas mendekati
orang tua mereka.
“gimana, gimana..” tanya mama amy kepada caca dan shahnas.
“aa sudah menerima paketan dari papa dan mama ini buktinya” jawab caca
sambil memperlihatkan foto raffi dan gigi serta kamar mereka yang nampak
berantakan.
“astaga anak2 ini” ucap mama rieta yang kaget melihat foto2 yang
diperlihatkan caca.
“yah ampu raffi...ahaha” ucap mama amy yang langsung tertawa geli
melihat gambar anaknya difoto tersebut. Papa muanawar dan papa gideon hanya
tertawa melihat foto2 itu.
“ini mah, dia gak perlu ramuan kita pak gideon. Sepertinya akan tetap
berhasil tanpa ramuan itu” ucap paka munawar kepada pak gideon.
“aahahaha,,iya pak munawar. Hebat raffi bisa menaklukan gigi anak
saya,..ahahaha” ucap pak gideon sambil tertawa. Caca dan shahnas masih tidak
mengerti dengan perkataan papa mereka.
Kembali dikamar raffi dan nagita. Ditengah malam raffi terbangun
karena merasa sangat haus. Namun ia begitu malas bangun untuk mengambil air
munim dimeja dekat meja rias. Ia melihat botol berisi minuman yang diberikan
oleh shahnas tadi, tanpa ada rasa curiga raffi langsung meminum minuman
tersebut.
“hm,,enak juga” gumam raffi yang langsung menghabiskan minuman
tersebut dalam satu tegukan. Tidak lama kemudian raffi merasa gerah, ia melihat
kearah gigi yang sedang tertidur pullas karena capenya. Raffi membuka bajunya
dan naik keranjang gigi, ia menatap gigi dengan nafsu yang sudah diubun2 akibat
minuman yang diberikan oleh shahnas tadi. Namun sepertinya raffi masih teringat
akan naura, ia pun mulai menyadarkan dirinya. Berusaha untuk memejamkan matanya
namun percuma saja ia masih tidak bisa tidur. Ia bangun dan melakukan skotjam,
push up dan sit up ditengah malam sampai ia merasa lelah sampai akhirnya ia
tertidur dilantai. Begitulah malam pertama mereka terjadi.
***
Resepsi di jakarta dan di bali telah terlaksana dengan baik. Semua
keluarga telah kembali kejakarta, begitu pula dengan raffi dan nagita. Acara
honeymoon, mungkin saja. Ahahahaha. Semua keluarga sedang berkumpul ditaman
belakang rumah keluarga gigi, begitu pula dengan penganten baru yang wajahnya
biasa2 saja.
“ini kunci rumah kalian” ucap pak munawar yang menyerahkan beberapa
kunci kepada raffi dan nagita.
“jumlah kunci kalian sama, papa sama mama sudah menyiapkan rumah buat
kalian tinggali bersama keluarga kecil kalian.” Ucap pak gideon menambahkan.
Raffi dan gigi hanya menatap kunci2 itu tanpa keluar satu patah katapun.
“iya, kalian yang rukun yah, saling menyayangi dan mencintai satu sama
lain” ucap mama amy.
“jangan lupa mengkomunikasikan segala sesuatu yang terjadi dalam
keluarga kalian. Dan masalah kalian jangan sampai keluar dari pintu rumah
kalian. Mengerti?” tambah mama rieta. Raffi dan gigi pun menganggukkan
kepalanya. Entah mereka mengerti atau tidak.
“ok, malam ini kalian tidur dikamar gigi dulu. Besok baru kita
antarkalian ke rumah baru kalian. Kalau bulan madu gimana ma?” ucap pak gideon.
“bulan madu nanti kami siapkan, kalian tenang2 sja dulu, ok. Sekarang
gi, masuk tidur.” Ucap mama rieta. Raffi dan nagita pun pamit untuk tidur. Gigi
hanya diam disepanjang jalan menuju kamarnya.
“wow,,,ini kamar elo,,kenapa gak sekalian aja, loe warnain kulit loe
jadi pink, biar nampak serasi sama kamar loe gitu” ucap raffi yang melihat
kamar gigi berwarna pink. Dari ranjang, walpaper dining, lemari, meja hias, semua
berwarna pink.
“loe tidur disini.” Ucap gigi yang membentangkan kasur lipat, dan
meletakkan bantal dan guling dilantai samping ranjangnya.
“tau gak, dalam satu minggu gue jadi suami loe, gue berasa gembel.
Tidurnya kalau bukan dilantai, disofa.” Gerutu raffi. “masih mending, ada
gembel yang tidur dikolong jembatan. Bersukurlah nak” ucap nagita dengan
santainya. “gue mau kekamar mandi dulu. Awas jangan sentuh2 barang gue” ancam
gigi kepada raffi. namun bukan raffi namanya jika ia mengindahkan ancaman gigi.
Dibukanya lemari disamping meja hias gigi, yang dipenuhi oleh koleksi boneka
berbie milik gigi. Ada bebera baju taekwondo beserata sabuknya yang dipajang
gigi di lemari itu. “astaga, boneka berbie, apaan ini” raffi mengambil salah
satu boneka dan menggoyangkan boneka tersebut dan tanpa ia sengaja kepala
boneka itu copot.
“mampus gue,,ini gimana nih,,,aduh, kalau si cewe hunter tau, bahaya
nih” gumam raffi yang berusaha menyatukan kepala boneka itu dengan badannya.
Terdengar gigi hendak keluar dari kamar mandi. Rafi dengan wajah khawatirnya,
langsung memasukkan boneka berbie tersebut kedalam aquarium disebelah kanan
lemari gigi, dan memasang wajah tanpa dosa saat gigi keluar dari kamar mandi.
“ngapain loe disitu.” Tanya gigi yang melihat raffi berdiri didpan
lemarinya.
“gak kok,,cuman lihat2 koleksi boneka loe,,banyak,,,heheh” ucap raffi
sambil menyembunyikan kesalahannya. “yah udah gue udah mau tidur duluan
yah,,,selamat malam gi” tambah raffi lagi yang langsung membaringkan dirinya
dan menarik selimutnya hingga ke lehernya. Gigi nampak aneh melihat tingkah
raffi. sesekali raffi memperhatikan gigi dan berpura2 tidur lagi saat gigi
berbalik melihatnya.
Gigi membersihkan wajahnya setelah itu ia berjalan, laci dekat raffi
berbaring untuk mengambil makanan ikannya. Raffi yang melihat itu pun menjadi
sangat khawatir, takut gigi memberi makan ikan dan melihat boneka berbie yang
baru saja ia buang ke dalam akuarium itu. Saat gigi hendak memberi makan pada
ikannya raffi langsung bangun dan mendekati gigi.
“gi,,,nanti gue yang ngasih makan ikan loe” ucap raffi yang langsung
menarik makanan ikan dari tangan gigi. Gigi yang melihat tingkah raffi yang
nampak aneh pun jadi curiga.
“loe kenapa sih raffi, aneh banget. Sini, nanti gue aja. Ikan gue gak
suka sama sembarangan orang.” Ucap gigiyang menarik makanan ikan dari tangan
raffi.
“gak papa gue mau bantuin loe” ucap raffi lagi sambil menarik makanan
ikan dari tangan gigi.
“loe aneh banget sih, mingggir” gigi pun mendorong raffi untuk
memperhatikan aquariumnya.
“ikannya masih hidup, gue pikir dia bunuh ikan gue” gumam gigi dalam
hatinya. Raffi langsung menyimpan makanan ikan tersebut dan berlari tidur
dibawah selimutnya, sebelum gigi sadar akan apa yang terjadi. Gigi masih
memperhatikan akuariumnya, dan betapa kagetnya dia saat melihat bonekanya
diaquarium tersebut sudah terpisah antara badan dan kepalanya.
“rafffiiiiiiiiiiiiiiiiiiii” teriak gigi, raffi semakin menutup
kepalanya.
“bangun gak,,bangunnnnn...” ucap gigi geram, sambil menggoyang2kan
badan raffi.
“loe apain boneka gue” tanya gigi lagi. raffi hanya diam.
“ambil gak,,,ambil sekarang,,,,elo yah,,tega banget loe,,masa boneka
gue elo mutilasi,,,tega banget loe” ucap gigi yang mulai menangis. Raffi pun
tidak tega melihat gigi menangis..
“gue gak sengaja,,ia gue ambilin..” ucap raffi yang langsung menuju ke
akuarium dan mencari cara untuk mengambil boneka tersebut. “aduh gimana
ngambilnya lagi” gumam raffi.
“pakai tangan aja ah,” saat raffi memasukkan tangannya dan berhasil
mengambil boneka tersebut. Gigi pun masih menangis melihat boneka yang baru
saja diberikan raffi. gigi duduk dikasur lipat miliki raffi, raffi nampak
bersalah dengan kelakuannya.
“sekarang gimana?” tanya gigi kepada raffi.
“kita kuburin aja” ucap raffi lagi.
“apa? Elo gak tau pengorbanan gue buat dapetin evelin. Gue belinya
saat diparis, dan ini satu2nya. Sekarang gimana?” ucap gigi lagi yang sedang
menyidang raffi atas perbuatannya.
“yah sudah, saya akan membiayai biaya operasinya” ucap raffi lagi.
“ok,,kalau begitu, perbaiki. Pokoknya boneka ini harus kembali dalam
keadaan sehat. Mengerti” ucap gigi lagi dan beranjak berdiri naik keranjangnya.
“apa spesialnya sih ini boneka. Bikin pusing saja” gumam raffi pelan.
Raffi pun berdiri hendak mencari sesuatu agar ia dapat membungkus boneka
tersebut. Ia membuka meja rias gigi dengan pelan, ia mulai melihat dan mencari2
sesuatu, hingga pandangannya tertuju pada foto dua anak wanita. Baru saja raffi
akan mengambil foto itu.
“ngapain loe buka2 meja hias gue?” ucap gigi yang mengagetkan raffi.
“lagi cari tempat buat boneka kesayangan loe itu” ucap raffi lagi.
gigi pun bangun dan mengeluarkan box tempat boneka. Ia memasukkan boneka yang
habis dirusak raffi tersebut ke dalam box.
“ini,,cepet loe perbaiki, dan cepet tidur. Jangan sentuh apa2 lagi”
ucap gigi.
“iya, bawell” raffi pun meletakkan boneka tersebut disampingnya dan
mulai tertidur.
***
Keesokkan harinya, seperti janji keluarga mereka, raffi dan nagita pun
diantar kerumah baru mereka. Rumah yang begitu luas dengan dua lantai. Dengan
dominasi warna putih dan hitam. Terdiri dari 6 kamar tidur, 3 diatas dan 3
dibawah, satu kolam renang dan taman dibelakang rumah. Satu dapur, ruang TV,
satu ruang tamu, dilantai dua pun terdapat dapur kecil bila malas kelantai
bawah. Tangga pertama terdapat diruang tengah, dan tangga kedua melingkar
terdapat didekat kolam renang. Jadi jika ingin ke kolam renang dapat langsung
turun menggunakan tangga yang berada dluar itu. Ada taman yang cukup luas
dihalaman rumah mereka dan beberapa garasi mobil. Rumah tersebut sudah terisi
penuh pilihan dari mama rieta dan mama amy. Raffi dan gigi tidak perduli dengan
hal tersebut, yang penting mereka bisa tinggal sendiri sampai batas waktu
perjanjian yang mereka telah buat.
“ok,,ini rumah kalian, kami sudah memilhkan forniturenya, kalau kalian
mau ganti bilang saja.” Ucap mama amy. “kalau kalian butuh pembantu bilang sama
mama, nanti mama yang carikan buat kalian” tambah mama amy lagi. secara
bersamaan raffi dan nagita menolak tawaran dari mamanya.
“gak usah ma,,gak usah,,kita gak butuh pembantu” ucap gigi.
“iya ma, kita gak butuh pembantu, ini semua sudah cukup kok” tambah
raffi lagi.
“gigi kan sibuk, siapa yang mau ngurusin rumah?” ucap mama amy lagi
yang diikuti anggukan oleh mama rieta. Raffi dan gigi salaing bertatapan
memberi isyarat satu sama lain.
“gak usah ma,,ini urusan gigi kok. Gigi gak akan lupa kok ngurus suami
gigi. Iya kan sayang” ucap gigi dengan senyuman palsunya. “iya sayang” ucap
raffi dengan senyuman palsunya pula “dasar ular” bisik raffi ketelinga gigi,
gigi langsung mencubit perut raffi “awww” teriak raffi mendapatkan cubitan dari
gigi.
“kenapa fi” tanya mama amy.
“gak kok ma, ini istri raffi nyubit sayang sama raffi..iya kan sayang”
ucap raffi yang mencubit pipi gigi dengan keras, hingga gigi pun berteriak
“aww” lalu satu sama lin mengeluarkan senyuman palsunya.
“aduh,,mama bahagia sekali lihat kalian seperti ini” ucap mama rieta
dan mama amy pun memberikan senyuman manisnya.
“ayo, ma, kita pulang sekarang. Biarkn mereka istrahat. Oh iya, 3 hari
lagi kalian sudah mulai bekerja yah” ucap pak munawar dan pak gideon.
“caca sama shahnas boleh kan main kesini” tanya caca kepada raffi dan
gigi.
“gak boleh” ucap gigi.
“ih mba jhat” omel caca.
“boleh kok cha, jangan dengerin dia, ok” ucap raffi, dan caca pun
lompat dan tos kepada raffi.
“kalau shahnas a?” shahanas ikut bertanya.
“gak boleh kalau loe, tukang bikin kacau” ucap raffi kepada shahnas.
“boleh kok nas, dateng aja sesuaka kamu” ucap gigi dan shahnas langsung berlari dan mencium pipi gigi.
“wek, sama mba gigi boleh..sana aa pergi aja sama chaha” ucap nanas
“ih,,apaan sih loe nas” gumam caca. Pak gideon mengajak raffi untuk
berbicara.
“raffi, saya titip anak saya yah. Sekarang kamu yang bertanggung jawab
sama dia. Tolong jaga dia.” Ucap pak gideon yang diikuti senyuman dan anggukan
dari raffi.
“gi, raffi gak suka makan makanan diluar, dia suka makan dirumah. Dia
masih kekanak2kan, tapi dia anak yang baik, dan saya yakin kamu pasangan yang
baik untuk dia” ucap mama amy kepada gigi. Setelah mengantar keluarga mereka
pulang. Raffi dan gigi masuk kerumah untuk melihat kamar yang bisa mereka
tempati. 3 kamar dilantai atas.
“ini kamar gue dan itu kamar elo” ucap raffi yang menunjuk kamr
keluarga sebagai kamarnya. Tentunya kamar itu lebih besar.
“ok, elo boleh ngambil kamar itu, tapi aku minta kamar yang satunya
sebagai temapat kerja gue, gimana?” ucap gigi lagi. raffi nampak berfikir.
“ok,, gue bisa ngegunain kamar kosong dibawah untuk kantor, biar jauh
dari elo, biar tenang hidup gue” ucap raffi lagi. “terserah loe” ucap gigi dan
berlalu mebereskan barang2nya yang sudah diatur oleh mamanya di kamar keluarga.
Hari itu cukup melelahkan karena mereka harus menata kamar mereka masing2. Gigi
mengambil satu kamar diatas sebagai ruang kerjanya, dan raffi menata satu kamar
dibawah sebagai ruang kerjanya. Malam pun tiba dan rasa laparpun menyerang
mereka.
“gi, laper gue” ucap raffi didepan pintu kamar gigi, gigi tidak
menghiraukan dan masih mengatur meja riasnya. “bentar” ucap gigi.
“cepetan, gue laper gi” rengek raffi.
“hadeuh,,iya,,iya,,ayo trun kebawah” ucap gigi dan raffi nampak begitu
senang. Raffi duduk dengan manis dimeja makan, sedang gigi memanaskan masakan
yang dibawakan oleh mama mereka tadi pagi.
“lama banget sih, cepetan dong” eluh raffi.
“sabar napa, ini juga masih gue panasin” ucap gigi. Setelah mereka
makan, mereka mulai masuk kekamar mereka masing2 dan mulai masuk kealam mimpi.
***
Keesokkan paginya, waktu sudah menunjukkan pukul 08.00. gigi sudah
bangun dari subuh, berbeda dengan raffi yang masih asyik dengan mimpinya. Gigi
tak membangunkan raffi karena menurutnya waktu yang paling tenang adalah saat
raffi tidur. Ia membaca majalah sambil meminum kopi kesukaannya. Raffi turun
dari kamarnya dan mulai berteriak mencari gigi.
“gigi,,,,dimana loe” teriak raffi. gigi yang mendengar teriakkan raffi
hanya diam dan melanjutkan bacaannya. Raffi melihat gigi sedang minum kopi dan
membaca majalah ditepi kolam renang.
“gi,,laper, buatin makanan dong” rengek raffi.
“kita pesen aja yah, atau kita beli didepan” ucap gigi.
“gak mau, aku mau makan makanan dirumah, cepet buatin, gak pake lama.
Kalau gak buatin awas loe” ancam raffi kepada gigi. Gigi pun teringat dengan
perkataan mama amy, yang mengatakan kalau raffi tidak suka makan makanan dari
luar, ia lebih suka makan makanan di rumah,
“hadeuh, masih ada juga manusia primitif kayak dia. Dijaman sekarang
kan orang2 pada makan diluarm, jarang masak, ini dia,,,ya Allah” gumam gigi
lalu beranjak kedapur melihat apa yang bisa ia buatkan untuk raffi. ia melihat2
isi kulkas yang penuh karena baru terisi.
“yah mudah dan cepet, telor goreng, sayurnya,,sop ayam aja deh” ucap
gigi lalu memakai celemeknya dan mulai memasak. Tidak lama raffi sudah selesai
mandi dan turun kebawah melihat hasil masakan gigi.
“ini apaan?” tcanya raffi melihat telur dadar yang dibuat gigi.
“itu, telur dadar goreng, gak bisa lihat apa” ucap gigi yang sedang
memasak supnya.
“itu apa yang loe masak?” tanya raffi lagi sambil mendekati gigi.
“sop ayam” ucap gigi lagi.
“ah,,ok, paling tidak ada ayamnya. Cepet yah gue laper” ucap raffi
yang duduk manis dimeja makan. Gigi mulai menata meja makan dengan masakannya.
Raffi mulai memasukkan sendok pertama telur dadar goreng dan sop ayam buatan
gigi. Nanpak ada perubahan diwajahnya.
“yah,,,ini sop ayam atau air ayam, kok rasanya kayak gini” eluh raffi.
“kayak gimana!” gigi mengambil satu sendok sop ayamnya sedikit
berfikir.
“enak kok, masih bisa dimakan” ucap gigi lagi.
“loe makanlah sendiri.” Ucap raffi yang hanya memakan nasi dan telur
dadar goreng.
“kalau dibuatin makanan itu dimakan. Awas nanti gue gak masakin lagi”
ancam gigi.
“hadeuh,,buatlah makanan yang bisa dimakan oleh manusia, ini makanan
elo gak bisa dimakan sama manusia, masa loe maksa gue buat makan sihh” omel
raffi lagi.
“yah udah, gak usah dimakan” ucap gigi yang langsung membuang semua
sop ayam tersebut diwastafel dan pergi meninggalkan raffi. raffi yang melihat
kelakuan gigi hanya bingung.
“yah,,,wanita ini memang meliki kepribadian yang aneh” ucap raffi lalu
melanjutkan makannya. Tiba2 HP raffi berbunyi.
“iya, halo, gimana wan” ucap raffi saat menerima telpon dari irwan.
“udah beres kok fi, loe bisa ambil sekarang yah” ucap irwan dari
seberang telepon.
“ok, gue kesitu yah” ucap raffi lalu menghabiskan makannya dan naik
untuk berganti baju.
“gue pergi dulu yah” izin raffi namun tidak mendapatkan respon dari
gigi.
“dasar cewe aneh” gumam raffi dan langsung menaiki mobilnya untuk
pergi bertemu dengan irwan.
***
Raffi terlihat turun dan memasuki sebuah apartemen dimana irwan
tinggal.
“eh, elo bro..udah sampai” ucap irwan menyambut kedatangan raffi
diapatemennya.
“iya,,,mana, udah jadi blom” tanya raffi kepada irwan.
“udah dong...ini, lihat udah nyambung secara sempurna kan.” Ucap irwan
yang memberikan boneka gigi yang habis dirusak raffi. boneka itu sudah nampak
bagus kembali.
“thanks yah wan” ucap raffi tersenyum.
“gimana, kehidupan penganten baru loe bareng gigi, asyik gak” tanya
irwan.
“asyik apanya. Kehidupan penganten baru yang dipenuhi dengan
pertengakaran iya. Tdai pagi aja dia bikinin aku sop ayam yang gak bisa
dimakan, eh langsung dibuang ama dia” cerita raffi.
“yah ela, ngapain loe ngomong kayak gitu. Semua cewe itu paling gak
suka dihina masakannya. Masa dia udah bikinin loe, terus loe hina.” Jelas
irwan. raffi nampak berfikir dan menelaah perkataan irwan.
“ok deh, gue balik dulu yah bro, thanks yah buat bantuannya” ucap
raffi
“sama bro, sampai ketemu dikantor. Loe jangan kelamaan bulan madunya”
ucap irwan menggoda raffi,
“bulan madu dari hongkong, udah yah gue pergi” ucap raffi lalu berlalu
meninggalkan irwan.
Sesampainya didepan rumah, raffi memikirkan perkataan irwan.
“apa emang gue keterlaluan yah” ucap raffi. lalu saat raffi hendak
turun, ia melihat gigi keluar dan duduk dikursi santai ditaman depan rumah
sambil memainkan HP nya. Raffi mendekatinya dengan pelan dan duduk di kursi
samping nagita.
“eh,,,,,,elo masih marah ?” tanya raffi namun tidak ada jawaban dari
gigi.
“hmmm,,,ini...” ucap raffi sambil menyodorkan boneka gigi yang sudah
bagus kembali. Gigi yang melihat bonekanya sudah bagus kembali nampak begitu
senang, ia membuka bonekanya dan langsnung memeluk boneka tersebut.
“loe seneng kan, sudah bagus bonekanya” ucap raffi yang memberikan
senyuman kepada gigi namun gigi menatap raffi tanpa senyuman.
“susah loe nyari orang buat perbaiki itu. Itu boneka limited edition
kan, jadi perlu perlakuan khusus, bener kan” ucap raffi yang kembali memberikan
senyuman kepada gigi hingga matanya tak kelihatan.
“elo yah bener bener, awas loe kalau berani nyentuh boneka gue lagi,”
ancam gigi kepada raffi.
“hmmm,,gak janji” ucap raffi, yang hendak lari dari gigi namun jatuh
terpeleset. Sontak gigi tertawa melihat saat raffi terjatuh, dan itu kali
pertama raffi melihat gigi tertawa..raffi pun mengeluarkan senyumnya. Dari jauh
ada seorang wanita yang melihat mereka dari dalam mobil. Mobil itu semakin
mendekat ke rumah raffi. raffi dan gigi melihat kearah mobil yang berhenti di
depan rumah mereka, hingga seoarang perempuan turun dari dalam mobil.
“naura” ucap raffi dengan wajah kagetnya.
Bagaimanakah kisah selanjutnya, tunggu dipart selanjutnya, maaf yah
lama. Nuhun.
Makin penasaran sama ceritanya..next nya jangan lama-lama...
BalasHapusnextnya besok please.. :)
BalasHapus