Kamis, 08 Oktober 2015

My Imagination "Dalam Diam Kau Curi Hati Ku" Part 10

I am sorry,,,i’m realy realy sory...baru bisa ngepost sekarang...yah udah deh ost part ini punya Astrid-Kosong, Anda-Tentang Seseorang, dan Ada Band – Stengah Hati.
“Dalam Diam Kau Curi Hati Ku”

Part 10

“kak naura, aku mungkin hanya sebatas anak kecil bagi kak naura. Tapi mulai saat ini aku ingin dianggap sebagai lelaki dewasa untuk kak naura. Aku ingin memanggilmu naura,,,,tidak pakai kakak lagi.” Ucap raffi dengan pandangan memohon kepada naura.
“naura,,,aku mencintaimu?” ucap raffi dan naura pun nampak sangat kaget dengan pengakuan raffi. Dan dibalik pohon ternyata gigi menyaksikan semua kejadian itu. Naura hanya dapat mematung untuk beberapa saat mendengar pengakuan dari raffi.
“raffi,,,u jangan bercanda...apa2an sih kamu bisa ngomong kaya gitu...ingat fi, besok kamu mau nikah” ucap naura melepaskan genggaman tangan raffi.
“pernikahan ini hanya sebuah perjodohan, katakan padaku kalau kamu juga menginginkanku, maka akan kutinggalkan semuanya” ucap raffi kembali dengan wajah memohonnya. Dibalik pohon gigi masih memperhatikan kejadian didepannya, sambil merangkulkan kedua tangannya di dada. Sesekali gigi menarik nafasnya.
“jangan gila raffi. Maksud kamu apa? Mau meninggalkan semua apa yang telah kamu miliki untukku? Jangan gila raffi. Kamu juga tau kan, aku hanya menganggapmu sebagai adikku, tidak lebih” ucap naura sambil menarik wajah raffi untuk menatapnya.
“iya, aku memang gila” ucap raffi meninggikan suaranya.
“dengerin, raffi. Kamu akan tetap menjadi adikku dan sahabatku, yah...mengerti,,,jangan berlebihan. Aku pulang sekarang. Pulanglah, besok hari penikahanmu.” Ucap naura lalu berlalu pergi meninggalkan raffi. Raffi masih pada posisinya yang tersungkur dhadapan bangku didepannya. Ia pun tidak sanggup mengangkat kepalanya setelah mendapat penolakan pertamannya dari seorang wanita yang begitu disayanginya selama ini.
“huft,,,sial banget” gumam gigi, lalu berjalan mendekati raffi.
“mau sampai kapan loe kayak gitu.,,hey,,” ucap gigi yang sudah duduk dibangku depan raffi.
“aku memang berlebihan, terlalu berlebihan. Aku terlalu berlebihan menginginkanmu, tapi kamu tidak pernah menginginkanku” ucap raffi. Gigi pun melihat raffi dengan tatapan ibanya.
“jadi? Mau loe apa sekarang? Baru tau gue, ternyata loe melankolis juga.” ucap gigi yang mampu mengubah posisi wajah raffi sedari tadi menunduk dan sekarang mengangkat kepalanya dan menatap tajam ke arah gigi. Tidak ada bantahan dari seorang raffi. Ia hanya menarik nafasnya dengan dalam lalu beranjak pergi meninggalkan gigi.
“ah,,sial,,,,” gumam gigi lalu mengikuti belakang raffi. Hanya keheningan yang terjadi diatas motor. Raffi mengantar gigi sampai kedepan rumah gigi lalu pergi tanpa satu patah katapun. Gigi memasuki rumahnya. diruang tamu ayahnya menunggunya dengan wajah yang sangat marah. Ternyata seisi rumah sudah sangat khawatir dengan kepergian gigi yang tanpa pamit.
“darimana kamu gigi” ucap pak gideon dengan nada suara yang begitu tinggi.
“raffi pa, tadi minta ketemu. Kangen katanya” ucap gigi bohong. Ia tahu hal tersebut dapat menyelamatkannya. Wajah pak gideon pun mulai berubah, begitupun dengan mama rieta dan caca.
“betul begitu?” selidik pak gideon lagi.
“iya, seharian ini aku sama raffi pa. coba tanya orang depan, tadi siapa yang ngantarin gigi. Udah yah papa gigi mau istrahat, kan besok pernikahan gigi” ucap gigi dengan mengeluarkan senyuman palsunya.
Pak gideon terlihat kaget dengan perubahan sikap gigi.
“itu anak kenapa ma?” tanya pak gideon kepada mama rieta.
“udah, yang penting kan dia baik2 saja. Sekarang ayo kita istrahat.
Gigi memasuki kamarnya dengan wajah lesunya. Diletakkannya tas dan sweeternya diatas ranjang dan ia duduk dihadapan cermin di meja riasnya.
“hmmm,,besok kamu akan menjadi istri orang nagita. Aku sangat penasaran apa yang akan terjadi padamu, dapatkah kamu melewati semuanya?” ucap gigi pada pantulannya di cermin.
Raffi duduk dilantai bersandar di bibir ranjangnya. Ia mengingat kembali masa-masanya bersama naura sampai pada penolakannya.
“semuanya sudah berakhir, ckup sudah, semuanya sudah berakhir” ucap raffi dalam kesedihannya..
***
Waktu pernikahanpun tiba. Sejak pukul 4 subuh, dua keluarga yang punya hajatan sudah begitu sibuk. Akad nikah yang diadakan disebuah hotel berbintang di kawasan jakarta pusatpun mulai sibuk mempersiapkan pernikahan Raffi dan nagita. Dikamara hotel yang disewa oleh keluarga nagita, nampak begitu ramai. Gigi sedang didandani. Begitu pula dengan caca dan mama rieta. Disalah satu kamar ditempat berbeda keluarga raffi juga nampak sangat sibuk. Semuanya telah siap. Akad nikah dijadwalkan pukul 10.00 pagi. Para tamu undangan sudah berdatangan memenuhi tempat ijab qabul dilaksanakan.
“yo..yo..yo....tampan banget sahabat kita ini. Akhirnya, loe nikah juga sama nagita. Ahahaha,,,gak nyangka gue bro” ledek bily kepada raffi yang terlihat begitu murung.
“inikan pernikahan loe, muka loe tu,, lurusin dikit napa” ucap deny menggoda raffi.
“udah hafal ijab qabulnya” ucap irwan, raffi terlihat kaget.
“astaga, iya, ijab qabulnya yah. Aduh, dimana gue taruh kertasnya kemarin” ucap raffi kaget mengingat bahwa dia akan mengucapkan ijab qabul. Raffi mencari-cari kertas bertuliskan ijab qabul yang harus dibacanya.
“emang loe taruh dimana...itukan yang paling penting raffi” ucap deny lagi.
“gak tau gue lupa. Papa gue uda kasih dari satu minggu yang lalu, tapi gue lupa naruhnya dimana” ucap raffi dalam kekhawatirannya.
“ya Allah, raffi,,raffi,, tenang dulu, tenang dulu,,tarik nafas,,,” ucap irwan menenangkan raffi.
“hmmm,,,gimana yah, ijab qabulnya tinggal 30 menit lagi” irwan sedang memikirkan cara untuk membantu raffi namun tiba-tiba pak munawar datang.
“raffi gimana, kenapa ini kertas ijab qabulnya kamu taruh sembarangan? Walaupun sudah hafal ini dibawa aja? Sekarang siap-siap yah, kita mau turun ke bawah” ucap pak munawar mengingatkan sambil memberikan secarik kertas yang bertuliskan ijab qabul kepada raffi.
“iya pa” ucap raffi dengan wajah sumbringahnya.
“yah udah, loe baca2 lagi, biar gak salah. Kita tunggu dibawah yah” ucap irwan, deny dan bilyy sambil berlalu meninggalkan raffi.
Ijab qabulpun akan segera dimulai. Raffi nampak sangat grogi duduk di depan para saksi dan penghulu serta para tamu undangan. Raffi menghentikan pandangannya saat melihat naura datang yang memberikan senyum serta jempol dukungan untuknya. Tidak ada respon balasan dari raffi. Ia mengalihkan pandangannya sambil sesekali membaca kertas yang ada ditangannya.
Ijab qabulpun dimulai.
“saudara raffi ahmad binty munawar ahmad, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putri saya nagita slavina binty gideon luis joan tengker dengan mas kawinnya uang Rp. 17.222.014,dibayar tunnnai” ucap pak penghulu.
“saya terima nikah dan kawinnya nagita slavina binty gideon luis joan tengker dengan mas kawin tersebut tunai,,” ucap raffi diikuti dengan ucapan sah dan tepuk tangan dari tamu undangan.
***
Ijab qabul selesai. Raffi dan nagita masuk kekamar hotel yang sudah dipersiapkan untuk mereka. Raffi langsung merebahkan dirinya diatas kasur yang telah dipenuhi dengan bunga mawar diatasnya. Berbeda dengan gigi, ia mulai membuka hiasan rambutnya, dan membersihkan riasan diwajahnya. Setelah itu dia kekamar mandi untuk membersihkan dirinya. Saat keluar dari kamar mandi ia melihat raffi masih dengan posisi yang sama saat pertama kali mereka memasuki kamar.
“eh,,,bangun,,,sana mandi.” Ucap gigi yang menggoyang-goyangkan tubuh raffi. Nampak gigi memakai jas mandi berwarna putih dan handuk dikepalanya.
 “cepet bangun mandi, gue gak mau sekamar sama orang yang gak mandi. Cepet atau gue siram nih” ancam gigi.
“apaan sih, bawel banget.” Ucap raffi yang mulai bangun dan beranjak kekamar mandi.
“hadeuh,,,ya Allah, sampai kapan aku harus berurusan dengan laki-laki itu” gumam gigi sambil melihat kearah raffi. Gigi sedang mengeringkan rambutnya didepan cermin, dan pada saat itu raffi baru saja keluar dari kamar mandi dengan memakai celana pendek dan kaos putih sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Gigi sama sekali tidak merespon keberadaan raffi. Raffi langsung merebahkan dirinya kembali dengan rambut yang masih basah dan handuk yang diletakkannya diatas kasur. Gigi yang melihat kejadian itu menjadi sangat geram dengan kelakuan raffi.
“eh..eh..itu handuk disimpannya bukan diatas kasur. Terus keringin dulu itu rambut loe baru tidur. Lagian siapa yang ngizinin loe tidur dikasur. Sana loe tidur disofa.” Ucap gigi, sambil menendang2 tempat tidur untuk membangunkan raffi.
“gak sopan banget sih loe. Pakai kaki lagi. Kualat loe entar” ucap raffi tanpa bangun dari tidurnya.
“cepett,,,denger gak” ucap gigi lagi.
“gak denger..” jawab raffi dengan cueknya.
“ingat kan pasal2 dalam perjanjian kita...cepet loe bangun”ancam gigi lagi.
“hadeuh,,,bawel banget sih loe,,iya,,iya,,gue ingat,,ehehh” uca raffi lalu mengambil bantal, guling serta selimut lalu berjalan menuju sofa.
“handuk loe jangan lupa” ucap gigi lagi dengan dinginnya.
“iya,,baaawell” ucap raffi yang langsung mengambil handuknya. Gigi kembali mengeringkan rambutnya dan memakai beberapa cream diwajahnya. Raffi nampak berbaring disofa dan memperhatikan gigi yang sedang duduk didepan meja riasnya.
“eh,,,ehem,,,waktu semalam,,loe kok tiba2 muncul di pinggir danau. Bukannya gue suruh tunggu dimotor” selidik raffi yang baru sadar akan kejadian semalam.
“papa nelfon terus, jadi aku nyariin loe” jawab gigi yang masih mengoleskan cream diwajahnya.
“loe gak denger apa2 kan?” tanya raffi lagi.
“bukan denger lagi, lihat dan dengar.” Ucap gigi masih dengan posisi yang sama.
“jadi...loe lihat semuanya? astaga” ucap raffi kaget.
“yaps, mau diapain lagi. Udah nasib buruk kayaknya” ucap gigi dengan entengnya.
“nasib buruk apaan, gue nasib buruk loe?” tanya raffi yang mulai berdiri dibelakang gigi.
“iya,,,elo,,siapa lagi. Dimalam hari pernikahan gue,,yang seharusnya menjadi hari yang paling membahagiakan buat gue, eh,,malah gue lihat calon suami gue ngungkapin perasaannya ke cewe lain. Kurang sial apa lagi gue?” ucap gigi dengan sindirannya.
“astaga, emang loe aja yang dapat nasib sial, gue juga kali. Dimalam hari pernikahan gue, gue ditolah sama cewe yang gue sayang, untuk pertama kalinya,,besoknya gue nikah sama cewe hunter kayak loe, ngenes banget” ucap raffi sambil melipat kedua tangannya didada.
“loe baru nembak cewe? Ahahah,,terus ditolak,,,ahahaha” tawwa gigi mengetahui raffi baru pertama kali menembak cewe.
“yah,,yah,,,bahagia loe yah,,,itu menandakan kalau gue cowo setia. Daripada elo, punya mantan 8 orang, emang loe mulai pacaran dari umur berapa? Hah,,,pernah pacaran sama guru privatnya lagi,,haha,,memalukan!” ucap raffi dengan memberikan senyuman menyindirnya.
“tau darimana loe? Loe nyari tau tentang gue yah?” ucap gigi penuh tanya.
“ada deh” ledek raffi sambil mengeluarkan lidahnya.
“daripada elo,,cowo melankolis. Diluar sok cool nya minta ampun, ternyata, hatinya selembut bunga”. Balas gigi menyindir raffi.
“maksud loe?”
“yah,,,elo,,,jdi cowo itu jangan lembek kayak cewe. Baru ditolak sekali, kayak dunia mau kiamat aja” sindir gigi lagi.
“jd, elo mau bilang kalau gue kayak cewe” ucap raffi lagi dengan wajah marahnya.
“itu loe tau, gak usah gue jelasin lagi kan” ucap gigi yang mulai berdiri dan mengambil pakain yang sudah disiapkan dilemari hotel.
“huft” raffi berusaha menarik nafasnya dan mengatur emosinya, lalu dengan senyuman nakalnya ia berjalan menghampiri gigi yang sedang memilih baju.
“elo mau lihat kelakian gue gak” ucap raffi dengan memberikan senyuman menggoda kepada gigi.
“apa2an loe” ucap gigi dengan wajah khawatirnya melihat kelakuan raffi.
“iya,,,kita lupakan masalah surat perjanjian, kita kan suami istri, biar loe gak nganggap gue cowo ke cwe2an, gue mau buktiin kalau gue itu cowo sejati.” Ucap raffi yang mulai membuka kaosnya dan memperlihatkan dadanya yang bidang sambil berjalan pelan mendekati gigi. Gigi berjalan mundur menghindari raffi sambil memegang baju yang baru dipilihnya dan diletakkan didadanya dengan wajah takutnya.
“jangan mendekat, awas loe kalau mendekat” gigi memberi jarak dengan tangannya, namun raffi tetap maju, hingga tangan gigi menyentuh dada raffi.
“kenapa sayang, ini kan malam pertama kita, kita udah sah, jadi gak ada masalah lagi kan. Ayo kesini!” ucap raffi sambil membuka kancing celananya, hingga gigi jatuh dikasur ranjang pengantin mereka. Raffi pun mulai mendekatkan wajahnya ke wajah gigi dan “awwwwww” teriak raffi saat gigi membeturkan kepalanya dengan kepala raffi. “ah,,,aaaaaaa,,,aah,,ah” teriak raffi saat gigi mulai menjabak rambut raffi.
“elo yah,,bener,bener, mau cari masalah” ucap gigi dengan marahnya sambil menarik rambut raffi. posisi gigi pun sudah diatas raffi, tidak ada perlawanan dari raffi.
“ah,,ah gi,,sakit gi” teriak raffi saat gigi menarik bulu yang ada didadanya.
“gue cuman becanda,,,aa,,,gue cuman mau nakut2tin elo” ucap raffi ditengah aktifitas perkelahiannya dengan gigi. Raffi pun tidak tahan lagi, dengan kekuatannya, ia menarik gigi hingga terjatuh disampingnya, gigi masih dengan emosinya, ditarik lagi rambut raffi dan tiba2 terdengar bunyi ketokkan pintu. Mereka sejenak menghentikan aktifitas mereka. Raffi seakan mendapatkan penolong ditengah gempuran istrinya.
“ada tamu” ucap raffi dengan senyum sumbringah, dan langsung melompat menuju pintu untuk membukanya. Gigi pun berteriak untuk mengingatkan raffi.
“raffi, pakai baj...” ucapan gigi berhenti saat raffi sudah membuka pintu kamar mereka.
“astaga, pakai baju dulu kali raffi” ucap gigi yang nampak malu melihat kondisi dirinya, raffi dan kamar mereka saat ini. Ditambah lagi, tamu yang tidak diundang malam itu adalh adik2 kepo mereka shahnas dan caca. Raffi membuka pintu dengan nafas terengah-engah, rambut acak-acakan, dengan celana yang kancing telah terbuka. Shahnas dan caca yang melihat kondisi raffi pun begitu kaget dan mulai tertawa.
“aa habis ngapain..ayo” ucap shahnas mengganggu kakaknya.\
“apaan sih” ucap raffi yang masih belum menyadari kondisinya. Caca dan shahnas langsung nyelonong masuk tanpa menunggu izin dari yang empunya kamar.
“eh,,eh,,loe pada nyelonong aja. Siapa yang kasih izin” teriak raffi pada adik2nya itu.
“yah ampun nih kamar...berantakan amat. Mba gigi habis diapain, berantakan banget” goda caca kepada kakaknya. Gigi pun mulai mengatur rambutnya dan tidak menjawab pertanyaan caca.
“aa raffi juga, berantakan gitu. Kita ganggu yah,,,ahahah,,sengaja” ucap shahnas menggoda raffi.
“apaan sih loe...sana pergi,,,gak ada urusan kan kalian.” Ucap raffi kepada shahnas.
“adalah, kita disuruh ngasih ini ke aa, dari papa sama papanya mba gigi. Dimimun, dihabisin katanya.”ucap shahnas menjelaskan. Raffi mengambil botol berisi minuman yang ia tidak tahu apa isinya.
“mana kita tau, kita cuman kurir aja. Tapi sebelumnya, keep smile” ucap caca lalu mengluarkan kamera dan mengambil beberapa foto raffi dan gigi dan keadaan kamar mereka.
“cacaaaaaaaa,,,nanasssssssss” teriak raffi kepada nanas dan caca.
“kabur nas,,ayo,,,” shahnas dan caca berlari keluar.
“selamat bersenang2 mbaku sayang dan aaku sayang, cepet kasih kita ponakan yah” ucap shahnas dan caca berbarengan lalu menutup pintu kamar raffi dan gigi.
“itu anak2 bener,,ini minumn apa lagi” ucap raffi lalu memperhatikan minuman yang diberikan oleh shahnas.
“elo juga keluar dalam keadaan begitu. Hadeuh” ucap gigi, raffi pun melihat keadaan dirinya dicermin, dan benar saja.
“pantas anak2 itu ngeliatinnya gitu banget.” Gumam raffi pelan.
“seharusnya tadi itu loe pakai baju dulu, biar mereka gak mikir yang aneh2..elo sih,,” ucap gigi kepada raffi lalu melemparkan baju raffi. “ini salah elo, siapa suruh elo bilang gue cowo ke cewe2an” ucap raffi lagi sambil memakai bajunya.
“ah males gue berantem ama loe, gue mau tidur” ucap gigi yang berjalan ke kamar mandi untuk mengganti bajunya dan raffi mulai merebahkan dirinya disofa serta meletakkan minuman yang diberikan shahnas tadi dimeja dekat dengan sofa.
“dasar, cewe aneh. Hah, cape banget, mending gue tidur” gumam raffi lalu mematikan lampu dan berusaha memejamkan matanya.
Ditempat lain papa gideon, papa munawar, mama rieta dan mama amy sedang menunggu sahahnas dan caca dengan semangat. Terlihat caca dan nanas mendekati orang tua mereka.
“gimana, gimana..” tanya mama amy kepada caca dan shahnas.
“aa sudah menerima paketan dari papa dan mama ini buktinya” jawab caca sambil memperlihatkan foto raffi dan gigi serta kamar mereka yang nampak berantakan.
“astaga anak2 ini” ucap mama rieta yang kaget melihat foto2 yang diperlihatkan caca.
“yah ampu raffi...ahaha” ucap mama amy yang langsung tertawa geli melihat gambar anaknya difoto tersebut. Papa muanawar dan papa gideon hanya tertawa melihat foto2 itu.
“ini mah, dia gak perlu ramuan kita pak gideon. Sepertinya akan tetap berhasil tanpa ramuan itu” ucap paka munawar kepada pak gideon.
“aahahaha,,iya pak munawar. Hebat raffi bisa menaklukan gigi anak saya,..ahahaha” ucap pak gideon sambil tertawa. Caca dan shahnas masih tidak mengerti dengan perkataan papa mereka.
Kembali dikamar raffi dan nagita. Ditengah malam raffi terbangun karena merasa sangat haus. Namun ia begitu malas bangun untuk mengambil air munim dimeja dekat meja rias. Ia melihat botol berisi minuman yang diberikan oleh shahnas tadi, tanpa ada rasa curiga raffi langsung meminum minuman tersebut.
“hm,,enak juga” gumam raffi yang langsung menghabiskan minuman tersebut dalam satu tegukan. Tidak lama kemudian raffi merasa gerah, ia melihat kearah gigi yang sedang tertidur pullas karena capenya. Raffi membuka bajunya dan naik keranjang gigi, ia menatap gigi dengan nafsu yang sudah diubun2 akibat minuman yang diberikan oleh shahnas tadi. Namun sepertinya raffi masih teringat akan naura, ia pun mulai menyadarkan dirinya. Berusaha untuk memejamkan matanya namun percuma saja ia masih tidak bisa tidur. Ia bangun dan melakukan skotjam, push up dan sit up ditengah malam sampai ia merasa lelah sampai akhirnya ia tertidur dilantai. Begitulah malam pertama mereka terjadi.
***
Resepsi di jakarta dan di bali telah terlaksana dengan baik. Semua keluarga telah kembali kejakarta, begitu pula dengan raffi dan nagita. Acara honeymoon, mungkin saja. Ahahahaha. Semua keluarga sedang berkumpul ditaman belakang rumah keluarga gigi, begitu pula dengan penganten baru yang wajahnya biasa2 saja.
“ini kunci rumah kalian” ucap pak munawar yang menyerahkan beberapa kunci kepada raffi dan nagita.
“jumlah kunci kalian sama, papa sama mama sudah menyiapkan rumah buat kalian tinggali bersama keluarga kecil kalian.” Ucap pak gideon menambahkan. Raffi dan gigi hanya menatap kunci2 itu tanpa keluar satu patah katapun.
“iya, kalian yang rukun yah, saling menyayangi dan mencintai satu sama lain” ucap mama amy.
“jangan lupa mengkomunikasikan segala sesuatu yang terjadi dalam keluarga kalian. Dan masalah kalian jangan sampai keluar dari pintu rumah kalian. Mengerti?” tambah mama rieta. Raffi dan gigi pun menganggukkan kepalanya. Entah mereka mengerti atau tidak.
“ok, malam ini kalian tidur dikamar gigi dulu. Besok baru kita antarkalian ke rumah baru kalian. Kalau bulan madu gimana ma?” ucap pak gideon.
“bulan madu nanti kami siapkan, kalian tenang2 sja dulu, ok. Sekarang gi, masuk tidur.” Ucap mama rieta. Raffi dan nagita pun pamit untuk tidur. Gigi hanya diam disepanjang jalan menuju kamarnya.
“wow,,,ini kamar elo,,kenapa gak sekalian aja, loe warnain kulit loe jadi pink, biar nampak serasi sama kamar loe gitu” ucap raffi yang melihat kamar gigi berwarna pink. Dari ranjang, walpaper dining, lemari, meja hias, semua berwarna pink.
“loe tidur disini.” Ucap gigi yang membentangkan kasur lipat, dan meletakkan bantal dan guling dilantai samping ranjangnya.
“tau gak, dalam satu minggu gue jadi suami loe, gue berasa gembel. Tidurnya kalau bukan dilantai, disofa.” Gerutu raffi. “masih mending, ada gembel yang tidur dikolong jembatan. Bersukurlah nak” ucap nagita dengan santainya. “gue mau kekamar mandi dulu. Awas jangan sentuh2 barang gue” ancam gigi kepada raffi. namun bukan raffi namanya jika ia mengindahkan ancaman gigi. Dibukanya lemari disamping meja hias gigi, yang dipenuhi oleh koleksi boneka berbie milik gigi. Ada bebera baju taekwondo beserata sabuknya yang dipajang gigi di lemari itu. “astaga, boneka berbie, apaan ini” raffi mengambil salah satu boneka dan menggoyangkan boneka tersebut dan tanpa ia sengaja kepala boneka itu copot.
“mampus gue,,ini gimana nih,,,aduh, kalau si cewe hunter tau, bahaya nih” gumam raffi yang berusaha menyatukan kepala boneka itu dengan badannya. Terdengar gigi hendak keluar dari kamar mandi. Rafi dengan wajah khawatirnya, langsung memasukkan boneka berbie tersebut kedalam aquarium disebelah kanan lemari gigi, dan memasang wajah tanpa dosa saat gigi keluar dari kamar mandi.
“ngapain loe disitu.” Tanya gigi yang melihat raffi berdiri didpan lemarinya.
“gak kok,,cuman lihat2 koleksi boneka loe,,banyak,,,heheh” ucap raffi sambil menyembunyikan kesalahannya. “yah udah gue udah mau tidur duluan yah,,,selamat malam gi” tambah raffi lagi yang langsung membaringkan dirinya dan menarik selimutnya hingga ke lehernya. Gigi nampak aneh melihat tingkah raffi. sesekali raffi memperhatikan gigi dan berpura2 tidur lagi saat gigi berbalik melihatnya.
Gigi membersihkan wajahnya setelah itu ia berjalan, laci dekat raffi berbaring untuk mengambil makanan ikannya. Raffi yang melihat itu pun menjadi sangat khawatir, takut gigi memberi makan ikan dan melihat boneka berbie yang baru saja ia buang ke dalam akuarium itu. Saat gigi hendak memberi makan pada ikannya raffi langsung bangun dan mendekati gigi.
“gi,,,nanti gue yang ngasih makan ikan loe” ucap raffi yang langsung menarik makanan ikan dari tangan gigi. Gigi yang melihat tingkah raffi yang nampak aneh pun jadi curiga.
“loe kenapa sih raffi, aneh banget. Sini, nanti gue aja. Ikan gue gak suka sama sembarangan orang.” Ucap gigiyang menarik makanan ikan dari tangan raffi.
“gak papa gue mau bantuin loe” ucap raffi lagi sambil menarik makanan ikan dari tangan gigi.
“loe aneh banget sih, mingggir” gigi pun mendorong raffi untuk memperhatikan aquariumnya.
“ikannya masih hidup, gue pikir dia bunuh ikan gue” gumam gigi dalam hatinya. Raffi langsung menyimpan makanan ikan tersebut dan berlari tidur dibawah selimutnya, sebelum gigi sadar akan apa yang terjadi. Gigi masih memperhatikan akuariumnya, dan betapa kagetnya dia saat melihat bonekanya diaquarium tersebut sudah terpisah antara badan dan kepalanya.
“rafffiiiiiiiiiiiiiiiiiiii” teriak gigi, raffi semakin menutup kepalanya.
“bangun gak,,bangunnnnn...” ucap gigi geram, sambil menggoyang2kan badan raffi.
“loe apain boneka gue” tanya gigi lagi. raffi hanya diam.
“ambil gak,,,ambil sekarang,,,,elo yah,,tega banget loe,,masa boneka gue elo mutilasi,,,tega banget loe” ucap gigi yang mulai menangis. Raffi pun tidak tega melihat gigi menangis..
“gue gak sengaja,,ia gue ambilin..” ucap raffi yang langsung menuju ke akuarium dan mencari cara untuk mengambil boneka tersebut. “aduh gimana ngambilnya lagi” gumam raffi.
“pakai tangan aja ah,” saat raffi memasukkan tangannya dan berhasil mengambil boneka tersebut. Gigi pun masih menangis melihat boneka yang baru saja diberikan raffi. gigi duduk dikasur lipat miliki raffi, raffi nampak bersalah dengan kelakuannya.
“sekarang gimana?” tanya gigi kepada raffi.
“kita kuburin aja” ucap raffi lagi.
“apa? Elo gak tau pengorbanan gue buat dapetin evelin. Gue belinya saat diparis, dan ini satu2nya. Sekarang gimana?” ucap gigi lagi yang sedang menyidang raffi atas perbuatannya.
“yah sudah, saya akan membiayai biaya operasinya” ucap raffi lagi.
“ok,,kalau begitu, perbaiki. Pokoknya boneka ini harus kembali dalam keadaan sehat. Mengerti” ucap gigi lagi dan beranjak berdiri naik keranjangnya.
“apa spesialnya sih ini boneka. Bikin pusing saja” gumam raffi pelan. Raffi pun berdiri hendak mencari sesuatu agar ia dapat membungkus boneka tersebut. Ia membuka meja rias gigi dengan pelan, ia mulai melihat dan mencari2 sesuatu, hingga pandangannya tertuju pada foto dua anak wanita. Baru saja raffi akan mengambil foto itu.
“ngapain loe buka2 meja hias gue?” ucap gigi yang mengagetkan raffi.
“lagi cari tempat buat boneka kesayangan loe itu” ucap raffi lagi. gigi pun bangun dan mengeluarkan box tempat boneka. Ia memasukkan boneka yang habis dirusak raffi tersebut ke dalam box.
“ini,,cepet loe perbaiki, dan cepet tidur. Jangan sentuh apa2 lagi” ucap gigi.
“iya, bawell” raffi pun meletakkan boneka tersebut disampingnya dan mulai tertidur.
***
Keesokkan harinya, seperti janji keluarga mereka, raffi dan nagita pun diantar kerumah baru mereka. Rumah yang begitu luas dengan dua lantai. Dengan dominasi warna putih dan hitam. Terdiri dari 6 kamar tidur, 3 diatas dan 3 dibawah, satu kolam renang dan taman dibelakang rumah. Satu dapur, ruang TV, satu ruang tamu, dilantai dua pun terdapat dapur kecil bila malas kelantai bawah. Tangga pertama terdapat diruang tengah, dan tangga kedua melingkar terdapat didekat kolam renang. Jadi jika ingin ke kolam renang dapat langsung turun menggunakan tangga yang berada dluar itu. Ada taman yang cukup luas dihalaman rumah mereka dan beberapa garasi mobil. Rumah tersebut sudah terisi penuh pilihan dari mama rieta dan mama amy. Raffi dan gigi tidak perduli dengan hal tersebut, yang penting mereka bisa tinggal sendiri sampai batas waktu perjanjian yang mereka telah buat.
“ok,,ini rumah kalian, kami sudah memilhkan forniturenya, kalau kalian mau ganti bilang saja.” Ucap mama amy. “kalau kalian butuh pembantu bilang sama mama, nanti mama yang carikan buat kalian” tambah mama amy lagi. secara bersamaan raffi dan nagita menolak tawaran dari mamanya.
“gak usah ma,,gak usah,,kita gak butuh pembantu” ucap gigi.
“iya ma, kita gak butuh pembantu, ini semua sudah cukup kok” tambah raffi lagi.
“gigi kan sibuk, siapa yang mau ngurusin rumah?” ucap mama amy lagi yang diikuti anggukan oleh mama rieta. Raffi dan gigi salaing bertatapan memberi isyarat satu sama lain.
“gak usah ma,,ini urusan gigi kok. Gigi gak akan lupa kok ngurus suami gigi. Iya kan sayang” ucap gigi dengan senyuman palsunya. “iya sayang” ucap raffi dengan senyuman palsunya pula “dasar ular” bisik raffi ketelinga gigi, gigi langsung mencubit perut raffi “awww” teriak raffi mendapatkan cubitan dari gigi.
“kenapa fi” tanya mama amy.
“gak kok ma, ini istri raffi nyubit sayang sama raffi..iya kan sayang” ucap raffi yang mencubit pipi gigi dengan keras, hingga gigi pun berteriak “aww” lalu satu sama lin mengeluarkan senyuman palsunya.
“aduh,,mama bahagia sekali lihat kalian seperti ini” ucap mama rieta dan mama amy pun memberikan senyuman manisnya.
“ayo, ma, kita pulang sekarang. Biarkn mereka istrahat. Oh iya, 3 hari lagi kalian sudah mulai bekerja yah” ucap pak munawar dan pak gideon.
“caca sama shahnas boleh kan main kesini” tanya caca kepada raffi dan gigi.
“gak boleh” ucap gigi.
“ih mba jhat” omel caca.
“boleh kok cha, jangan dengerin dia, ok” ucap raffi, dan caca pun lompat dan tos kepada raffi.
“kalau shahnas a?” shahanas ikut bertanya.
“gak boleh kalau loe, tukang bikin kacau” ucap raffi kepada shahnas.
“boleh kok nas, dateng aja sesuaka kamu” ucap gigi dan shahnas  langsung berlari dan mencium pipi gigi.
“wek, sama mba gigi boleh..sana aa pergi aja sama chaha” ucap nanas
“ih,,apaan sih loe nas” gumam caca. Pak gideon mengajak raffi untuk berbicara.
“raffi, saya titip anak saya yah. Sekarang kamu yang bertanggung jawab sama dia. Tolong jaga dia.” Ucap pak gideon yang diikuti senyuman dan anggukan dari raffi.
“gi, raffi gak suka makan makanan diluar, dia suka makan dirumah. Dia masih kekanak2kan, tapi dia anak yang baik, dan saya yakin kamu pasangan yang baik untuk dia” ucap mama amy kepada gigi. Setelah mengantar keluarga mereka pulang. Raffi dan gigi masuk kerumah untuk melihat kamar yang bisa mereka tempati. 3 kamar dilantai atas.
“ini kamar gue dan itu kamar elo” ucap raffi yang menunjuk kamr keluarga sebagai kamarnya. Tentunya kamar itu lebih besar.
“ok, elo boleh ngambil kamar itu, tapi aku minta kamar yang satunya sebagai temapat kerja gue, gimana?” ucap gigi lagi. raffi nampak berfikir.
“ok,, gue bisa ngegunain kamar kosong dibawah untuk kantor, biar jauh dari elo, biar tenang hidup gue” ucap raffi lagi. “terserah loe” ucap gigi dan berlalu mebereskan barang2nya yang sudah diatur oleh mamanya di kamar keluarga. Hari itu cukup melelahkan karena mereka harus menata kamar mereka masing2. Gigi mengambil satu kamar diatas sebagai ruang kerjanya, dan raffi menata satu kamar dibawah sebagai ruang kerjanya. Malam pun tiba dan rasa laparpun menyerang mereka.
“gi, laper gue” ucap raffi didepan pintu kamar gigi, gigi tidak menghiraukan dan masih mengatur meja riasnya. “bentar” ucap gigi.
“cepetan, gue laper gi” rengek raffi.
“hadeuh,,iya,,iya,,ayo trun kebawah” ucap gigi dan raffi nampak begitu senang. Raffi duduk dengan manis dimeja makan, sedang gigi memanaskan masakan yang dibawakan oleh mama mereka tadi pagi.
“lama banget sih, cepetan dong” eluh raffi.
“sabar napa, ini juga masih gue panasin” ucap gigi. Setelah mereka makan, mereka mulai masuk kekamar mereka masing2 dan mulai masuk kealam mimpi.
***
Keesokkan paginya, waktu sudah menunjukkan pukul 08.00. gigi sudah bangun dari subuh, berbeda dengan raffi yang masih asyik dengan mimpinya. Gigi tak membangunkan raffi karena menurutnya waktu yang paling tenang adalah saat raffi tidur. Ia membaca majalah sambil meminum kopi kesukaannya. Raffi turun dari kamarnya dan mulai berteriak mencari gigi.
“gigi,,,,dimana loe” teriak raffi. gigi yang mendengar teriakkan raffi hanya diam dan melanjutkan bacaannya. Raffi melihat gigi sedang minum kopi dan membaca majalah ditepi kolam renang.
“gi,,laper, buatin makanan dong” rengek raffi.
“kita pesen aja yah, atau kita beli didepan” ucap gigi.
“gak mau, aku mau makan makanan dirumah, cepet buatin, gak pake lama. Kalau gak buatin awas loe” ancam raffi kepada gigi. Gigi pun teringat dengan perkataan mama amy, yang mengatakan kalau raffi tidak suka makan makanan dari luar, ia lebih suka makan makanan di rumah,
“hadeuh, masih ada juga manusia primitif kayak dia. Dijaman sekarang kan orang2 pada makan diluarm, jarang masak, ini dia,,,ya Allah” gumam gigi lalu beranjak kedapur melihat apa yang bisa ia buatkan untuk raffi. ia melihat2 isi kulkas yang penuh karena baru terisi.
“yah mudah dan cepet, telor goreng, sayurnya,,sop ayam aja deh” ucap gigi lalu memakai celemeknya dan mulai memasak. Tidak lama raffi sudah selesai mandi dan turun kebawah melihat hasil masakan gigi.
“ini apaan?” tcanya raffi melihat telur dadar yang dibuat gigi.
“itu, telur dadar goreng, gak bisa lihat apa” ucap gigi yang sedang memasak supnya.
“itu apa yang loe masak?” tanya raffi lagi sambil mendekati gigi.
“sop ayam” ucap gigi lagi.
“ah,,ok, paling tidak ada ayamnya. Cepet yah gue laper” ucap raffi yang duduk manis dimeja makan. Gigi mulai menata meja makan dengan masakannya. Raffi mulai memasukkan sendok pertama telur dadar goreng dan sop ayam buatan gigi. Nanpak ada perubahan diwajahnya.
“yah,,,ini sop ayam atau air ayam, kok rasanya kayak gini” eluh raffi.
“kayak gimana!” gigi mengambil satu sendok sop ayamnya sedikit berfikir.
“enak kok, masih bisa dimakan” ucap gigi lagi.
“loe makanlah sendiri.” Ucap raffi yang hanya memakan nasi dan telur dadar goreng.
“kalau dibuatin makanan itu dimakan. Awas nanti gue gak masakin lagi” ancam gigi.
“hadeuh,,buatlah makanan yang bisa dimakan oleh manusia, ini makanan elo gak bisa dimakan sama manusia, masa loe maksa gue buat makan sihh” omel raffi lagi.
“yah udah, gak usah dimakan” ucap gigi yang langsung membuang semua sop ayam tersebut diwastafel dan pergi meninggalkan raffi. raffi yang melihat kelakuan gigi hanya bingung.
“yah,,,wanita ini memang meliki kepribadian yang aneh” ucap raffi lalu melanjutkan makannya. Tiba2 HP raffi berbunyi.
“iya, halo, gimana wan” ucap raffi saat menerima telpon dari irwan.
“udah beres kok fi, loe bisa ambil sekarang yah” ucap irwan dari seberang telepon.
“ok, gue kesitu yah” ucap raffi lalu menghabiskan makannya dan naik untuk berganti baju.
“gue pergi dulu yah” izin raffi namun tidak mendapatkan respon dari gigi.
“dasar cewe aneh” gumam raffi dan langsung menaiki mobilnya untuk pergi bertemu dengan irwan.
***
Raffi terlihat turun dan memasuki sebuah apartemen dimana irwan tinggal.
“eh, elo bro..udah sampai” ucap irwan menyambut kedatangan raffi diapatemennya.
“iya,,,mana, udah jadi blom” tanya raffi kepada irwan.
“udah dong...ini, lihat udah nyambung secara sempurna kan.” Ucap irwan yang memberikan boneka gigi yang habis dirusak raffi. boneka itu sudah nampak bagus kembali.
“thanks yah wan” ucap raffi tersenyum.
“gimana, kehidupan penganten baru loe bareng gigi, asyik gak” tanya irwan.
“asyik apanya. Kehidupan penganten baru yang dipenuhi dengan pertengakaran iya. Tdai pagi aja dia bikinin aku sop ayam yang gak bisa dimakan, eh langsung dibuang ama dia” cerita raffi.
“yah ela, ngapain loe ngomong kayak gitu. Semua cewe itu paling gak suka dihina masakannya. Masa dia udah bikinin loe, terus loe hina.” Jelas irwan. raffi nampak berfikir dan menelaah perkataan irwan.
“ok deh, gue balik dulu yah bro, thanks yah buat bantuannya” ucap raffi
“sama bro, sampai ketemu dikantor. Loe jangan kelamaan bulan madunya” ucap irwan menggoda raffi,
“bulan madu dari hongkong, udah yah gue pergi” ucap raffi lalu berlalu meninggalkan irwan.
Sesampainya didepan rumah, raffi memikirkan perkataan irwan.
“apa emang gue keterlaluan yah” ucap raffi. lalu saat raffi hendak turun, ia melihat gigi keluar dan duduk dikursi santai ditaman depan rumah sambil memainkan HP nya. Raffi mendekatinya dengan pelan dan duduk di kursi samping nagita.
“eh,,,,,,elo masih marah ?” tanya raffi namun tidak ada jawaban dari gigi.
“hmmm,,,ini...” ucap raffi sambil menyodorkan boneka gigi yang sudah bagus kembali. Gigi yang melihat bonekanya sudah bagus kembali nampak begitu senang, ia membuka bonekanya dan langsnung memeluk boneka tersebut.
“loe seneng kan, sudah bagus bonekanya” ucap raffi yang memberikan senyuman kepada gigi namun gigi menatap raffi tanpa senyuman.
“susah loe nyari orang buat perbaiki itu. Itu boneka limited edition kan, jadi perlu perlakuan khusus, bener kan” ucap raffi yang kembali memberikan senyuman kepada gigi hingga matanya tak kelihatan.
“elo yah bener bener, awas loe kalau berani nyentuh boneka gue lagi,” ancam gigi kepada raffi.
“hmmm,,gak janji” ucap raffi, yang hendak lari dari gigi namun jatuh terpeleset. Sontak gigi tertawa melihat saat raffi terjatuh, dan itu kali pertama raffi melihat gigi tertawa..raffi pun mengeluarkan senyumnya. Dari jauh ada seorang wanita yang melihat mereka dari dalam mobil. Mobil itu semakin mendekat ke rumah raffi. raffi dan gigi melihat kearah mobil yang berhenti di depan rumah mereka, hingga seoarang perempuan turun dari dalam mobil.
“naura” ucap raffi dengan wajah kagetnya.

Bagaimanakah kisah selanjutnya, tunggu dipart selanjutnya, maaf yah lama. Nuhun.

2 komentar: