Sabtu, 17 Oktober 2015

My Imagination "Dalam Diam Kau Curi Hati Ku" Part 11

Maaf nya semua, sedikit pendek hari ini, habis sakit gue soalnya,,ehehe...yah udah deh ost part ini punya Astrid-Tentang Rasa, Anda-Tentang Seseorang.
“Dalam Diam Kau Curi Hati Ku”
Part 11
 “naura” ucap raffi dengan wajah kagetnya. Gigi ikut terdiam. Seakan mengerti apa yang sedang terjadi, gigi menyambut kedatangan naura dengan begitu ramah.
“eh, ada kak naura. Apa kabar kak?” sambut gigi yang langsung cipika cipiki dengan naura.
“eh gi,,selamat yah, penganten baru, aku ganggu gak nih?.” Ucap naura dengan senyum manisnya.
“gak kok. Mau ketemu raffi yah. Yah udah masuk dulu, aku bikinin minum” tawar gigi.
“gak usah repot2 gi, eh, disini aja, ada yang perlu gue omongin dengan raffi, gak papa kan?” ucap naura.
“oh gak papa, yah udah gue tinggal yah” ucap gigi yang berlalu meninggalkan raffi dan naura dihalaman rumah mereka. Raffi masih tetap diam, ia duduk di kursi taman itu, tanpa satu patah kata pun.
“hey,, fi. Sombong banget sih..” ucap naura yang duduk di kursi samping raffi.
“gak kok, ada apa kesini? Dari mana tau rumah aku” ucap raffi dengan dinginnya.
“dari papa kamu. Kamu kenapa gak bilang2 kalau pindah kesini?” ucap naura lagi.
“apa aku harus melapor sama kamu dulu, baru bisa pindah!” ucap raffi lagi masih dengan dinginnya.
“kamu kenapa sih fi, masih marah masalah kemarin! Jangan berubah gini fi” ucap naura lagi.
“aku tidak berhak untuk marah. Sebaiknya kamu pulang saja, aku masih banyak urusan.” Ucap raffi yang langsung berdiri masuk kedalam rumah meninggalkan naura dengan tanda tanya yang besar. Terlihat raffi menundukan kepalanya dibalik pintu, sembari memperhatikan naura yang berlalu pergi dengan mobilnya.
“kenapa gak diajak masuk nauranya?” tanya gigi yang langsung mengagetkan rafffi.
“gak, dia sudah pulang” jawab raffi yang langsung meninggalkan gigi dan naik kekamarnya.
“hadeuh, ababil”ucap gigi sambil menggeleng2kan kepalanya.
Didalam mobil naura memikirkan raffi. perubahan sikap raffi padanya, hal itu sungguh membuatnya tidak habis pikir, seorang raffi ahmad yang begitu penurut padanya berubah menjadi sosok yang begitu dingin.
***
Pukul 12.30 siang, gigi sedang membersihkan rumah, dengan celemek, penyedot debu dan kemoceng ditangannya. Terasa lelah ia disiang itu. Sementara raffi belum kelihatan batang hidungnya.
“ah,,cape juga,,,,begini yah kerjaan bi minah setiap hari.” Ucap gigi yang berbaring disofa ruang tengah setelah membersihkan rumah sendirian. Tidak lama terdengar suara raffi.
“gi,,gigiii, loe ada dimana” teriak raffi. gigi yang mendengarnya hanya menutup kupingnya dengan bantal yang ada di sofa.
“gigi,,,giiiiii” ucap raffi yang dengan paksa membuka bantal dari telinga gigi.
“ihhhh, apaan sih,,,ganggu aja,,,gue mau istrahat” omel gigi kepada raffi.
“gue laper,,,kita makan apa siang ini?” tanya raffi lagi.
“kita pesan makanan aja yah, gue cape, gak lihat nih rumah bersih banget” keluh gigi sambil menunjuk kesekitar rmah yang nampak cukup bersih.
“gak mau,,,masak pokoknya” ancam raffi lagi.
“terserah, masak sendiri” ucap gigi lagi yang kembali membaringkan dirinya disofa.
“gua lapor mama nih, bilang klau gue gak dikasih makan sama loe” ancam raffi lagi. cara tersebut cukup ampuh untuk membuat gigi melangkah ke arah dapur.
“dasarrrrrr, huft,,,tuh curut bener2” gerutu gigi saat berada didapur. Raffi dengan tenang menunggu gigi yang sedang memasak sambil menonton TV. Stengah jam pun berlalu, raffi melihat jam didinding dan ia pun berdiri dan menghampiri gigi yang sedang ada di dapur.
“masak apa loe” tanya raffi ke gigi.
“lihat aja diatas meja” jawab gigi singkat.
“telor goreng lagi, apa gak ada yang berbeda siang ini. Gue butuh nutrisi” omel raffi
“telur itu kaya akan protein, protein itu zat pembangun. Jd loe gak bakal mati hanya karena makan telur. Lagian ini cukup berbeda. Telur ceplok, tadi pagi kan telur dadar. Terus sayurnya kankung tumis, tadi pagi kan sop. Yah udah makan aja. Jangan banyak omel. Gue juga mau makan dengan tenang.” Jelas gigi. Raffi hanya memonyongkan bibirnya dan duduk dimeja makan untuk makan sambil meperhatikan gigi.
“kenapa loe lihat gue kayak gitu, emang loe gak lihat gue setahun!” tanya gigi.
“yah, ada yah, jenis wanita seperti loe. Loe jatuh dari planet mana sih!” tanya raffi dengan sindirannya.
“kalau gue dari planet mars, elo makhluk dari planet plutoo..sudah makan jangan banyak bicara” omel gigi yang melahap makanan dipiringnya.
“ini resep baru semua yah. Telornya rasanya aneh, tumis kangkungnya juga rasanya aneh. Ini resep dari mana? Yahhhh,,,” omel raffi sambil mengunyah makanannya.
“gak pernah kan loe rasa masakan kayak gini. Yah udah, dimakan, cuman satu2nya di dunia, pembuatnya pun cuman satu2nya didunia. Jdi makan, awas kalau ada sisa” ucap gigi lagi.
“emang makhluk kayk loe itu cuman ada satu di dunia ini, gak ada duanya” sindir raffi lagi.
“makan gak” ancam gigi yang langsung mengarahkan sendoknya kekepala raffi. raffi karena kelaparan akhirnya menghabiskan makanannya. Tinggallah gigi didapur yang membereskan meja makan dan mencuci piring. Setelah itu dia berjalan menghampiri raffi yang sedang menonton tv.
“emmm, kita harus bicara kayakny fi” ucap gigi yang duduk disamping raffi.
“ngomong apa, ngomong aja” ucap raffi tanpa mengalihkan pandangannya dari TV.
“sepertinya kita butuh pembantu” ucap gigi, yang langsung membuat raffi menoleh kepadanya.
“maksud loe, terus pembantu itu bakal tau kita tidur dikamar yang berbeda, dan kehidupan pernikahan kita yang penuh dengan kebonngan, lalu papa bisa bertanya pada pembantu itu, terbongkarlah, dan kita dapat masalah besar.” Jawab raffi dengan panjang lebar.
“bukan gitu. Kita kasih batasan.” Jelas gigi, raffi hanya diam dan menunggu penjelasan lebih dari gigi.
“iya,, emmm, kalau loe kerja pulang jam 5 kan. Gue tergantung shift, bisa malem, pulang jam 8 pagi, kalau siang masuk jam 3 pulang jam 9 malem, kalau masuk pagi jam 8 pulang jam 3 sore. Jdi setiap dua hari aja pembantu datang untuk ngebersihin rumah, nyuci dan masak datengnya jam 9 pulangnya jam 4 sore. Ngebersihin rumah pun hanya diluar aja, kamar tidur kita dan kantor gak usah, jd dia gak bakal tau kalau kita tidurnya terpisah. Bagaimana?” jelas gigi. Raffi nampak berfikir.
“boleh, tapi yang masak tetep loe gak pakai tawar menawar” ucap raffi lagi.
“yah, bukannya kamu gak suka masakan gue. Kan itu hanya setiap dua hari sekali. Dua hari selama gak ada pembantu, gue yang akan masak. Kenapa sih loe gak mau makan makanan dari orang lain, gak mau makan diluar juga. Primitif banget hidup loe. ” omel gigi kepada raffi.
“pokoknya gue gak mau dimasakin. Dirumah aja mama yang masakin.” Ucap raffi lagi.
“yah udah, pulang loe kerumah mama loe, biar dimasakin setiap hari” omel gigi dengan wajah marahnya lalu beranjak meninggalkan raffi. raffi nampak terlihat kesal, dan kembali memainkan remot tv nya.
Dikamarnya gigi masih saja mengomel melihat tingkah raffi.
“ada yah orang kayak gitu, makan harus dirumah, gak mau makan makanan siap saji, makanan pesenan gak mau. Dikasih makan apa sih sama mamanya sampai tu anak jadi kayak gitu. Bisa mati gue 2 tahun jadi istrinya. Sial banget” omel gigi lalu beranjak ke kamar mandi untuk mendi.
***
Dipagi hari pukul 06.30, raffi bersiap untuk ke kantor dan gigi bersiap untuk ke rumah sakit. Seperti biasa sarapan pagi mereka yang dibumbui oleh pertengkaran kecil, sedang sampai ke besar.
“sarapan apa kita pagi ini?” tanya raffi kepada gigi yang sedang ada di dapur. Gigi sudah nampak rapi dengan kemeja putih dan jeans birunya. Begitu pula dengan raffi, dengan memakai setelan jas berwarna hitam dan kemeja merah maron, raffi nampak begitu berwibawa.
“roti” ucap gigi singkat.
“yahhh,,,kenapa roti, roti itu gak sampai ke lambung gue, cuman singgah dikerongkongan aja” omel raffi.
“makan, gak sempat masak gue. Jangan ngomel. Paling tidak ini bisa mengganjal perut loe sampai makan siang nanti. Sleinya mau rasa apa? Coklat atau strowbery?” ucap gigi sambil mengoles slay coklat di rotinya. Raffi yang melihat kelakuan gigi hanya bisa memanyungkan bibirnya.
“coklat” ucap raffi dengan wajah cemberutnya.
“coklat,,ok,,,” ucap gigi lagi. setelah mengoleh 4 potong roti, gigi meletakkan dua potong roti di depan raffi dengan segelas susu coklat.
“hahhhh,,, makan roti isi coklat sama susu coklat. Kayak anak TK gue” omel raffi lagi.
“makan, kalau gak mau sini gue kasih kucing” ucap gigi sambil hendak mengambil roti milik raffi.
“enak aja loe....sana ,,, sana” raffi dengan sigap menarik piringnya dan menepis tangan gigi.
“tapi besok2 mask yah, awas kalau gak masak, paling tidak bubur ayam kek, ayam goreng kek, nasi goreng kek, apa kek, yang sedikit bermutu.” Omel raffi lagi. terlihat gigi sudah menyelesaikan makannya.
“gue duluan yah, kalau sudah makannya, piringnya ditaruh saja diwastafel, pulang nanti baru aku beresin, jangan lupa kunci pintu. Oh iya, masalah pembantu paruh waktu yang kita bicarain kemarin, biar aku yang nyari. Aku pergi, assalamualaikum” jelas gigi panjang lebar lalu berlalu meninggalkan raffi.
“astaga, wanita itu. Meninggalakan suaminya yang belum selesai makan. Astaga, untung gue gak bakal selamanya hidup sama dia.” Ucap raffi sambil memakan rotinya.
***
Gigi telah sampai di NS Hospital. Para karyawan, perawat dan dokter yang melihat gigi tidak lupa memberikan selamat atas pernikahannya. Gigi hanya melemparkan senyumannya. Sesampainya di ruangannya Nanda mengikuti belakang gigi.
“permisi bu nagita!” sopan Nanda menyapa gigi.
“hei, silahkn masuk” ucap gigi.
“sebelumnya selamat atas pernikahan ibu!” ucap nanda namun nagita tidak memberikan respon apapun.
“ini ada jadwal kerja bu nagita bulan ini. Bulan ini ibu nagita akan dinas di IGD. Juga saya bawakan beberapa berkas yang harus ibu nagita pelajari dan tanda tangani” jelas nanda panjang lebar. Nagita menatap nanda dengan tatapan tajamnya yang cukup membuat nanda salah tingkah.
“ada yang ,,,e,, kurang jelas bu?” tanya nanda dengan gugup.
“jangan terlalu formal begitu. Pangggil gigi aja.,,ok,,terima kasih sudah mengurusi semuanya. Mau temani saya memeriksa beberapa berkas ini?” ucap gigi dengan senyuman manisnya.
“baik bu nagita, ehh, maksud saya gi” ucap nanda lagi. nanda pun menemani gigi mengurusi beberapa berkas rumah sakit yang sempat terbengkalai karena cuti pernikahannya di ruang rapat.
Sama halnya dengan gigi. Di kantor raffi semua karyawan memberikan selamat kepada raffi. raffi hanya memberikan respon yang sangat dingin kepada para karyawannya sambil mengeluarkan senyum kecilnya.
“wihhhhh,,,penganten baru. Apa kabar bro. letih yah bro?” goda bili kepada raffi dikantornya.
“apaan sih loe. Gak ada yang spesial. Kalian kesini cuman mau ngeledekin gue apa mau kerja?” bela raffi.
“yah kerja lah. Kita kesini jauh2 yah buat berbisnis sama loe. Kita tau loe gak bakalan nyamperin kita, jd kita yang nyamperin loe bro.” ucap deni menambahkan.
“yah udah, kita bahas kerjaan. Jangan bahas yang lain” ucap raffi lagi. tidak ada yang berbeda dengan rutinitas raffi dikantor. Raffi terkenal sebagai bos yang sangan dingin. Sedikit kesalahan, marahnya bisa seharian. Ia termasuk atasan yang ditakuti oleh karyawannya. Kebiasaannya saat kuliah terbawa hingga ia menjadi bos saat ini. Secara kemampuan raffi tidak diragukan lagi. ia memiliki kepribadian yang tegas dalam berbisnis dan tidak jarang banyak rekan bisnis yang sangat salut dengan kemampuan raffi. makan siang selalu ia lakukan dikantor atau diresteron kepercayaannya bersama rekan bisnisnya. Namun makan malam ia memiliki kebiasaan makan di rumah. Buat raffi urusan kantor akan dia selesaikan dikantor. Dirumah adalah waktu untuknya istrahat. Itulah prinsip yang selalu dipegang oleh seorang raffi ahmad.
“bro, malam ini, gimana kalau kita ngerayain pernikahan loe. Kita yang traktir, gimana?” tawar deni kepada raffi.
“gue cape, gue mau pulang. Gue mau makan dirumah aja” ucap raffi disela2 aktifitasnya.
“yah gak asik loe fi.” Ucap bili menambahkan,
“ngerti kali. Dia kan mau ketemu istrinya. Ah loe pada mah, gak sensitif” ucap irwan
“kenapa,,,ih,,,siapa yang mau ketemu dia. Pada aneh loe,,,” bela raffi.
“ya ampyun, gue lupa. Yah udah loe pulang sana. Kangen sama bini loe kan” goda deni lagi.
“bukan gitu. Loe pada tau kan dari dulu juga gue suka makan makanan di rumah. Jangan pikir yang macem2” bela raffi lagi.
“yah kita pada ngerti kok..istri secantik itu dianggurin kan sayang. Dr. nagita,,,beuhhh,,, sempurna, cantik, pinter,,apalagi yang kurang” goda deny lagi.
“wanita alien macam itu darimana cantiknya, dia itu makhluk aneh dari planet lain. Mata loe pada soek semua” bela raffi lagi.
“alah, alien, alien tapi buat loe pengen cepet pulang kan. Sana loe pulang. Ayo bro, kita pulang. Tinggalin nih penganten baru yang lagi kesemsem sama istrinya” goda bily yang mengajak deny dan irwan untuk meninggalkan raffi.
“eh,,kalian,,,bukan gitu,,,ehhh” teriak raffi memanggil irwan, deni dan bily yang berlalu meninggalkannya.
“udah sana, loe pulang. Salam sama Ny. Ahmad yah” teriak bily dari kejauhan.
“hah,,,apa2an sih.” Ucap raffi yang melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB.
“udah waktunya pulang” raffi mengambil tasnya, memakai jasnya, dan tidak lupa kaca matanya dan berlalu pulang meninggalkan kantornya.
***
Sampai malam tiba. Jam dinding menunjukkan pukul 19.15 WIB. Gigi masih nampak repot dengan tumpukan berkas yang ada di depannya hingga terdengar suara ketokan dari pintu.
“silahkan masuk” ucap nanda, dan terlihat seorang pria masuk membawa beberapa kotak makanan.
“terima kasih” ucap nanda lagi sambil menerima kotak yang dibawa pria tersebut.
“apa itu? Makanan? Kapan loe pesennya?” tanya gigi kepada nanda.
“tadi, lewat sms. Aku pesan mie goreng spesial buat kamu. Suka gak?” tanya nanda kepada gigi sambil memperlihatkan kotak makanan yang berisi mie goreng.
“dari mana kamu tau aku suka mie goreng?” ucap gigi sambil mengeluarkan senyuman manisnya.
“taulah...silahkan dimakan. Kerjanya nanti dilanjut lagi. ok” ucap nanda yang membereskan berkas dihadapan gigi dan meletakkan kotak makanan itu di depan gigi.
“terima kasih. Berarti, besok pagi aku mulai dines di IGD?” tanya gigi kepada nanda.
“iya, mulai besok dokter nagita akan dinas di IGD. Seorang dokter umum tidak lengkap sebulum merasakan dinas di IGD, bukan begitu?” ucap nanda sambil mengeluarkan senyumnya.
“yah,,yah,,aku tau. Aku makan yah!” ucap gigi lagi sambil membuka sumpitnya dan hendak memakan mie yang ada dihadapannya. Suapan pertama berhasil membuat lengkungan manis dibibir gigi. Beberapa menit kemudian terdengar bunyi yang menandakan ada panggilan masuk dari HP nya. Alisnya mulai berkerut saat ia melihat nama pada layar HP tersebut “manusia purba”,
“halo” jawab gigi, namun ia tiba2 menjauhkan HP dari telingannya.
“jangan teriak2 kenapa.” Ucap gigi lagi. nanda yang melihat gigi seakan mengerti siapa yg ada dibalik tlpn.
“hah,,,ia,,,ia,,bentar lagi...”
“ia, gue pulang sekarang. Ia bener sekarang gue pulang. Udah” ucap gigi lagi yang dengan kasar mematikan HP nya. Sambil menarik nafas panjang, ia mula merapikan tasnya.
“eh, maaf yah nan. Nanti sisanya aku kerjain sendiri deh dirumah. Raffi, sudah pulang soalnya. Makasih yah untuk hari ini.” Gigi pun berlalu meninggalkan nanda dengan perasaannya yang sedikit kecewa. Ia duduk di kursi gigi saat makan tadi, ia melihat mie yang sempat dimakan gigi walau hanya satu suapan.
“kenapa kita bertemu diwaktu yang salah” gumam nanda menarik nafasnya.
***
Gigi sampai didepan rumahnya. dengan langkah seribu ia memasuki rumahnya. didapatinya raffi dengan tekukan 100 diwajahnya.
“kenapa baru pulang. Gak tau kalau ada orang yang belum makan?” omel raffi sambil melipat kedua tangannya didada.
“loe emang manusia purba yang hidup dizaman batu. Emang kenapa loe gak makan? Tinggal pencet HP elo, minta dianterin dirumah elo juga bisa makan. Emang harus gitu, loe makan dirumah?” ucap gigi membela diri.
“gue kan udah bilang, gak mau makan makanan siap saji. Cepet buatin makanan. Gue laper.” Ucap raffi lagi. dengan menekukkan wajahkanya gigi berlalu meninggalkan raffi.
“eh, mau kemana loe?” teriak raffi yang melihat gigi menaiki tangga.
“mau ganti baju dulu. Sabar napa” ucap gigi lagi.
“cepetan...gak tau apa dia, kalau gue lapar banget. Tau gini tadi, gue terima tawaran si deny” omel raffi sambil memegang perutnya. Beberapa menit kemudian gigi turun dengan memakai kaos dan celana pendeknya. Rambutnya yang ikal dicepol kebelakang.
“cepetan,,,awas kalau loe bikinin gue telor lagi” omel raffi yang melihat gigi memasuki dapur.
“bawel loe, gue masak apa aja yah terserah gue. Loe tinggal makan aja” ucap gigi dari dapur.
“bener2 yah wanita satu itu. Hadeuh. Ada acara apa yah hari ini?” raffi menyalakan TV sambil menunggu gigi yang sedang memasak didapur. Gigi memperhatikan isi kulkasnya, memperhatikan apa yang bisa untu ia masak dimalam itu.
“tidak ada apa2 lagi. hanya ada telur. Bikin spagheti aja deh, Yang cepet” ucap gigi lalu mensearch cara membuat spagheti pada mbah google. Gigi pun telah selesai memasak.
“raffi,,cepetan sini makan” panggil gigi. Raffi dengan cepat langsung menuju ke dapur.
“apa ini?” tanya raffi.
“spaghety” jawab gigi singkat.
“gue gak suka makan makanan luar negeri. Gue suka makan makanan indonesia. Gue mau makan nasi. Cepet buatin. Awas kalau loe gak buatin gue nasi.” Raffi berlalu meninggalkan gigi dengan emosi yang memuncak.
“astaghfirullah. Itu manusia dapat nemu darimana sih....ihhhhhh,,,ahhhhh,,,” gigi dengan emosi mengacak2 rambutnya sendiri. Beberapa menit berlalu, gigi telah selesai memasak menu kedua buatannya.
“rafffiiiiiiii” teriak gigi lagi. dengan cepat raffi pun berlari kembali kedapur.
“nah, ini,,,masakah khas indonesia.” Ucap raffi dengan senyumnya saat melihat nasi goreng lengkap dengan telur diatas meja makan.
“ayo duduk...loe gak mau makan...hmm,, lumayan, not bad. Bisalah dimakan” ucap raffi sambil memasukan makanan ke mulutnya. Gigi hanya dapat menarik nafasnya. \
“loe bener2 manusia purba yah. Manusia primitif.” Gumam gigi namun tidak ada balasan dari raffi. raffi sibuk dengan makanannya seakan ia baru makan setelah sekian lama.
“oh iya, tadi papa nelfon” ucap raffi disela2 makannya.
“telfon kenapa?” tanya gigi.
“ada syukuran katanya. Nenek aku yang dari bandung ngadain syukuran.” Ucap raffi lagi.
“kenapa terlalu banyak acara sih. Bukannya kemarin udah semua acaranya.” Ucap gigi lagi.
“ini acara santai. Makan2 keluarga aja. Katanya kita cukup datang aja. Dan elo, gak usah repot2 buat masak besok.”
“hmmm, tapi gue dines pagi besok” ucap gigi lagi
“acaranya sore. Dines pagi loe pulang sore kan. Gak usah gue jemput kan besok. Gue akan duluan kerumah. Ditunggu besok. Ok, awas kalau loe telat.” Ancam raffi yang berlalu meninggalkan gigi setelah menghabiskan makanannya.
***
Di IGD NS hospital, suasana keramaian khas IGD nampak jelas terlihat. Nagita sedang memeriksa beberapa pasien yang datang dengan keluhan yang berbeda2. Sampai sore pun tiba, pukul 15.30 ia masih saja sibuk mengurus beberapa pasien yang menjadi tanggung jawabbnya. Beberapa perawat juga terlihat sangat sibuk. HP gigi sudah bergetar, puluhan kali mungkin. Namun tidak ada jawaban dari yang empunya HP. Jangankan untuk melihat HP nya, untuk makan siang waktu itu pun ia tidak sempat, sampai dokter jaga selanjutnya datang, iya dokter zaskia.
“gi, sori yah gue telat.” Ucap kia yang baru saja datang.
“ok, cepetan yah.” Ucap gigi yang masih mengurusi pasiennya. Tidak lama kemudian zaskia keluar dengan jas putihnya.
“gue nitip sebentar pasien yang di bed 4 ruang bedah yah. Gue mau kekamar mandi bentar” ucap gigi.
“ok, sip” gigi kekamar mandi membawa serta tasnya. Ia melihat HP nya, 42 panggilan tak terjawab “alien”
“raffi, mampus gue...aduh gimana nih” gigi pun menelpon raffi
“elo dimana,,,cepetan loe kesini, papa udah nanyain loe,,cepet” ucap raffi dibalik telpon.
“iya gue kesitu bentar lagi” ucap gigi.
“ki, pasien gue tinggal 2 lagi, gue operin ke elo aja yah. Gue ada acara keluarga nih” ucap gigi kepada kia.
“ok gi. Serahin aja ke gue.” Setelah melakukan operan pasien kepada zaskia, gigi langsung melajukan mobilnya ke rumah keluarga raffi.
***
Keramain nampak terliahat dikediaman keluarga raffi sore itu. Waktu sudah menujukkan pukul 16.43 WIB, dan gigi belum juga terlihat.
“gigi dimana fi?” tanya seorang wanita paruh baya kepada raffi.
“katanya sih udah dijalan, bentar lagi sampai” jawab raffi dengan senyuman hambarnya.
“maklumlah dokter, jd dia sedikit sibuk” ucap mama amy menjelaskan,
“yah walaupun dokter, dia harus bisa ngurus suaminya sama menghormati keluarga suaminya kan” ucap wanita itu lagi. raffi hanya diam dan menarik nafasnya, sambil sesekali melihat jam ditangannya. Bebrapa menit kemudian terdengar suara salam dari depan. Raffi dengan cepet berbalik dan melebarkan senyumnya karena wanita yang sedari tadi ditunggunya akhirnya datang juga.
“ah, maaf semuanya, tadi pasien cukup banyak, jadi maafkan gigi karena terlambat”  ucap gigi dengan wajah letihnya, namun tidak menghilangkan gurat kecantikan diwajahnya. Raffi yang melihat gigi langsung berlari menghampirinya lalu berbisik ditelinga gigi.
“kok elo lama banget sih, gue udah mau dimakan hidup2 nih disini” omel raffi ditelinga gigi lalu sama2 melempar senyuman hambarnya kepada para tamu yang hadir. Tidak ada keluarga gigi di hari itu, karena syukuran yang diadakan khusus untuk keluarga raffi dalam menyambut gigi dalam keluarga mereka. Beberapa keluarga raffi yang tidak sempat hadir pada saat pesta pernikahan napak hadir disore itu.
“gi, perkenalkan ini tante gue, istri dari kakak papa” ucap raffi menjelaskan seluruh keluarganya yang hadir dihari itu. Bebrapa dari mereka memuji raffi karena memiliki istri yang sangat cantik, dan ada juga yang mencibir karena perasaan iri kepada kedua pasangan itu.
“jdi ini nagita dari keluarga tengker yg dibangga2kan itu. Biasa saja. Wanita cantik sudah biasa. Dan untuk mendampingi seseorang dari ahmad group memang harus cantik.” Ucap wanita paruh baya tadi kepada nagita. Gigi hanya melemparkan senyumnya tanpa mengeluarkan kata apa2.
“jadi ini nagita.. hai salam kenal!” ucap seorang pemuda yang datang lalu mengulurkan tangannya kepada gigi. Gigi pun menyambut uluran tangan pemuda itu.
“saya robi, sepupunya raffi, anak dari bu Grace” ucap pemuda itu sambil berbalik kepada wanita paruh baya didepan mereka.
“Nagita, istri dari raffi ahmad, sepupu kamu” jelas nagita. Raffi yang mendengar perkataan nagita hanya memandang nagita dengan pandangan penuh pertanyaan.
“saya dengar, kalian sempat jadi musuh bebuyutan saat dikampus. Pasti sangat tidak mengenakkan saat tau kalau ternyata kalian dijodohkan. Bagaimana perasaan kamu fi saat dijodohkan?” pertanyaan dari niko yang menyudutkan membuat raffi tidak bisa berkata apa2.
“pernikahan bisnis, memang sudah seperti itu nak,tidak ada cinta didalamnya” Ucap ibu paruh baya itu kepada anaknya.
“hmmm, dan aku masih tidak percaya kamu bisa menjadi seorang suami raffi. apa kalian bahagia? Pernikahan yang direncanakan? Bukankah kamu begitu dingin pada wanita, apa dia bersikap dingin juga padamu?” robi terus memojokkan raffi dan itu cukup membuat gigi menjadi gerah.
“pernikahan kami mmang direncanakan. Tapi bukankah hidup itu penuh dengan rencana. Bukankah segala sesuatu itu harus direncakan agar menjadi baik. Keluarga kami menginginkan yang terbaik buat kami. Cantik, lalu kenapa kalau aku cantik, memang sudah takdir tuhan. Bahagia, tentu saja aku sangat bahagia. Memang pernah dia jadi musuhku, tapi hati itu mudah berbolak balik. Sekarang dia suamiku yang sungguh sangat kucintai. Dan dia tidak pernah dingin padaku, dia adalah satu2nya pria yang ku kenal penuh dengan kehangatan. Mungkin dia penuh dengan kekurangan dimata kalian, tapi bagiku, dia adalah lelaki yang penuh dengan kelebihan yang mampu menutupi kekuranganku” bela gigi dengan ekspresi dinginnya. Raffi yang mendengar kata2 gigi hanya bisa diam dan menatap gigi dengan penuh pertanyaan.
“drama” ucap robi yang menatap dingin kearah gigi.
“mau bukti seperti apa, hmm,,,” ucap giigi dengan senyuman dinginnya.
“cium pipinya disini jika kamu berani” tantang robi kepada gigi.
“loe gila yah rob, urusan loe sama gue, bukan sama istri gue”ucap raffi yang mulai gerah dgn ucapan robi.
 “istri gue? Hah, takut loe? Kenapa? Karena tidak bisa mendapatkan naura, cemen loe!” ucap robi ditelinga raffi, dan hal tersebut terdengar oleh gigi. Raffi mengepal tangannya, wajahnya memerah, emosinya sudah memuncak, memukul wajah robi hingga tersungkur mungkin hal yang akan membuat hatinya lega, ia mulai mengangkat kerah baju robi dan hendak melayangkan pukulannya ke wajah robi, namun tiba2 gigi menarik lengan raffi, megang wajah raffi dan mencium bibir raffi di depan semua keluarga yang menyaksikan kejadian itu. Raffi membelalakkan matanya seakan tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi, gigi memejamkan matanya menyapu lembut bibir raffi yang terasa dingin, mungkin raffi mulai membeku saat ini.
To be continue.

Siapa sih robi ini. Hmmm,, ada rahasia apa dalam keluarga raffi? tunggu lanjutannya, dua hari kedepan,,okay. Jangan lupa like dan commet yah..makasih.

2 komentar:

  1. Keren ...next nya jangan lama-lama.
    Btw semoga cepat sembuh...

    BalasHapus
  2. klu bsa cpetan dong next nya.. udah gak sabar ne dg klanjutanya.. TOP deh critanya

    BalasHapus