Maaf nya
semua, sedikit pendek hari ini, habis sakit gue soalnya,,ehehe...yah udah deh
ost part ini punya Astrid-Tentang Rasa, Anda-Tentang Seseorang.
“Dalam
Diam Kau Curi Hati Ku”
Part
11
“naura” ucap raffi dengan wajah
kagetnya. Gigi ikut terdiam. Seakan mengerti apa yang sedang terjadi, gigi
menyambut kedatangan naura dengan begitu ramah.
“eh, ada kak naura. Apa kabar kak?” sambut gigi yang langsung cipika
cipiki dengan naura.
“eh gi,,selamat yah, penganten baru, aku ganggu gak nih?.” Ucap naura
dengan senyum manisnya.
“gak kok. Mau ketemu raffi yah. Yah udah masuk dulu, aku bikinin
minum” tawar gigi.
“gak usah repot2 gi, eh, disini aja, ada yang perlu gue omongin dengan
raffi, gak papa kan?” ucap naura.
“oh gak papa, yah udah gue tinggal yah” ucap gigi yang berlalu
meninggalkan raffi dan naura dihalaman rumah mereka. Raffi masih tetap diam, ia
duduk di kursi taman itu, tanpa satu patah kata pun.
“hey,, fi. Sombong banget sih..” ucap naura yang duduk di kursi
samping raffi.
“gak kok, ada apa kesini? Dari mana tau rumah aku” ucap raffi dengan
dinginnya.
“dari papa kamu. Kamu kenapa gak bilang2 kalau pindah kesini?” ucap
naura lagi.
“apa aku harus melapor sama kamu dulu, baru bisa pindah!” ucap raffi
lagi masih dengan dinginnya.
“kamu kenapa sih fi, masih marah masalah kemarin! Jangan berubah gini
fi” ucap naura lagi.
“aku tidak berhak untuk marah. Sebaiknya kamu pulang saja, aku masih
banyak urusan.” Ucap raffi yang langsung berdiri masuk kedalam rumah meninggalkan
naura dengan tanda tanya yang besar. Terlihat raffi menundukan kepalanya
dibalik pintu, sembari memperhatikan naura yang berlalu pergi dengan mobilnya.
“kenapa gak diajak masuk nauranya?” tanya gigi yang langsung
mengagetkan rafffi.
“gak, dia sudah pulang” jawab raffi yang langsung meninggalkan gigi
dan naik kekamarnya.
“hadeuh, ababil”ucap gigi sambil menggeleng2kan kepalanya.
Didalam mobil naura memikirkan raffi. perubahan sikap raffi padanya,
hal itu sungguh membuatnya tidak habis pikir, seorang raffi ahmad yang begitu
penurut padanya berubah menjadi sosok yang begitu dingin.
***
Pukul 12.30 siang, gigi sedang membersihkan rumah, dengan celemek,
penyedot debu dan kemoceng ditangannya. Terasa lelah ia disiang itu. Sementara
raffi belum kelihatan batang hidungnya.
“ah,,cape juga,,,,begini yah kerjaan bi minah setiap hari.” Ucap gigi
yang berbaring disofa ruang tengah setelah membersihkan rumah sendirian. Tidak
lama terdengar suara raffi.
“gi,,gigiii, loe ada dimana” teriak raffi. gigi yang mendengarnya
hanya menutup kupingnya dengan bantal yang ada di sofa.
“gigi,,,giiiiii” ucap raffi yang dengan paksa membuka bantal dari
telinga gigi.
“ihhhh, apaan sih,,,ganggu aja,,,gue mau istrahat” omel gigi kepada
raffi.
“gue laper,,,kita makan apa siang ini?” tanya raffi lagi.
“kita pesan makanan aja yah, gue cape, gak lihat nih rumah bersih
banget” keluh gigi sambil menunjuk kesekitar rmah yang nampak cukup bersih.
“gak mau,,,masak pokoknya” ancam raffi lagi.
“terserah, masak sendiri” ucap gigi lagi yang kembali membaringkan
dirinya disofa.
“gua lapor mama nih, bilang klau gue gak dikasih makan sama loe” ancam
raffi lagi. cara tersebut cukup ampuh untuk membuat gigi melangkah ke arah
dapur.
“dasarrrrrr, huft,,,tuh curut bener2” gerutu gigi saat berada didapur.
Raffi dengan tenang menunggu gigi yang sedang memasak sambil menonton TV.
Stengah jam pun berlalu, raffi melihat jam didinding dan ia pun berdiri dan
menghampiri gigi yang sedang ada di dapur.
“masak apa loe” tanya raffi ke gigi.
“lihat aja diatas meja” jawab gigi singkat.
“telor goreng lagi, apa gak ada yang berbeda siang ini. Gue butuh
nutrisi” omel raffi
“telur itu kaya akan protein, protein itu zat pembangun. Jd loe gak
bakal mati hanya karena makan telur. Lagian ini cukup berbeda. Telur ceplok,
tadi pagi kan telur dadar. Terus sayurnya kankung tumis, tadi pagi kan sop. Yah
udah makan aja. Jangan banyak omel. Gue juga mau makan dengan tenang.” Jelas
gigi. Raffi hanya memonyongkan bibirnya dan duduk dimeja makan untuk makan
sambil meperhatikan gigi.
“kenapa loe lihat gue kayak gitu, emang loe gak lihat gue setahun!”
tanya gigi.
“yah, ada yah, jenis wanita seperti loe. Loe jatuh dari planet mana
sih!” tanya raffi dengan sindirannya.
“kalau gue dari planet mars, elo makhluk dari planet plutoo..sudah
makan jangan banyak bicara” omel gigi yang melahap makanan dipiringnya.
“ini resep baru semua yah. Telornya rasanya aneh, tumis kangkungnya
juga rasanya aneh. Ini resep dari mana? Yahhhh,,,” omel raffi sambil mengunyah
makanannya.
“gak pernah kan loe rasa masakan kayak gini. Yah udah, dimakan, cuman
satu2nya di dunia, pembuatnya pun cuman satu2nya didunia. Jdi makan, awas kalau
ada sisa” ucap gigi lagi.
“emang makhluk kayk loe itu cuman ada satu di dunia ini, gak ada
duanya” sindir raffi lagi.
“makan gak” ancam gigi yang langsung mengarahkan sendoknya kekepala
raffi. raffi karena kelaparan akhirnya menghabiskan makanannya. Tinggallah gigi
didapur yang membereskan meja makan dan mencuci piring. Setelah itu dia
berjalan menghampiri raffi yang sedang menonton tv.
“emmm, kita harus bicara kayakny fi” ucap gigi yang duduk disamping
raffi.
“ngomong apa, ngomong aja” ucap raffi tanpa mengalihkan pandangannya
dari TV.
“sepertinya kita butuh pembantu” ucap gigi, yang langsung membuat
raffi menoleh kepadanya.
“maksud loe, terus pembantu itu bakal tau kita tidur dikamar yang
berbeda, dan kehidupan pernikahan kita yang penuh dengan kebonngan, lalu papa
bisa bertanya pada pembantu itu, terbongkarlah, dan kita dapat masalah besar.”
Jawab raffi dengan panjang lebar.
“bukan gitu. Kita kasih batasan.” Jelas gigi, raffi hanya diam dan
menunggu penjelasan lebih dari gigi.
“iya,, emmm, kalau loe kerja pulang jam 5 kan. Gue tergantung shift,
bisa malem, pulang jam 8 pagi, kalau siang masuk jam 3 pulang jam 9 malem,
kalau masuk pagi jam 8 pulang jam 3 sore. Jdi setiap dua hari aja pembantu
datang untuk ngebersihin rumah, nyuci dan masak datengnya jam 9 pulangnya jam 4
sore. Ngebersihin rumah pun hanya diluar aja, kamar tidur kita dan kantor gak
usah, jd dia gak bakal tau kalau kita tidurnya terpisah. Bagaimana?” jelas
gigi. Raffi nampak berfikir.
“boleh, tapi yang masak tetep loe gak pakai tawar menawar” ucap raffi
lagi.
“yah, bukannya kamu gak suka masakan gue. Kan itu hanya setiap dua
hari sekali. Dua hari selama gak ada pembantu, gue yang akan masak. Kenapa sih
loe gak mau makan makanan dari orang lain, gak mau makan diluar juga. Primitif
banget hidup loe. ” omel gigi kepada raffi.
“pokoknya gue gak mau dimasakin. Dirumah aja mama yang masakin.” Ucap
raffi lagi.
“yah udah, pulang loe kerumah mama loe, biar dimasakin setiap hari” omel
gigi dengan wajah marahnya lalu beranjak meninggalkan raffi. raffi nampak
terlihat kesal, dan kembali memainkan remot tv nya.
Dikamarnya gigi masih saja mengomel melihat tingkah raffi.
“ada yah orang kayak gitu, makan harus dirumah, gak mau makan makanan
siap saji, makanan pesenan gak mau. Dikasih makan apa sih sama mamanya sampai
tu anak jadi kayak gitu. Bisa mati gue 2 tahun jadi istrinya. Sial banget” omel
gigi lalu beranjak ke kamar mandi untuk mendi.
***
Dipagi hari pukul 06.30, raffi bersiap untuk ke kantor dan gigi
bersiap untuk ke rumah sakit. Seperti biasa sarapan pagi mereka yang dibumbui
oleh pertengkaran kecil, sedang sampai ke besar.
“sarapan apa kita pagi ini?” tanya raffi kepada gigi yang sedang ada di
dapur. Gigi sudah nampak rapi dengan kemeja putih dan jeans birunya. Begitu
pula dengan raffi, dengan memakai setelan jas berwarna hitam dan kemeja merah
maron, raffi nampak begitu berwibawa.
“roti” ucap gigi singkat.
“yahhh,,,kenapa roti, roti itu gak sampai ke lambung gue, cuman
singgah dikerongkongan aja” omel raffi.
“makan, gak sempat masak gue. Jangan ngomel. Paling tidak ini bisa
mengganjal perut loe sampai makan siang nanti. Sleinya mau rasa apa? Coklat
atau strowbery?” ucap gigi sambil mengoles slay coklat di rotinya. Raffi yang
melihat kelakuan gigi hanya bisa memanyungkan bibirnya.
“coklat” ucap raffi dengan wajah cemberutnya.
“coklat,,ok,,,” ucap gigi lagi. setelah mengoleh 4 potong roti, gigi
meletakkan dua potong roti di depan raffi dengan segelas susu coklat.
“hahhhh,,, makan roti isi coklat sama susu coklat. Kayak anak TK gue”
omel raffi lagi.
“makan, kalau gak mau sini gue kasih kucing” ucap gigi sambil hendak
mengambil roti milik raffi.
“enak aja loe....sana ,,, sana” raffi dengan sigap menarik piringnya
dan menepis tangan gigi.
“tapi besok2 mask yah, awas kalau gak masak, paling tidak bubur ayam
kek, ayam goreng kek, nasi goreng kek, apa kek, yang sedikit bermutu.” Omel
raffi lagi. terlihat gigi sudah menyelesaikan makannya.
“gue duluan yah, kalau sudah makannya, piringnya ditaruh saja
diwastafel, pulang nanti baru aku beresin, jangan lupa kunci pintu. Oh iya,
masalah pembantu paruh waktu yang kita bicarain kemarin, biar aku yang nyari.
Aku pergi, assalamualaikum” jelas gigi panjang lebar lalu berlalu meninggalkan
raffi.
“astaga, wanita itu. Meninggalakan suaminya yang belum selesai makan.
Astaga, untung gue gak bakal selamanya hidup sama dia.” Ucap raffi sambil
memakan rotinya.
***
Gigi telah sampai di NS Hospital. Para karyawan, perawat dan dokter
yang melihat gigi tidak lupa memberikan selamat atas pernikahannya. Gigi hanya
melemparkan senyumannya. Sesampainya di ruangannya Nanda mengikuti belakang
gigi.
“permisi bu nagita!” sopan Nanda menyapa gigi.
“hei, silahkn masuk” ucap gigi.
“sebelumnya selamat atas pernikahan ibu!” ucap nanda namun nagita
tidak memberikan respon apapun.
“ini ada jadwal kerja bu nagita bulan ini. Bulan ini ibu nagita akan
dinas di IGD. Juga saya bawakan beberapa berkas yang harus ibu nagita pelajari
dan tanda tangani” jelas nanda panjang lebar. Nagita menatap nanda dengan
tatapan tajamnya yang cukup membuat nanda salah tingkah.
“ada yang ,,,e,, kurang jelas bu?” tanya nanda dengan gugup.
“jangan terlalu formal begitu. Pangggil gigi aja.,,ok,,terima kasih
sudah mengurusi semuanya. Mau temani saya memeriksa beberapa berkas ini?” ucap
gigi dengan senyuman manisnya.
“baik bu nagita, ehh, maksud saya gi” ucap nanda lagi. nanda pun
menemani gigi mengurusi beberapa berkas rumah sakit yang sempat terbengkalai
karena cuti pernikahannya di ruang rapat.
Sama halnya dengan gigi. Di kantor raffi semua karyawan memberikan
selamat kepada raffi. raffi hanya memberikan respon yang sangat dingin kepada
para karyawannya sambil mengeluarkan senyum kecilnya.
“wihhhhh,,,penganten baru. Apa kabar bro. letih yah bro?” goda bili
kepada raffi dikantornya.
“apaan sih loe. Gak ada yang spesial. Kalian kesini cuman mau
ngeledekin gue apa mau kerja?” bela raffi.
“yah kerja lah. Kita kesini jauh2 yah buat berbisnis sama loe. Kita tau
loe gak bakalan nyamperin kita, jd kita yang nyamperin loe bro.” ucap deni
menambahkan.
“yah udah, kita bahas kerjaan. Jangan bahas yang lain” ucap raffi
lagi. tidak ada yang berbeda dengan rutinitas raffi dikantor. Raffi terkenal
sebagai bos yang sangan dingin. Sedikit kesalahan, marahnya bisa seharian. Ia termasuk
atasan yang ditakuti oleh karyawannya. Kebiasaannya saat kuliah terbawa hingga
ia menjadi bos saat ini. Secara kemampuan raffi tidak diragukan lagi. ia
memiliki kepribadian yang tegas dalam berbisnis dan tidak jarang banyak rekan
bisnis yang sangat salut dengan kemampuan raffi. makan siang selalu ia lakukan
dikantor atau diresteron kepercayaannya bersama rekan bisnisnya. Namun makan
malam ia memiliki kebiasaan makan di rumah. Buat raffi urusan kantor akan dia
selesaikan dikantor. Dirumah adalah waktu untuknya istrahat. Itulah prinsip
yang selalu dipegang oleh seorang raffi ahmad.
“bro, malam ini, gimana kalau kita ngerayain pernikahan loe. Kita yang
traktir, gimana?” tawar deni kepada raffi.
“gue cape, gue mau pulang. Gue mau makan dirumah aja” ucap raffi
disela2 aktifitasnya.
“yah gak asik loe fi.” Ucap bili menambahkan,
“ngerti kali. Dia kan mau ketemu istrinya. Ah loe pada mah, gak
sensitif” ucap irwan
“kenapa,,,ih,,,siapa yang mau ketemu dia. Pada aneh loe,,,” bela
raffi.
“ya ampyun, gue lupa. Yah udah loe pulang sana. Kangen sama bini loe
kan” goda deni lagi.
“bukan gitu. Loe pada tau kan dari dulu juga gue suka makan makanan di
rumah. Jangan pikir yang macem2” bela raffi lagi.
“yah kita pada ngerti kok..istri secantik itu dianggurin kan sayang. Dr.
nagita,,,beuhhh,,, sempurna, cantik, pinter,,apalagi yang kurang” goda deny
lagi.
“wanita alien macam itu darimana cantiknya, dia itu makhluk aneh dari
planet lain. Mata loe pada soek semua” bela raffi lagi.
“alah, alien, alien tapi buat loe pengen cepet pulang kan. Sana loe
pulang. Ayo bro, kita pulang. Tinggalin nih penganten baru yang lagi kesemsem
sama istrinya” goda bily yang mengajak deny dan irwan untuk meninggalkan raffi.
“eh,,kalian,,,bukan gitu,,,ehhh” teriak raffi memanggil irwan, deni
dan bily yang berlalu meninggalkannya.
“udah sana, loe pulang. Salam sama Ny. Ahmad yah” teriak bily dari
kejauhan.
“hah,,,apa2an sih.” Ucap raffi yang melihat jam tangannya sudah
menunjukkan pukul 17.00 WIB.
“udah waktunya pulang” raffi mengambil tasnya, memakai jasnya, dan
tidak lupa kaca matanya dan berlalu pulang meninggalkan kantornya.
***
Sampai malam tiba. Jam dinding menunjukkan pukul 19.15 WIB. Gigi masih
nampak repot dengan tumpukan berkas yang ada di depannya hingga terdengar suara
ketokan dari pintu.
“silahkan masuk” ucap nanda, dan terlihat seorang pria masuk membawa beberapa
kotak makanan.
“terima kasih” ucap nanda lagi sambil menerima kotak yang dibawa pria
tersebut.
“apa itu? Makanan? Kapan loe pesennya?” tanya gigi kepada nanda.
“tadi, lewat sms. Aku pesan mie goreng spesial buat kamu. Suka gak?”
tanya nanda kepada gigi sambil memperlihatkan kotak makanan yang berisi mie
goreng.
“dari mana kamu tau aku suka mie goreng?” ucap gigi sambil
mengeluarkan senyuman manisnya.
“taulah...silahkan dimakan. Kerjanya nanti dilanjut lagi. ok” ucap
nanda yang membereskan berkas dihadapan gigi dan meletakkan kotak makanan itu
di depan gigi.
“terima kasih. Berarti, besok pagi aku mulai dines di IGD?” tanya gigi
kepada nanda.
“iya, mulai besok dokter nagita akan dinas di IGD. Seorang dokter umum
tidak lengkap sebulum merasakan dinas di IGD, bukan begitu?” ucap nanda sambil
mengeluarkan senyumnya.
“yah,,yah,,aku tau. Aku makan yah!” ucap gigi lagi sambil membuka
sumpitnya dan hendak memakan mie yang ada dihadapannya. Suapan pertama berhasil
membuat lengkungan manis dibibir gigi. Beberapa menit kemudian terdengar bunyi
yang menandakan ada panggilan masuk dari HP nya. Alisnya mulai berkerut saat ia
melihat nama pada layar HP tersebut “manusia purba”,
“halo” jawab gigi, namun ia tiba2 menjauhkan HP dari telingannya.
“jangan teriak2 kenapa.” Ucap gigi lagi. nanda yang melihat gigi seakan
mengerti siapa yg ada dibalik tlpn.
“hah,,,ia,,,ia,,bentar lagi...”
“ia, gue pulang sekarang. Ia bener sekarang gue pulang. Udah” ucap
gigi lagi yang dengan kasar mematikan HP nya. Sambil menarik nafas panjang, ia
mula merapikan tasnya.
“eh, maaf yah nan. Nanti sisanya aku kerjain sendiri deh dirumah. Raffi,
sudah pulang soalnya. Makasih yah untuk hari ini.” Gigi pun berlalu
meninggalkan nanda dengan perasaannya yang sedikit kecewa. Ia duduk di kursi
gigi saat makan tadi, ia melihat mie yang sempat dimakan gigi walau hanya satu
suapan.
“kenapa kita bertemu diwaktu yang salah” gumam nanda menarik nafasnya.
***
Gigi sampai didepan rumahnya. dengan langkah seribu ia memasuki
rumahnya. didapatinya raffi dengan tekukan 100 diwajahnya.
“kenapa baru pulang. Gak tau kalau ada orang yang belum makan?” omel
raffi sambil melipat kedua tangannya didada.
“loe emang manusia purba yang hidup dizaman batu. Emang kenapa loe gak
makan? Tinggal pencet HP elo, minta dianterin dirumah elo juga bisa makan. Emang
harus gitu, loe makan dirumah?” ucap gigi membela diri.
“gue kan udah bilang, gak mau makan makanan siap saji. Cepet buatin
makanan. Gue laper.” Ucap raffi lagi. dengan menekukkan wajahkanya gigi berlalu
meninggalkan raffi.
“eh, mau kemana loe?” teriak raffi yang melihat gigi menaiki tangga.
“mau ganti baju dulu. Sabar napa” ucap gigi lagi.
“cepetan...gak tau apa dia, kalau gue lapar banget. Tau gini tadi, gue
terima tawaran si deny” omel raffi sambil memegang perutnya. Beberapa menit
kemudian gigi turun dengan memakai kaos dan celana pendeknya. Rambutnya yang
ikal dicepol kebelakang.
“cepetan,,,awas kalau loe bikinin gue telor lagi” omel raffi yang
melihat gigi memasuki dapur.
“bawel loe, gue masak apa aja yah terserah gue. Loe tinggal makan aja”
ucap gigi dari dapur.
“bener2 yah wanita satu itu. Hadeuh. Ada acara apa yah hari ini?”
raffi menyalakan TV sambil menunggu gigi yang sedang memasak didapur. Gigi memperhatikan
isi kulkasnya, memperhatikan apa yang bisa untu ia masak dimalam itu.
“tidak ada apa2 lagi. hanya ada telur. Bikin spagheti aja deh, Yang cepet”
ucap gigi lalu mensearch cara membuat spagheti pada mbah google. Gigi pun telah
selesai memasak.
“raffi,,cepetan sini makan” panggil gigi. Raffi dengan cepat langsung
menuju ke dapur.
“apa ini?” tanya raffi.
“spaghety” jawab gigi singkat.
“gue gak suka makan makanan luar negeri. Gue suka makan makanan
indonesia. Gue mau makan nasi. Cepet buatin. Awas kalau loe gak buatin gue
nasi.” Raffi berlalu meninggalkan gigi dengan emosi yang memuncak.
“astaghfirullah. Itu manusia dapat nemu darimana
sih....ihhhhhh,,,ahhhhh,,,” gigi dengan emosi mengacak2 rambutnya sendiri. Beberapa
menit berlalu, gigi telah selesai memasak menu kedua buatannya.
“rafffiiiiiiii” teriak gigi lagi. dengan cepat raffi pun berlari
kembali kedapur.
“nah, ini,,,masakah khas indonesia.” Ucap raffi dengan senyumnya saat
melihat nasi goreng lengkap dengan telur diatas meja makan.
“ayo duduk...loe gak mau makan...hmm,, lumayan, not bad. Bisalah
dimakan” ucap raffi sambil memasukan makanan ke mulutnya. Gigi hanya dapat
menarik nafasnya. \
“loe bener2 manusia purba yah. Manusia primitif.” Gumam gigi namun
tidak ada balasan dari raffi. raffi sibuk dengan makanannya seakan ia baru
makan setelah sekian lama.
“oh iya, tadi papa nelfon” ucap raffi disela2 makannya.
“telfon kenapa?” tanya gigi.
“ada syukuran katanya. Nenek aku yang dari bandung ngadain syukuran.” Ucap
raffi lagi.
“kenapa terlalu banyak acara sih. Bukannya kemarin udah semua
acaranya.” Ucap gigi lagi.
“ini acara santai. Makan2 keluarga aja. Katanya kita cukup datang aja.
Dan elo, gak usah repot2 buat masak besok.”
“hmmm, tapi gue dines pagi besok” ucap gigi lagi
“acaranya sore. Dines pagi loe pulang sore kan. Gak usah gue jemput
kan besok. Gue akan duluan kerumah. Ditunggu besok. Ok, awas kalau loe telat.” Ancam
raffi yang berlalu meninggalkan gigi setelah menghabiskan makanannya.
***
Di IGD NS hospital, suasana keramaian khas IGD nampak jelas terlihat. Nagita
sedang memeriksa beberapa pasien yang datang dengan keluhan yang berbeda2. Sampai
sore pun tiba, pukul 15.30 ia masih saja sibuk mengurus beberapa pasien yang
menjadi tanggung jawabbnya. Beberapa perawat juga terlihat sangat sibuk. HP
gigi sudah bergetar, puluhan kali mungkin. Namun tidak ada jawaban dari yang
empunya HP. Jangankan untuk melihat HP nya, untuk makan siang waktu itu pun ia
tidak sempat, sampai dokter jaga selanjutnya datang, iya dokter zaskia.
“gi, sori yah gue telat.” Ucap kia yang baru saja datang.
“ok, cepetan yah.” Ucap gigi yang masih mengurusi pasiennya. Tidak lama
kemudian zaskia keluar dengan jas putihnya.
“gue nitip sebentar pasien yang di bed 4 ruang bedah yah. Gue mau
kekamar mandi bentar” ucap gigi.
“ok, sip” gigi kekamar mandi membawa serta tasnya. Ia melihat HP nya,
42 panggilan tak terjawab “alien”
“raffi, mampus gue...aduh gimana nih” gigi pun menelpon raffi
“elo dimana,,,cepetan loe kesini, papa udah nanyain loe,,cepet” ucap
raffi dibalik telpon.
“iya gue kesitu bentar lagi” ucap gigi.
“ki, pasien gue tinggal 2 lagi, gue operin ke elo aja yah. Gue ada
acara keluarga nih” ucap gigi kepada kia.
“ok gi. Serahin aja ke gue.” Setelah melakukan operan pasien kepada
zaskia, gigi langsung melajukan mobilnya ke rumah keluarga raffi.
***
Keramain nampak terliahat dikediaman keluarga raffi sore itu. Waktu sudah
menujukkan pukul 16.43 WIB, dan gigi belum juga terlihat.
“gigi dimana fi?” tanya seorang wanita paruh baya kepada raffi.
“katanya sih udah dijalan, bentar lagi sampai” jawab raffi dengan
senyuman hambarnya.
“maklumlah dokter, jd dia sedikit sibuk” ucap mama amy menjelaskan,
“yah walaupun dokter, dia harus bisa ngurus suaminya sama menghormati
keluarga suaminya kan” ucap wanita itu lagi. raffi hanya diam dan menarik
nafasnya, sambil sesekali melihat jam ditangannya. Bebrapa menit kemudian
terdengar suara salam dari depan. Raffi dengan cepet berbalik dan melebarkan
senyumnya karena wanita yang sedari tadi ditunggunya akhirnya datang juga.
“ah, maaf semuanya, tadi pasien cukup banyak, jadi maafkan gigi karena
terlambat” ucap gigi dengan wajah
letihnya, namun tidak menghilangkan gurat kecantikan diwajahnya. Raffi yang
melihat gigi langsung berlari menghampirinya lalu berbisik ditelinga gigi.
“kok elo lama banget sih, gue udah mau dimakan hidup2 nih disini” omel
raffi ditelinga gigi lalu sama2 melempar senyuman hambarnya kepada para tamu
yang hadir. Tidak ada keluarga gigi di hari itu, karena syukuran yang diadakan
khusus untuk keluarga raffi dalam menyambut gigi dalam keluarga mereka. Beberapa
keluarga raffi yang tidak sempat hadir pada saat pesta pernikahan napak hadir
disore itu.
“gi, perkenalkan ini tante gue, istri dari kakak papa” ucap raffi
menjelaskan seluruh keluarganya yang hadir dihari itu. Bebrapa dari mereka
memuji raffi karena memiliki istri yang sangat cantik, dan ada juga yang
mencibir karena perasaan iri kepada kedua pasangan itu.
“jdi ini nagita dari keluarga tengker yg dibangga2kan itu. Biasa saja.
Wanita cantik sudah biasa. Dan untuk mendampingi seseorang dari ahmad group
memang harus cantik.” Ucap wanita paruh baya tadi kepada nagita. Gigi hanya
melemparkan senyumnya tanpa mengeluarkan kata apa2.
“jadi ini nagita.. hai salam kenal!” ucap seorang pemuda yang datang
lalu mengulurkan tangannya kepada gigi. Gigi pun menyambut uluran tangan pemuda
itu.
“saya robi, sepupunya raffi, anak dari bu Grace” ucap pemuda itu
sambil berbalik kepada wanita paruh baya didepan mereka.
“Nagita, istri dari raffi ahmad, sepupu kamu” jelas nagita. Raffi yang
mendengar perkataan nagita hanya memandang nagita dengan pandangan penuh
pertanyaan.
“saya dengar, kalian sempat jadi musuh bebuyutan saat dikampus. Pasti sangat
tidak mengenakkan saat tau kalau ternyata kalian dijodohkan. Bagaimana perasaan
kamu fi saat dijodohkan?” pertanyaan dari niko yang menyudutkan membuat raffi
tidak bisa berkata apa2.
“pernikahan bisnis, memang sudah seperti itu nak,tidak ada cinta
didalamnya” Ucap ibu paruh baya itu kepada anaknya.
“hmmm, dan aku masih tidak percaya kamu bisa menjadi seorang suami
raffi. apa kalian bahagia? Pernikahan yang direncanakan? Bukankah kamu begitu
dingin pada wanita, apa dia bersikap dingin juga padamu?” robi terus memojokkan
raffi dan itu cukup membuat gigi menjadi gerah.
“pernikahan kami mmang direncanakan. Tapi bukankah hidup itu penuh
dengan rencana. Bukankah segala sesuatu itu harus direncakan agar menjadi baik.
Keluarga kami menginginkan yang terbaik buat kami. Cantik, lalu kenapa kalau
aku cantik, memang sudah takdir tuhan. Bahagia, tentu saja aku sangat bahagia. Memang
pernah dia jadi musuhku, tapi hati itu mudah berbolak balik. Sekarang dia
suamiku yang sungguh sangat kucintai. Dan dia tidak pernah dingin padaku, dia
adalah satu2nya pria yang ku kenal penuh dengan kehangatan. Mungkin dia penuh
dengan kekurangan dimata kalian, tapi bagiku, dia adalah lelaki yang penuh
dengan kelebihan yang mampu menutupi kekuranganku” bela gigi dengan ekspresi
dinginnya. Raffi yang mendengar kata2 gigi hanya bisa diam dan menatap gigi
dengan penuh pertanyaan.
“drama” ucap robi yang menatap dingin kearah gigi.
“mau bukti seperti apa, hmm,,,” ucap giigi dengan senyuman dinginnya.
“cium pipinya disini jika kamu berani” tantang robi kepada gigi.
“loe gila yah rob, urusan loe sama gue, bukan sama istri gue”ucap
raffi yang mulai gerah dgn ucapan robi.
“istri gue? Hah, takut loe? Kenapa?
Karena tidak bisa mendapatkan naura, cemen loe!” ucap robi ditelinga raffi, dan
hal tersebut terdengar oleh gigi. Raffi mengepal tangannya, wajahnya memerah,
emosinya sudah memuncak, memukul wajah robi hingga tersungkur mungkin hal yang
akan membuat hatinya lega, ia mulai mengangkat kerah baju robi dan hendak
melayangkan pukulannya ke wajah robi, namun tiba2 gigi menarik lengan raffi,
megang wajah raffi dan mencium bibir raffi di depan semua keluarga yang
menyaksikan kejadian itu. Raffi membelalakkan matanya seakan tidak percaya
dengan apa yang sedang terjadi, gigi memejamkan matanya menyapu lembut bibir
raffi yang terasa dingin, mungkin raffi mulai membeku saat ini.
To be continue.
Siapa sih robi ini. Hmmm,, ada rahasia apa dalam keluarga raffi?
tunggu lanjutannya, dua hari kedepan,,okay. Jangan lupa like dan commet
yah..makasih.
Keren ...next nya jangan lama-lama.
BalasHapusBtw semoga cepat sembuh...
klu bsa cpetan dong next nya.. udah gak sabar ne dg klanjutanya.. TOP deh critanya
BalasHapus