Jumat, 02 Oktober 2015

My Imagination "Dalam Diam Kau Curi Hati Ku" Part 9

Yuhuuuuuuuuuuuu...tidak usah berbasa basi lagi, kita lanjut,,,sebelum baca dengerin dulu soundtrack part ini punya Astrid-Kosong, Anda-Tentang Seseorang, dan Peterpan – jauh mimpiku.
“Dalam Diam Kau Curi Hati Ku”
Part 9
Di usia 21 tahun gigi telah menjadi seorang dokter umum, setelah lulus UKDI dan menjalani sumpah sebagai seorang dokter. Raffi tidak tampak hadir di wisuda gigi karena kesibukkannya, dan hal tersebut cukup dimaklumi oleh keluarga raffi dan gigi. Sampai dimana keluarga mereka berkumpul untuk membahas waktu pernikahan raffi dan gigi tanpa mereka berdua.
“yah,,,,makanannya sudah datang,,,,silahkan2 pak?” ucap pak munawar diikuti oleh senyuman oleh seluruh anggota keluarga. Nampak pak munawar, pak gideon, mama amy dan mama rieta serta 2 orang laki2 dan perempuan yang belum diketahui identitasnya sedang menikmati makan malam di salah satu restoran mewah di kota jakarta.
“jd bagaimana pak, jadi kita nikahkan mereka di tanggal 17 februari?” tanya mama amy kepada pak munawar.
“itu kesepakatan dari keluarga kami pak gideon, jadi bagaimana?” tanya pak munawar kepada mama rieta dan pak gideon.
“kalau kami sih, tidak masalah. Lagian tgl tersebut bertepatan dengan tanggal ulang tahun mereka berdua. Sepertinya 17 februari akan menjadi tanggal yang begitu bermakna di hidup mereka. Bagaimana menurut mama?” tanya pak gideon kepada mama rieta.
“kalau mama sih ngikut papa aja. Yah mama pikir tgl itu cukup unik untuk dijadikan sebagai tgl pernikahan mereka. Dan dilihat dari waktu hingga tgl tersebut, saya rasa cukup untuk mempesiapkan pesta pernikahan. 2 bulan lagi. Bagaimana jeng amy?” tanya mama rieta kepada mama amy.
“yah,,,saya juga setuju.” Ucap mama amy dengan senyumannya.
“baik...berarti kita sudah sepakati tagl 17 februari akad nikah, 19 februari resepsi di jakarta dan 25 februari respsi di bali.” Ucap pak munawar diikuti oleh anggukan kesepakatan dari yang lainnya.
“makanya saya sudah undang WO dan disigner yang akan mengurus pernikahan mereka..” ucap pak munawar lagi. Mereka pun nampak makan dengan rona kebahagian yang terpancar dari kedua keluarga tersebut sambil membicarakan rencana pernikahan putra dan putri mereka.
***
Di rumah gigi nampak mereka sedang berkumpul di ruang kluarga.
“gigi...bagaimana,,apakah u sudah siap untuk masuk dan bekerja di NS hospital?” tanya pak gideon kepada pak nagita yang sedang sik mmbaca bukunya.
“iya pa, kapan gigi bisa masuk?” jawab gigi yang tidak juga berpaling dari buku bacaaanya.
“Minggu depan juga u bisa masuk. Biar papa suruh mereka untuk menyiapkan ruangan kamu” jawab pak gideon lagi.
“gigi gak perlu itu pa, gigi kan dokter baru yang masih butuh banyak bibimbingan dan gigi tidak perlu ruangan khusus.” Ucap gigi lagi.
“kamu kan direktur utama RS itu, jd sudah sewajarnya u punya ruangan sendiri” ucap pak gideon lg dengan ngototnya.
“tapi pa” gigi pun mulai serius bicara dan menatap ayahnya.
“sdh,,itu keputusan papa, dan bagian dari kesepakatan kita. Kamu tinggal mengikuti saja. Minggu depan papa sendiri yang akan mengantarkanmu di NS hospital.” Ucap pak gideon lalu pergi meninggalkan gigi yang masi dalam keadaan kesalnya.
***
Di rumah raffi, raffi sedang nonton dikamarnya. Titiba ada yang mengetuk pintu kamarnya.
“raffi,,,boleh papa masuk” tanya pak munawar dibalik pintu kamar raffi.
“boleh pa, masuk aja” awab raffi
“bagaimna pekerjaan kamu?” tanya pak munawar kepada raffi yang sedang asik menonton
“baik aja kok pa”.
“papa sudah lihat dan dengar hasil kinerja kamu selama 2 tahun terakhir ini dan papa rasa kamu sudah dapat menjadi CIO untuk perusahaan itu fi.” Ucap pak munawar dan raffi menoleh seius ke arah ayahnya.
“tapi baru perusahaan kecil saja dulu, kalau u sudah bisa menghendel yang dibawah, papa akan langsung kasih u kepercayaan untuk mengelolah perusahaan yang lebih besar lagi.” Terang pak munawar dan memukul2 pundak raffi dan keluar meninggalkan raffi yang masih dalam kebingungannya.
***
“Perkenalkan semua, ini anak saya Nagita Slavina dan juga seorang dokter umum yang cerdas sekaligus direktur utama NS hospital ini. Saya harap kalian dapat memperlakukanya dengan baik” ucap pak gideon yang memperkenalkan Nagita di depan dewan direksi NS hospital.
“Assalm, selamat pagi, perkenalkan saya nagita slavina, dr. umum baru, yang masih sangat minim pengalaman. Saya mohon banyak bimbingannya” ucap nagita merendah diikuti oleh tepuk tangan dewan direksi. Nampak seorang pria memperhatikan gigi dari jauh sambil bertepuk tangan.
“eh, nan, loe merhatiin bu direktur gitu amat” tanya seorang pria dengan pakaian dokternya kepada teman disampingnya. Pria itu pun tidak merespon pertanyaan dari temannya.
“eh,,,nandaaaaaaaa” teriak pria itu ditelinga temannnya.
“apaan sih loe jef?”  tanya nanda yang kaget dengan teriakan dr. jefry.
“loe,,ngeliatin bu direktur ampe segitunya.” Ucap pria itu dengan kesal karena dari tadi merasa dicuakin oleh nanda.
“ibu direktur kita cantik. Manis banget senyumnya, pinter lagi” ucap nanda memuji nagita.
“hadeuh,,,iya sih cantik,,,tapi gue gak bakal berani menyentuhnya. Kalau loe sih masih keturunan orang tajir, jd loe boleh  berharap. Tapi,,eh,,bukannya katanya bu direktur ini sdh punya tunangan yah?” ucap dr. jeffry yang membuat nanda menaikan alisnya.
“masa sih” ucap nanda.
“iya, kalau gak salah,,,nanti deh loe tanya sendiri.
Acara perkenalan pun selesai. Nagita menuju ruangannya. Dan ternyata ruangan nagita berseblahan dengan ruangan nanda. Tok tok tok. Terdengar ketukan dari pintu ruangan nagita.
“masuk” ucap nagita.
“selamat pagi bu. “ ucap nanda yang memasuki ruangan nagita.
“iya selamat pagi. Ada perlu apa?” tanya nagita yang masih sibuk menata mejanya dengan buku bawaannya.
“perkenalkan saya dr. nanda bu. Saya direktur operasional disini. Ini saya datang membawakan jadwal kerja ibu” ucap nanda sambil menyodorkan map berisi kertas2 ke meja nagita.
“letakkan saja disitu, dan terima kasih, nanti saya akan memberi tahu anda jika saya butuh bantuan.” Ucap nagita dengan dingin dan masih merapikan mejanya. Nanda pun minta izin keluar dan melengkungkan senyumnya saat berada dibelakang pintu nagta.
“cantik sekali” ucap nanda sambil tersenyum lalu berlalu pergi.
Hari2 nagita di NS hospital berjalan dengan baik. Tidak sulit untuknya beradaptasi dan mempelajari sistem di NS hospital. Iya pun menjadi dr yang sangat baik. Tidak salah dia menjadi lulusan terbaik. Begitu juga dengan raffi. Hari2 dia jalani sebagai CIO muda di anak perusahaan milik keluarganya.
***
“halo” nampak gigi mengangkat telponnya.
“gi,,jam berapa kamu pulang?” tanya mama rieta diseberang telponnya.
“paling jm 4 tan ma,,emang ada apa ma?” tanya nagita.
“u pulang jam 1 aja, mama suruh pak asep untuk jemput kamu. Mama tunggu di butik mama. Jangan pakai bantah. Titik gak pakai koma. Sudah yah wasalam” ucap mama rieta tanpa memberikan kesempatan kepada gigi untuk bicara.
“ada apa sih. Kok tumben mama suruh aku ke butiknya.” Gumam nagita dalam hatinya.
Gigi pun di jemput oleh pak asep dan menuju ke butik mamanya. Sesampainya di butik mamanya gigi nampak kaget melihat seseorang yang sudah menunggunya.
“ngapain loe disini” tanya gigi dengan wajah yang penuh tanya.
“nungguiin loe,,,lama banget” jawab pria itu dengan bete, yang tak lain adalah raffi.
“mama aku mana?” tanya ggi lagi. Tdk ada jawaban dari raffi dan tiba2 saja beberapa orang masuk keruangan yang ditempati oleh raffi dan gigi sambil membawa beberapa baju pengantin dari modern sampai tradisional. Raffi nampak tidak bersemangat dan gigi mulai bisa membaca situasi yang sedang terjadi.
“udah datang gi. Raffi dari tadi nungguin u.” ucap mama rieta yang masuk dan merapikan baju pengantin di depan mereka.
“ini apa ma? Kenapa juga raffi nungguin gigi” ucap gigi yang masih menunggu penjelasan.
“kalian kan kurang lebih dua bulan lagi mau nikah, yah harus ngukur2 dulu dong buat persiapan2nya” kata2 mama rieta yang cukup membuat jantung gigi dan raffi bak tersambar petir disiang bolong.
“nikah” jawab gigi dan raffi serentak.
“iya,,,akad nikahnya tgl 17 februari, itu sdh kesepakaatan” jelas mama rieta. Raffi dan gigi masih nampak syok dengan perkataan ibu dihadapan mereka, yang dengan wajah tanpa dosa menyampaikan berita buruk tersebut bagi mereka berdua.
“tapi ma, kok kita gak dikasih tau sih” ucap gigi merajuk ke ibunya.
“iya tante, seharusnya kan ini diomongin dulu sama kita berdua” lanjut raffi.
“bukankah waktu itu kalian sudah diberitahu pas hari pertunangan kalian 3 tahun lalu. Bukankah sudah jelas semua. Gigi sudah beres kuliahnya, raffi juga udah pinter kerjanya. Usia kalian udah dewasa, lalu apa lagi? Dimana letak masalahnya...udah2,,jangan pada ribet, sekarang kalian diukur dulu, mama sama mama amy sudah cukup pusing beberapa hari ini, jangan kalian buat tambah pusing lagi. Pak mario silahkan ukur mereka yah,,,?” ucap mama rieta..
“Baik nyonya,,,” ucap pak mario dengan gaya kemayunya.
“ayo kalian pada kesini siapa dulu nih yang mau diukur,,,cepet sini kalian berdua maju” ucap pak mario kepada raffi dan gigi yang masih nampak terlihat bingung. Pengukuran baju pun selesai, gigi berjalan menghampiri mamanya.
“ma,,ini apaan sih,,kok gigi gak dikasih tau dulu” ucap ggi, tampak raffi baru keluar dari ruang pengukuran berjalan mendekati gigi.
“udah sayang. Kalian tinggal ikutin aja, tunggu beres aja semuanya, kita yang akan urus semuanya.” Ucap mama rieta lagi.
“tapi ini kan pernikahan gigi ma!” ucap gigi dengan suara yang lebih keras. Raffi pun hanya memperhatikan gigi dengan wajah betenya.
“udah jangan ribet syg. Mama tau ini pernikahann kamu, tapi kan kamu juga lagi sibuk sekarang, raffi juga gitu. Sini kalian lebih baik lihat hasil desighne baju pengantin buatan pak mario.” Raffi dan gigi pun hanya diam. “ayo sini” ajak mama rieta lgi. Raffi dan gigi pun mengikuti. Akhirnya model baju akad nikah dan untuk respsi sdh ditentukan. Matahari sudah mulai bersembunyi dibalik bumi berganti bulan yang menerangi malam itu dengan bintang2 yang berkilauan menambah indahnya langit dimalam itu, terkecuali hati dua insan yang saat ini sedang merenungi nasib mereka dalam kepiluan (lebay gue,,,ahahaha).
“ok,,kalian boleh pulang sekarang, raffi minta tolong antarin gigi yah. Pak asep sudah pulang solanya” ucap mama rieta.
“pak simon mana? Tau gitu kan gigi naik mobil sendiri aja tadi kesni ma?” ucap gigi. Raffi pun masih hanya diam. Dan itu cukup membuat gigi bingung.
“ikut aja sama raffi,,,yah nak raffi..boleh kan?” tanya mama rieta kepada raffi.
“oh,,,iya tante boleh kok” ucap raffi dengan senyum masamnya. Gigi pun makin dibuat bingung dengan sikap raffi yag tidak seperti biasanya.
“nih anak kenapa, kok nurut2 aja dari tadi. Biasanya ngeselinnya mita ampun” gumam gigi dalam hatinya.
“gigi jangan diam aja, sana balik sama raffi. Mama masih ada urusan yang harus diselesaikan” ucap mama rieta lagi.
“tapi ma,” blom lagi gigi melanjutkan omongannya,
“ayo pulang,,” ucap raffi dengan cool dan beranjak meninggalkan gigi. Gigi pun masih bingung mengikuti belakang raffi sampai keparkiran.
“kita naik motor?” tanya gigi saat melihat raffi naik ketas motornya.
“iya” jawab raffi singkat.
“loe kenapa sih...gak biasanya loe kayak gini. Tadi loe diam aja...sekarang diem aja?” selidik nagita yang dibuat bingung dengan sikap raffi.
“loe yang aneh,,,ayo naik cepetan” ajal raffi.
“gue gak biasa naik motor” ucap gigi dengan nada bicara yang sedikit rendah.
“yah udah, gue pergi” ucap raffi yang langsung mengndari motornya dan berlalu meninggalkan gigi. Gigi pun terlihat kaget dengan kelakuan raffi.
“gila tuh anak...astaga...cowo itu yang bakal jadi suami gue,,,oh,,huft” ucap gigi yang begitu heran melihat tingkah raffi. Gigi pulang dngan menggunakan taksi di malam itu.
***
Raffi sedang menatap rumah naura dengan duduk diatas motornya. Ada sebersik keraguan dihatinya. Apa jalan yang harus dia ambil. Mengikuti semua aturan yang dibuat keluarganya atau mengikuti kata hatinya yang bahkan diapun tidak mengerti apa mau dari hatinya. Terlihat naura keluar dari rumahnya saat ada sebuah mobil yang berhenti untuk menjemputnya.
“naura, dapatkah kau melihatku sekali saja!” lirih raffi merdecak pelan yang mengiringi kepergian nauran bersama rendi.
“apakah semua ini menjadi takdirku! Nagita, wanita yang begitu asing, sangat asing. Naura,, apa yang harus aku lakukan!” tanya raffi pada dirinya sendiri. Raffi tidak pulang kerumahnya malam itu. Ia menginap dirumah irwan dan menceritakan semua keluah kesahnya kepada irwan.
“jd bentar lg loe udah mau nikah? Sama nagita? Wah,,,takdir yang tak terduga..” ucap irwan setelah mendengar semua cerita raffi.
“saat papaku bilang pada ku tadi pagi bahwa aku akan menikah dengan nagita, ada yang aneh wan. Aku bingung harus berbuat apa pada naura! Kepalaku berasa mau pecah memikirkan semuanya” ucap raffi sambil berbaring di kursi malas milik irwan.
“hmm,,loe cinta naura! Naura udah tunangan ama rendi. Loe gak cinta nagita, tapi mau dinikahin ama nagita. Kenapa hidup loe jd kebolak balik gini fi!” ucap irwan yang juga ikut bingung dengan masalah yang sedang dihadapi sahabatnya itu.
“entahlah,,,,” ucap raffi sambil menutup matanya.
“loe udah pernah ngungkapin perasaan loe sama naura?” tanya irwan yang membuat raffi terbangun.
“gini aja, loe cinta banget gk ama dia?” tanya irwan
“ii...iiiya” jawab raffi.
“ungkapin perasaan loe ke naura, lihat gimana responnya. Jika positif, lakukan sebisamu untuk cintamu” jelas irwan yang membuat raffi tambah bingung.
“gimana pernikahan gue dengan nagita?” ucap raffilagi.
“hidup itu sebuah pilihan fi. Lakukan sesuatu untuk menentukan pilihanmu. Seenggaknya loe pernah berjuang” ucap irwan. Raffi nampak memikirkan semua kata2 irwan.
“ohhhh...pusing kepala gue” ucap raffi lalu kembali berbaring.
Ditempat lain zaskia sedang berada di kamar nagita.
“ahahahah,,,gue gak percaya, loe bentar lg nikah sama si raffi” ucap zaskia yang menertawai gigi yang sedang duduk melamun dibalkon kamarnya.
“gimana yah rumah tangga kalian nanti...hm,,,eh, kalian bakal ngejalanin ritual malam pertama juga gi...hahahha,,,,” canda zaskia.
“apa gue harus benar2 menikah sama raffi ki? Apa aku bisa lari dan meninggalkan pernikahan ini?” ucap nagita serius.
“hmmmm,,,hidup loe memang cukup ribet. Tapi aku hanya ingin kamu percaya gi. Kalau dia jodohmu semua pastinya akan dilancarkan” ucap zaskia.
“jodoh,,,gue gak pernah berharap akan hidup selamanya dengan dia.” Ucap nagita.
“jd maksud loe..habis nikah loe mau langsung cerai?” tanya zaskia dengan wajah kagetnya.
“kita lihat saja nanti” ucap gigi yang beranjak dari kursinya menuju keranjangnya dan merebahkan dirinya dibawah selimut hangatnya dimalam itu.
***
Hari2 berlalu, hari pernikahan raffi dan nagita pun semakin dekat. Raffi masih diam saja saat bertemu nagita, begitu juga dengan nagita.
“Pernikahan kalian tinggal satu minggu lagi” ucap pak munawar sambil mencantap makan malamnya.
“semua persiapan pun sudah 95%, 5 persennya lgi pelaksanaannya. Bagaimana rafi,,,gigi,,,kalian sudah siap?” ucap pak munawar lagi. Tidak ada jawaban dari nagita dan raffi. Mereka terus manyantap makanannya tanpa berpaling dari piring mereka. Makan malam selesai, pak munawar pak gideon, raffi dan gigi sedang beradal di ruang istrahat keluarga nagita.
“raffi,,,nagita,,,kalian berdua silahkan duduk disini” ucap pak munawar yang menunjuk dua kursi dihadapannya. Nagita dan raffi pun mengikuti tanpa satu patah kata pun yang keluar dari mulut mereka.
“buka dan baca” ucap pak gideon yang menyodorkan beberapa kertas kepada raffi dan nagita. Raffi dan nagita mulai membca isi dari kertas itu.
“apa2 an nih pa,,masa gini sih” ucap raffi yang tidak setuju dengan isi dari kertas2 itu. Nagita hanya menarik nafasnya.
“iya,,,itu harus kalian turuti. Tanda tangan dibawah kalau sudah jelas.” Ucap pak munawar lagi.
“kami akan tinggalkan kalian berdua,,,diskusikan lah bersama” ucap pak munawar dan pak gideon yang beranjak menjauhi raffi dan nagita yang masih dalam kebingungannya. Raffi pun menoleh ke arah nagita.
“ehem,,,,eh,,loe,,,” tanya raffi kepada nagita.
“emm” jawab nagita.
“loe bener2 mau yah nikah sama gue?”
“apa boleh buat” jawab gigi
“apa,,,apa boleh buat! Astaga” ucap raffi sambil mengipas2kan kertas tersebut ke wajahnya.
“cuman dua tahun,,,pasti bisakan” ucap ggi dengan santainya.
“maksud loe?” tanya raffi lagi.
“kalau kita tidak bercerai dalam jangka waktu 2 tahun seperti yang telah ditentukan disini, berarti kamu dan aku akan tetap mendapatkan hak waris dari keluarga kita masing2. Tapi disini tidak tertulis kalau lebih dari itu kan? Berarti kita bisa bercerai setelah 2 tahun tanpa kehilangan apapun.” Jelas gigi yang menatap raffi.
“tapi kan itu cukup lama...selama itu gue akan menghabiskan waktu gue bersama elo? astaga” ucap raffi yang terlihat khawatir.
“loe pikir gue seneng. Gue akan menghabiskan masa muda gue bersama cowo macam loe,,siapa yang bahagia” ucap gigi lagi.
“apa loe bilang?” tanya raffi yang nampak kesal dengan perkataan gigi.
“udah,,gak usah dibuat ribet. Kita buat perjanjian tidak tertulis, bagaimana?” ajak gigi membuat kesepakatan. Raffi pun nampak tidak percaya.
“ok,,,tapi harus tertulis,,,elo kan suka memutar balikkan fakta,,,ular?” ucap raffi dengan keyakinan penuh di hadapan gigi.
“astaga,,,,terserah loe deh,,,alien” ucap gigi lagi.
“tanda tangan dulu disini” ucap raffi yang menyuruh gigi menandatangani kesepakan yang dibuat oleh keluarga mereka.
“ok,,kita ketemu nanti,,,tulis apa saja perjanjian yang akan kita jalankan. Waktunya nanti gue yang hubungin loe, sini no loe?” ucap raffi lagi.
“ok setuju, “ jawab gigi lalu memberikan nonya ke raffi. Perjanjian yang dibuat oleh keluarganya adalah, siapa pihak yang mengajukan gugatan cerai pertama kali akan kehilangan hak warisnya.
***
 Selama satu minggu sebelum acara pernikahan dimulai raffi dan nagita tidak diperkenankan untuk bertemu. Raffi dan nagita sedang melakukan perawatan tubuh layaknya pengantin2 lainnya. H-1 16 Februari 2014, raffi menghubungi nagita untuk bertemu secara sembunyi2 untuk membahas perjanjian yang akan mereka sepakati selama 2 tahun masa pernikahan mereka.
Nagita mengambil HP nya yg berdering, diperhatikannya no dilayar HP nya itu.
“siap nih” gumam nagita
“halo, assalamualaikum” jawab nagita dengan suara yang lembut.
“apaan loe,,,sok imut banget suara loe” jawab raffi diseberang telepon.
“huft,,seharusnya itu loe jawab walaikumsalam,,,gak ada adatnya banget sih loe jd cowo. Ada aapa?” tanya nagita dengan suara yang meninggi.
“nyantai aja kelles,,,loe udah buat perjanjiannya kan? “ tanya raffi lagi.
“udah,,,jam berapa ketemunya?” tanya gigi lagi.
“tunggu gue di cafe red nanti jam stengah 7 malam, ok?” ucap raffi.
“ok,,,jangan telat,,,awas loe telat.
Gigipun mulai mencari celah untuk melarikan diri. Terlalu banyak orang di rumahnya. Dia pun menguhubungi kia untuk menunggunya di depan rumahnya. ia melihat celah di bagian belakang rumah. Ada pintu lama yang sudah lama tidak digunakan lagi, “pintu belakang dekat dapur” gumam gigi dalam hatinya. Ia berjalan dengan santainya, setelah lepas dari  pandangan dan penjagaan dirumahnya ia pun berhasil melarikan diri lewat pintu belakang rumahnya. nampak zaskia telah menunggu dimobil warna biru miliknya.
“ayo cepat naik!” perintah zaskia kepada gigi.
“gila loe, gue seperti lagi nyulik loe nih...ada apa sih loe mau ketemu raffi?” tanya zaskia kepada gigi.
“ada yang perlu kami bahas” jawab gigi singkat.
“oh,,kami yah sekarang” goda zaskia.
“apaan sih,..gue mampir rumah loe yah buat ganti baju.” Ucap gigi.
“siap bu direktur” ucap zaskia lagi.
***
Pukul 06.26 malam, nagita sudah menunggu di red cafe seperti yang telah dijanjikan oleh raffi. Nagita menunggu sambil memsan segelas teh untuk menemaninya. Pukul 07.00 kurang 1 menit lagi, raffi belum juga menunjukkan batang hidungnya.
“hadeuh, dimana sih ini bocah....mana panggilan masuk tadi pagi udah kehapus lagi...huft” gumam gigi yang sudah mulai bosan menunggu. Nampak dari kejauhan seorang pria berlari mendekati gigi.
“hhhhhh,,,,udah lama...hhhh,,,loe nunggu” ucap raffi yang baru datang dengan nafas tersengal2.
“hah,,,yaaaa,,,janji loe jam berapa,,kenapa baru datang sekarang” marah gigi kepada raffi.
“loe pikir mudah melepaskan diri dari rumah yang penjgaannya super ketat itu” jawab raffi pula dengan suara yang cukup tinggi.
“emang loe pikir di rumah gue gak dijaga,,,dijaga juga, tapi gue bisa datang tepat waktu. Loe yah bener2..”garang gigi yang melihat tinggkah raffi yang nampak tak berdosa.
“yah udah,,,kan gue udah datang juga,,,,jangan marah2 lagi...” ucap raffi lagi.
“ah,,,terserah loe deh,,” ucap gigi yang malas bertengkar dengan raffi.
“mana surat perjanjian yang loe buat” ucap raffi meminta suraat perjanjian yang dibuat oleh gigi. Gigi pun menyodorkan surat perjanjian yang telah dibuatnya.
“ini buat loe, dan ini buat gue” ucap gigi sambil menyodorkan surat perjanjian kepada raffi. Raffi pun mulai membaca satu persatu point yang harus mereka sepakati selama pernikahan mereka.
“astaga,,,dilarang berhubungan fisik,,,aduh,,,siapa juga yang mau,,,gue gak ada nafsunya sama loe,,,jadi jangan khawatir” ucap raffi yang mengomentari isi dari surat perjanjian ifu.
“siapa tau loe kemasukan roh jahat, atau loe lgi khilaf, bisa aja kan,,udah2 baca, gak usah pake komentar2.” Ucap gigi
“tidak membatasi hubungan dengan lawan jenis pasangan masing2...iya2,,harus itu..tidak ada larangan dan memberikan kebebasan sama pasangan masing2,,,ok,,ok,,,bercerai setelah 2 tahun pernikahan...pastinya,,,” komentar raffi terhadap point2 perjanjian yang dibuat gigi.
“banyak komentar banget sih ni anak.” Ucap gigi yang menunggu raffi menyelasaikan bacaanya.
“ok,,gue setuju,,,tinggal tanda tangan disini kan” ucap raffi dan langsung menandatangani surat perjanjian itu. “loe tanda tangan juga” ucap raffi yang memanyunkan bibirnya.
“iya,,,bawel loe” ucap gigi yang ikut menandatangani surat perjanjian itu. Raffi pun mengulurkan tangannya yang disambut oleh gigi.
“deal”ucap raffi “astaga...deal” ucap gigi. Jabat tangan pertama yang terjadi antara keduanya yang akan membawa mereka pada cerita yang tidak mereka bayangkan sebelumnya.
***
Nagita nampak sedang menunggu taxi sedangkan raffi keparkiran mengambil meotornya.
Raffi menghentikan motornya saat melihat gigi sedang berdiri depan cafe.
“loe lagi nunggu siapa?” tanya raffi.
“nunggu taxilah,,,,raffffi!” ucap nagita.
“sini gue anterin..” ucap raffi
“tumben” gumam gigi pelan.
“loe kan calon pengantinku, kalau ada apa2 gimana!” ucap raffi dengan candaannya.
“ngomong apa sih loe” ucap nagita lagi
“cepetan,,, hari ini kita berdamai dulu..ayo naik” ajak raffi lagi.
“hah,,,gue blom pernah naik motor” ucap gigi dengan suara yang pelan.
“seius loe belum pernah naik motor...ahahahahahah,,,loe dari bangsa apa sih,,dari planet mana?” goda raffi ke gigi.
“masalah yah kalau aku blom pernah naik motor?” ucap gigi lagi.
“ah lama, sini” ucap raffi yang langsung menarik tangan gigi.
“tinggal naik aja, loe kan pakai celana nih jd duduk kayak gue aja,,ok,,beres” ucap raffi yang menuntun nagita untuk naik ke motornya.
“tapi gue takut raffi” ucap nagita yang duduk dibelakng raffi sambil memegang pundak raffi.
“kalau ada polisi gimana,,aku kan gak pakai helm” ucap nagita lgi dengan wajah khawatirnya. “kita mau kemana ini” tanya nagita lagi.
“beli helm dulu, nanti kita ketangkap polisi beneran lg,, bisa gawat besok” ucap raffi yang turun dari motornya dan beranjak masuk bersama gigi di sebuah toko otomotif dekat dengan cafe itu.
“pilih,,yang mana aja,,,” ucap raffi menunjukkkan beberapa helm yang ada di depan nagita.
“hmmmm,,,yang ini aja deh” ucap gigi yang menujuk helm warna pink dengan motif mickey mouse.
“astaga,,,anak2 banget,,,yah udah ini pakai” ucap raffi yang langsung mengambil helm pilihan gigi dan memakaikannya ke gigi.
“pelan2 kali pasangnya” ucap gigi yang kesakitan karena raffi memakaikan helm tersebut kekepalanya.
:udah,,yuk” ajak raffi setelah membayar helm yang dipakai gigi. Gigi pun hanya menutup matanya sambil meletakkan kedua tangannya dibelakang raffi, namun dalam perjalanan, HP raffi berdering. Raffi memarkirkan motornya di pinggir jalan dan langsung mengangkat panggilan di HP nya.
“halo kak naura” jawab raffi.
“raffi,,hiks,,hiks,,bisa gak kamu ke sini sekarang” ucap naura dalam tangisannya.
“iya kak tunggu disana yah,,” ucap raffi yang nampak panik setelah mendapat panggilan telpon dari naura.
“gi,,,bentar,,kita singgah ditaman dulu yah” ucap raffi yang langsung melajukan motornya. Gigi pun tdk dapat berkata apa2 karena takutnya. Ia hanya memejamkan matanya sampai raffi memberhentikan motornya di sebuah taman.
“ini dimana sih fi...?” tanya gigi kepada raffi.
“loe tunggu disini,,jangan kemana2,,ok” ucap raffi yang langsung berlari meninggalkan gigi.
“raffi” panggil gigi namun raffi tidak menghiraukan panggilan gigi.
Naura sedang duduk di bangku depan sebuah kolam besar dengan air mata yang membasahi pipinya.
“kak naura,,kakak gak papa” tanya raffi yang mendekati naura dan duduk disampingnya.
“raffi,,maaf yah aku ngerepotin kamu, padahal besok u udah mau nikah.” Ucap naura dengan senyum didalam tangisnya.
“gak kok kak,,aku lagi free sekarang..cerita ada apa kak?” tanya raffi ke naura.
“rendi mutusin aku fi,,,aku gak tau apa alasannya...” ucap naura yang langsung menumpahkan tangisnya. Raffi nampak terdiam seakan begitu marah dengan pria yang bernama rendi itu.
“kak naura gak usah pusingin cowwo yang gak peduli sama kakak...mungkin memang sakit,,tapi raffi tau, kak naura itu adalah wanita yang kuat. Kalaupun dia bukan jodoh kakak, pasti ada pria yang baik yang telah disediakan Allah buat kakak” ucap raffi menenangkan naura.
Disisi lain gigi menunggu raffi dengan betenya.
“si raffi mana sih..mana papa udah nelpon2 lagi,,,ih,,ini anak mana sih” ucap gigi yang menunggu raffi dengan khawatir.
Nampak naura bersandar di pundak raffi sambil memandang kolam dihadapan mereka.
“apakah ini waktunya untuk mengungkapkan semuanya...aku dan nagita menikah hanya diatas kerta...apakah ini waktu yang tepat” gumam raffi dalam hatinya.
“aduh ma sih nih anak...” gerutu gigi yang sdh tidak sabar menunggu raffi.
“gue cari aja kali yah” gigi pun melangkah mencari raffi.
Di pinggir kolam namapk raffi mengumpulkan keberaniannya.
“kak naura,,,boleh raffi ngomong sesuatu” tanya raffi.
“naura pun mengangkat kepalanya dan memandang raffi dengan lekat. Raffi pun mulai berjongkok seperti ingin memohon sesuatu, ia pun meraih tangan naura.
“kak naura, aku mungkin hanya sebatas anak kecil bagi kak naura. Tapi mulai saat ini aku ingin dianggap sebagai lelaki dewasa untuk kak naura. Aku ingin memanggilmu naura,,,,tidak pakai kakak lagi.” Ucap raffi dengan pandangan memohon kepada naura.
“naura,,,aku mencintaimu?” ucap raffi dan naura pun nampak sangat kaget dengan pengakuan raffi. Dan dibalik pohon ternyata gigi menyaksikan semua kejadian itu.

Bagaimanakah lanjutannya,,,tunggu di part selanjutnya yah.....maaf lama.


3 komentar: