Senin, 19 Oktober 2015

My Imagination "Dalam Diam Kau Curi Hati Ku" Part 12

Halo semuanya sesuai janji gue, selamat membaca yah semuanya, ost part ini punya Astrid-Tentang Rasa, Anda-Tentang Seseorang.

“Dalam Diam Kau Curi Hati Ku”

Part 12

“istri gue? Hah, takut loe? Kenapa? Karena tidak bisa mendapatkan naura, cemen loe!” ucap robi ditelinga raffi, dan hal tersebut terdengar oleh gigi. Raffi mengepal tangannya, wajahnya memerah, emosinya sudah memuncak, memukul wajah robi hingga tersungkur mungkin hal yang akan membuat hatinya lega, ia mulai mengangkat kerah baju robi dan hendak melayangkan pukulannya ke wajah robi, namun tiba2 gigi menarik lengan raffi, memegang wajah raffi dan mencium bibir raffi di depan semua keluarga yang menyaksikan kejadian itu. Raffi membelalakkan matanya seakan tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi, gigi memejamkan matanya menyapu lembut bibir raffi yang terasa dingin, mungkin raffi mulai membeku saat ini. Robi dan ibunya hanya menatap tajam melihat kejadian didepan mereka. Semua keluarga yang hadir disore itu juga sangat kaget melihat kejadian didepan mereka tidak terkecuali mama amy. Pak munawar hanya tersenyum melihat kejadian itu. Shahnas terlihat melongo, dan tidak lupa mengabadikan moment yang ada didepannya lewat kamera hp nya. Beberapa detik adegan ciuman itu berlangsung, raffi masih nampak syok, dan gigi masih melanjutkan ciumannya, hingga ia mulai membuka matanya dan perlahan melepas ciumannya dari bibir raffi, namun tiba2 raffi menarik kepala gigi dan gantian melumat bibir gigi yang hendak meninggalkan bibirnya. Sontak saja gigi kaget dan membelalakan matanya. Satu kecupan hingga beberapa kecupan raffi berikan kepada gigi, hingga ia pun membuka matanya dan melihat gigi, beberapa detik mereka saling menatap lalu membuang pandangan karena merasa malu dengan apa yang baru saja terjadi. Robi yang terlihat kesal, berlalu pergi meninggalkan raffi dan gigi begitu pula dengan ibu paruh baya tadi. Keluarga raffi yang lainnya bertepuk tangan dan melemparkan senyuman kearah mereka.
“wahhh, penganten baru...hahaha,, cepet punya anak yah fi” ucap salah satu keluarga raffi.
“semoga kalian selalu berbahagia, dan tetaplah saling mencintai” ucap seorang keluarga lagi. raffi dan gigi hanya melemparkan senyuman malu mereka. Wajah rafi memerah, dengan senyuman malunya dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, gigi sudah mulai terlihat tenang dan santai.
“sudah papa bilang, semuanya akan baik2 saja kan ma! Nagita memang wanita yang tepat untuk raffi” ucap pak munawar kepada mama amy.
“iya pa, mama terharu melihatnya. Semoga mereka selalu dilimpahkan kebahagian, dan dijauhkan dari orang2 yang ingin berbuat jahat kepada mereka” ucap mama amy dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
“hei, sepertinya kita perlu bicara!” ucap raffi berbisik ketelinga gigi sambil sesekali melemparkan senyumannya kepada keluarga yang masih memperhatikan mereka.
“tetaplah terlihat bahagia, semua orang masih memperhatikan kita” bisik gigi lagi kepada raffi.
“sayang, kamu mau makan apa?” raffi mulai melanjutkan aksi sandiwara mereka.
“gak usah seperti itu juga, gue merinding dengernya” bisik gigi lagi.
“gak papa kok sayang, gak usah malu2 gitu.” Goda raffi lagi.
“raffiii” gigi memberi penekanan, karena mulai merasa aneh dipanggil sayang oleh raffi.
“bukankah kita harus terlihat mesra, gak mungkin gue panggil alien kan” bisik raffi lagi ketelinga gigi. Gigi hanya melototkan matanya sambil sesekali melempar senyuman kepada keluarga raffi.
“sini aku ambilin yah, mau makan apa sayang. Mie, sate, rendang, baso, apa?” ucap rafi lagi dengan nada suara yang manja kepada gigi. Gigi hanya memberikan senyuman hambarnya.
“mie aja” ucap gigi sambil menggerutu kepada raffi. keluarga mereka yang melihat kejadian itu nampak tersenyum dan memuji pasangan itu didepan mama amy dan pak munawar.
“yah ampun. Padahal mereka dijodohkan yah, kok bisa jd romantis seperti itu sih pak ahmad” ucap seorang ibu kepada pak munawar.
“ahahaha, pilihlah calon yang baik, pasti bisa seperti itu” ucap pak munawar dengan bangganya.
“saya sudah berkali-2 menjodohkan anak saya, tapi selalu gagal. Anda sangat beruntung pak munawar. Bisnis anda semakin besar, dengan bergabungnya tengker group. Sukses selalu yah pak” ucap suami dari ibu itu. Pak munawar dan bu amy hanya mengamini kata2 dari keluarga mereka itu. Terlihat gigi dan raffi masih memilih makanan, terlihat sangat manis.
“pilih ayam yang dibakar aja, jangan dua2 nya” ucap gigi yang memarahi raffi mengambil ayam bakar dan ayam goreng sekaligus kedalam piringnya.
“gak mau, mau dua2 nya” ucap raffi lagi yang meletakkan ayam goreng dipiringnya. Gigi dengan cepat mengeluarkan ayam bakar dari piring raffi.
“loe sakit perut nanti. Ini makanan segunung, seperti gak pernah makan aja loe” ucap gigi lagi.
“emang gue gak pernah makan makanan kayak gini sama loe” ucap raffi lagi, gigi yang mendengar perkataan raffi langsung menginjak kaki raffi hingga membuat raffi berteriak.
“awww” teriak raffi, yang membuat pak munawar dan mama amy menoleh kearah raffi.
“kenapa a?” tanya mama amy.
“gak kok ma, ini, ada semut yang giigit” ucap raffi kepada mamanya.
“semut alien” bisik raffi ketelinga gigi, gigi melototkan matanya kearah raffi.
“ok sudah siap. Sini sayang duduk disini” ucap raffi dengan suara yang manis kepada gigi.
“iya,,,” ucap  gigi yang duduk disamping raffi.
“eh, ayo kalian suap2an, kita abadikan moment sweet ini” ucap seorang wanita yang memegang kamera.
“iya,,” ucap raffi dengan senyum asam, melihat kearah gigi juga dengan senyuman asamnya. Raffi pun menyuapi gigi, begitu pula dengan gigi, sedikit kasar namun terlihat manis bagi orang lain.
“ihh, kalian kok sweet banget sih” ucap ibu itu lagi, raffi dan gigi hanya memberikan senyuman hambar mereka. Raffi makan dengan lahapnya semua makanan yang ia ambil tadi, dari yang bersantan, ayam bakar, ayam goreng pedas. Gigi hanya memakan mienya sambil melihat raffi yang sedang makan sambil sesekali menggelangkan kepalanya “pelan2, loe kesedak nanti. Jangan terlalu banyak, nanti loe sakit perut” omel gigi yang melihat raffi makan bak kesetanan. Raffi tidak memperdulikan kata2 gigi. Pestapun selesai. Pukul 21.00, raffi masih berbincang2 dengan ayahnya, mama amy sedang mandi, dan gigi duduk dikursi taman dekat dengan kolam renang sambil memrikirkan kejadian ciuman tadi.
“hah,,,kenapa juga gue ngelakuin itu. ahhh” gumam gigi yang mengacak2 rambutnya, seakan menyesal dengan apa yang telah dilakukannya. Ia menyapu mukanya dan kembali menatap kearah kolam renang. Sambil memegang bibirnya dan menggigit kecil dibibirnya dengan wajah ingin menangis, tiba2 gigi dikagetkan oleh kedatangan syahnas.
“yah,,,mba gigi lagi apa,,ayo” ucap shahnas yang mengagetkan gigi.
“ampun shahnas, mba kaget tau” ucap gigi yang mengusap dadanya.
“boleh nanas duduk disini?” izin shahnas yang hendak duduk dikursi sebelah gigi.
“boleh, duduk sini!” ucap gigi mempersilahkan shahnas duduk disampingnya.
“mba gigi, boleh nanas tanya sesuatu?” tanya sahahnas kepada gigi, gigi pun menoleh kearah shahnas.
“boleh, mau nanya apa?” ucap gigi lagi.
“mba gigi sayang gak sama aa rafi?” pertanyaan shahnas cukup membuat gigi kaget dan tidak tau harus menjawab apa.
“oh,,itu,,,ammm, iya dong,,,sayang. Kenapa nanas tanya kayak gitu” ucap gigi memberikan senyumannya untuk menutupi kebohongan yang dibuatnya.
“gak kok, nanas seneng kalau mba gigi sayang sama aa. Nanas gak pernah melihat aa selepas itu sama seorang wanita sebelumnya. Nanas gak pernah lihat aa bisa marah, bisa tersenyum lebar dan tertawa puas seperti saat aa sama mba gigi.” Jelas nanas yang membuat gigi berbalik menatap penuh tanya kearah syahnas. “bukannya raffi juga deket sama naura?” ucap gigi lagi.
“iya, a raffi memang deket sama kak naura. Tapi a rafi tidak pernah seceria saat seperti bersama mba gigi. A raffi kalau deket naura yah sama aja seperti a raffi yang dingin sama cewe. Tapi kalau sama mba gigi a raffi seperti jadi orang yang berbeda” jelas nanas lagi, gigi hanya memberikan senyuman dan anggukan kecil. “nanas seneng banget, pas mba gigi bisa ngelawan uwa kania dan a robi” jelas nanas lagi.
“mereka siapa sih nas?” tanya gigi dengan wajah penuh tanya.
“uwa kania itu, istri dari kakaknya papa yang pertama. Papa kan anak ketiga dari 3 bersaudara.” Jelas syahnas lagi. “tapi kenapa mereka bisa seperti itu sama rafi” tanya gigi lagi.
“hmm, nanas gak terlalu mengerti ceritanya mba. Mba gigi tanya aja sama a raffi” jelas shahnas lagii.
“oh, yah udah. Hm, boleh mba gigi tanya sesuatu nas?” tanya gigi lagi.
“boleh, mau nanya apa mba?” ucap syahnas lagi.
“emangnya raffi gak suka yah makan makanan di luar atau siap saji gitu?” tanya gigi.
“oh, itu. Ceritanya panjang mba. Bukannya a raffi gak suka, tapi ada kejadian yang buat a raffi trauma mba.” Jelas shahnas lagi. “trauma. Maksudnya?” tanya gigi lagi yang mulai penasaran.
“iya, kalau gak salah waktu itu umur a raffi 10 tahun, nanas umur 6 tahun. Lagi ada kemelut dikantor papa yang mengharuskan mama turun tangan buat ngebantu papa. Jd mama gak sempet lagi masak buat kita. Terus mbo sita yang sudah menjadi pembantu kepercayaan dirumah, anaknya sakit, jadi harus pulang kampung. Akhirnya mama cari pembantu sama tukang masak sementara. Eh, ternyata, pembantu baru itu, mata2 rival bisnis papa. Dia memberikan racun dimakanan kami mba. Aku gak sempat makan, a rafi yang sempet makan. Tiba2 a rafi kejang2 dan harus dibawa kerumah sakit. Untung aja gak terlambat mba, kalau gak, mba gigi sekarang gak bakal nikah sama a raffi.” jelas syahnas yang membuat gigi terdiam seakan memikirkan semua apa yang baru saja dijelaskan oleh shahnas.
“terus a raffi juga gak suka makan makanan luar negeri, karena waktu itu, kita pernah makan disebuah restoran di belanda. A raffi langsung sesak nafas, tenyata ada salah satu bumbu dari masakan itu yang buat alergi sama a raffi mba. Jd gitu. Sejak saat itu, a raffi gak mau makan makanan dari orang yang tidak dia percayai. Dia mau makan direstoran yang dia tau siapa seffnya, dia juga suka makan dirumah, karena mama yang suka masak buat aa raffi. gitu mba” jelas shahnas lagi.
“oh gitu,, makasih yah nas” ucap gigi yang melemparkan senyumannya kepada shahnas.
“gi, ayo kita pulang.” Ajak raffi yang tiba2 muncul menghampiri gigi dan shahnas di pinggir kolam.
“ih aa, nginep sini aja. Yah,,,yah,,,kan kangen” rajuk nanas kepada kakaknya.
“sudah malam nas, besok aa harus ke kantor, mba gigi juga harus ke rumah sakit. Nanti aja kita nginepnya” jelas raffi lagi. mama amy dan pak munawarpun datang mengahampiri mereka dipinggir kolam.
“iya, kalian nginep aja disini. Kalian tidur dikamar aa aja. Nginep sini aja yah” ajak mama amy lagi.
“gak mah, besok raffi kan kerja, gigi juga kerja. Hm, nanti aja raffi nginepnya. Iya kan gi” ucap raffi.
“iya ma, nanti aja kita nginepnya. Ada beberapa kerjaan yang harus gigi kerjain dirumah.” Tambah gigi.
“yah udah deh, kalian hati2 yah” raffi dan gigi berjalan menuju garasi.
“mau naik apa, sini naik motor” ucap raffi yang melihat gigi membuka pintu mobilnya.
“raffi ini malem, mau masuk angin gue naik motor. Naik mobil aja.” Ucap gigi lagi yang hendak naik kemobil, namun dengan segera, raffi menarik gigi keluar, mengambil kunci mobil dan menutup pintu mobil gigi. “loe gila yah” ucap gigi yang terlihat heran melihat tingkah raffi. mama amy, pak munawar dan shahnas keluar melihat raffi dan gigi yang masih bertengakar mau menggunakan mobil atau motor.
“kenap sih fi” tanya mama amy.
“ini mah, nanti suruh pak Roni aja yang bawa mobil gigi kerumah yah, kita mau pulang naik motor, biar romantis ma” ucap raffi yang memberikan kunci mobil gigi kepada mamanya.
“oh, iya, nanti mama suruh pak roni untuk bawa pulang mobil gigi” ucap mama amy lagi. raffi hanya melemparkan senyuman kemenangan, karena gigi tidak mampu berbuat apa2 lagi. ia mengambil helm, dan memakaikan helm tersebut kepada gigi.
“ini harus dikunci” ucap raffi yang mengunci helm gigi. Gigi hanya diam tanpa mampu berkata apa2.
“ayo sini, cepet naik” ajak raffi, gigi pun akhirnya mengikuti ajakan raffi. ia duduk sambil meletakkan kedua tangannya dipunggung raffi.
“kita pulang dulu yah ma, pa nas,, assalamualaikum” ucap raffi dan gigi.
“waalaikumsalam,,hati2” ucap pak munawar, mama amy dan shahnas berbarengan. Dijalan, tidak ada obrolan yang terjadi. Gigi diam, begitu pula dengan raffi. semilir angin yang menyapu wajah keduanya, menambah rasa canggung dari keduanya. Beberapa menit berlalu, tiba2 gigi menyandarkan kepalanya ke punnggung raffi. raffi merasa badan gigi semakin berat dibelakangnya, tiba2 ia memberhentikan motornya saat badan gigi akan jatuh. Dengan cepat ia menangkap kepala gigi yang akan jatuh disebelah kiri dari pundaknya. “yah ampun, jadi daritadi nih anak tidur” omel raffi, ia hendak marah, namun saat melihat wajah gigi yang begitu manis saat tertidur membuatnya tidak tega untuk membangunkan gigi. Ia mulai memperbaiki posisi gigi. Diletakkan kepala gigi dibelakang pundaknya, menarik kedua tangan gigi melingkarkan kepinggangnya. Untuk menjaga agar gigi tidak terjatuh, ia memegang tangan gigi yang melingkar dipinggangnya dan tangan satunya menjalankan motornya agar mereka segera sampai kerumah. Dengan pelan ia menjalankan motornya, tangan sebelah kirinya masih memegang tangan gigi, menjaga posisi gigi agar tidak terjatuh. Beberapa menit kemudian sampailah mereka dirumah mereka. Tidak sengaja raffi melepaskan pegangannya dari tangan gigi, dan “bruk” terdengar bunyi gigi yang terjatuh dari atas motor.
“aduhhhh,,,raffiiiiiiii, sakittt” teriak gigi kesakitan karena jatuh dari atas motor raffi.
“yah,,itu salah loe, siapa suruh tidur diatas motor.” Ucap raffi membela diri.
“ini salah loe, gue bilang kita naik mobil aja tadi. Kalau naik mobil kan, gue gak akan jatoh” ucap gigi yang bangun sambil membersihkan celananya.
“ini motor, bukan kasur, jadi salah loe, yang tidur sembarangan” ucap raffi lagi.
“terserah loe” ucap gigi yang memberikan helm ke raffi dengan kasar.
“yah, wanita itu benar2, seharusnya gue biarin aja dia jatuh diatas aspal tadi. Huft” ucap raffi yang memarkir motornya, sambil menggerakkan lengan tangan kanannya yang pegal karena menahan berat beban motor dan mereka berdua. Raffi memasuki rumah, didapatinya gigi yang sedang membuat teh hangat didapur.
“eh, loe, buat tehnya cuman satu doang. Gue loe gak buatin?” omel raffi. gigi yang melihat raffi  hanya menarik nafas dan mengambil satu cangkir lagi untuk raffi.
“nih buat loe” ucap gigi yang menyodorkan secangkir teh buat raffi. ia melangkah membawa cangkir tehnya di teras belakang rumah. Ia memandang taman dan kolam beserta taburan bintang dilangit.
“ini sudah malam, ngapain loe duduk diluar.” Ucap raffi yang berjalan mendekati gigi dan duduk dikursi sebelah gigi. Ia meletakkan cangkir tehnya diatas meja diantara mereka berdua.
“eh, nagita, gue mau nanya” ucap raffi yang memecah lamunan gigi.
“biasanya juga loe gak pernah minta izin, langsung nyerocos aja” ucap gigi yang membuat raffi kesal.
“hm, itu, masalah tadi, emmm, masalah,,” ucap raffi terbata2 yang langsung dipotong oleh gigi.
“masalah ciuman!” ucap gigi.
“iya, em, kenapa loe lakuin itu” ucap raffi sambil menatap kearah kolam.
"biar seru aja, biar lebih terlihat nyata” ucap gigi tetap dengan ekspresi dinginnya.
“yah,,,loe memang alien. Wuih, sandiwara loe emang hebat” tambah raffi lagi.
“mereka memangnya siap fi?” tanya gigi kepada raffi.
“oh itu..hm, uwa kania dan robi. Uwa kania istri dari alm. Kakaknya papa. Namanya ridwan ahmad. Aku dan robi memiliki hubungan yang sangat baik sebelumnya. Ayah papa memiliki beberapa perusahaan, perusahaan yang paling besar diberikan pada papanya robi sebagai anak pertama. Ayah, karena yang paling kecil dikasih perusahaan kecil. Beberapa waktu berselang, papa berhasil memajukan Ahmad group, yang awalnya perusahaan kecil menjadi perusahaan yang sangat besar. Berbeda dengan perusahaan ayahnya robi. Perusahaan itu perlahan bangkrut, hingga akhirnya harus diambil alih oleh papa agar perusahaan tersebut tidak jatuh ketangan orang lain. Tidak lama setelah kejadian itu, pak ridwan meninggal. Robi tetap bekerja diperusahaan yang ada dibandung itu, tapi tetap di bawah ahmad group. Robi mulai berubah kepadaku. Keluarganya mempunyai ambisi untuk mengambil alih perusahaan yang telah dibesarkan papa. Banyak cara yang telah mereka lakukan. Walaupun papa yang telah membesarkan ahmad group, tapi tetap saja, saham utamanya adalah miliki kakekku yang sekarang berada ditangan nenek popon. Hanya ada dua cucu laki2 dikeluarga ahmad, aku dan robi. Robi lebih tua dariku. Ia juga banyak tau tentangku. Ia selalu mencari cara untuk menjatuhkanku, mencari kesalahanku. Karena jika ada kesalahan besar yang aku lakukan, maka bisa jadi ia yang akan diangkat untuk menjadi penerus dari ahmad group. Makanya dia selalu mencari kesalahanku. Karena sekarang kamu berstatus sebagai istriku, kamu pasti akan kena imbasnya juga. Tapi jangan khawatir, kamu tidak akan terlibat terlalu jauh dalam masalah ini. Aku selalu merindukan robi yang dulu. Yang selalu menjadi kakak laki2ku.” Jelas raffi menceritakan kemelut dalam keluarganya, gigi hanya mendengarkan tanpa memberikan komentar apapun.
“makanya tadi robi bersikap seperti itu. Keluargaku sangat mencintai keluarga. Saat aku menikah, semua sangat senang, karena kuluarga ini menjadi tambah besar. Akan ada penerus didalamnya. Robi selalu gagal saat hendak menikah, entahlah mengapa. Mungkin karena itu, robi begitu dingin padamu. Ditambah kamu begitu cantik..” ucapan raffi terpotong saat gigi menatapnya dengan lekat.
“kata mereka, bukan kataku” raffi menjelaskan, gigi hanya menarik nafasnya.
“jdi, karena itulah, mereka juga mencari celah kekuranganmu. Sedikit mereka mendapatkan celah maka habislah kau. Tapi aku sedikit tidak khawatir, karena wanita yang mereka hadapi adalah wanita jenis sepertimu” ucap raffi dengan tatapan mencibir kearah gigi.
“wanita jenis gue. Jadi menurut loe, gue wanita jenis apa?” ucap gigi yang sudah mulai emosi dengan perkataan raffi.
“yah wanita jenis loe. Yang bisa nyium orang sembarangan, seperti tadi”
“yah, tadi itu, karena gue lihat elo mau buat masalah. Loe pikir kalau loe mukul si robi masalah akan selesai, gak, masalah akan semakin panjang. Yah sudah, gak ada cara lain, biar loe gak dapat masalah, biar mereka bisa diam.” Ucap gigi lagi. “gue gak tau itu ciuman keberapa loe, tapi sebenarnya gue gak butuh bantuan loe.”ucap raffi lagi.
“memang, itu memang yang paling aku sesalkan, nolongin manusia kayak loe, nyesel gue. Gue mau mandi kembang tujuh rupa, biar gue gak ketiban sial mulu hidup sama loe” omel gigi yang mulai berdiri hendak meninggalkan raffi dengan emosinya.
“sana, cari tuh kembang tujuh rupa, gue mau mandi di pantai parang tritis buang baju gue, biar gue terhindar kesialan hidup sama loe” teriak raffi yang juga mulai meninggikan suaranya, gigi terus berjalan menjauhi raffi dengan wajah kesalnnya.
“sana loe pergi mandi, gue doain loe ketemu ikan hiu” teriak gigi lagi yang mulai menaiki tangga meninggalkan raffi yang masih kesal dibawah.
“dasar tu cewe, gak bisa apa, gak teriak2 ngomong sama gue, huft” omel raffi yang lalu meminum tehnya.
“sial,,,sial,,memang sial gue. Ngapain juga gue nyium cowo gak tau diuntung itu. Gue emang udah gila, udah gila gue” omel gigi didalam kamarnya sendiri. Raffi masih duduk dipinggir kolam sambil meminum tehnya. Ia mulai membayangkan kejadian ciuaman tadi.
“aa,,,aa, hilang,,hilang,,,ngapain gue ngabayangin ciuman itu. Hah sial, kenapa semua kejadian pertama dalam hidup gue selalu sama dia sih. Emang gue udah kena sial saat pertama kali ketemu sama tu cewe, huft, mending gue tidur” malam itu terlewatkan dengan rasa penyesalan dihati mereka masing2, entah itu hanya sebuah kebetulan atau rasa yang belum mereka sadari satu sama lain.
***
Hari2 pernikahan mereka jalani seperti biasa. Hari2 yang dipenuhi dengan pertengakaran kecil yang menjadikan rumah mereka selalu ramai dengan teriakan satu sama lain. Sejak tau alasan raffi suka makan dirumah, gigi pun tidak pernah protes dan selalu membuatkan sarapan dan makan malam untuk raffi, walaupun tidak jarang, sebelum makan mereka bertengkar dulu. Pembantu yang bekerja pada mereka tidak ada yang betah dengan kelakuan raffi. akan ada hal yang membuat pembantu sewaan itu melarikan diri, atau minta untuk diberhentikan. Sampai pada pembantu ketiga yang disewa gigi.
“nyonya, saya udah gak tahan nyonya. Saya minta berhenti aja nyonya” ucap ibu paruh baya itu kepada gigi. Gigi terlihat bingung dan tidak tau harus bicara apa lagi.
“tapi kenapa ibu mau berhenti. Gajinya kurang, nanti saya tambahin.” Ucap gigi memohon agar ibu itu tetap mau bekerja dirumahnya.
“gak nyonya, tuan suka marah2. Sepertinya tidak suka dengan pekerjaan saya. Saya minta maaf nyonya. Sepertinya saya harus segera pergi” ucap ibu itu, lalu salim ke nagita dan berjalan meninggalkan nagita.
“sebentar bu, tunggu disini” ucap nagita sambil berlalu menuju kekamarnya. Ia lalu keluarr dengan membawa sebuah amplop.
“terima kasih sudah mau bertahan cukup lama dsini. Selama sebulan ini saya merasa terbantu dengan keberadaan ibu. Saya mohon maaf kalau suami saya suka merepotkan ibu. Ini ada sedikit uang sebagai pesangon ibu dan juga sebagai rasa terima kasih saya. Sekali lagi saya mohon maaf atas nama suami saya” ucap nagita sambil memberikan amplop yang berisi uang itu kepada ibu itu.
“terima kasih nyonya, saya permisi dulu” ucap ibu itu lalu beralu pergi meninggalkan gigi.
“raffiiiiii, mau lo apa sih sebenarnya” gerutu gigi dengan emosinya.
Dikantornya raffi sedang menata mejanya agar kembali rapi. Ia membawa pulang beberapa yang harus dia bawa pulang.
“rosiiiiii” teriak raffi kepada sekretarisnya. Nampak seorang pria muda masuk keruangan raffi.
“iya pak!” jawab pemuda itu.
“besok, jadwal saya apa saja?” tanya raffi dengan mimik wajah dinginnya.
“besok tidak ada meeting, tidak ada jadwal apapun sampai hari kamis depan pak. Hari kamis nanti baru ada pertemuan di singapore pak. Tiket sudah saya pesan seperti arahan bapak.” Jelas rosi kepada rafi.
“ok,. Siapkan beberapa berkas yang harus kita bawa ke singapore. Senin saya akan periksa! Jangan ada kesalahan” perintah raffi lagi.
“baik pak” ucap rosi lagi. raffi pun berjalan menuju tempat parkir motornya. Ia jarang membawa mobil. Ia Lebih sering memakai motor untuk kekantor. Saat diparkiran, ia bertemu dengan naura yang ternyata sedari tadi menunggunya.
“hei fi, akhirnya kita bisa ketemu juga” ucap naura. Raffi hanya menatap naura tanpa sepatah katapun.
“kalau kamu tidak mau ikut aku hari ini, lebih baik jangan pernah ketemu aku untuk selamanya” ucap naura lagi. raffi menarik nafasnya, ia terlihat seperti berfikir.
“ok, kalau emang loe gak mau, aku pergi fi” ucap naura lagi dan membuka pintu mobilnya .
“kita mau kemana” ucap raffi yang membuat naura tersenyum. Mereka pun pergi disebuah restoran milik sahabat mereka dengan menaiki mobil naura. Naura yang menyetir, karena raffi menolak untuk menyetir mobil saat ini. “kamu kenapa jadi sombong gitu fi, mentang2 udah nikah, aku dilupain” ucap naura. Masih tidak ada jawaban dari raffi. ia hanya memandang kosong lewat jendela mobil. Sesampainya di restoran, mereka memilih duduk ditempat yang begitu indah, pemandangan kota dimalam hari menjadi salah satu daya pikat dari restoran tersebut.
“hei bro, mau makan apa?” ucap salah satu koki kenalan mereka.
“seperti biasa. Steak, filet mignon buat raffi dan sirloin buat aku. Minumannya seperti biasa” ucap naura yang memberikan senyumana kepada syef itu. “pesanan diterima, tunggu sebentar. Oh iya fi, selamat atas pernikahan loe yah, sori gue gak bisa dateng, soalnya waktu itu aku sedang ada di itali buat belajar resep baru. Awalnya gue pikir loe nikah ama naura, ternyata sama cewe lain. Habisnya, kalian selalu terlihat serasi kalau datang kemari” ucap syef itu, raffi hanya membalasnya dengan senyuman. Sambil menunggu makanan mereka datang, raffi meminum minuman yang mereka pesan tadi, raffi masih terlihat dingin. Setelah makanan mereka tiba, raffi masih juga tidak perduli pada naura, ia hanya memakan makananya.
“raffi, kamu masih mau seperti ini sama aku. Hm, yah udah deh, aku gak mau makan” ancam naura kepada raffi. raffi yang tau naura tidak akan makan pun menjadi luluh.
“ayo makan” ucap raffi yang memotongkan daging milik naura.
“aku mau nanya sama kamu. Siapa yang lebih berarti, aku atau gigi?” pertanyaan naura yang membuat  raffi kaget. Ia mengunyah steknya, mungkin enggan untuk menelannya.
“siapa” tanya naura lagi.
“kamu” jawab raffi.
“kalau dia dan aku akan jatuh kejurang, siapa yang akan kamu selamatkan?” naura lagi2 membuat pertanyaan yang memojokkan raffi.
“kamu” jawab raffi.
“kamu mencintaiku?” tanya naura.
“apa gunanya bertanya sekarang” ucap raffi.
“karena aku tau kamu tidak mencintai gigi. Kamu mencintaiku kan!” ucap naura lagi/
“tapi dia istriku” ucap raffi lagi.
“tapi tidak ada cinta didalamnya” ucap naura lagi.
“perasaanku padamu pun sudah kamu buang ketempat sampah. Tidak ada gunanya bicara seperti itu sekarang.” Ucap raffi yang berdiri hendak meninggalkan naura.
“bagaimana kalau aku mulai mencintaimu!” ucap naura yang membuat raffi kaget. Ia menatap lekat kearah naura. Naura mulai berkaca2 mengeluarkan air matanya.
“maafkan aku. Aku mulai menyadarinya semenjak kamu menikah. Aku merasa kehilanganmu. Aku rindu raffi yang selalu ada untukku. Dimana raffi yang dulu itu” ucap naura dalam isaknya. Raffi terlihat bingung apakah dia harus senang dengan pengakuan naura atau sedih. Ia bingung dengan perasaannya.
“aku butuh waktu untuk memikirkannya” ucap raffi lagi.
“kamu sudah menungguku untuk waktu yang lama, tidak ada masalah bagiku untuk menunggumu meberikan aku sebuah jawaban” ucap naura lagi. raffi berlalu meninggalkan naura. Ia pulang dengan menggunakan taxi. Didalam taxi ia memikirkan pengakuan dan perkataan naura.
Dirumah gigi yang sudah memasak untuk raffi menunggu raffi hingga tertidur di depan TV. Saat ia mendengar ada suara mobil di depan rumah, gigi terbangun, ia melihat raffi turun dari taxi.
“mana motornya, kenapa dia naik taxi” gumam gigi yang mengintip dibalik jendela. Raffi berjalan memasuki rumah dengan wajah yang muram tanpa semangat sama sekali.
“kenapa baru pulang jam segini, emang ada lembur? Kenapa loe naik taxi? Mana motor loe?” tanya gigi.
“dari jalan sama temen, motor disimpan dikantor.” Ucap raffi yang berjalan menuju lantai atas.
“loe udah makan?” tanya gigi lagi.
“udah” jawab raffi singkat.
“seharusnya loe bilang, biar gue gak masak” teriak gigi, namun raffi terus naik kekamarnya. Ia masih memikirkan perkataan naura. Ia bingung harus berbuat apa. ia sudah menjadi suami gigi, tapi pernikahannya hanya sementara, bagaimana dengan cintanya. Raffi merebahkan dirinya dikasur, berusaha melupakan semua yang telah terjadi.
“kenapa sih tu anak. Aneh banget. Gimana dengan masakan ini. Kan sayang. Hah, kenapa dia suka buat gue emosih sih” gumam gigi yang bingung melihat tingkah laku rafi.
***
Keesokan paginya. Hari sabtu, raffi tidak kekantor, begitu pun dengan gigi. Hari sabtu ia libur, dan hari minggupun ia libur, karena posisinya sebagai direktur. Pagi2 sekali ia sudah bangun membuat sarapan untuk mereka berdua. Raffi baru turun pukul 07.30 WIB.
“gigi,,gue laper, makan apa kita” ucap raffi yang baru bangun dan mengucek2 matanya.
“lihat sendiri diatas meja” ucap gigi menujukkan sarapan yang sudah tertata diatas meja.
“yah,,,kenapa telor lagi. lama2 gue jadi ayam, setiap hari makan telor.” Omel raffi yang melihat menu sarapan mereka dipagi itu adalah telur goreng yang dikecapin, telur rebus yang dirica2, acar, sop ayam, dan capcai.
“makan, ini udah banyak menu yang gue buatin, buat nanti siang juga.” Ucap gigi.
“iya, tapi sekali2 loe ganti, jangan telor mulu. Gue pecinta ayam, tapi semenjak hidup sama loe, gue berharap ayam tidak pernah diciptakan” omel raffi lagi.
“jangan banyak omong, cepet makan” omel gigi. Sambil memonyongkan bibirnya dan tidak ada pilihan lain raffi pun menyendok nasi dan akhirnya memakan telor buatan gigi.
“raffi” panggil gigi.
“hm” jawab raffi.
“loe apain sih semua pembantu2 itu. Semuanya jadi pada kabur gitu. Sekarang bu minah juga kabur” tanya gigi kepada raffi.
“gak gue apa2in” jawab raffi lagi.
“kalau loe gak ngapa2in kenapa mereka semua pada kabur?” tanya gigi.
“mereka itu kerjanya gak becus, yah udah gue omelin” jawab raffi dengan santainya.
“raffi, mereka itu sangat membantu. Sekarang, siapa yang mau nyuci? Ngepel? Bersihin rumah, siapa?” tanya gigi kepada raffi dengan emosinya.
“kan ada elo” jawab raffi dengan wajah tanpa dosa.
“gue,,,hah,,emang loe pikir itu gak cape. Huft, ok, kita bekerja sama.” Ucap gigi.
“maksud loe” tanya raffi dengan ekspresi tak mengerti.
“kita membersihkan rumah ini sama2” jelas gigi lagi.
“apa? gue blom pernah bersih2 rumah sebelumnya!” ucap raffi lagi.
“salah loe, siapa suruh loe takutin itu pembantu, kan jadi pada kabur semua. Pokoknya bantuin, kalau gak loe gak dapat makan” ancam gigi.
“hei, ngasih makan gue itu kewajiban loe” ucap raffi lagi.
“gak ada yang gratis.. pokoknya kalau loe gak bantuin gue bersih2 rumah, gue gak akan masak hari ini” ancam gigi lagi, ia tahu ancaman itu cukup ampuh untuk memerintah raffi.
“iya,,iya,,,tapi jangan yang berat2” ucap raffi lagi.
Mereka sudah selesai sarapannya, gigi pun membagi tugas membersihkan rumah di hari itu.
“sekarang keluarin baju kotor loe!” perintah gigi. Raffi mengeluarkan semua baju kotornya. Gigi yang melihat pakaian kotor raffi nampak kaget melihatnya.
“loe ganti baju berapa kali sehari. Hadeuhhhhh” pusing gigi.
“yah, kalau keringetan gue ganti baju lah” jelas raffi.
“ok, loe nyuci, gue yang nyuci piring, masak, sama beres2 rumah. Bagaimana?”
“ok, tapi baju loe gak banyak kan!” tanya raffi lagi.
“banyakan baju loelah.” Ucap gigi lagi.
“tapi ajarin dulu caranya” ucap raffi lagi.
“iya, sini gue ajarin, jadi caranya gini. Ini mesinnya udah otomatis kok. Jadi tinggak alirin airnya sampai batas wotarnya, setelah itu masukin sabunnya.  Takar aja, jangan terlalu banyak. Terus masukin pakainnya, ipisahin baju warna putih sama warna lainnya. Celana juga dicucinya berbeda yah jangan dicampur. Terus pencet auto, nanti dia bakal nyuci, nyepul dan ngeringin sendiri. Kalau udah, simpai pakaian yang sudah bersih kekeranjang ini. Ok, mnegerti!” jelas gigi.
“ok, gampang” ucap raffi dengan pedenya.
“yah udah kalau gitu, kerjain. Gue mau nyuci piring dulu sama nyapu. Kalau gak ngerti tanya aja yah” ucap gigi lagi. “udah gue ngerti, sana pergi loe” ucap raffi dengan pedenya. Setelah gigi pergi ia mulai memasukkan air, namun air yang ia masukkan melebihi batas airnya, alias kebanyakan.
“masa lima takar aja, sedikit banget, nyuci itu harus bersih, masukin 10 takar ah...” raffi memasukkan 10 takar sabun, lalu memasukkan baju berwarna putih, bajunya dan gigi. Lalu menekan tombol star, dan alhasil, karena air dan sabun yang kebanyakan akhirnya busa dan air sabun menyembur keluar, raffi pun terlihat panik, ia berteriak memanggil gigi.
“gigiiiii, mesin cucinya ngamuk” teriak raffi. gigi yang mendengar teriakan raffi langsung berlari menuju kamar mandi tempat raffi mencuci. Busa sabun dan air sudah berceceran, gigi yang melihat itu pun terlihat kaget. “raffi loe ngapain” ucap gigi kaget.
“mesin cucinya gi, ngamuk” ucap raffi dengan wajah paniknya. Saat gigi berjalan masuk kekamar mandi, krena busa dan air sabun yang berceceran di lantai gigi terpeleset dan jatuh menimpa raffi dan akhirnya mereka jatuh kelantai karena raffi tidak bisa menahan tubuh gigi dan ikut terpeleset karena lantai yang begitu licin. Posisi gigi tepat berada diatas raffi. raffi menatap gigi begitupun dengan gigi yang menatap raffi. mata merekapun saling beradu pandang. Nampak kegugupan diwajah raffi, hingga tiba2 bel rumah mereka berbunyi.

To be continue.

Jangan lupa like dan commentnya yah.

1 komentar: