Halo
semuanya sesuai janji gue, selamat membaca yah semuanya, ost part ini punya
Astrid-Tentang Rasa, Anda-Tentang Seseorang.
“Dalam
Diam Kau Curi Hati Ku”
Part
12
“istri gue? Hah, takut loe? Kenapa? Karena tidak bisa mendapatkan
naura, cemen loe!” ucap robi ditelinga raffi, dan hal tersebut terdengar oleh
gigi. Raffi mengepal tangannya, wajahnya memerah, emosinya sudah memuncak,
memukul wajah robi hingga tersungkur mungkin hal yang akan membuat hatinya
lega, ia mulai mengangkat kerah baju robi dan hendak melayangkan pukulannya ke
wajah robi, namun tiba2 gigi menarik lengan raffi, memegang wajah raffi dan mencium
bibir raffi di depan semua keluarga yang menyaksikan kejadian itu. Raffi
membelalakkan matanya seakan tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi, gigi
memejamkan matanya menyapu lembut bibir raffi yang terasa dingin, mungkin raffi
mulai membeku saat ini. Robi dan ibunya hanya menatap tajam melihat kejadian
didepan mereka. Semua keluarga yang hadir disore itu juga sangat kaget melihat
kejadian didepan mereka tidak terkecuali mama amy. Pak munawar hanya tersenyum
melihat kejadian itu. Shahnas terlihat melongo, dan tidak lupa mengabadikan
moment yang ada didepannya lewat kamera hp nya. Beberapa detik adegan ciuman
itu berlangsung, raffi masih nampak syok, dan gigi masih melanjutkan ciumannya,
hingga ia mulai membuka matanya dan perlahan melepas ciumannya dari bibir
raffi, namun tiba2 raffi menarik kepala gigi dan gantian melumat bibir gigi
yang hendak meninggalkan bibirnya. Sontak saja gigi kaget dan membelalakan
matanya. Satu kecupan hingga beberapa kecupan raffi berikan kepada gigi, hingga
ia pun membuka matanya dan melihat gigi, beberapa detik mereka saling menatap lalu
membuang pandangan karena merasa malu dengan apa yang baru saja terjadi. Robi
yang terlihat kesal, berlalu pergi meninggalkan raffi dan gigi begitu pula
dengan ibu paruh baya tadi. Keluarga raffi yang lainnya bertepuk tangan dan
melemparkan senyuman kearah mereka.
“wahhh, penganten baru...hahaha,, cepet punya anak yah fi” ucap salah
satu keluarga raffi.
“semoga kalian selalu berbahagia, dan tetaplah saling mencintai” ucap
seorang keluarga lagi. raffi dan gigi hanya melemparkan senyuman malu mereka.
Wajah rafi memerah, dengan senyuman malunya dan menggaruk kepalanya yang tidak
gatal, gigi sudah mulai terlihat tenang dan santai.
“sudah papa bilang, semuanya akan baik2 saja kan ma! Nagita memang
wanita yang tepat untuk raffi” ucap pak munawar kepada mama amy.
“iya pa, mama terharu melihatnya. Semoga mereka selalu dilimpahkan
kebahagian, dan dijauhkan dari orang2 yang ingin berbuat jahat kepada mereka”
ucap mama amy dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
“hei, sepertinya kita perlu bicara!” ucap raffi berbisik ketelinga
gigi sambil sesekali melemparkan senyumannya kepada keluarga yang masih
memperhatikan mereka.
“tetaplah terlihat bahagia, semua orang masih memperhatikan kita”
bisik gigi lagi kepada raffi.
“sayang, kamu mau makan apa?” raffi mulai melanjutkan aksi sandiwara
mereka.
“gak usah seperti itu juga, gue merinding dengernya” bisik gigi lagi.
“gak papa kok sayang, gak usah malu2 gitu.” Goda raffi lagi.
“raffiii” gigi memberi penekanan, karena mulai merasa aneh dipanggil
sayang oleh raffi.
“bukankah kita harus terlihat mesra, gak mungkin gue panggil alien
kan” bisik raffi lagi ketelinga gigi. Gigi hanya melototkan matanya sambil
sesekali melempar senyuman kepada keluarga raffi.
“sini aku ambilin yah, mau makan apa sayang. Mie, sate, rendang, baso,
apa?” ucap rafi lagi dengan nada suara yang manja kepada gigi. Gigi hanya
memberikan senyuman hambarnya.
“mie aja” ucap gigi sambil menggerutu kepada raffi. keluarga mereka
yang melihat kejadian itu nampak tersenyum dan memuji pasangan itu didepan mama
amy dan pak munawar.
“yah ampun. Padahal mereka dijodohkan yah, kok bisa jd romantis
seperti itu sih pak ahmad” ucap seorang ibu kepada pak munawar.
“ahahaha, pilihlah calon yang baik, pasti bisa seperti itu” ucap pak
munawar dengan bangganya.
“saya sudah berkali-2 menjodohkan anak saya, tapi selalu gagal. Anda
sangat beruntung pak munawar. Bisnis anda semakin besar, dengan bergabungnya
tengker group. Sukses selalu yah pak” ucap suami dari ibu itu. Pak munawar dan
bu amy hanya mengamini kata2 dari keluarga mereka itu. Terlihat gigi dan raffi
masih memilih makanan, terlihat sangat manis.
“pilih ayam yang dibakar aja, jangan dua2 nya” ucap gigi yang memarahi
raffi mengambil ayam bakar dan ayam goreng sekaligus kedalam piringnya.
“gak mau, mau dua2 nya” ucap raffi lagi yang meletakkan ayam goreng
dipiringnya. Gigi dengan cepat mengeluarkan ayam bakar dari piring raffi.
“loe sakit perut nanti. Ini makanan segunung, seperti gak pernah makan
aja loe” ucap gigi lagi.
“emang gue gak pernah makan makanan kayak gini sama loe” ucap raffi
lagi, gigi yang mendengar perkataan raffi langsung menginjak kaki raffi hingga
membuat raffi berteriak.
“awww” teriak raffi, yang membuat pak munawar dan mama amy menoleh
kearah raffi.
“kenapa a?” tanya mama amy.
“gak kok ma, ini, ada semut yang giigit” ucap raffi kepada mamanya.
“semut alien” bisik raffi ketelinga gigi, gigi melototkan matanya
kearah raffi.
“ok sudah siap. Sini sayang duduk disini” ucap raffi dengan suara yang
manis kepada gigi.
“iya,,,” ucap gigi yang duduk
disamping raffi.
“eh, ayo kalian suap2an, kita abadikan moment sweet ini” ucap seorang
wanita yang memegang kamera.
“iya,,” ucap raffi dengan senyum asam, melihat kearah gigi juga dengan
senyuman asamnya. Raffi pun menyuapi gigi, begitu pula dengan gigi, sedikit
kasar namun terlihat manis bagi orang lain.
“ihh, kalian kok sweet banget sih” ucap ibu itu lagi, raffi dan gigi
hanya memberikan senyuman hambar mereka. Raffi makan dengan lahapnya semua
makanan yang ia ambil tadi, dari yang bersantan, ayam bakar, ayam goreng pedas.
Gigi hanya memakan mienya sambil melihat raffi yang sedang makan sambil
sesekali menggelangkan kepalanya “pelan2, loe kesedak nanti. Jangan terlalu
banyak, nanti loe sakit perut” omel gigi yang melihat raffi makan bak
kesetanan. Raffi tidak memperdulikan kata2 gigi. Pestapun selesai. Pukul 21.00,
raffi masih berbincang2 dengan ayahnya, mama amy sedang mandi, dan gigi duduk
dikursi taman dekat dengan kolam renang sambil memrikirkan kejadian ciuman
tadi.
“hah,,,kenapa juga gue ngelakuin itu. ahhh” gumam gigi yang mengacak2
rambutnya, seakan menyesal dengan apa yang telah dilakukannya. Ia menyapu
mukanya dan kembali menatap kearah kolam renang. Sambil memegang bibirnya dan
menggigit kecil dibibirnya dengan wajah ingin menangis, tiba2 gigi dikagetkan
oleh kedatangan syahnas.
“yah,,,mba gigi lagi apa,,ayo” ucap shahnas yang mengagetkan gigi.
“ampun shahnas, mba kaget tau” ucap gigi yang mengusap dadanya.
“boleh nanas duduk disini?” izin shahnas yang hendak duduk dikursi
sebelah gigi.
“boleh, duduk sini!” ucap gigi mempersilahkan shahnas duduk
disampingnya.
“mba gigi, boleh nanas tanya sesuatu?” tanya sahahnas kepada gigi,
gigi pun menoleh kearah shahnas.
“boleh, mau nanya apa?” ucap gigi lagi.
“mba gigi sayang gak sama aa rafi?” pertanyaan shahnas cukup membuat
gigi kaget dan tidak tau harus menjawab apa.
“oh,,itu,,,ammm, iya dong,,,sayang. Kenapa nanas tanya kayak gitu”
ucap gigi memberikan senyumannya untuk menutupi kebohongan yang dibuatnya.
“gak kok, nanas seneng kalau mba gigi sayang sama aa. Nanas gak pernah
melihat aa selepas itu sama seorang wanita sebelumnya. Nanas gak pernah lihat
aa bisa marah, bisa tersenyum lebar dan tertawa puas seperti saat aa sama mba
gigi.” Jelas nanas yang membuat gigi berbalik menatap penuh tanya kearah
syahnas. “bukannya raffi juga deket sama naura?” ucap gigi lagi.
“iya, a raffi memang deket sama kak naura. Tapi a rafi tidak pernah
seceria saat seperti bersama mba gigi. A raffi kalau deket naura yah sama aja
seperti a raffi yang dingin sama cewe. Tapi kalau sama mba gigi a raffi seperti
jadi orang yang berbeda” jelas nanas lagi, gigi hanya memberikan senyuman dan
anggukan kecil. “nanas seneng banget, pas mba gigi bisa ngelawan uwa kania dan
a robi” jelas nanas lagi.
“mereka siapa sih nas?” tanya gigi dengan wajah penuh tanya.
“uwa kania itu, istri dari kakaknya papa yang pertama. Papa kan anak
ketiga dari 3 bersaudara.” Jelas syahnas lagi. “tapi kenapa mereka bisa seperti
itu sama rafi” tanya gigi lagi.
“hmm, nanas gak terlalu mengerti ceritanya mba. Mba gigi tanya aja
sama a raffi” jelas shahnas lagii.
“oh, yah udah. Hm, boleh mba gigi tanya sesuatu nas?” tanya gigi lagi.
“boleh, mau nanya apa mba?” ucap syahnas lagi.
“emangnya raffi gak suka yah makan makanan di luar atau siap saji
gitu?” tanya gigi.
“oh, itu. Ceritanya panjang mba. Bukannya a raffi gak suka, tapi ada
kejadian yang buat a raffi trauma mba.” Jelas shahnas lagi. “trauma.
Maksudnya?” tanya gigi lagi yang mulai penasaran.
“iya, kalau gak salah waktu itu umur a raffi 10 tahun, nanas umur 6
tahun. Lagi ada kemelut dikantor papa yang mengharuskan mama turun tangan buat
ngebantu papa. Jd mama gak sempet lagi masak buat kita. Terus mbo sita yang
sudah menjadi pembantu kepercayaan dirumah, anaknya sakit, jadi harus pulang
kampung. Akhirnya mama cari pembantu sama tukang masak sementara. Eh, ternyata,
pembantu baru itu, mata2 rival bisnis papa. Dia memberikan racun dimakanan kami
mba. Aku gak sempat makan, a rafi yang sempet makan. Tiba2 a rafi kejang2 dan
harus dibawa kerumah sakit. Untung aja gak terlambat mba, kalau gak, mba gigi
sekarang gak bakal nikah sama a raffi.” jelas syahnas yang membuat gigi terdiam
seakan memikirkan semua apa yang baru saja dijelaskan oleh shahnas.
“terus a raffi juga gak suka makan makanan luar negeri, karena waktu
itu, kita pernah makan disebuah restoran di belanda. A raffi langsung sesak
nafas, tenyata ada salah satu bumbu dari masakan itu yang buat alergi sama a
raffi mba. Jd gitu. Sejak saat itu, a raffi gak mau makan makanan dari orang
yang tidak dia percayai. Dia mau makan direstoran yang dia tau siapa seffnya,
dia juga suka makan dirumah, karena mama yang suka masak buat aa raffi. gitu
mba” jelas shahnas lagi.
“oh gitu,, makasih yah nas” ucap gigi yang melemparkan senyumannya
kepada shahnas.
“gi, ayo kita pulang.” Ajak raffi yang tiba2 muncul menghampiri gigi
dan shahnas di pinggir kolam.
“ih aa, nginep sini aja. Yah,,,yah,,,kan kangen” rajuk nanas kepada
kakaknya.
“sudah malam nas, besok aa harus ke kantor, mba gigi juga harus ke rumah
sakit. Nanti aja kita nginepnya” jelas raffi lagi. mama amy dan pak munawarpun
datang mengahampiri mereka dipinggir kolam.
“iya, kalian nginep aja disini. Kalian tidur dikamar aa aja. Nginep
sini aja yah” ajak mama amy lagi.
“gak mah, besok raffi kan kerja, gigi juga kerja. Hm, nanti aja raffi
nginepnya. Iya kan gi” ucap raffi.
“iya ma, nanti aja kita nginepnya. Ada beberapa kerjaan yang harus
gigi kerjain dirumah.” Tambah gigi.
“yah udah deh, kalian hati2 yah” raffi dan gigi berjalan menuju
garasi.
“mau naik apa, sini naik motor” ucap raffi yang melihat gigi membuka
pintu mobilnya.
“raffi ini malem, mau masuk angin gue naik motor. Naik mobil aja.”
Ucap gigi lagi yang hendak naik kemobil, namun dengan segera, raffi menarik
gigi keluar, mengambil kunci mobil dan menutup pintu mobil gigi. “loe gila yah”
ucap gigi yang terlihat heran melihat tingkah raffi. mama amy, pak munawar dan
shahnas keluar melihat raffi dan gigi yang masih bertengakar mau menggunakan
mobil atau motor.
“kenap sih fi” tanya mama amy.
“ini mah, nanti suruh pak Roni aja yang bawa mobil gigi kerumah yah,
kita mau pulang naik motor, biar romantis ma” ucap raffi yang memberikan kunci
mobil gigi kepada mamanya.
“oh, iya, nanti mama suruh pak roni untuk bawa pulang mobil gigi” ucap
mama amy lagi. raffi hanya melemparkan senyuman kemenangan, karena gigi tidak
mampu berbuat apa2 lagi. ia mengambil helm, dan memakaikan helm tersebut kepada
gigi.
“ini harus dikunci” ucap raffi yang mengunci helm gigi. Gigi hanya
diam tanpa mampu berkata apa2.
“ayo sini, cepet naik” ajak raffi, gigi pun akhirnya mengikuti ajakan
raffi. ia duduk sambil meletakkan kedua tangannya dipunggung raffi.
“kita pulang dulu yah ma, pa nas,, assalamualaikum” ucap raffi dan
gigi.
“waalaikumsalam,,hati2” ucap pak munawar, mama amy dan shahnas
berbarengan. Dijalan, tidak ada obrolan yang terjadi. Gigi diam, begitu pula
dengan raffi. semilir angin yang menyapu wajah keduanya, menambah rasa canggung
dari keduanya. Beberapa menit berlalu, tiba2 gigi menyandarkan kepalanya ke
punnggung raffi. raffi merasa badan gigi semakin berat dibelakangnya, tiba2 ia
memberhentikan motornya saat badan gigi akan jatuh. Dengan cepat ia menangkap
kepala gigi yang akan jatuh disebelah kiri dari pundaknya. “yah ampun, jadi
daritadi nih anak tidur” omel raffi, ia hendak marah, namun saat melihat wajah
gigi yang begitu manis saat tertidur membuatnya tidak tega untuk membangunkan
gigi. Ia mulai memperbaiki posisi gigi. Diletakkan kepala gigi dibelakang
pundaknya, menarik kedua tangan gigi melingkarkan kepinggangnya. Untuk menjaga
agar gigi tidak terjatuh, ia memegang tangan gigi yang melingkar dipinggangnya
dan tangan satunya menjalankan motornya agar mereka segera sampai kerumah.
Dengan pelan ia menjalankan motornya, tangan sebelah kirinya masih memegang tangan
gigi, menjaga posisi gigi agar tidak terjatuh. Beberapa menit kemudian
sampailah mereka dirumah mereka. Tidak sengaja raffi melepaskan pegangannya
dari tangan gigi, dan “bruk” terdengar bunyi gigi yang terjatuh dari atas
motor.
“aduhhhh,,,raffiiiiiiii, sakittt” teriak gigi kesakitan karena jatuh
dari atas motor raffi.
“yah,,itu salah loe, siapa suruh tidur diatas motor.” Ucap raffi
membela diri.
“ini salah loe, gue bilang kita naik mobil aja tadi. Kalau naik mobil
kan, gue gak akan jatoh” ucap gigi yang bangun sambil membersihkan celananya.
“ini motor, bukan kasur, jadi salah loe, yang tidur sembarangan” ucap
raffi lagi.
“terserah loe” ucap gigi yang memberikan helm ke raffi dengan kasar.
“yah, wanita itu benar2, seharusnya gue biarin aja dia jatuh diatas
aspal tadi. Huft” ucap raffi yang memarkir motornya, sambil menggerakkan lengan
tangan kanannya yang pegal karena menahan berat beban motor dan mereka berdua.
Raffi memasuki rumah, didapatinya gigi yang sedang membuat teh hangat didapur.
“eh, loe, buat tehnya cuman satu doang. Gue loe gak buatin?” omel
raffi. gigi yang melihat raffi hanya
menarik nafas dan mengambil satu cangkir lagi untuk raffi.
“nih buat loe” ucap gigi yang menyodorkan secangkir teh buat raffi. ia
melangkah membawa cangkir tehnya di teras belakang rumah. Ia memandang taman
dan kolam beserta taburan bintang dilangit.
“ini sudah malam, ngapain loe duduk diluar.” Ucap raffi yang berjalan
mendekati gigi dan duduk dikursi sebelah gigi. Ia meletakkan cangkir tehnya
diatas meja diantara mereka berdua.
“eh, nagita, gue mau nanya” ucap raffi yang memecah lamunan gigi.
“biasanya juga loe gak pernah minta izin, langsung nyerocos aja” ucap
gigi yang membuat raffi kesal.
“hm, itu, masalah tadi, emmm, masalah,,” ucap raffi terbata2 yang
langsung dipotong oleh gigi.
“masalah ciuman!” ucap gigi.
“iya, em, kenapa loe lakuin itu” ucap raffi sambil menatap kearah
kolam.
"biar seru aja, biar lebih terlihat nyata” ucap gigi tetap dengan
ekspresi dinginnya.
“yah,,,loe memang alien. Wuih, sandiwara loe emang hebat” tambah raffi
lagi.
“mereka memangnya siap fi?” tanya gigi kepada raffi.
“oh itu..hm, uwa kania dan robi. Uwa kania istri dari alm. Kakaknya
papa. Namanya ridwan ahmad. Aku dan robi memiliki hubungan yang sangat baik
sebelumnya. Ayah papa memiliki beberapa perusahaan, perusahaan yang paling besar
diberikan pada papanya robi sebagai anak pertama. Ayah, karena yang paling
kecil dikasih perusahaan kecil. Beberapa waktu berselang, papa berhasil
memajukan Ahmad group, yang awalnya perusahaan kecil menjadi perusahaan yang
sangat besar. Berbeda dengan perusahaan ayahnya robi. Perusahaan itu perlahan
bangkrut, hingga akhirnya harus diambil alih oleh papa agar perusahaan tersebut
tidak jatuh ketangan orang lain. Tidak lama setelah kejadian itu, pak ridwan
meninggal. Robi tetap bekerja diperusahaan yang ada dibandung itu, tapi tetap
di bawah ahmad group. Robi mulai berubah kepadaku. Keluarganya mempunyai ambisi
untuk mengambil alih perusahaan yang telah dibesarkan papa. Banyak cara yang
telah mereka lakukan. Walaupun papa yang telah membesarkan ahmad group, tapi
tetap saja, saham utamanya adalah miliki kakekku yang sekarang berada ditangan
nenek popon. Hanya ada dua cucu laki2 dikeluarga ahmad, aku dan robi. Robi
lebih tua dariku. Ia juga banyak tau tentangku. Ia selalu mencari cara untuk
menjatuhkanku, mencari kesalahanku. Karena jika ada kesalahan besar yang aku
lakukan, maka bisa jadi ia yang akan diangkat untuk menjadi penerus dari ahmad
group. Makanya dia selalu mencari kesalahanku. Karena sekarang kamu berstatus
sebagai istriku, kamu pasti akan kena imbasnya juga. Tapi jangan khawatir, kamu
tidak akan terlibat terlalu jauh dalam masalah ini. Aku selalu merindukan robi
yang dulu. Yang selalu menjadi kakak laki2ku.” Jelas raffi menceritakan kemelut
dalam keluarganya, gigi hanya mendengarkan tanpa memberikan komentar apapun.
“makanya tadi robi bersikap seperti itu. Keluargaku sangat mencintai
keluarga. Saat aku menikah, semua sangat senang, karena kuluarga ini menjadi
tambah besar. Akan ada penerus didalamnya. Robi selalu gagal saat hendak
menikah, entahlah mengapa. Mungkin karena itu, robi begitu dingin padamu.
Ditambah kamu begitu cantik..” ucapan raffi terpotong saat gigi menatapnya
dengan lekat.
“kata mereka, bukan kataku” raffi menjelaskan, gigi hanya menarik nafasnya.
“jdi, karena itulah, mereka juga mencari celah kekuranganmu. Sedikit
mereka mendapatkan celah maka habislah kau. Tapi aku sedikit tidak khawatir,
karena wanita yang mereka hadapi adalah wanita jenis sepertimu” ucap raffi
dengan tatapan mencibir kearah gigi.
“wanita jenis gue. Jadi menurut loe, gue wanita jenis apa?” ucap gigi
yang sudah mulai emosi dengan perkataan raffi.
“yah wanita jenis loe. Yang bisa nyium orang sembarangan, seperti tadi”
“yah, tadi itu, karena gue lihat elo mau buat masalah. Loe pikir kalau
loe mukul si robi masalah akan selesai, gak, masalah akan semakin panjang. Yah
sudah, gak ada cara lain, biar loe gak dapat masalah, biar mereka bisa diam.”
Ucap gigi lagi. “gue gak tau itu ciuman keberapa loe, tapi sebenarnya gue gak
butuh bantuan loe.”ucap raffi lagi.
“memang, itu memang yang paling aku sesalkan, nolongin manusia kayak
loe, nyesel gue. Gue mau mandi kembang tujuh rupa, biar gue gak ketiban sial
mulu hidup sama loe” omel gigi yang mulai berdiri hendak meninggalkan raffi dengan
emosinya.
“sana, cari tuh kembang tujuh rupa, gue mau mandi di pantai parang
tritis buang baju gue, biar gue terhindar kesialan hidup sama loe” teriak raffi
yang juga mulai meninggikan suaranya, gigi terus berjalan menjauhi raffi dengan
wajah kesalnnya.
“sana loe pergi mandi, gue doain loe ketemu ikan hiu” teriak gigi lagi
yang mulai menaiki tangga meninggalkan raffi yang masih kesal dibawah.
“dasar tu cewe, gak bisa apa, gak teriak2 ngomong sama gue, huft” omel
raffi yang lalu meminum tehnya.
“sial,,,sial,,memang sial gue. Ngapain juga gue nyium cowo gak tau
diuntung itu. Gue emang udah gila, udah gila gue” omel gigi didalam kamarnya
sendiri. Raffi masih duduk dipinggir kolam sambil meminum tehnya. Ia mulai
membayangkan kejadian ciuaman tadi.
“aa,,,aa, hilang,,hilang,,,ngapain gue ngabayangin ciuman itu. Hah
sial, kenapa semua kejadian pertama dalam hidup gue selalu sama dia sih. Emang
gue udah kena sial saat pertama kali ketemu sama tu cewe, huft, mending gue
tidur” malam itu terlewatkan dengan rasa penyesalan dihati mereka masing2,
entah itu hanya sebuah kebetulan atau rasa yang belum mereka sadari satu sama
lain.
***
Hari2 pernikahan mereka jalani seperti biasa. Hari2 yang dipenuhi
dengan pertengakaran kecil yang menjadikan rumah mereka selalu ramai dengan
teriakan satu sama lain. Sejak tau alasan raffi suka makan dirumah, gigi pun
tidak pernah protes dan selalu membuatkan sarapan dan makan malam untuk raffi,
walaupun tidak jarang, sebelum makan mereka bertengkar dulu. Pembantu yang
bekerja pada mereka tidak ada yang betah dengan kelakuan raffi. akan ada hal
yang membuat pembantu sewaan itu melarikan diri, atau minta untuk
diberhentikan. Sampai pada pembantu ketiga yang disewa gigi.
“nyonya, saya udah gak tahan nyonya. Saya minta berhenti aja nyonya”
ucap ibu paruh baya itu kepada gigi. Gigi terlihat bingung dan tidak tau harus
bicara apa lagi.
“tapi kenapa ibu mau berhenti. Gajinya kurang, nanti saya tambahin.”
Ucap gigi memohon agar ibu itu tetap mau bekerja dirumahnya.
“gak nyonya, tuan suka marah2. Sepertinya tidak suka dengan pekerjaan
saya. Saya minta maaf nyonya. Sepertinya saya harus segera pergi” ucap ibu itu,
lalu salim ke nagita dan berjalan meninggalkan nagita.
“sebentar bu, tunggu disini” ucap nagita sambil berlalu menuju
kekamarnya. Ia lalu keluarr dengan membawa sebuah amplop.
“terima kasih sudah mau bertahan cukup lama dsini. Selama sebulan ini
saya merasa terbantu dengan keberadaan ibu. Saya mohon maaf kalau suami saya
suka merepotkan ibu. Ini ada sedikit uang sebagai pesangon ibu dan juga sebagai
rasa terima kasih saya. Sekali lagi saya mohon maaf atas nama suami saya” ucap
nagita sambil memberikan amplop yang berisi uang itu kepada ibu itu.
“terima kasih nyonya, saya permisi dulu” ucap ibu itu lalu beralu
pergi meninggalkan gigi.
“raffiiiiii, mau lo apa sih sebenarnya” gerutu gigi dengan emosinya.
Dikantornya raffi sedang menata mejanya agar kembali rapi. Ia membawa
pulang beberapa yang harus dia bawa pulang.
“rosiiiiii” teriak raffi kepada sekretarisnya. Nampak seorang pria
muda masuk keruangan raffi.
“iya pak!” jawab pemuda itu.
“besok, jadwal saya apa saja?” tanya raffi dengan mimik wajah
dinginnya.
“besok tidak ada meeting, tidak ada jadwal apapun sampai hari kamis
depan pak. Hari kamis nanti baru ada pertemuan di singapore pak. Tiket sudah
saya pesan seperti arahan bapak.” Jelas rosi kepada rafi.
“ok,. Siapkan beberapa berkas yang harus kita bawa ke singapore. Senin
saya akan periksa! Jangan ada kesalahan” perintah raffi lagi.
“baik pak” ucap rosi lagi. raffi pun berjalan menuju tempat parkir
motornya. Ia jarang membawa mobil. Ia Lebih sering memakai motor untuk
kekantor. Saat diparkiran, ia bertemu dengan naura yang ternyata sedari tadi
menunggunya.
“hei fi, akhirnya kita bisa ketemu juga” ucap naura. Raffi hanya
menatap naura tanpa sepatah katapun.
“kalau kamu tidak mau ikut aku hari ini, lebih baik jangan pernah
ketemu aku untuk selamanya” ucap naura lagi. raffi menarik nafasnya, ia
terlihat seperti berfikir.
“ok, kalau emang loe gak mau, aku pergi fi” ucap naura lagi dan
membuka pintu mobilnya .
“kita mau kemana” ucap raffi yang membuat naura tersenyum. Mereka pun
pergi disebuah restoran milik sahabat mereka dengan menaiki mobil naura. Naura
yang menyetir, karena raffi menolak untuk menyetir mobil saat ini. “kamu kenapa
jadi sombong gitu fi, mentang2 udah nikah, aku dilupain” ucap naura. Masih
tidak ada jawaban dari raffi. ia hanya memandang kosong lewat jendela mobil.
Sesampainya di restoran, mereka memilih duduk ditempat yang begitu indah,
pemandangan kota dimalam hari menjadi salah satu daya pikat dari restoran
tersebut.
“hei bro, mau makan apa?” ucap salah satu koki kenalan mereka.
“seperti biasa. Steak, filet mignon buat raffi dan sirloin buat aku.
Minumannya seperti biasa” ucap naura yang memberikan senyumana kepada syef itu.
“pesanan diterima, tunggu sebentar. Oh iya fi, selamat atas pernikahan loe yah,
sori gue gak bisa dateng, soalnya waktu itu aku sedang ada di itali buat
belajar resep baru. Awalnya gue pikir loe nikah ama naura, ternyata sama cewe
lain. Habisnya, kalian selalu terlihat serasi kalau datang kemari” ucap syef
itu, raffi hanya membalasnya dengan senyuman. Sambil menunggu makanan mereka
datang, raffi meminum minuman yang mereka pesan tadi, raffi masih terlihat
dingin. Setelah makanan mereka tiba, raffi masih juga tidak perduli pada naura,
ia hanya memakan makananya.
“raffi, kamu masih mau seperti ini sama aku. Hm, yah udah deh, aku gak
mau makan” ancam naura kepada raffi. raffi yang tau naura tidak akan makan pun
menjadi luluh.
“ayo makan” ucap raffi yang memotongkan daging milik naura.
“aku mau nanya sama kamu. Siapa yang lebih berarti, aku atau gigi?”
pertanyaan naura yang membuat raffi
kaget. Ia mengunyah steknya, mungkin enggan untuk menelannya.
“siapa” tanya naura lagi.
“kamu” jawab raffi.
“kalau dia dan aku akan jatuh kejurang, siapa yang akan kamu
selamatkan?” naura lagi2 membuat pertanyaan yang memojokkan raffi.
“kamu” jawab raffi.
“kamu mencintaiku?” tanya naura.
“apa gunanya bertanya sekarang” ucap raffi.
“karena aku tau kamu tidak mencintai gigi. Kamu mencintaiku kan!” ucap
naura lagi/
“tapi dia istriku” ucap raffi lagi.
“tapi tidak ada cinta didalamnya” ucap naura lagi.
“perasaanku padamu pun sudah kamu buang ketempat sampah. Tidak ada
gunanya bicara seperti itu sekarang.” Ucap raffi yang berdiri hendak meninggalkan
naura.
“bagaimana kalau aku mulai mencintaimu!” ucap naura yang membuat raffi
kaget. Ia menatap lekat kearah naura. Naura mulai berkaca2 mengeluarkan air
matanya.
“maafkan aku. Aku mulai menyadarinya semenjak kamu menikah. Aku merasa
kehilanganmu. Aku rindu raffi yang selalu ada untukku. Dimana raffi yang dulu
itu” ucap naura dalam isaknya. Raffi terlihat bingung apakah dia harus senang
dengan pengakuan naura atau sedih. Ia bingung dengan perasaannya.
“aku butuh waktu untuk memikirkannya” ucap raffi lagi.
“kamu sudah menungguku untuk waktu yang lama, tidak ada masalah bagiku
untuk menunggumu meberikan aku sebuah jawaban” ucap naura lagi. raffi berlalu
meninggalkan naura. Ia pulang dengan menggunakan taxi. Didalam taxi ia
memikirkan pengakuan dan perkataan naura.
Dirumah gigi yang sudah memasak untuk raffi menunggu raffi hingga
tertidur di depan TV. Saat ia mendengar ada suara mobil di depan rumah, gigi
terbangun, ia melihat raffi turun dari taxi.
“mana motornya, kenapa dia naik taxi” gumam gigi yang mengintip
dibalik jendela. Raffi berjalan memasuki rumah dengan wajah yang muram tanpa
semangat sama sekali.
“kenapa baru pulang jam segini, emang ada lembur? Kenapa loe naik
taxi? Mana motor loe?” tanya gigi.
“dari jalan sama temen, motor disimpan dikantor.” Ucap raffi yang
berjalan menuju lantai atas.
“loe udah makan?” tanya gigi lagi.
“udah” jawab raffi singkat.
“seharusnya loe bilang, biar gue gak masak” teriak gigi, namun raffi
terus naik kekamarnya. Ia masih memikirkan perkataan naura. Ia bingung harus
berbuat apa. ia sudah menjadi suami gigi, tapi pernikahannya hanya sementara,
bagaimana dengan cintanya. Raffi merebahkan dirinya dikasur, berusaha melupakan
semua yang telah terjadi.
“kenapa sih tu anak. Aneh banget. Gimana dengan masakan ini. Kan sayang.
Hah, kenapa dia suka buat gue emosih sih” gumam gigi yang bingung melihat
tingkah laku rafi.
***
Keesokan paginya. Hari sabtu, raffi tidak kekantor, begitu pun dengan
gigi. Hari sabtu ia libur, dan hari minggupun ia libur, karena posisinya
sebagai direktur. Pagi2 sekali ia sudah bangun membuat sarapan untuk mereka
berdua. Raffi baru turun pukul 07.30 WIB.
“gigi,,gue laper, makan apa kita” ucap raffi yang baru bangun dan
mengucek2 matanya.
“lihat sendiri diatas meja” ucap gigi menujukkan sarapan yang sudah
tertata diatas meja.
“yah,,,kenapa telor lagi. lama2 gue jadi ayam, setiap hari makan
telor.” Omel raffi yang melihat menu sarapan mereka dipagi itu adalah telur
goreng yang dikecapin, telur rebus yang dirica2, acar, sop ayam, dan capcai.
“makan, ini udah banyak menu yang gue buatin, buat nanti siang juga.”
Ucap gigi.
“iya, tapi sekali2 loe ganti, jangan telor mulu. Gue pecinta ayam,
tapi semenjak hidup sama loe, gue berharap ayam tidak pernah diciptakan” omel
raffi lagi.
“jangan banyak omong, cepet makan” omel gigi. Sambil memonyongkan
bibirnya dan tidak ada pilihan lain raffi pun menyendok nasi dan akhirnya
memakan telor buatan gigi.
“raffi” panggil gigi.
“hm” jawab raffi.
“loe apain sih semua pembantu2 itu. Semuanya jadi pada kabur gitu.
Sekarang bu minah juga kabur” tanya gigi kepada raffi.
“gak gue apa2in” jawab raffi lagi.
“kalau loe gak ngapa2in kenapa mereka semua pada kabur?” tanya gigi.
“mereka itu kerjanya gak becus, yah udah gue omelin” jawab raffi
dengan santainya.
“raffi, mereka itu sangat membantu. Sekarang, siapa yang mau nyuci?
Ngepel? Bersihin rumah, siapa?” tanya gigi kepada raffi dengan emosinya.
“kan ada elo” jawab raffi dengan wajah tanpa dosa.
“gue,,,hah,,emang loe pikir itu gak cape. Huft, ok, kita bekerja
sama.” Ucap gigi.
“maksud loe” tanya raffi dengan ekspresi tak mengerti.
“kita membersihkan rumah ini sama2” jelas gigi lagi.
“apa? gue blom pernah bersih2 rumah sebelumnya!” ucap raffi lagi.
“salah loe, siapa suruh loe takutin itu pembantu, kan jadi pada kabur
semua. Pokoknya bantuin, kalau gak loe gak dapat makan” ancam gigi.
“hei, ngasih makan gue itu kewajiban loe” ucap raffi lagi.
“gak ada yang gratis.. pokoknya kalau loe gak bantuin gue bersih2
rumah, gue gak akan masak hari ini” ancam gigi lagi, ia tahu ancaman itu cukup
ampuh untuk memerintah raffi.
“iya,,iya,,,tapi jangan yang berat2” ucap raffi lagi.
Mereka sudah selesai sarapannya, gigi pun membagi tugas membersihkan
rumah di hari itu.
“sekarang keluarin baju kotor loe!” perintah gigi. Raffi mengeluarkan
semua baju kotornya. Gigi yang melihat pakaian kotor raffi nampak kaget
melihatnya.
“loe ganti baju berapa kali sehari. Hadeuhhhhh” pusing gigi.
“yah, kalau keringetan gue ganti baju lah” jelas raffi.
“ok, loe nyuci, gue yang nyuci piring, masak, sama beres2 rumah. Bagaimana?”
“ok, tapi baju loe gak banyak kan!” tanya raffi lagi.
“banyakan baju loelah.” Ucap gigi lagi.
“tapi ajarin dulu caranya” ucap raffi lagi.
“iya, sini gue ajarin, jadi caranya gini. Ini mesinnya udah otomatis
kok. Jadi tinggak alirin airnya sampai batas wotarnya, setelah itu masukin
sabunnya. Takar aja, jangan terlalu
banyak. Terus masukin pakainnya, ipisahin baju warna putih sama warna lainnya. Celana
juga dicucinya berbeda yah jangan dicampur. Terus pencet auto, nanti dia bakal
nyuci, nyepul dan ngeringin sendiri. Kalau udah, simpai pakaian yang sudah
bersih kekeranjang ini. Ok, mnegerti!” jelas gigi.
“ok, gampang” ucap raffi dengan pedenya.
“yah udah kalau gitu, kerjain. Gue mau nyuci piring dulu sama nyapu. Kalau
gak ngerti tanya aja yah” ucap gigi lagi. “udah gue ngerti, sana pergi loe”
ucap raffi dengan pedenya. Setelah gigi pergi ia mulai memasukkan air, namun
air yang ia masukkan melebihi batas airnya, alias kebanyakan.
“masa lima takar aja, sedikit banget, nyuci itu harus bersih, masukin
10 takar ah...” raffi memasukkan 10 takar sabun, lalu memasukkan baju berwarna
putih, bajunya dan gigi. Lalu menekan tombol star, dan alhasil, karena air dan
sabun yang kebanyakan akhirnya busa dan air sabun menyembur keluar, raffi pun
terlihat panik, ia berteriak memanggil gigi.
“gigiiiii, mesin cucinya ngamuk” teriak raffi. gigi yang mendengar
teriakan raffi langsung berlari menuju kamar mandi tempat raffi mencuci. Busa sabun
dan air sudah berceceran, gigi yang melihat itu pun terlihat kaget. “raffi loe
ngapain” ucap gigi kaget.
“mesin cucinya gi, ngamuk” ucap raffi dengan wajah paniknya. Saat gigi
berjalan masuk kekamar mandi, krena busa dan air sabun yang berceceran di lantai
gigi terpeleset dan jatuh menimpa raffi dan akhirnya mereka jatuh kelantai
karena raffi tidak bisa menahan tubuh gigi dan ikut terpeleset karena lantai
yang begitu licin. Posisi gigi tepat berada diatas raffi. raffi menatap gigi
begitupun dengan gigi yang menatap raffi. mata merekapun saling beradu pandang.
Nampak kegugupan diwajah raffi, hingga tiba2 bel rumah mereka berbunyi.
To be continue.
Jangan lupa like dan commentnya yah.
Keren cerita nya...part selanjutnya jangan lama-lama. ..
BalasHapus