Ost
part ini Ari Lasso – Tuhan Kau tahu (ost Raffi), Judika – Ku Tak mampu (ost
Raffi), Sherina Munaf-Simfoni cinta (ost Gigi), Agnes Monica-Matahariku (ost
Gigi),
“Dalam
Diam Kau Curi Hati Ku”
Part
25
***
Irwan memarkirkan mobilnya di halaman parkir NS hospital. Tiba2
matanya menatap mobil yang ada didepannya.
“seperti kenal. Itu kan mobil raffi! hmm, ngapain dia disini? Apa mau
jemput gigi?” gumam irawan yang melihat mobil raffi diparkiran rumah sakit.
“woiiiii?” teriak irwan mengetuk kaca mobil raffi. raffi yang merasa
ketahuan berusaha melarikan diri dengan menjalankan mobilnya, namun karena begitu
panik, raffi malah menabrak pembatas parkiran.
“haduh, mau kemana sih loe? Buka?” perintah irwan. raffi pun
menurunkan kaca mobilnya.
“gak!” jawab raffi singkat.
“gak apa? Loe mau jemput gigi?” tanya irwan lagi.
“em,,oh,,em,,,gak, gak,,em, aku,,emmm” grogi raffi.
“ampun deh. Traktir gue makan sekarang!” ucap irwan yang langsung naik
kemobil raffi. raffi hanya menatap irwan dengan bingung.
“pak, titip kunci mobil saya untuk dr. zaskia. Ok!” ucap irwan kepada
petugas parkir sembari memberikan kunci mobilnya.
“siap pak irwan!” jawab petugas parkir tersebut.
“ayo jalan!” perintah irwan.
“loe kenal sama tukang parkirnya?”
“iya, karena gue suka jemput zaskia, jadi akrab deh. Ayo cepetan, kita
nyari tempat makan!”
“loe gak jadi pulang bareng zaskia?”
“ada orang yang lebih membutuhkan pertolonganku!”
“maksud loe?” tanya raffi bingung,
“ayo cepet jalanin mobilnya, lama banget!” perintah irwan lagi. raffi
pun melajukan mobilnya meninggalkan NS hospital.
***
“wahhh, sudah lama kita gak main kesini. Seharusnya kita ajak deni
sama bily nih, pasti seru!” ucap irwan yang mulai duduk disebuah kursi cafe
sederhana dengan pemandangan alam yang begitu indah. Berbeda dengan raffi,
raffi hanya diam.
“mau pesan apa pak!” tanya salah satu waiter yang mendekati mereka.
“seperti biasa. Kalau aku flat white asli, bapak raffi ekspresso con
panna!” ucap irwan.
“baik, ditunggu sebentar pak!” raffi masih saja diam. Irwan menatap
raffi.
“loe kenapa fi?”
“em, gak kenapa2”
“loe ngapain ke NS hospital?”
“em, oh, em, mau ngecek tangan gue aja!” jawab raffi lalu kembali
diam. Irwan tidak percaya dengan jawaban raffi. tidak cukup waktu yang lama,
kopi mereka akhirnya datang.
“flat white and ekspresso con panna, selamat menikmati” ucap waiter
tersebut dengan ramah.
“terima kasih” ucap irwan. raffi masih tetap diam.
“owh,itu ada gigi sama zaskia!” ucap irwan dan menunjuk kebelakang
raffi.
“ah, mana!” raffi langsung menoleh kebelakangngnya, irwan yang geli
karena berhasil mengerjai raffi pun tertawa geli, sedangkan raffi yang sadar
sedang dikerjai oleh irwan hanya menarik nafasnya panjang dan kembali membisu
sambil mengaduk kopinya.
“loe pengen ketemu gigi? ceritalah raffi. kita sahabat, saling
bercerita dan mendengarkan. Saat sedih, senang,,,ceritalah!” ucap irwan.
“entahlah. Hahhhh, aku sedang bingung!” raffi bercerita dengan raut
wajah yang sendu.
“apa yang kau bingungkan wahai saudaraku!” ucap irwan lagi, berusaha
mendengarkan cerita raffi.
“...em,” raffi mengangkat kedua bahunya.
“loe gak kerja hari ini?” tanya irwan lagi.
“kalau aku kerja, aku gak mungkin ada disini. sudah seminggu, semuanya
terbengkalai. Aku pikir semuanya akan kembali seperti sedia kala. Ternyata aku
salah wan. semua tidak lagi sama. Semua menjadi berbeda. Aku pun masih tidak
mengerti” cerita raffi
“em, apa yang kamu maksud, kembali seperti sedia kala?”
“....., aku dan gigi, naura,,,nanda. aku memutuskan untuk bersikap
normal seperti awal semua ini dimulai. Kembali kedalam pelukan naura,
memberikan ruang dan tanpa batasan untuk hubungan kita masing2. Namun, perasaan
aneh semakin melanda hatiku. Jarak antara aku dan gigi semakin jauh. Aku tidak
lagi dapat memandangnya seperti dulu. Tidak dapat lagi bicara seperti dulu. Aku
tidak dapat marah dan mengomelinya seperti dulu. Dia semakin menjauh. aku hanya
bisa memandang punggungnya dari kejauhan, sampai ia menghilang dari
pandanganku. Bukan seperti ini yang aku harapkan. Semuanya berubah. Dia dan aku
semakin jauh. Seminggu ini aku tidak lagi bicara dengannya. Aku pikir akan
baik2 saja, tapi ternyata.,,,tapi ternyata, ini sangat mengganggu. Pagi ini dia
berbeda. Senyumannya kembali mengembang dibibirnya. Sikapnya begitu manis. Itu
sangat menggangguku. Aku tidak bisa berfikir jernih. Pikiranku dipenuhi
olehnya. Aku tidak bisa bekerja dengan tenang. Aku tidak tau, kenapa dia begitu
mengganggu pikiranku. Hari ini, hari ini aku tidak tau. Dia begitu memenuhi
pandanganku. Senyumannya, ocehannnya, amarahnya. Aku begitu ingin melihatnya.
Rasa itu, rasa itu, rasaa, aku ingin melihatnya. Perasaan yang tidak bisa kubendung
lagi. logika dan hatiku, saling beradu. Entah apa yang menuntunku sampai
kesana. Aku hanya ingin melihatnya. Aku hanya ingin melihat senyumnya lagi.
hanya itu!” jelas raffi, matanya pun mulai berkaca2. Irwan mendengarkan dengan
baik.
“hmhm, jadi begitu. Awalnya mengingkari kehadirannya, namun dia selalu
hadir dan mengisi hari2mu. Tanpa kau sadari dia telah terlalu dalam masuk
kedalam kehidupanmu. Perasaan rindu pun akhirnya melanda sang adam yang sedang
dimabuk cinta.” Sajak irwan yang berusaha membuat raffi tersenyum, tapi raffi
tetap saja kembali membisu.
“emmm, jadi?”
“hahh, jadi apa? Aku, tidak tau harus berbuat apa?”
“pernahkah kau merasakan hal itu sebelumnya?”
“aneh, aku sudah bilang ini perasaan yang aneh. Aku baru kali ini
merasakannya. Apa aku sedang jatuh cinta! Ataukah, hanya karena terbiasa
dengannya! Entahlah!”
“kau sedang jatuh cinta bodoh. Dan aku sudah melihat cintamu itu, jauh
sebelum kau menyadarinya” tambah irwan.
“benarkah. Aku mencintainya. Tapi, aku tidak pernah merasakan hal seperti
ini saat bersama naura. wanita yang aku cintai sebelumnya!”
“benarkah kamu mencintai naura?” tanya irwan sambil memandang lekat
kearah raffi.
“kau tau sendiri!”
“tidak, aku tidak tau. Sepanjang yang kamu ceritakan kepada kami, kamu
hanya mengangguminya, tapi tidak mencintainya.”
“maksud kamu?”
“sadarlah raffi. saat kamu merasa mencintai naura, sebenarnya kamu
tidak mencintainya. Kenapa? Karena naura hadir saat kak nisya meninggal. Kamu
melihat naura sebagai pengganti kak nisya. Sebenarnya kamu tidak mencintainya,
hanya perasaan ingin melindunginya. Karena kamu sudah kehilangan seorang kakak
perempuan, dan naura hadir menggantikan sosok yang hilang tersebut. Sekarang
aku tanya. Apa jantungmu berdebar saat bersamanya atau saat melihatnya atau
saat disentuhnya? Ayo jawab!” tanya irwan, raffi terdiam.
“jantung yang berdetak. Berdetak tak keruan, seperti, hendak terkena
serangan jantung. Seperti dada hendak meledak. Nafas tak beraturan, seperti
hendak berhenti, hanya karena hembusan nafasnya, atau,,,hanya karena senyuman
kecilnya. Seakan oksigen yaang aku hirup tidak cukup lagi” Raffi bergumam
sambil memandang kopinya, irwan memanyunkan bibirnya.
“jadi kamu merasakan itu kepada naura? hmm, confusing” irwan memegang
bibirnya sambil berfikir.
“apa detakan seperti itu?”
“yaps, itu tanda bahwa kau sedang jatuh cinta. hmm?”
“aku sudah merasakannya. Aku sudah merasakannya wan. Aku pikir aku
sakit!
“em, maksud kamu?”
“hahhh, jadi, aku mencintainya!”
“em, siapa yang kamu maksud?”
“gigi...hah, aku mencintainya” wajah raffi merona, matanya berkaca2.
“jantungmu berdetak karena gigi?” tanya irwan, raffi pun mengangguk.
“yah ampun, itu berarti kamu mencintainya bro, selamat! Hahhhh” ucap
irwan yang memberikan pelukannya kepada raffi. semua orang berpaling melihat
mereka berdua.
“ahahaha, akhirnya kamu merasakannya. Sekarang cepat katakan pada gigi
bahwa kamu mencintainya.” Ucap irwan.
“tapi bagaimana dengan naura. aku akan menyakitinya” ucap raffi
kembali dengan wajah sendu.
“hidup itu adalah pilihan. Lebih baik sekarang. Waktu akan mengobati
segalanya. Tapi cinta, cinta akan hilang, jika kamu melepaskannya. Kejarlah
cintamu raffi. buktikan pada gigi bahwa kau mencintainya. Naura adalah wanita
yang kuat. Katakan padanya, dan aku rasa dia akan mengerti”
“benarkah?”
“apa kau ingin kehilangan gigi?”
“memikirkannya pun sudah membuat hatiku sakit!”
“lalu! Kau tunggu apa lagi. cepat selesaikan semuanya. Lepaskan naura,
dan katakan dengan lantang pada gigi bahwa kau mencintainya.” Ucap irwan memotivasi
raffi.
“iya, kau benar wan. Terima kasih. Aku tidak mau kehilangannya. Aku
akan mengatakan semuanya. Aku akan menyelesaikan semuanya. Benar, aku pergi
wan, aku akan menemui naura dan akan kukatakan semuanya pada gigi.” raffi
dengan penuh semangat mengambil jasnya, dan kunci mobilnya. Irwan melambaikan
tangannya dan memberikan semangat pada temannya.
“ahhh, akhirnya. Cinta memang selalu ampuh untuk memberi warna pada
kehidupan seseorang. Hah, semangat sahabatku. Em, tapi, hah, gue yang harus
bayar semuanya dan,,,hm, pulang naik taksi dah. Hah, baiklah” gumam irwan
sambil meneguk kopinya.
***
Gigi menghentikan mobilnya didepan sebuah rumah makan. Wajahnya nampak
begitu khawatir.
Ia berjalan masuk restourant tersebut, dicarinnya sosok robi yang
sedang menunggunya.
“selamat sore ny. Ahmad! Silahkan duduk disebelah sini” sapa robi
dengan senyum liciknya.
“cepat, aku tidak punya banyak waktu!” ucap gigi.
“tenang saja ny. Ahmad, aku akan cepat.”
“jangan berbasa basi robi. Sebenarnya apa yang kamu inginkan?”
“bagaimana kalau kita pesan makanan dulu!”
“cepat robi. Jika tidak, aku pergi sekarang.” Ancam gigi sembari
berdiri hendak meninggalkan robi.
“hei tenang. Duduklah. Aku hanya ingin membahas masalah raffi, dan ...
naura” tambah robi, gigi kaget mendengar ucapan robi. Ia mengerutkan alisnya.
“maksud kamu?”
“silahkan duduk!” ucap robi sambil tersenyum licik.
“cerita yang cukup mengesankan. Nagita, nanda, raffi dan juga naura.
kisah percintaan yang sungguh mengahru biru!”
“jangan bertele2 robi. Apa yang sebenarnya kamu inginkan”
“apa yang aku inginkan,,ahahaha, aku pikir kamu tau apa yang aku
inginkan. Em, aku tidak mendapat bukti yang cukup akurat antara hubunganmu dan
nanda. tapi,,,aku punya bukti hubungan raffi dan naura, yang cukup akan membuat
semua mata terbelalak!” jelas robi. Gigi masih mengerutkan dahinya.
“raffi dan naura hanya sahabat sejak kecil. Dan, aku pikir kamu sudah
salah mengerti hubungan mereka” ucap gigi berusaha menyelamatkan raffi.
“oh yah. Bukankah, kamu juga tau. Dan foto2 ini” ucap robi sambil
meletakkan beberapa buah foto dihadapan gigi. foto yang diambil saat raffi
sedang bersama naura. saat mereka disingapore dan beberapa foto lainnya. Gigi
pun melihat foto2 itu satu persatu. Foto saat naura dan raffi sedang bermain,
naura sedang memeluk raffi dan juga foto saat naura mencium raffi. tanpa ia
sadari, air matanya terjatuh.
“hoho, ada yang bersedih. Em, bagaimana!” ucap robi lagi dengan
senyuman liciknya. Gigi berusaha mengatur emosinya dan mengahapus air matanya.
“apa yang kamu inginkan dari semua ini!”
“em, kamu tau sendiri. Keluarga ahmad, adalah keluarga, yang sangat
terhormat. Jika foto2 ini tersebar, hubungan mereka ketahuan,,,,aku pastikan,
raffi akan kehilangan segalanya!”
“lalu! Bukankah kamu ingin memiliki semuanya! Kenapa tidak kamu
serahkan saja foto2 ini kekeluarga raffi atau kepada media. kenapa kamu
menunjukkannya padaku?” ucap gigi yang masih berusaha tenang.
“em, ingin bernegosiasi denganmu. Bagaimana?”
“hah, kamu mudah sekali ditebak robi. Aku tau kenapa kamu menunjjukkan
foto2 ini kepadaku...karena jika kamu tunjukkan langsung foto2 ini kekeluarga
raffi atau kepada media, maka, kamu tidak akan mendapatkan apa2. Iya kan?
Keluarga raffi ditambah dengan keluargaku, akan dengan mudah membereskan
semuanya. Aku hanya tinggal mengatakan, bahwa foto itu diambil sebelum kami menikah,
memanipulasi waktu, dan semuanya akan beres.” Ucap gigi dengan lantang.
“benarkah. Owh, aku tidak sabar untuk melihat akhirnya.”
“sebaiknya, kamu mengubur semua impianmu itu. Karena, semua tidak akan
berarti. Aku harus pulang. Aku harus mengurus makanan untuk suamiku.” Ucap gigi
lalu berlalu meninggalkan robi sendirian.
“hah, benarkah itu alasanku menunjukannya padamu. Ahahaha, semua sudah
masuk dalam permainanku, kita lihat apa yang sebenarnya akan terjadi. Sisa satu
pelatuk lagi, dan....BUMMMM, ahahahah” tawa licik robi.
***
Raffi sedang melajukan mobilnya bersama naura didalamnya.
“kita, ketaman biasa saja!” ucap raffi.
“sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?” tanya naura.
“tunggulah, aku akan mengatakannya setellah kita sampai ditaman” ucap
raffi. lampu merah telah berubah menjadi lampu hijau, raffi kembali melajukan
mobilnya menuju kearah taman.
“ok, kita sudah sampai. Ayo turun” ucap raffi sambil mengeluarkan
senyumnya kearah naura.
“apa kamu tidak memakai jasmu. Hari sudah mulai gelap dan sudah mulai
dingin!” tanya naura yang menunjuk kearah jas raffi di jok belakang.
“tidak perlu. Ayo!” ajak raffi. mereka pun duduk dibangku dimana raffi
pernah mengungkapkan perasaannya.
“kamu mau ngomong apa? Apa kamu sudah siap untuk meninggalkan gigi?”
tanya naura, raffi hanya mengeluarkan senyumnya.
“naura!...aku ingin bercerita padamu. Tentang mimpiku dulu. Saat kamu
sering menolakku, saat impian bodohku untukmu selalu kuyakini. Aku pernah
bermimpi untuk menghabiskan hidupku denganmu. Jika ayahku menolak, aku akan
membawamu lari dari sini. Kita keluar negeri, menjadi keluarga kecil yang
sederhana. Kita punya anak yang lucu2, ada yang mirip denganku, ada yang mirip
denganmu, kita hidup sederhana, saling mencintai” gigi mendengarkan perkataan
raffi, tanpa terasa air matanya terjatuh, kata2 yang baru didengarnya, yang
keluar dari mulut raffi, cukup membuatnya tuli untuk mendengar yang lainnya. Ia
menutup telingannya, air matanya mulai membanjiri pipinya, mulutnya tertutup
rapat, bergetar. Ia menatap raffi dan naura. pandangannya mulai kabur oleh air
matanya.
“akhirnya, semua akan berakhir” gumam gigi pelan, dalam tangisnya
sambil menutup kedua telinganya. Ia tidak mampu untuk mendengar semuanya. Ia
berlari sambil menutup telinganya meninggalkan raffi dan naura ditaman. Ia
masuk kemobilnya, air matanya kembali membanjiri pipinya, ia melajukan mobilnya
menembus kegelapan malam.
“kenapa harus seperti ini,” air matanya terus terjatuh, bibirnya
tertutup, hanya air mata yang terus jatuh membasahi pipinya. Ia terus melajukan
mobilnya dijalan yang begitu ramai. Pandangannya mulai kabur, air matanya tidak
mampu untuk ia hentikan, mobilnya terus melaju, saat disebuah tikungan, karena
pandangannya yang mulai kabur, gigi tidak melihat sebuah truk didepannya, ia
begitu kaget dan langsung menginjak pedal remnya. Wajahnya terbentur pada stir
mobilnya. Truk yang ada didepannya juga ikut berhenti.
“hei nona. Kamu ingin mati yah. Kalau ingin mai, mati aja sendiri.
Jangan ajakin orang lain. Nyupir ugal2an.” Omel supir truk tersebut. Gigi hanya
diam, tidak ada satu patah katapun yang keluar dari mulutnya. Hanya air mata
yang terus jatuh tanpa bisa ia kendalikan. Ia pun memarkirkan mobilnya dan
meletakkan kepalanya diatas stir mobil.
“apakah semuanya harus berkahir seperti ini!” ia memejamkan matanya,
air matanya terus jatuh. Tiba2 ada sebuah sms masuk, gigi tidak
menghiraukannya. Ia hanya berusaha membuat dirinya tenang. Sementara ditaman
raffi masih bersama dengan naura.
“itulah mimpiku waktu itu” ucap raffi, naura masih mendengarkan.
“lalu? Bagaimana dengan mimpimu hari ini?” tanya naura lagi.
“hah, mimpiku hari ini. tiba2 saja semua mimpi dan tujuanku berubah. Ada
seorang wanita aneh, masuk kedalam kehidupanku. Sebegitu anehnya, dia adalah
wanita pertama yang berani meletakkan mie diatas kepalaku, berani melawanku.
Dia wanita pertama yang mampu menamparku. Dia wanita pertama yang mampu menatap
mataku, membantah omonganku. Dia yang pertama, menyapu air mataku, memelukku.
Haha, dia,,,,dia suka masak telur goreng. Hampir setiap hari, aku mengomel
namun tetap memakannya. Dia punya peliharaan yang aneh, seekor ikan yang begitu
disayanginya. Ikannya pernah mati, dan itu salahku. Aku begitu takut dia akan
marah, dan aku takut dia akan menangis. Aku, banyak melakukan hal aneh
dengannya. Semua hal yang belum kulakukan sebelumnya. Kulakukan bersamanya.”
Raffi menghentikan ceritanya dan berbalik menatap naura yang sedang duduk
disebelahnya dengan tatapan yang sendu. Naura berusaha memberikan senyumannya
yang nampak sangat hambar.
“lalu?” tanya naura lagi.
“aku tidak tau sejak kapan. Perlahan,,,,dalam diam, dia mencuri
hatiku. Tanpa kusadari, dia, sudah memenuhi semua ruang dihatiku. Yang tadinya
kupikir, mustahil untuk ada dia disana. Tapi sekarang, semuanya hanya ada dia.
Sekarang, semua dimimpiku ada dia. Tujuan hidupku pun ada dia. Aku ingin
menggapai semua mimpiku bersamanya. Ini pertama kalinya. Maafkan aku naura. aku
mencintainya. Maafkan aku!” ucap raffi menatap naura dengan wajah bersalah,
matanya berkaca2. Tiba2 satu tamparan melayang dipipi kirinya.
“maaf, aku hanya ingin menamparmu!” ucap naura dengan mata yang sudah
sangat sembab. Satu tamparan lagi melayang dipipi kanan raffi. raffi kembali
menatap naura dengan wajah bersalah.
“maafkan aku raffi. dua tamparan itu, untuk mengobati perasaanku saat
ini” tambah naura lagi dengan air mata dipipinya. Raffi menatap naura dengan
tatapan penyesalan.
“kau boleh memukulku jika kau ingin!” ucap raffi pelan.
“lalu sekarang bagaimana? Hah?” tanya naura. raffi hanya mengangkat
kedua bahunya.
“bodoh. Kamu boleh pergi sekarang. Aku melepaskanmu. Pergi, dan Katakan
padanya. Katakan padanya sekarang. Cepat pergi!” ucap naura memarahi raffi.
raffi terdiam.
“tapi...” ucap raffi.
“tapi apa! Cepat pergi sekarang. Aku bisa pulang sendiri. Em, kamu,
tetap bisa mengandalkanku sebagai kakakmu. Ok. Pergilah” ucap naura, berusaha
menahan tangisnya. Raffi pun meneteskan air matanya.
“terima kasih. Aku akan mengatakannya. Terima kasih!” raffi memeluk
naura sejenak, dan berlari kearah mobilnya. Ia menoleh kearah naura saat hendak
masuk kemobilnya. Naura mengangkat kedua jempolnya dan memberikan senyuman
kepada raffi. raffi pun melempar senyumnya kepada naura dan masuk serta
melajukan mobilnya meninggalkan naura sendiri. Tangis naura pun seketika pecah.
Ia menangis sejadi2nya. Suara tangisnya menandakan perihnya luka dihatinya.
namun ia telah kalah oleh waktu.
***
Gigi memarkirkan mobilnya di halaman rumah mereka. gigi menatap rumah
tersebut. Air matanya kembali terjatuh. Tak bisa ia bendung.
“huftttt, tenang gi. Tenang.” Gigi berusaha menenangkan dirinya. Lalu
masuk kedalam rumah. Ia menyalakan lampu dan menatap sekelilingnya.
Membayangkan masa2 saat pertama kali mereka kerumah tersebut. Pembagian kamar
yang aneh. Saat ia memasak, dan raffi menunggunya sambil mengomel. Air matanya
kembali terjatuh.
“akhirnya semua akan berakhir. Sebentar lagi” gigi mengahpus air
matanya dan naik kekamarnya.
***
Raffi melajukan mobilnya dengan senyum terus mengembang dibibirnya.
Seperti tidak sabar untuk bertemu dengan gigi.
“apa aku harus beli bunga. Em, tapi dia suka aneh. Apakah dia suka
bunga. Ah, jangan2. Terlalu murahan. Emmmm, apa yah. Ah, ketemu saja dulu”
raffi terus melajukan mobilnya dengan senyuman diwajahnya. Akhrnya ia pun tiba
di NS hospital. Ia segera memarkirkan mobilnya dan berlari kedalam rumah sakit.
Senyumannya tidak hilang dari wajahnya. Ia masuk kedalam IGD, didapatinya
zaskia sedang berbicara dengan seorang pasien.
“kia!” panggil raffi. zaskia yang melihat raffi, mengisyaratkan agar
raffi menunggu, namun raffi malah terus mengganggunya.
“gigi mana, kia!” tanya raffi lagi. kia meminta maaf pada pasiennya
dan berbicara dengan raffi.
“tunggu bentar raffi. aku masih ada pasien.” Ucap kia pelan kepada
raffi.
“maaf yah bu!” ucap kia pada pasiennya.
“cuman mau tanya gigi ada dimana! Gigi mana?” tanya raffi lagi tidak
sabaran.
“bener2. Sebentar yah bu!” izin kia pada pasiennya dan mulai berbicara
dengan raffi.
“loe apa2an sih. Gigi kan hari ini gak masuk. Katanya mau bersih2
rumah.” Ucap kia pelan dan sedikit kesal kepada raffi.
“oh, ok. Makasih yah. Aku pulang!” raffi lalu kembali berlari
meninggalkan zaskia yang masih bingung.
“kenapa sih. Aneh. Dia punya HP kan. Kenapa gak dihubunging aja. Ah,
semakin aku pikirikan aku semakin bingung!” gumam zaskia.
“dokter!” panggil pasien zaskia tadi.
“oh iya bu, maaf yah!” ucap zaskia kembali. Raffi yang tau gigi ada
dirumah melajukan mobilnya.
“emm,,,beliin bunga aja kali yah. Iya, sekali2!” ucap raffi dengan
wajah merona. Ia pun mencari tempat penjual bunga.
“em, mana yah” raffi melihat kesekelilingnya, namun ia juga tidak
menemukannya.
***
Dirumah, gigi yang baru selesai mandi, kembali terdiam memandang
wajahnya dicermin. Ia melihat kalung yang melingkar dilehernya. Air matanya
kembali jatuh.
“hah, kenapa aku jadi melow banget sih!” ia menghapus air matanya dan
menarik nafasnya dengan dalam. Tiba2 HP nya berbunyi tanda ada sebuah pesan
masuk. Gigi pun membuka pesan yang masuk di HP nya. 4 pesan belum dibaca.
“hai Ny. Ahmad. Bagaimana negosiasi kita? Robi” isi pesan
pertama
“owh, tidak ada balasan. Sepertinya anda sedang berfikir.
Biar aku kasih sebuah pencerahan. Kau tau kenapa aku menunjukan semuanya
kepadamu? karena aku ingin menyakitinya.” Isi pesan kedua.
“apa kamu belum mengerti? Jika aku memberikan foto itu
kemedia dan kekeluarga raffi, maka raffi tidak akan bersama naura. seluruh
keluarga raffi akan terluka. dan, dia akan menderita. Aku akan mendapatkan
smuanya. Harta, dan melihat raffi menderita” isi pesan ketiga dari robi.
“dan, apa yang akan kamu lakukan selanjutnya? Aku beri waktu
dua hari, OK” pesan terakhir dari robi.
Gigi yang membaca semua pesan dari robi kembali terdiam. Ia seperti
menahan emosinya. Matanya mulai memerah. Ia menekan tombol call pada no robi.
“halo! Aku ingin kita ketemu besok. Ditempat yang sama. Besok sore.”
Gigi lalu menutup telponnya. Air matanya terjatuh. Ia segera merapikan dirinya,
dan melajukan mobilnya. Entah ia akan kemana. Selang beberapa menit setelah
gigi pergi, raffi datang dengan seikat bunga mawar merah.
“huft,,kok deg degan gini yah. Kalau dia tanya ini bunga apaan, aku
jawab apa. Em,,,” raffi nampak gugup.
“gi, maafkan aku. Ini bunga untukmu! Aish” raffi belajar untuk bicara
pada gigi.
“ah bodoh ah” raffi pun turun dari mobilnya, ia nampak gugup.
“ok, ayo kita masuk!” raffi menarik nafasnya dan masuk kedalam rumah.
“gi,,kok sepi!” panggil raffi. ia melihat kelantai bawah, tidak
ditemuainya keberadaan gigi.
“apa dia ada dikamar!” iapun naik kelantai atas.
“gi!” panggil raffi dan mengetuk pintu kamar gigi. namun tidak ada
jawaban. Raffi pun memberanikan diri untuk membuka pintu kamar gigi. namun gigi
pun tidak ada disana.
“kok gak ada.” Nampak raut kekecewaan diwajah raffi. ia meraba saku
celananya.
“Hp aku mana, aih, sial” raffi kembali turun untuk mengambil HP yang
ia simpan di saku jasnya didalam mobil.
“apa aku hubungi saja yah!” raffi kembali masuk kedalam rumah sambil
membuka HP nya. Ada 10 panggilan tak terjawab dari gigi.
“gigi nelfon! Ada apa.” Raffi nampak khawatir dan langsung menghubungi
no gigi.
‘nomor yang anda hubungi sedang sibuk, silahkan coba
beberapa saat lagi’
“yah, lagi nelponan sama siapa sih dia.” Omel raffi. ia kembali
menelfon, namun no gigi masih saja sibuk. Beberapa kali raffi menelpon namun no
gigi masih saja sibuk.
“dia dimana sih! Kenapa belum pulang juga. “ ucap raffi. wajahnya
nampak panik. Ia pun coba menghubungi no zaskia.
“raffi gi!” ucap zaskia kepada gigi yang sedang duduk memandang keluar
jendela kamar zaskia.
“jangan diangakat!” ucap gigi.
“tapi...”
“jangan diangkat ki.” Ucap gigi lagi.
“baiklah. Lalu apa yang akan kamu lakukan sekarang?” tanya zaskia
kepada gigi.
“mengakhiri semuanya!” ucap gigi dingin.
“bagaimana caranya?” tanya kia lagi.
“aku sedang memikirkannya!” ucap gigi lagi. raffi semakin bingung
karena zaskia tidak mengangkat telponnya.
“kenapa gak diangakat sih. No gigi kenapa sibuk mulu. Haishhhh” gerutu
raffi yang sedang berdiri didepan pintu rumah mereka dengan setangkai bunga
ditangannya.
“aku semakin bingung. Aku pikir kalian akan segera bersama gi! Aku
tidak percaya raffi mencintai naura. dan robi,,,apa yang sebenarnya yang dia
inginkan?” tanya zaskia kepada gigi.
“kita akan segera tau jawabannya. Aku akan minta pertolongan nanda.
dan aku mohon padamu,,jangan pernah mengatakan apapun pada irwan, terutama pada
raffi. biarkan perasaanku kusimpan sendiri. Waktu yang akan mengobatinya.” Ucap
gigi lagi.
“hah...kamu yang akan tersakiti gi!” ucap zaskia.
“iya,,,cintaku biarkan menjadi masalahku. Cinta pertamaku. Aku hanya
berharap, dia akan bahagia. Meminimalkan orang yang tersakiti ki! Dari awal
semuanya sudah salah. Perjanjian pernikahan. Siapa yang kami bodohi. Tapi ini
sungguh menyakitkan ki. Sakit sekali. Cinta pertamaku tidak terbalas ki. Ini
sungguh menyakitkan. Sakit sekali ki!” jelas gigi, air matanya kembali tumpah.
“gigi sayang, sabarlah. Yakinlah, setelah badai akan selalu ada
pelangi.” Ucap zaskia memeluk gigi yang masih menangis.
“jangan pernah ceritakan semua ini kepada orang lain ki...lihat saja
apa yang akan aku lakukan, jangan pernah bertanya. Hhhh” ucap gigi didalam
tangisnya.
“iya,,,iya, aku janji. Sabarlah gi” ucap kia berusaha menenangkan
gigi. tangis gigi pecah dalam pelukan zaskia. Zaskia pun ikut menangis melihat
kesedihan gigi.
***
Raffi meletakkan bunga yang dibelinya dalam sebuah vase.
“hah, dia kemana sih. Apa aku harus mencarinya, atau aku harus
menunggu. Hmmm, gigi kamu dimana. No kamu juga gak bisa dihubungi.” Gumam raffi
yang masih menunggu gigi didepan pintu. Tiba2 ada telpon dari pak munawar.
“papa. Kenapa nelpon malam2.” Gumam raffi lalu mengangkat telpon dari
pak munawar.
“hallo! Assalamualaikum pa!” jawab raffi.
“raffi, dua hari lagi ulang tahun Ahmad group. Acaranya kecil2an
dirumah papa. Semua keluarga akan datang. Apa kamu lupa?” ucap papa munawar
dari balik telpon.
“oh,,iya,,iya. Kok raffi bisa lupa yah. Iya pa. raffi sibuk belakangan
ini” jawab raffi lagi.
“tadi papa coba menhubingi istri kamu. Tapi HP nya sibuk. Kamu jangan
lupa untuk membawa istrimu. Ok!” ucap pak munawar lagi.
“emm,,oh..iya pa. pasti. Pasti aku akan membawanya!” jawab raffi lagi.
“yah sudah. Papa tutup yah.”
“iya pa.” raffi pun mematikan HP nya. Ia kembali menatap kedepan
menunggu kedatangan gigi.
***
Jam menunjukan pukul 02.00 pagi. gigi nampak tidur di sebelah zaskia.
Tiba2 HP nya berdering. Gigi pun mengangkat telponnya.
“iya hallo. Apa sudah kamu temukan?” jawab gigi.
“bagus. Kirimkan segera keemailku. Sekarang!” ucap gigi seraya
mematikan telponnya. Ia pun menunggu email yang akan dikirimkan padanya. Tidak
tunggu waktu yang lama, satu berkaspun masuk ke email gigi. gigipun membuka
berkas yang dikirimkan padanya. Tidak ada ekspresi diwajahnya. ia lalu mengirim
SMS keseseorang.
“aku ingin menemuimi besok pagi” satu pesan terkirim kepada
nanda.
tidak lama balasan dari nanda masuk.
“baiklah. Kamu baik2 saja kan!” sms dari nanda.
Gigi hanya membacanya namun tidak membalasnya. Ia duduk diranjang dan
membuka foto2 saat ia dan raffi berlibur ke dufan. Tawa kecil mengembang
dibibirnya bersamaan dengan air mata yang jatuh dipipinya. Ia membelai wajah
raffi difoto tersebut. Air matanya terus jatuh membasahi pipinya.
***
Hari pun berganti. Waktu menunjukan pukul 04.30. zaskia terbangun
karena mendengar bunyi dikamarnya. Ia melihat gigi yang sudah rapi.
“kamu mau kemana dipagi buta gini gi?” tanya zaskia yang masih stengah
sadar.
“menyelesaikan semuanya. Terima kasih untuk semuanya ki. Terima kasih”
ucap gigi.
“tentu saja. Aku kan sahabatmu. Jika kau butuh sesuatu katakan
padaku.” Ucap kia. Gigi berjalan mendekatinya dan memberikannya pelukan.
“maafkan aku, jika aku suka merepotkanmu.”
“gak lah. Semoga semuanya cepat selesai” ucap kia. Gigi pun melepaskan
pelukannya.
“selamat tinggal” ucap gigi lagi.
“selamat tinggal! Memangnya kamu mau pergi? Aneh banget sih loe!” ucap
zaskia. Gigi hanya memberikan senyumannya dengan matanya yang sembab.
“aku pergi!” pamit gigi.
“aku antar kedepan” ucap kia, lalu mengantarkan gigi kedepan.
“mata loe sembab banget sih. Loe gak tidur semaleman?” tanya kia, gigi
hanya mengeluarkan senyumnya.
“assalamualaikum!” ucap gigi dan berlalu meninggalkan apartemen
zaskia.
“waalaikumsalam” jawab kia.
“kenapa aku jadi sedih yah. Hmmm” gumam zaskia.
***
“aku sudah didepan nan. Aku tunggu disini!” ucap gigi pada nanda
dibalik telpon. Nandapun muncul didepan rumahnya dan langsung masuk kemobil
gigi.
“kita bicara dimana?” tanya nanda.
“disini saja. Apakah kamu mau membantuku?” tanya gigi.
“apakah kamu yakin akan melakukan ini?” tanya nanda balik.
“iya. Aku pikir ini adalah jalan yang paling aman.” Tambah gigi.
“hufttt. Kamu tau. Pergi kejerman dan menerima pekerjaan itu adalah
salah satu caraku untuk melupakanmu. Lalu kamu mau ikut denganku!” ucap nanda.
“Tidak lama. Aku, tidak lama disana. Aku mohon!”
“apakah, kita tidak bisa bersama? Em?” tanya nanda.
“maafkan aku. Aku pikir tidak bisa.” Jawab gigi.
“hahhhhhh. Lalu, apa yang harus aku lakukan?” tanya nanda.
“jadilah kekasihku, sampai nanti kita berada dijerman.” Ucap gigi.
“kamu egois gi. Kamu tidak memikirkan perasaanku. Berpura2 menjadi
kekasihmu? Lalu!”
“maafkan aku. Aku tidak punya cara lain untuk mengakhiri semuanya.
Maafkan aku tidak memperdulikan perasaanmu. Maafkan aku” ucap gigi, air matanya
kembali jatuh. Namun gigi segera menghapusnya.
“memang benar. Tidak seharusnya aku minta tolong padamu. Aku tidak
akan melibatkanmu. Pergilah. Maafkan aku nanda!” Ucap gigi lagi. nanda terdiam.
Iapun turun dari mobil gigi. dan masih terdiam. Gigipun menyalakan mesin
mobilnya, tiba2 nanda kembali masuk kemobil gigi.
“mari kita lakukan!” ucap nanda kepada gigi.
“Apa...”
“aku akan melakukannya. Untuk yang terakhir kalinya. Sekarang, kamu
adalah kekasihku!” ucap nanda. gigi terdiam.
***
Raffi ternyata tertidur didepan pintu. Kepalanya terjatuh dan
membentur lantai.
“awww.” Ucap raffi sambil memegang kepalanya.
“sudah pagi. gigi!” ucap raffi yang kaget ternyata hari sudah pagi. ia
melihat kearah garasi mobil. Ia tidak menemukan mobil gigi.
“dia kemana sih.” Gumam raffi dengan wajah yang cukup kesal. Iapun
duduk dikursi taman halaman mereka. hari masih gelap. Ia melihat jam tangannya.
Pukul 06.00 pagi. ia menarik nafasnya. Tiba2 mobil gigi memasuki halaman rumah
mereka. raffi yang melihat mobil gigi nampak bahagia, namun senyumnya
menghilang saat melihat nanda yang mengantarkan gigi pulang. Raffi menatap gigi
dibalik kaca mobilnya. Nanda turun dan membukakan pintu mobil untuk gigi.
“silahkan turun!” ucap nanda. raffi yang melihat hal tersebut menjadi
emosi. Ia menatap tajam kearah nanda. gigi pun turun dari mobilnya.
“lalu bagaimana kamu pulangnya?” tanya gigi kepada nanda.
“emmm, maukah kamu mengantarkanku pulang?” ucap nanda menggoda.
“lalu?” tanya gigi lembut.
“ah,,istrahatlah. Aku akan menelponmu nanti. Aku naik taksi saja!”
ucap nanda lembut kepada gigi. gigi pun berusaha natural menjadi kekasih nanda.
“titip gigi yah fi.” Ucap nanda kepada raffi. raffi menatap nanda
dengan dingin. Nandapun meninggalkan mereka. gigi tidak melihat kearah raffi,
ia langsung masuk kedalam rumah. Sementara raffi diselimuti dengan emosi yang
memuncak.
“wah, wah. Apa yang barusan aku lihat” emosi raffi kepada gigi. gigi
mengambil gelas dan air untuk minum.
“memangnya apa yang kamu lihat!” ucap gigi tanpa memandang raffi.
“kamu kemana saja semalaman? Kenapa baru pulang sekarang? Diantar oleh
laki2 pula. Nanda, apa yang kamu lakukan bersamanya?” teriak raffi begitu
emosi. Gigi tidak menjawab pertanya raffi.
“mengapa kamu diam? Mengapa kamu diam?” raffi semakin meninggikan
suaranya. Gigi meletakkan gelasnya diatas meja dan tidak menghiraukan raffi.
“wah, kenapa tidak menjawab pertanyaanku. Apa kamu semalaman
bersamanya? Hah? Apa yang sebenarnya telah kalian lakukan? Jawab gi?” teriak
raffi lagi dengan mata yang memerah. Gigi berusaha menahan air matanya.
“mengapa kamu peduli? Hah? Memangnya kenapa kalau aku semalaman
bersamanya? Bukankah aku bebas untuk menjalin hubungan dengan siapapun.
Bukankah itu yang kamu katakan. Lalu kenapa sekarang....sudahlah” ucap gigi
yang juga sudah emosi.
“apa kamu senang bersamanya? Hah, apa yang kalian lakukan semalaman?”
teriak raffi seperti orang gila.
“apa perdulimu raffi. jangan berteriak kepadaku. Kamu juga bisa
melakukannya dengan naura. lakukan malam ini, dan kita impas.” Teriak gigi
kepada raffi dan meninggalkan raffi sendiri. Raffi semakin emosi.
“aaaaaaaaaaaaaa, hahhhhhh, hahhhhhhhhh” teriak raffi berusaha mengatur
emosinya. Gigi yang mendengar teriakan raffi mengunci pintu kamarnya, air mata
yang ia tahan sedari tadipun tumpah. Ia menangis tersedu2.
“huhuhuhuu....ah....kenapa kamu melakukan ini raffi...” tangis gigi.
raffi naik kekamarnya dan membaringkan tubuhnya dengan kasar diatas tempat
tidurnya.
“apakah sudah terlambat.” Gumam raffi, air matanya pun terjatuh.
***
Raffi tertidur diatas kasurnya. Hari sudah siang. Ia membuka matanya.
Raffi nampak acak2an. Ia masuk kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Setalh mandi ia keluar untuk melihat keberadaan gigi. namun ia tidak
menemukannya. Iapun turun kebawah. Iapun tidak mendapati keberadaan gigi. ia
melihat kearah meja makan. Beberapa makanan telah tersedia diatasnya. Ia
menatap makanan tersebut. Iapun mengambil piring dan mulai memakan makanan yang
telah disiapkan oleh gigi. matanya mulai berkaca2 dengan senyuman sedih
dibibirnya. Ia menarik nafasnya dengan dalam.
***
“lalu bagaimana Ny. Ahmad. Apakah anda sudah menemukan jawabannya?”
tanya robi kepada nagita yang sedang duduk didepannya.
“tentu saja. Aku datang kesini, tidak mungkin dengan tidak membawa
jawaban! Aku ingin kembali mendengar penawaran yang kau tawarkan. Apa yang kamu
inginkan dari semua ini?” Ucap nagita.
“ok. Jadi begini. aku memberikan semua foto ini padamu. Dengan soft
filenya. Dengan satu syarat. Ahmad group sedang membuka cabang didaerah
bandung. Tapi CIO pada bagian cabang itu, bukanlah aku. Melainkan Irwan,
sahabat si raffi. aku menginginkan kedudukan itu” jelas robi.
“hah, jadi begitu. Aku mulai mengerti sekarang. Ternyata itu
alasannya. Karena jika kamu menunjukkan foto2 ini kemedia, saham pada ahmad
group akan jatuh, maka kamu ataupun raffi tidak akan mendapatkan apapun. Dan
jika kamu menunjukkan kepada keluarga raffi, foto2 ini akan dengan mudah
dihancurkan, dan kamupun tidak akan mendapatkan apa2.” Jelas gigi lagi.
“gadis yang pintar. Kau sudah mengerti sekarang.” Ucap robi lagi.
“tapi, aku masih tidak mengerti, mengapa harus kau tunjukkan padaku”
“karena hanya kamu yang bisa melakukan ini., aku bisa saja menunjukkan
ini pada keluarga raffi, tanpa mereka ketahui pengirimnya. Mereka bisa
menghilangkan filenya. Tapi, bagaimna image raffi dihadapan keluarganya. Aku
masih sedikit punya hati. Aku tidak akan serakah. aku memberimu dua pilihan,
bercerailah dengan raffi saat ini, sebelum penetapan CIO cabang tersebut ditandatangani,
besok saat ulang tahun Ahmad group. Jika hembusan perceraianmu dengan raffi
diketahui oleh keluarga ahmad, maka, raffi untuk sementara aku pastikan
dibebastugaskan dari kedudukannya, dan penandatangan CIO untuk cabang dibandung
pun akan ikut tertunda. Dan aku bisa memiliki kedudukan itu. Atau pilihan kedua
yang aku berikan, akan keberikan foto ini pada mami popon, kau tau mami popon.
Nenek aku dan raffi. jika dia mengetahui raffi berbuat seperti ini, apa kamu
tau akibatnya? Semua keluarga ahmad aku pastikan, akan berduka! Akupun tetap bisa
menduduki posisi CIO tersebut. Jadi, pilihan yang kamu pilih adalah?” jelas
robi panjang lebar.
“hah, jadi begitu. Baiklah aku memilih pilihan pertama.” Jawab gigi.
“bagossssss, pilihan yang pintar” ucap robi.
“tapi berjanjilah satu hal. Foto2 tersebut tidak akan sampai
kekeluarga raffi, ataupun kekeluargaku.”
“tentu saja. Aku pastikan itu” ucap robi lagi.
“jika sampai itu terjadi. Aku akan menyebarkan file yang menunjukan angka
korupsi yang kamu lakukan pada ahmad group!” tambah gigi.
“apa maksudmu?” tanya robi lagi. gigi langsung mengeluarkan beberapa
berkas dari dalam tasnya. Robi kaget membaca hasil laporan yang dibawa oleh
gigi.
“bagaimana?” tanya gigi lagi.
“baiklah. Deal. Kamu menutup laporan ini, akupun akan menghapus semua
file foto tersebut. Tapi, kamu harus menepati janjimu?” tambah lagi.
“aku bukan orang yang tidak menepati janji!” ucap gigi dan berdiri
meninggalkan robi. Robi nampak kesal.
“jadi bagaimana bos. Berarti bos tidak akan bisa menduduki posisi
utama di ahmad group!” ucap seorang pria yang sedari tadi mendengarkan
percakapan mereka.
“tenang saja. Umpan sudah dimakan. Kita tinggal melihat akhirnya, aku
akan menjadi pemimpin utama di ahmad group...ahahahaha” tawa robi licik. Gigi berjalan
masuk kedalam mobil yang sudah menunggunya.
“lalu bagaimana akhirnya?” tanya nanda.
“aku akan meninggalkan raffi!” jawab gigi.
“bukankah kamu punya bukti untuk melawannya? Kenapa tidak kamu gunakan
itu?” tanya nanda.
“aku tau robi jenis orang seperti apa. Jika aku melawannya, dia pasti
akan tetap menyebarkan foto itu. Dan aku tidak ingin, raffi menderita karena
itu. Dan aku juga tidak ingin, keluarga raffi ataupun keluargaku merasa sedih
dan hancur karena semua ini” ucap gigi lagi.
“tapi kamu menanggungnya sendiri gi! Itu terlalu berat! Apakah kamu
sangat mencintainya?” tambah nanda.
“entahlah. Aku hanya ingin melakukan ini. sudahlah nanda, jangan
membahas ini lagi. antarkan aku kerumahku.” Ucap gigi. nanda terdiam dan hanya
bisa menarik nafasnya. Nandapun menjalankan mobilnya menuju kerumah gigi.
***
Raffi nampak tengah berdiri dihalaman rumahnya.
“apakah dia tidak akan pulang lagi” gumam raffi sambil melipat kedua
tangan didadanya. Tiba2 HP nya berbunyi.
“iya ma. Ada apa ma?” tanya raffi kepada mama amy dari balik telpon.
“kalian kerumah yah sayang. Mama juga sudah menghubingi gigi. Papamu ingin
makan malam bersama kalian sambil menyelesaikan persiapan untuk besok. Keluarga
gigi juga akan kesini nanti malam. Yah sayang!” ucap mama amy dari balik
telpon.
“oh, iya ma. Siap. Raffi pasti datang!” jawab raffi dengan senyuman
diwajahnya. ia pun langsung naik kekamarnya untuk memilih baju yang akan
dikenakannya.
“gigi berarti akan datang. Pakai baju apa yah!” ucap raffi pada
dirinya sendiri.
***
Nanda mengantar gigi sampai depan rumahnya.
“terima kasih yah nan. Sampai jumpa besok!” ucap gigi dan turun dari
mobil nanda.
“besok pagi aku akan menunggumu dibandara!” ucap nanda.
“baiklah” jawab gigi. nanda pun melajukan mobilnya meninggalkan gigi.
gigi melihat kearah rumahnya. nampak wajahnya begitu sedih. Ia menarik
nafasnya, dan membuat dirinya tersenyum.
“assalamualaikum!” ucap gigi.
“eh sayang. Tumben main kesini!” ucap mama rieta yang melihat
kedatangan gigi.
“emang gak boleh. Gigi kan kangen sama mama” gigi mencium pipi kanan
dan kiri mama rieta dan memeluknya dengan erat.
“yah ampun. Kangen yah sama mama?” ucap mama rieta sambil membelai
rambut anaknya itu. Gigi hanya mengangguk dan kembali memeluk mamanya.
“mama saja yang dipeluk. Papa gak?” ucap papa gideong yang baru saja
keluar dari ruang kerjanya. Gigi pun mendekati papanya dan memeluknya dengan
erat. Air matanya sempat jatuh, namun ia segera menghapusnya.
“kamu udah ditelpon mama amy kan sayang?” tanya mama rieta.
“iya. Udah ma.” Jawab gigi.
“mau bareng aja berangkatnya?” tanya mama rieta, gigi menganggukkan
kepalanya.
“caca mana ma?” tanya gigi.
“ada tuh, dikamarnya” jawab mama rieta. Gigi pun langsung naik kekamar
caca.
“yah....” teriak gigi mengagetkan caca.
“ih....mba,,ngagetin aja.” Ucap caca. Tiba2 gigi memeluk adiknya itu
dengan erat.
“ih mba apaan sih peluk2” ucap caca. Gigi terus memeluk caca dan
menyiuminya.
“jadilah anak yang baik. Ok!” ucap gigi kepada caca dengan mata
berkaca2.
“mba kenapa?” tanya caca yang mulai khawatir melihat kakaknya.
“gak kenapa2. Berjanjilah untuk tidak mengecewakan mereka. jaga
kesehatan papa. Jangan lupa untuk selalu memeluk mama setiap pagi. em!” ucap
gigi, air matanya pun mulai jatuh.
“iya,,caca janji mba. Tapi kok mba gigi nangis. Jangan nangis mba.” Ucap
caca yang menghapus air mata kakaknya. Gigi pun kembali memeluk adiknya itu.
“kalau kamu mau nikah, pilihlah pria yang baik. Ok!” ucap gigi lagi.
“mba ngomong apaan sih.”
“gak kok. Mba kan, udah jarang main kesini. Jadi, kamu harus sering
memperhatikan mereka. ok!” ucap gigi lagi.
“iya mba, jangan khawatir” tambah caca. Gigi pun menhambur rambut caca
dan berlari keluar.
“ih mba gigi. kan rambut caca jadi rusak. Tapi mba gigi kenapa sih!”
ucap caca. Gigi melihat mama rieta sedang memilih baju dikamarnya. Ia berjalan
dan memeluk ibunya dari belakang.
“yah ampun. Gigi” ucap mama rieta.
“biarkan gigi meluk mama. Kengen ma!” ucap gigi. mama rieta melepaskan
pelukan gigi dan membelai lembut rambut anaknya itu.
“kamu kenapa?”
“gak kenapa2. Kangen aja. Peluk gigi ma!” pinta gigi. mama rieta pun
memeluk gigi dan mengelus punggung anaknya itu. Gigi pun memeluk mamanya dengan
erat, air matanya kembali jatuh.
“mamah, sehat terus yah!” ucap gigi. mama rieta yang tau anaknya
sedang menangis, mengelus punggung gigi.
“kan mama memang selalu hidup sehat sayang. Kamu ini ngomong apa sih!”
ucap mama rieta.
“jangan pernah bersedih. Bahagialah selalu. Gigi gak akan selalu bisa
lihat mama! Makanlah yang teratur, sering2lah untuk olahraga. Yah ma!” ucap
gigi ditengah tangisnya. Mama rieta seperti merasakan kesedihan anaknya. Ia melepaskan
pelukan gigi. mama rieta menyapu air mata anaknya.
“ada apa? Apa yang sedang terjadi? Ceritalah nak!” tanya mama rieta.
“tidak ada apa2 ma. Ma, kalau gigi buat salah. Gigi minta maaf yah ma.
Maafin gigi yang suka gak dengerin mama. Maafin gigi yah ma!” ucap gigi lagi.
“kamu tau. Sebelum kamu meminta maaf. Mama sudah memaafkan semuanya. Cinta
mama adalah cinta yang tidak pernah bisa kita jelaskan. Kamu tau kenapa. Karena
setiap ibu punya sejuta ruang cinta untuk memelukmu, menciummu dan
melindungimu. Apapun yang sedang kamu rasakan sekarang, apapun yang akan kamu
lakukan, ingatlah, doa mama akan selalu melindungimu. Memelukmu dengan sejuta
doa. Ingatlah itu.” Ucap mama rieta sambil menghapus air mata gigi.
“sekarang, ayo kita siap2 untuk kerumah raffi. ayo, siap2 gih.” Perintah
mama rieta. Gigi menghapus air matanya dan memeluk ibunya lagi.
“dasar. Kamu ini, udah nikah masih kayak anak kecil. Sana mandi!”
perintah mama rieta. Gigi pun meninggalkan kamar mamanya. Mama rieta merasa ada
yang aneh dengan anaknya.
***
“apa semuanya sudah siap!” tanya papa gideon.
“sudah pa. ayo semuanya. Caca, gigi” panggil mama rieta. Gigi dan caca
pun masuk kemobil. Dan pak Roni yang datang menjemput mereka langsung melajukan
mobilnya. Beberapa menit dalam perjalanan, gigi selalu memeluk mamanya. Hingga akhirnya
merekapun tiba dirumah raffi. mama rieta, pak gideon dan caca langsung turun. Gigi
masih terdiam.
“ayo sayang. Kita sudah sampai!” ucap mama rieta.
“oh,,iya ma!” jawab gigi. mereka pun masuk kerumah pak munawar, dan
disambut dengan sangat ramah oleh keluarga raffi.
“gigi sayang. Udah lama gak ketemu. Ayo semuanya masuk.” Ucap mama amy
memeluk dan menggandeng gigi untuk masuk kerumahnya.
“raffi sudah ada disini ternyata!” ucap mama rieta.
“iya ma” ucap raffi memberi Salim kepada mama rieta dan pak gideon.
“ahaha, ini menantu papa.” Tawa pak gideon merangkul raffi.
“rumahnya lagi berantakan, buat persiapan besok!” ucap pak munawar.
“tidak apa2 pak munawar. Kita sangat senang bisa berkumpul bersama
seperti ini. iya kan ma,,,ahaha” ucap pak gideon. Suasana yang hangat sedang
tercipta malam itu. Raffi begitu rapi dengan kemeja biru dan celan putihnya. Ia
menatap gigi. ia pun memberanikan diri untuk mendekati gigi. ia mulai duduk
disampingnya. Sangat canggung.
“emmm,, bulannya terang banget yah! Hehe” ucap raffi memecah
keheningan diantara mereka. gigi menoleh mentap raffi segurat senyuman
kecilnya. Raffi menjadi salah tingkah karena tatapan gigi.
“emmmmhh...mau makan kue!” raffi dengan grogi menunjukkan kue yang ada
ditangannya. Gigi menatap kue yang disodorkan raffi dan mengambilnya tanpa satu
patah katapun.
“emm, aku,,,aku,,,minta maaf. Atas kejadian tadi pagi. em,, kita,
bisaa,,,,” ucap raffi terbata2.
“tidak usah membahas hal itu lagi.kita nikmati makan malam, malam ini”
ucap gigi sambil tersenyum.
“aku ingin, mengatakan sesuatu padamu. Tapi, emmm,,nanti saja. Kalau kita
sudah dirumah!” ucap raffi grogi. Gigi hanya menatap raffi.
“raffi....gigi,,,sayang,,,ayo kesini makanannya sudah siap” panggil
mama amy.
“caca,,,,nanassss” panggil mama amy pada caca dan shahnas.
“ayo kita makan. Sudah dipanggil sama mama amy” ucap gigi.
“ayo” raffi yang masih nampak grogi mempersilahkan gigi.
“ayo duduk sayang” ucap mama amy yang mempersilahkan raffi dan gigi
duduk. Makan malampun berjalan menyenangkan. Senda gurau dalam keluarga mereka
begitu enak dipandang. Gigi melihat senyuman mama rieta dan mama amy, shahnas
dan caca. Senyum pak gideon dan pak munawar, serta senyum raffi. seakan tidak
ingin semua ini berakhir. Gigi pun ikut tersenyum.
“hayo, bagaimana dengan raffi. kapan kamu akan menghamili anakku”ucap
pak gideon yang duduk diujung meja makan sebelah kiri gigi.
“emmmm, ahhhh” jawab raffi grogi.
“kenapa grogi gitu a?” tanya shahnas.
“iya...kayak disodorin senjata aja.” Tambah shahnas. Semuanya pun ikut
tertawa kecuali gigi.
“bagaimana dengan bulan madu. Kalian bulan madu gih sana. Biar cepet
jadi cucu mama. Bagaimana gi?” tanya mama amy kepada gigi. gigi menatap
mamanya. Pertanyaan dari mama rieta, yang membuat semua orang menunggu jawaban
dari gigi.
“sepertinya tidak mungkin ma!” jawab gigi.
“maksud kamu sayang. Kalau kamu terlalu sibuk,,,yah kamu ambil cuti
dulu” ucap mama rieta lagi.
“bukan masalah waktu. tapi masalah aku dan raffi!” tambah gigi. raffi
menoleh menatap gigi yang duduk disebelah kirinya.
“maksud kamu sayang?” tanya mama amy.
“gigi dan raffi, tidak akan pernah saling mencintai. Gigi ingin mengakhiri
semuanya!” jelas gigi. semuanya nampak keget dan terdiam dengan perkataan gigi.
begitupun dengan raffi.
“apa maksud kamu sayang!” tanya pak gideon yang mulai gemetar.
“gigi ingin bercerai dari raffi!” ucap gigi dengan dingin. Semua mata
melihat kearah gigi dengan tatapan tak percaya.
Maap yah,,,hehe,,semoga suka. Tunggu part selanjutnya. Hmmm,,jangan
lupa like dan commentnya.
selamat membaca,,,,jangan lupa like dan commentnya yah...hehehe,,,insyaalahh,,setiap seminggu aku post...aku usahakan...
BalasHapusaduh kak aku sampek nangis loh :( :(
BalasHapusaku sudah beberapa baca cerbung tentang RANS..
tapi ini cerbung yang pertama kali buat aku sampek nangis kak..ceritanya bagus kak...please kak jangan lama2 yach post cerita selanjutnya..semangat kak buat nulisnya
selalu gak sabar menunggu part selanjutnya.. ceritanya slalu bagus
BalasHapusAyo dong post lagi aku
BalasHapus