Sabtu, 07 Mei 2016

My Imagination "Dalam Diam Kau Curi Hati Ku" Part 27

Ost part ini Ari Lasso – Tuhan Kau tahu (ost Raffi), Judika – Ku Tak mampu (ost Raffi), Naff-Terendap laraku (ost raffi), Sherina Munaf-Simfoni cinta (ost Gigi), Agnes Monica-Matahariku (ost Gigi),

“Dalam Diam Kau Curi Hati Ku”

Part 27

***
Sebulan sudah sejak kepergian gigi. Raffi masih saja bergelut dengan kesendiriannya. meratapi nasibnya kini. Ia seperti kehilangan semangat hidup lagi. papanya yang begitu keras juga tidak memperdulikan raffi. posisi CIO yang dipegang raffi kini diduduki oleh robi. Raffi benar2 melepaskan posisinya sebagai pewaris ahmad group. Mama amy sering datang sembunyi2 ke apartemen irwan untukk melihat keadaan raffi. begitupun dengan shahnas dan dan caca. Pagi itu, raffi memandang keluar dengan tatapan kosong.
“makan fi!” ucap irwan mengajak raffi untuk sarapan bersamanya.
“entar aja” jawab raffi.
“deni dan billy ada disini. Ayo makan. Kamu sudah sangat kurus raffi. bukan untuk kami. Tapi untuk mama amy. Em” bujuk irwan.
“yeee, akhirnya. Duduklah fi.” Ucap deni sambil mempersilahkan raffi untuk duduk. Raffi hanya melemparkan senyum kecilnya pada teman2nya.
“ayo makan” ajak deni. Raffi hanya melihat dua potong roti yang ada dihadapannya.
“masih memikirkan gigi!” tanya deni. Tidak ada jawaban dari raffi.
“coba loe pikirin sekarang. Apa yang akan dikatakan gigi jika melihat kondisimu sekarang! Tidak terurus, seperti tuna wisma tau.” Ucap deni. Raffi masih tetap diam.
“iya,,,bener2...” tambah billy membenarkan perkataan deni.
“apanya yang bener?” tanya deni balik kepada billy. Billy hanya memonyongkan bibirnya dan melanjutkan sarapannya.
“iya fi. Apa yang akan dikatakan gigi jika melihat kondisimu saat ini. terlebih papamu?” jelas irwan. raffi berbalik memandang irwan.
“entah gigi akan bersedih, atau bahagia melihatmu seperti ini. kalau dia bersedih, kamu juga akan bersedih kan. Dan kalaupun tidak, apa kamu mau terlihat lemah dihadapannya. Buktikan, kalau kamu kuat. Terutama kepada papamu. Buktikan kepada dia bahwa kamu bisa berdiri diatas kakimu sendiri. Em!” tambah irwan lagi.
“iya,,bener,,bener!” tambah billy membenarkan perkataan irwan.
“apanya yang bener!” tanya irwan lagi. billy kembali menyengirkan bibirnya. Raffi tidak menjawab, ia hanya melemparkan senyum kecilnya dan memakan roti yang ada didepannya. Deni menarik nafasnya.
***
“loe mau ikut gak fi, ayo kita kekantor. Yah, daripada loe bete. Hayu!” ajak irwan.
“iya fi. Kita udah jarang banget main.” Tambah deni.
“iya bener,,bener” tambah billy. Irwan dan deni menatap kearah billy. Billy hanya melebarkan senyumnya.
“kalian pergilah!” ucap raffi.
“baiklah. Baik-baiklah dirumah. Si meli jangan lupa dikasih makan.” Ucap irwan. mereka pun meninggalkan raffi sendirian diapartemen irwan. raffi seperti memikirkan sesuatu. Tidak lama setelah irwan, deni dan billy pergi, raffi pun keluar dari apartemen irwan. ini pertama kalinya ia keluar rumah setelah kejadian dirumah ayahnya. Ia menatap langit biru yang begitu menyilaukan matanya. Ia naik taxi, entah dimana dia akan pergi. Ia menatap keluar jendela. Ia menurunkan kaca jendela dan merasakan angin yang menerpa wajahnya. Seakan dia baru menghirup udara pagi. dalam waktu beberapa menit taxi raffi berhenti didepan sebuah rumah. Yah, itu adalah rumah dia dan gigi. ia turun dari taxi dan memandang rumah itu dari luar. Nampak gurat kesedihan diwajahnya. ia berjalan masuk kehalam rumah itu, memagang kursi yang sudah mulai berdebu. Halaman yang mulai ditumbuhi rumput liar dan dedaunan kering. Ia menarik nafasnya dengan dalam. Ia mencoba masuk kedalam rumah. Ia melihat kesekeliling. Ia duduk disofa. Mengingat kejadian kejadian yang pernah dialaminya dirumah itu. Pandangannya terhenti pada foto yang melekat didinding ruang tamu. Foto pernikahannya dengan gigi. ia menatap foto tersebut dalam  beberapa menit. Ia kembali menarik nafasnya. Ia melihat kearah dapur, seakan ia dapat melihat gigi yang sedang memasak, ia mulai tersenyum sedih. Ia mulai menaiki anak tangga itu satu persatu, ia membuka pintu kamarnya. Ia menoleh dan melihat kearah kamar gigi.
“mungkinkah aku akan menemukannya disana,emm” gumam raffi lalu mengeluarkan senyum sendunya. Ia membuka pintu kamar gigi. ia melihat kesekeliling. Ia berjalan masuk dan membuka tirai jendela kamar gigi dan melihat kearah halaman rumah mereka. ia melihat kesekeliling kamar gigi, dibukanya lemari gigi. baju gigi masih terlipat rapi dalam lemari itu. Ia duduk di kursi depan kaca hias gigi. ia hanya mengeluarkan senyum kecilnya. Saat hendak berdiri ia menendang secarik kertas. Raffi mengambil kertas tersebut, ada tulisan gigi disana.
***
Untukmu
Maafkan aku harus pergi.
Tidak ada kata yang dapat kusampaikan padamu.
Hanya, terima kasih untuk semuanya.
Terima kasih telah memberi warna dalam hidupku.
Hiduplah dengan baik
Jika disuatu saat nanti kita bisa bertemu
Diruang dan waktu yang tepat
aku harap dapat melakukannya.
Sesuatu yang bukan kau inginkan
Tapi yang kuinginkan.
Tulisan disecarik kertas yang menjadi tanda tanya untuk raffi. ia melebarkan senyumnya. Ia kembali melihat keluar jendela dengan secarik kertas ditangannya.
***
“aku pikir kita harus memberi tahu raffi. kita bisa membuat ini menjadi lebih besar. Ia kan?” ucap deni kepada irwan dan billy yang berjalan menuju apartemen irwan.
“iya benar. Jika ini berhasil...aku pastikan, kita akan bisa melakukan semuanya sendiri,,,ahahah” tambah irwan.
“iya bener,,bener,,” tambah billy, irwan dan deni melihat kearah billy seperti hendak marah, namun mereka akhirnya tertawa bersama-sama.
“assalamualaikum!” salam mereka bersama-sama.
“ada yang masak!” tanya deni yang menyium bau makanan. Irwan mengerutkan alisnya dan mereka berjalan menuju kearah dapur. Mereka terdiam dan bingung melihat raffi memakai celemek dan sedang memasak didapur irwan.
“kalian mandilah, sebentar lagi masakannya jadi!” ucap raffi dengan senyuman mengembang diwajahnya.
“kita gak salah lihat kan?” ucap deni yang masih bingung.
“bro,,,,loe udah balik lagi.” tanya irwan kepada raffi.
“tentu saja” jawab raffi dengan senyuman mengembang dibibirnya. Billy berlari kearah raffi dan memeluk raffi. irwan dan deni pun ikut memeluk raffi.
Setelah makan malam selesai, mereka duduk dibalkon apartemen irwan.
“kita semua senang, melihat loe udah bisa tersenyum seperti biasa lagi fi” ucap irwan.
“aku memikirkan semua yang kalian katakan. kalian benar. Mungkin aku terlalu mencintainya. Terlalu merindukannya. Hari ini aku pergi melihat rumah yang pernah kami tinggali. Membuatku sadar akan satu hal. Pertemuan dan pernikahanku dengannya,,,adalah,,,fase terindah dalam hidupku. Aku akan menysukuri itu. Pernah bertemu dengannya, merasakan sentuhannya, merasakan pelukannya. Semua itu seperti sebuah anugrah. Waktunya untuk melupakannya. Walaupun sulit, tapi aku akan mencobanya. Tidak ada gunanya meratapi semua yang sudah terjadi. Memperbaikinya, dan memulai semuanya dengan hal yang baru. Itu yang akan kulakukan!” ucap raffi. ini kali pertama raffi berbicara cukup panjang sejak ditinggalkan oleh gigi.
“ada kalanya cinta itu datang seperti guru, yang mengajarkan kita, bahwa seseorang itu berharga, dan juga kita berharga. Memilikinya ataupun tidak memilikinya, hanyalah hasil dari cinta itu sendri. Bersyukurlah seseorang yang pernah merasakan cinta!” ucap billy. Irwan, deni dan raffi melihat kearah billy. Seakan tidak percaya apa yang baru saja dikatakan oleh billy.
“kenapa kalian menatapku seperti itu?” tanya billy bingung.
“wah,,,billy...loe kerasukan hantu apa barusan. Tumben loe ngmongnya bener!” ucap deni.
“yaaaaaa” teriak billy yang tidak terima dengan perlakuan teman2nya. Raffi dan irwan hanya tertawa. Raffi meminum kopinya dan menatap kelangit malam yang dipenuhi bintang.
“apakah kita melihat bintang yang sama, dimanapun kamu berada. Aku berharap kamu juga bahagia” gumam raffi dalam hatinya. Dibelahan dunia lain gigi pun sedang memandang langit malam. Namun sedikit berbeda dengan diindonesia. Langit yang dilihat gigi melalui jendela kamarnya sedang menurunkan air hujan kecil yang cukup membuat embun dikaca jendela kamar gigi. ia membersihkan embun dijendela kamarnya sambil meminum coklat panasnya sambil memandang pantulan wajahnya dikaca.
“kamu belum tidur?” tanya seorang wanita berusia yang hampir sama dengannya yang baru saja pulang dan membuka jas dan menggantung payungnya.
“sebentar lagi” jawan gigi pelan. Wanita itu hanya mengeluarkan senyumnya.
***
Tiga tahun kemudian.
Raffi nampak sedang menunggu seseorang disebuah restoran ternama dijakarta pusat. Sambil memainkan HP nya. Tiba-tiba ada seseorang wanita berdiri dihadapannya.
“permisi. Apakah, anda yang bernama Raffi ahmad?” tanya wanita cantik tersebut. Raffi memandang bingung kepada wanita tersebut.
“iya betul.” Jawab raffi.
“apa anda sudah lama menunggu? Maaf yah, jalanannya macet soalnya” ucap wanita itu lalu duduk dihadapan raffi. raffi yang bingung, sepeti mulai mengerti apa yang sedang terjadi. Ia mengeluarkan senyumnya.
“baiklah. Aku akan mengulangi perkenalanku” ucap raffi lagi. wanita didepannya hanya tersenyum.
“hai, nama gue raffi” ucap raffi pada gadis itu lagi. Belum juga gadis yang ada didepannya memperkenalkan diri, raffi kembali bicara.
“Em,,aku tidak suka wanita yang tidak bisa memasak. Aku tidak suka makan diluar. Aku lebih suka makan dirumah. Oh iya, apa kamu tau, aku mantan pewaris ahmad group. Aku sebelumnya sudah punya istri. Istriku lari karena tidak tahan denganku. Sekarang aku bekerja bersama temanku. Membangun bisnis kecil2an.” Ucap raffi sambil tersenyum dan menaikkan kedua alisnya.
“oh yah!” ucap wanita itu pelan.
“yaps. Em,,,aku tidak suka ada pembantu dirumah. Semuanya aku ingin istriku yang melakukannya. Dari mencuci, membersihkan rumah. Yah, mengurus segalanya. Kalau dia mau bekerja aku pun akan mengizinkannya.” Tambah raffi lagi dengan senyum lebarnya.
“em,,sepertinya, aku salah orang. Oh,,itu dia orang yang ingin aku temui. Maaf” ucap wanita itu dengan sungkan. Ia lalu meninggalkan raffi sendiri. Raffi hanya tersennyum lalu ikut pergi meninggalkan restoran itu.
“dasar. Hah,,mereka mengerjaiku lagi” gumam raffi lalu masuk kemobilnya.
“hallo. Kalian ada dimana?” tanya raffi melalui telponnya.
“baiklah. Aku akan segera kesana!” ucap raffi mematikan HP nya dan melajukan mobilnya. Saat ini raffi beserta irwan, deni dan billy memiliki bisnis bersama. Mereka membuka pusat pebelanjaan online maupun offline, diseluruh penjuru indonesia. Bahkan mereka pun sudah mulai melebarkan sayap kerluar negeri. Jepang, korea, china, dan australia. Dan mereka berempatlah bosnya. Raffi tidak pernah kerumahnya. Jika ingin bertemu ibunya dan shahnas, raffi membuat janji untuk bertemu dengan mereka. mereka sering liburan bertiga. jika bertemu dengan ayahnya, mereka tidak saling menyapa. Raffi masih berhubungan baik dengan keluarga gigi. ia sering main kerumah gigi, untuk menyapa mama rieta dan juga caca. Seakan ingin menebus waktu yang sudah ia lewatkan saat bersama gigi. Bagi raffi mama rieta dan juga caca sudah menjadi bagian dari hidupnya. Dan nagita, adalah kenangan indah yang mungkin masih ia ingat, atau sudah ia lupakan. Raffi memarkirkan mobilnya disebuah perkantoran berlantai 5.
“tolong parkirkan mobil saya.” Ucap raffi pada seorang tukang parkir.
“siap bos” ucap tukang parkir tesebut.
“terima kasih” ucap raffi.
“siang pak yanto” sapa raffi.
“siang pak raffi.” ucap satpam yang berdiri di depan pintu kantor tersebut. Raffi berjalan masuk kedalam untuk mencari ketiga temannya disiang itu. Ia memasuki ruang rapat dan mendapati irwan, deni dan billy yang sedang makan siang sambil membahas pekerjaan mereka.
“woww,,, sepertinya kalian senang sekali” ucap raffi menyadarkan teman2nya tentang keberadaannya.
“eh, abang raffi. baru pulang bro?” sapa irwan.
“bukankah gue sudah bilang. Jangan melakukan itu lagi.” ucap raffi.
“loe apain sih anak orang. Habis ketemu sama loe, dia seperti habis ketemu sama syaiton.” Ucap deni.
“gue gak ngapa2in. cuman gue jelasin aja tentang diri gue. Eh dia malah pergi. Makanya jangan suka jodoh2in gue.” Jelas raffi.
“eh...sampai kapan loe mau gini2 terus. Bentar lagi umur loe 28 fi. Bentar lagi 30 tahun. Loe mau sampai kapan sendirian. Move on raffi!” ucap deni.
“jodoh itu ada ditangan tuhan. Nanti juga ketemu. Udah, gak usah urusin jodoh buat gue. Dan,,gue juga udah move on kok.” Ucap raffi lagi.
“move on. Beneran loe udah move on?” tanya billy lagi.
“iya bener.” Ucap raffi lagi.
“gue penasaran. Kalau loe, misalnya nih ye...kalau loe ketemu sama gigi. apa yang akan loe lakuin, dan apa yang akan loe katakan?” tanya deni lagi.
“em,,,emmm!” raffi nampak berfikir.
“jawab. Haduh...lama banget. Itu tandanya loe belum move on!” tambah billy lagi.
“em,,,yah, gue bakal nyantai aja. Mengulurkan tangan gue dan berkata, ‘hai, apa kabar?’ begitu saja” jawab raffi lagi.
“beneran loe bakal santai?” tanya deni lagi.
“iya. Gue udah gak punya perasaan lagi sama dia” tambah raffi lagi.
“aku mendengar sebuah kebohongan!” ucap irwan.
“gue gak bohong. Gue sudah melupakan dia! Udah ah. Gue mau ngurusin kerjaan gue dulu!” ucap raffi dan pergi meninggalkan teman2nya.
“gue gak percaya dia udah ngelupain gigi!” ucap irwan.
“dalam waktu tiga tahun ini. pernah tidak, kalian, sekali saja, mendengar raffi menyebut nama gigi?” tanya deni kepada irwan dan billy.
“tidak pernah” jawab irwan.
“iya yah. Satu kalipun, kalau kita tidak menyinggung masalah dia dengan gigi. dia tidak pernah menyinggungnya” tambah billy.
“haya ada dua jawaban, pertama, dia sudah melupakannya, atau, dia masih terus mengingatnya!” jelas deni.
“yah, sudahlah. Aku juga sedang bingung.” Ucap irwan.
“loe bingungin apa? Ini kan masalah raffi” tanya billy
“bukan masalah raffi bil. Zaskia marah sama gue. Dia mau nikahnya di bali. Sementara aku pengen nikahnya dijakarta saja.” Jelas irwan.
“wkwkwk, akhirnya. Loe ngerasain juga rasanya sibuk ngurusin pernikahan. Satu jawabannya, ikuti mau calon mempelai wanita. Ok,,,gue mah, ngikutin semua mau bini gue waktu mau menikah. Akhirnya, jadi kan anak gue. Ahahah” ucap deni. Irwan hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Tiba2 raffi masuk keruang rapat tempat teman2nya berada.
“gue mau kerumah sakit. Apa kalian mau ikut.”  Tanya raffi.
“kita ikut” ucap irwan. merkapun langsung melaju ke NS hospital. Sesampainya dirumah sakit, raffi berkata akan bertemu dengan dokter yang menangani papa gideon langsung.
“kalian langsung aja. Gue mau keruangan dokter bambang dulu. Ok” ucap raffi.
“ok, nanti loe nyusul yah” ucap irwan.
***
“selamat sore dokter!” ucap raffi sopan.
“hei, pak raffi. silahkan masuk!”
“jadi bagaimana dok?”
“em,,pak gideon belum mau dioperasi. Dirujuk kesingapore pun dia tidak mau. Keadaannya semakin memburuk. Kita harus segera melakukan operasi ini. harus diminggu ini. tapi, ada masalah lain!” jelas dokter tersebut.
“masalah lain? Apa dokter?” tanya raffi.
“Semua keluarga telah setuju untuk dilakukan operasi. Mereka mengatakan, tidak perlu mendengarkan pak gideon. Tapi masalahnya adalah, dokter bedah jantungnya, sedang tidak ada diindonesia sekarang. Hahhh” jelas dokter tersebut.
“kalau kita langsung membawanya keluar negeri?”
“cukup sulit. Jantung pak gideon tidak akan mampu. Satu2nya cara, adalah membawa dokter bedah jantung kemari. Aku sudah menghubungi, kenalanku. Katanya dia mengenal dokter spesialis bedah jantung. dia orang indonesia juga. Kita tunggu kabarnya sampai besok. Ok” jelas dokter itu.
“lakukan apapun dokter...dan berapapun yang diminta dokter itu..berikan. kalau bisa, usahakan dia secepatnya datang kemari. Biar operasinya cepat dilakukan.” Ucap raffi lagi dengan sedikit panik.
“iya..kalau dia setuju, mungkin 2 hari lagi dia sudah disini. Semoga cepat ada kabar baik!” ucap dokter itu.
“terima kasih dokter!” ucap raffi. ia keluar dari ruangan itu sambil berfikir. Menurutnya, penyakit pak gideon itu adalah karena dirinya. Semenjak kepergian gigi, pak gideon mengerahkan seluruh kemampuannya untuk mencari gigi. sampai penyakit jantungnya kambuh dan bertambah berat.
***
Terlihat dua wanita sedang menikmati minumannya di cafe cypt London.
“em,,kamu tau pak yusuf?” tanya wanita itu kepada wanita yang duduk didepannnya.
“iya,,kenapa?” jawabnya.
“dia baru saja menelponku. Ada seseorang yang sedang sekarat saat ini. dan sedang membutuhkan dr. bedah jantung.” Jelas wanita itu lagi.
“lalu?”
“yah. Aku bilang, aku punya teman, dr. sp. Bedah jantung”
“lalu?”
“yahhhh,,,yang dokter sp. Bedah jantung disini siapa. Masa gak ngerti juga sih. keluarga si pasien ini, adalah orang berada. Mereka siap membayar berapapun.”
“lalu?”
“nagita...kalau bisa, kamu nerima tawaran ini. dan, sekalian kamu pulang kampung” yah, teman wanita yang ada didepannya adalah nagita. Nagita slavina.
“ayo kita pulang” ucapnya, lalu meninggalkan temannya.
“hey,,tungguin. Jadi gimana. Kamu mau gak!” tanyanya lagi. gigi menghentikan langkahnya.
“novi,,,kamu kan tau. Aku,,,tidak mau kembali ke indonesia.” Ucap gigi lagi lalu melanjutkan jalannya.
“dasar...git,,,,seandainya aku dr. sp. Bedah jantung,,aku pasti sudah akan balik keindonesia.” Tambahnya lagi. gigi hanya diam dan melanjutkan jalannya.
“tapi kan aku dr. sp. Syaraf. Jauh bnget” tambahnya lagi.
“cari aja dokter lain. Udah ah, aku cape. Mau pulang dan tidur. Ok” ucap gigi lagi. novi hanya diam menatap temannya itu.
“ah,,dasar keras kepala.” Mereka akhirnya sampai keapartemen mereka. gigi masih saja santai sementara temannya cukup khawatir.
“gittt,,,” panggil novi.
“emm” jawab gigi sambil menyeduh teh hangat.
“jadi aku, harus bilang apa?”
“bilang aja,,aku gak bisa” ucapnya lagi.
“yah....bagaimana yah. Oh ya Allah!” kaget novi melihat HP nya.
“kenapa sih. Siapa yang nelfon?”
“pak yusuf git....aku harus bilang apa dong!”
“angkat aja,,,blang aja aku gak bisa!” santai gigi, sambil menyeduh tehnya.
“ah,,,dasar loe!iya pa,,,waalaikumsalam!” jawab novi. Gigi datang menghampiri novi sambil menyalakan TV nya.
“emmm,, maaf pak. Dr. gita, sedang banyak kerjaan. Aku akan berusaha mencarikan dr. lain”
“apa pak...cuman butuh waktu beberapa hari lagi. sebentar yah pak” novi menutup speaker HP nya dan berbisaca pada gigi.
“gi. Pasien ini, hanya punya waktu kurang lebih  hari lagi! kamu gak kasian?” tanya dr. novi.
“memang kita siapa bisa nentuin waktu manusia. Mau kata dokter tinggal sehari lagi, tinggal sebulan lagi,,kalau Allah belum menentukan, dia pasti masih akan tetap hdup” ucap nagita.
“iya,,iya...ibu ustadzah. Udah ah..aku mau mandi dulu” ucap novi lalu beranjak masuk kekamarnya. Gigi beranjak dari sofanya beranjak kedapur untuk membuat makan malam. Berdua dengan novi, dialah yang selalu memasak untuk mereka. selang beberapa menit, gigi selesai membuat nasi gorengnya.
“wahhh,,,wangi banget....ini yang aku suka dari kamu. Suka banget masak masakan indonesia. Nasi goreng! Emmm,,,thank you” ucap novi merajuk manja pada gigi.
“makan aja, jangan banyak cincong.”  Mereka pun makan bersama sambil mengobrol.
“tau gak git, si david, nanyain elo lagi ke aku” ucap novi disela2 makan malam mereka.
“lalu, kamu bilang apa?”
“yah, aku bilang aja , gak tau. dia suka bilang kayakk gini kalau ketemu aku ‘ hy baby, em,,are you know, where are ghita? What she is doing? She is ok? Bla, bla, bla,,ahahah,,hah” cerita novi sambil tertawa.
“haha, dasar..” nagita pun ikut tertawa mendengar penjelasan novi.
“em,,,kenapa sih kamu selalu menolak. Sudah berapa pria yang mendekatimu. Tapi kamu selalu dingin pada mereka. apa kamu mencintai orang lain?” tanya novi.
“emm,,entahlah. Mereka tidak mampu menggerakkan hatiku. Tidak satupun” jawab gigi.
“hmmmm,, aku sedikit mendengar cerita tentangmu dari nanda. i’m verry confusing of you. If you love someone, just say it. Its simple” ucap novi.
“gak sesimple itu.”
“hah, yah sudahlah. Oh iya,,,em, pak yusuf menawarkan aku untuk kerja disalah satu rumah sakit di indonesia. NS hospital. Kamu tau?” tanya novi.
“oh,,iya aku tau. Terus!”
“penawaran gajinya cukup lumayan. Sepertinya aku akan mempertimbangkannya.”
“yah sudah. Pulanglah, dan menikahlah dengan jeffri. Buatlah keluarga kecil yang sakinah, mawadah dan warahmah. Itu kan impianmu?” ucap gigi dengan senyumannya.
“iya juga sih. Em,,,tapi masih belum bisa”
“memang kenapa. Lebih cepat lebih baik.”
“kan yang punya NS hospital lagi sakit. Jadi gak bisa. untuk sementara waktu gak bisa. Dia suka wawancara langsung dokter yang akan bekerja dirumah sakitnya.”
“tau darimana kamu dia lagi sakit?” tanya nagita sedikit serius kali ini.
“kan pasien yang disuruh operasi sama kamu itu, pemilik NS hospital nagita slavina” gigi yang mendengar perkataan novi langsung terdiam.
“apa kamu bilang?” tanya gigi dengan wajah tegang.
“iya, bapak gideon tengker. Terkena arteri koroner, dan komplikasi lainnya. Aku dengar, anaknya pergi, dan dia sibuk mencari anaknya. Yang aku dengar. Em,,sebenarnya, apa yang dicari anaknya yah. Sudah terlahir dikeluarga yang kaya raya. Eh, malah kabur dengan pria lain.” Ucap novi. Gigi yang mendengar perkataan novi nampak begitu khawatir.
“telpon pak yusuf. Aku akan berangkat besok!” ucap gigi. ia membereskan piringnya lalu meninggalkan novi sendirian. Novi hanya melihat gigi dengan heran.
“jadi beneran nih. Aku nelpon pak yusuf sekarang yah.” Teriak novi pada gigi.
“iya.” Jawab gigi singkat lalu masuk kekamarnya.
“hmmm,,,emang kenapa. Apa dia kenal sama pak gideon. Ah sudahlah. Telpon pak yusuf saja” novi pun menelpon pak yusuf untuk menyampaikan bahwa gigi bersedia untuk mengoprasi pak gideon.
***
Keesokkan paginya, novi mengantarkan gigi ke bandar udara internasional heathrow.
“salam buat indonesia. Em,,,aku juga ingin pulang gi! Hati2 yah sayang.” Ucap nisa sambil memeluk gigi.
“iya..aku bakal balik lagi kok kesini. Em,,jangan lupa,,semua konsulanku, dialihkan ke dr. khristi. Ok” ucap gigi lagi.
“ok”
“aku pergi sekarang. Sering2 lah memasak” ucap gigi berjalan masuk dan melambaikan tangannya kepada gigi. gigi berjalan memasuki bandara. Seperti tidak percaya dia akan kembali ke indonesia. Gigi bertekad, tidak akan kembali lagi ke indonesia. Setelah kejerman bersama nanda, ia memutuskan terbang ke London, dan melanjutkan kulian disana. Ia sekarang kerja disalah satu rumah sakit swasta dikota hujan itu. Ia berangkat pukul  5 pagi. ia membuka bukunya “heart” dan membaca tulisan dibuku itu. Segurat senyum mengembang dibibirnya.
***
“katanya, dokter yang akan mengoprasi papa gideon akan sampai malam ini” ucap caca pada mama rieta, dan raffi.
“jadi dokter itu setuju!” tanya raffi.
“iya,,,dia setuju..ahhh” caca begitu bahagia dan memeluk shahnas.
“Alhamdulillah, semoga papa gideon bisa kembali seperti dulu lagi,,nanas ikut senang ca,,tante” ucap shahnas. Mereka semua bahagia mendengar berita itu. Caca meneteskan air mata melihat papanya terbaring tak berdaya dibalik kaca ruang perawatan pak gideon.
“papa sabar yah.” Nanas memeluk caca yang sedang bersedih.
“seandainya mba gigi ada disini!” tambah caca lagi. raffi yang mendengar itu, hanya terdiam dan keluar dari ruangan itu.
***
Tepat pukul 20.00 WIB, pesawat garuda yang ditumpangi gigi sukses menyentuh landasan bandara internasional soekarno hatta. Seperti mimpi, setelah tiga tahun, gigi kembali menginjakkan kakinya ditempat kelahirannya. Ia mulai berjalan keluar dari bandara soekarna hatta, dengan rambut hitam panjang sebahu yang dibiarkan terurai, ia memakai kemeja putih dan celana panjang berwarna putih. terlihat supir yang menjemputnya, memegang kertas yang bertuliaskan namanya dr. Gita, NS. Hospital. Gigi bilang pada novi, agar dia dipanggil dr. gita saja, seperti nama panggilannya di London.
“selamat malam pak!” tanya nagita.
“selamat malam mba. Mba dr. gita yah?” tanya bapak itu. Nagita hanya menganggukkan kepalanya.
“ayo ikut saya mba.” Gigi mengikuti supir yang menjemputnya itu.
“mau ke hotel dulu atau mau kerumah sakit dulu mba?” tanya supir itu.
“ke hotel saja dulu! Saya harus menyimpan barang2 saya pak!” jawab gigi.
“oh, baiklah mba.” Supir itu pun melajukan mobil meninggalkan bandara. Gigi melihat keluar jendela. Kota yang sudah cukup lama ia tinggalkan. Tidak banyak yang berubah. Udara yang sama, langit yang sama, malam yang sama.
“mba tinggal di luar negerinya sudah lama?” tanya supir itu lagi.
“lumayan pak. Sudah tiga tahun.” Jawab nagita.
“owh,,,” gumam supir itu pelan. Buktu waktu dua jam untuk membawa gigi sampai kehotel karena padatnya lalu lintas dijakarta pada jam segitu.
“kita sudah sampai mba. Mari saya antar kedalam!” ucap supir itu lagi. gigi memperhatikan hotel yang akan ditempatinya. Hotel yang cukup dekat dengan NS hospital. Hanya akan memakan waktu 10 menit untuk sampai di NS hospital dengan berjalan kaki.
“mari mba!” usap supir itu sopan. Gigi hanya melemparkan senyumnya dan mengikuti supir itu masuk kedalam hotel sampai didepan kamarnya.
“ini kunci kamar mba. Pesan dari dr. bambang, dia akan menunggu telpon dari mba untuk membicarakan rencana operasi pak gideon. Saya akan menyampaikan bahwa mba sudah sampai dihotel. Saya pamit dulu yah mba! Selamat beristirahat.” Jelas supir itu lagi.
“terima kasih yah pak.” Jawab gigi sopan. Supir itu hanya melemparkan senyumnya dan berlalu meninggalkan gigi. gigi membuka pintu kamarnya dan memasukkan barangnya disana. Ia menyalakan lampu dan membuka tirai jendela kamarnya dan melihat keluar. Pemandangan yang langsung menghadapkannya pada NS hospital. Sambil melipat kedua tangan didadanya, gigi nampak khawatir. Ia lalu membuka tas bawaannya seperti mencari sesuatu. Buku yang bertuliskan heart, telah disampul dengan rapi. Ia membalikan lembar demi lembar, sampai menemukan secarik kertas didalamnya yang Bertuliskan no kamar pak gideon dan no hp dr bambang yang diberikan novi sebelumnya. Gigi langsung mengambil topi berwarna hitam dan jaket kulit hitamnya beserta masker yang akan menutupi sebagian wajahnya. Tidak lupa ia memakai kaca mata hitamnya. Dr. bambang bukanlah dokter yang tidak dikenalnya. Dr. bambang adalah direktur operasional di NS hospital. ia memperhatikan tampilannya sekali lagi. sempurna. Tidak akan ada orang yang akan mengenalnya. Ia membawa buku berharganya itu beserta pulpen yang diselipkan disela buku tersebut. Tidak lupa tab yang ia pegang bersamaan dengan bukunya. Ia pun keluar dari kamarnya sambil menelpon seseorang yang tidak lain adalah dr. bambang.
“halo,,,ia benar. Kapan kita bisa bertemu dok?” tanya gigi pada dr. bambang dibalik telpon.
“besok pagi. baiklah. Aku akan kerumah sakit sekarang, untuk meminta status pak gideon. Aku akan mempelajarinya malam ini.” ucap gigi lagi.
“iya,,selamat malam. Waalaikumsalam.” Ucap gigi mengakhiri panggilannya sambil terus berjalan meninggalkan hotel.
***
“iya,,ini aa sudah sampai dirumah sakit kok ma.” Ucap raffi lalu mematikan HP nya dan berjalan masuk kerumah sakit bersama billy.
“dr yang akan mengoprasi pak gideon udah datang yah fi?” tanya billy.
“iya, katanya besok dia akan kerumah sakit.” Ucap raffi sambil berjalan masuk kedalam. Gigi yang berjalan kaki dari hotel akhirnya sampai didepan NS hospital. tempat yang menyimpan banyak kenangan. Ia membuka kaca mata hitamnya dan berjalan masuk kedalam. Ia melihat kearah IGD, tempat ia mempelajari banyak hal. Banyak terjadi perubahan di NS hospital. rumah sakit yang sibuatkan ayahnya untuknya, kini sudah menjadi rumah sakit yang begitu besar. Ia menarik nafasnya dan masuk menyusuri lorong demi lorong dari rumah sakit itu. Ia lalu menekan tombol lift untuk naik kelantai tiga, tempat pak gideon dirawat. Saat pintu lift akan tertutup tiba2 ada tangan yang menahan hingga pintu lift tersebut kembali terbuka. Betapa kagetnya gigi melihat siapa yang ada dihadapannya dengan senyuman manis dengan nafas yang sedikit terengah2.
“maaf mba, boleh ikutan kan naik liftnya.” Ucap raffi lagi dengan senyuman manisnya yang lalu masuk kedalam lift diikuti oleh shahnas, caca dan billy. Gigi masuk sampai kebagian dalam lift. Sedangkan raffi, caca, shahnas dan billy tepat ada didepannya. Mereka sepertinya tidak menyadari keberadaan gigi, karena ia memakai kembali kacamatanya, dan menundukkan wajahnya. Raffi menekan tombol untuk kelantai 4. Gigi seperti membeku menatap punggung yang ada dihadapannya. Jantungnya berdetak tak karuan, seperti waktu berhenti untuk membebaskan rasa yang sudah lama dikuburnya. Pintu lift terbuka dilantai 3, lantai tujuan gigi. gigi hanya terdiam, seperti lupa dengan lantai tujuannya. Raffi, caca, shahnas dan billy menoleh kebelakang melihat kearah gigi. gigi yang mulai sadar, menundukkan wajahnya dan hendak berjalan keluar sambil memegang topinya. Karena kegugupannya gigi menabrak raffi hingga tab, dan bukunya jatuh.
“maaf” gumam gigi panik. Raffi menunduk hendak membantunya. Gigi yang melihat raffi menunduk, langsung berdiri dan keluar dari lift dengan membawa tabnya. Raffi melihat buku yang terjatuh milik gigi.
“buku...” teriak raffi, namun pintu lift lebih dulu tertutup. Ia memegang buku milik gigi. ada perasaan aneh yang melingkupinya saat ini. ia memperhatikan buku tersebut.
“aneh banget, masa malem2 pakai kacamata hitam sih. Ucap caca pada billy dan shahnas sambil tertawa. Raffi masih menatap buku yang dipegangnya.
“a, ayo,,aa masih mau dilift. Ayo...” ajak shahnas. Raffi tersenyum dan berjalan keluar mengikuti billy, shahnas dan caca.
“kenapa a?” tanya caca.
“gak!”
“itu buku cewe tadi?”
“iya! Apa aku harus turun kebawah dan mengembalikannya” ucap raffi.
“kalau buku itu penting, dia pasti akan mencarinya. Beritahu saja kesatpam, paling dia akan bertanya kesatpam. Atau titipin aja kesatpam.” Jelas caca. Raffi menghentikan langkahnya.
“ada apa a?” tanya caca lagi, berbalik menatap caca.
“aneh. Aku, seperti mengenal wanita tadi!” ucap raffi. caca terdiam.
“akupun sempat terdiam. Wanginya, sama seperti wangi mba gigi. sejenak tadi aku berfikir itu mba gigi. tapi, bukankah, bukan hanya mba gigi yang memakai parfum dengan bau itu!” ucap caca.
“iya sih!” ucap raffi lagi.
“ayo a!” ajak caca lalu meninggalkan raffi. raffi masih diam ditempatnya sambil memandang buku yang ada ditangannya.
“tapi kenapa jantungku berdetak tak karuan!” ucap raffi lalu menoleh kearah kananya. Gigi yang melihat raffi menoleh kearahnya langsung sembunyi dibalik tembok.


Semoga suka. Jangan lupa like dan commentnya.

16 komentar:

  1. Keren bangeeet...
    Mksih yaa udah d post
    Dtggu klnjutannya
    Yang cepet yaa
    Hheee

    BalasHapus
  2. Keren bangeeet...
    Mksih yaa udah d post
    Dtggu klnjutannya
    Yang cepet yaa
    Hheee

    BalasHapus
  3. cerita nya selalu bagus dan selalu di tggu2.. dan selalu gak sbar menunggu klnjutanya.. yg cpat ya post slnjutnya.. dan sllu semangat untuk cerita slnjutnya.. mkasih udah 2 kli ngepost dlam mggu ini..

    BalasHapus
  4. Say ditunggu untuk memperstukan raffi dan gigi pleaseeeeeeeee
    Kami sangat menunggu....
    Semoga cepet y hehe

    BalasHapus
  5. Semoga secepatnya post lagi

    BalasHapus
  6. Seru bgt.. di buat novel juga bagus bgt ini

    BalasHapus
  7. Buatlah novel..
    Kami menunggu post selanjutnya saaaay

    BalasHapus
  8. entar malam yah, aku lanjutinnya,,,keep smile

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak lanjutin part 32 nya dong plisss,,, mohon bngt mbak.. Udh gk sbr pngen tau klnjutanx,,, bnyk yg nunggu... Klo bsa di mnggu2 ini postx.. 😃

      Hapus
    2. Mbak lanjutin part 32 nya dong plisss,,, mohon bngt mbak.. Udh gk sbr pngen tau klnjutanx,,, bnyk yg nunggu... Klo bsa di mnggu2 ini postx.. 😃

      Hapus
  9. ayo donk mna part slnjutnya,udah d tggu ni.. mau post jam brpa ya..

    BalasHapus
  10. Kapan neh di upload part selanjutnya ???

    BalasHapus
  11. Ayooooooook donggggggggggg shayyyyyyy. Upload sekalian 10part skli post... hehe

    BalasHapus