Ost part ini Ari Lasso – Tuhan Kau tahu
(ost Raffi), Judika – Ku Tak mampu (ost Raffi), Naff-Terendap laraku (ost
raffi), Sherina Munaf-Simfoni cinta (ost Gigi), Agnes Monica-Matahariku (ost
Gigi),
“Dalam Diam Kau Curi Hati Ku”
Part
27
***
Sebulan sudah sejak
kepergian gigi. Raffi masih saja bergelut dengan kesendiriannya. meratapi
nasibnya kini. Ia seperti kehilangan semangat hidup lagi. papanya yang begitu
keras juga tidak memperdulikan raffi. posisi CIO yang dipegang raffi kini
diduduki oleh robi. Raffi benar2 melepaskan posisinya sebagai pewaris ahmad
group. Mama amy sering datang sembunyi2 ke apartemen irwan untukk melihat
keadaan raffi. begitupun dengan shahnas dan dan caca. Pagi itu, raffi memandang
keluar dengan tatapan kosong.
“makan fi!” ucap
irwan mengajak raffi untuk sarapan bersamanya.
“entar aja” jawab
raffi.
“deni dan billy ada
disini. Ayo makan. Kamu sudah sangat kurus raffi. bukan untuk kami. Tapi untuk
mama amy. Em” bujuk irwan.
“yeee, akhirnya.
Duduklah fi.” Ucap deni sambil mempersilahkan raffi untuk duduk. Raffi hanya
melemparkan senyum kecilnya pada teman2nya.
“ayo makan” ajak
deni. Raffi hanya melihat dua potong roti yang ada dihadapannya.
“masih memikirkan
gigi!” tanya deni. Tidak ada jawaban dari raffi.
“coba loe pikirin
sekarang. Apa yang akan dikatakan gigi jika melihat kondisimu sekarang! Tidak
terurus, seperti tuna wisma tau.” Ucap deni. Raffi masih tetap diam.
“iya,,,bener2...”
tambah billy membenarkan perkataan deni.
“apanya yang bener?”
tanya deni balik kepada billy. Billy hanya memonyongkan bibirnya dan
melanjutkan sarapannya.
“iya fi. Apa yang
akan dikatakan gigi jika melihat kondisimu saat ini. terlebih papamu?” jelas
irwan. raffi berbalik memandang irwan.
“entah gigi akan
bersedih, atau bahagia melihatmu seperti ini. kalau dia bersedih, kamu juga akan
bersedih kan. Dan kalaupun tidak, apa kamu mau terlihat lemah dihadapannya.
Buktikan, kalau kamu kuat. Terutama kepada papamu. Buktikan kepada dia bahwa
kamu bisa berdiri diatas kakimu sendiri. Em!” tambah irwan lagi.
“iya,,bener,,bener!”
tambah billy membenarkan perkataan irwan.
“apanya yang bener!”
tanya irwan lagi. billy kembali menyengirkan bibirnya. Raffi tidak menjawab, ia
hanya melemparkan senyum kecilnya dan memakan roti yang ada didepannya. Deni
menarik nafasnya.
***
“loe mau ikut gak fi,
ayo kita kekantor. Yah, daripada loe bete. Hayu!” ajak irwan.
“iya fi. Kita udah
jarang banget main.” Tambah deni.
“iya bener,,bener”
tambah billy. Irwan dan deni menatap kearah billy. Billy hanya melebarkan
senyumnya.
“kalian pergilah!”
ucap raffi.
“baiklah.
Baik-baiklah dirumah. Si meli jangan lupa dikasih makan.” Ucap irwan. mereka
pun meninggalkan raffi sendirian diapartemen irwan. raffi seperti memikirkan
sesuatu. Tidak lama setelah irwan, deni dan billy pergi, raffi pun keluar dari
apartemen irwan. ini pertama kalinya ia keluar rumah setelah kejadian dirumah
ayahnya. Ia menatap langit biru yang begitu menyilaukan matanya. Ia naik taxi,
entah dimana dia akan pergi. Ia menatap keluar jendela. Ia menurunkan kaca
jendela dan merasakan angin yang menerpa wajahnya. Seakan dia baru menghirup
udara pagi. dalam waktu beberapa menit taxi raffi berhenti didepan sebuah
rumah. Yah, itu adalah rumah dia dan gigi. ia turun dari taxi dan memandang
rumah itu dari luar. Nampak gurat kesedihan diwajahnya. ia berjalan masuk kehalam
rumah itu, memagang kursi yang sudah mulai berdebu. Halaman yang mulai
ditumbuhi rumput liar dan dedaunan kering. Ia menarik nafasnya dengan dalam. Ia
mencoba masuk kedalam rumah. Ia melihat kesekeliling. Ia duduk disofa.
Mengingat kejadian kejadian yang pernah dialaminya dirumah itu. Pandangannya
terhenti pada foto yang melekat didinding ruang tamu. Foto pernikahannya dengan
gigi. ia menatap foto tersebut dalam
beberapa menit. Ia kembali menarik nafasnya. Ia melihat kearah dapur,
seakan ia dapat melihat gigi yang sedang memasak, ia mulai tersenyum sedih. Ia
mulai menaiki anak tangga itu satu persatu, ia membuka pintu kamarnya. Ia
menoleh dan melihat kearah kamar gigi.
“mungkinkah aku akan
menemukannya disana,emm” gumam raffi lalu mengeluarkan senyum sendunya. Ia
membuka pintu kamar gigi. ia melihat kesekeliling. Ia berjalan masuk dan
membuka tirai jendela kamar gigi dan melihat kearah halaman rumah mereka. ia
melihat kesekeliling kamar gigi, dibukanya lemari gigi. baju gigi masih
terlipat rapi dalam lemari itu. Ia duduk di kursi depan kaca hias gigi. ia
hanya mengeluarkan senyum kecilnya. Saat hendak berdiri ia menendang secarik
kertas. Raffi mengambil kertas tersebut, ada tulisan gigi disana.
***
Untukmu
Maafkan aku harus pergi.
Tidak ada kata yang dapat kusampaikan padamu.
Hanya, terima kasih untuk semuanya.
Terima kasih telah memberi warna dalam hidupku.
Hiduplah dengan baik
Jika disuatu saat nanti kita bisa bertemu
Diruang dan waktu yang tepat
aku harap dapat melakukannya.
Sesuatu yang bukan kau inginkan
Tapi yang kuinginkan.
Tulisan disecarik
kertas yang menjadi tanda tanya untuk raffi. ia melebarkan senyumnya. Ia
kembali melihat keluar jendela dengan secarik kertas ditangannya.
***
“aku pikir kita harus
memberi tahu raffi. kita bisa membuat ini menjadi lebih besar. Ia kan?” ucap
deni kepada irwan dan billy yang berjalan menuju apartemen irwan.
“iya benar. Jika ini
berhasil...aku pastikan, kita akan bisa melakukan semuanya sendiri,,,ahahah”
tambah irwan.
“iya bener,,bener,,”
tambah billy, irwan dan deni melihat kearah billy seperti hendak marah, namun
mereka akhirnya tertawa bersama-sama.
“assalamualaikum!”
salam mereka bersama-sama.
“ada yang masak!”
tanya deni yang menyium bau makanan. Irwan mengerutkan alisnya dan mereka
berjalan menuju kearah dapur. Mereka terdiam dan bingung melihat raffi memakai
celemek dan sedang memasak didapur irwan.
“kalian mandilah,
sebentar lagi masakannya jadi!” ucap raffi dengan senyuman mengembang
diwajahnya.
“kita gak salah lihat
kan?” ucap deni yang masih bingung.
“bro,,,,loe udah
balik lagi.” tanya irwan kepada raffi.
“tentu saja” jawab
raffi dengan senyuman mengembang dibibirnya. Billy berlari kearah raffi dan
memeluk raffi. irwan dan deni pun ikut memeluk raffi.
Setelah makan malam
selesai, mereka duduk dibalkon apartemen irwan.
“kita semua senang,
melihat loe udah bisa tersenyum seperti biasa lagi fi” ucap irwan.
“aku memikirkan semua
yang kalian katakan. kalian benar. Mungkin aku terlalu mencintainya. Terlalu
merindukannya. Hari ini aku pergi melihat rumah yang pernah kami tinggali.
Membuatku sadar akan satu hal. Pertemuan dan pernikahanku dengannya,,,adalah,,,fase
terindah dalam hidupku. Aku akan menysukuri itu. Pernah bertemu dengannya,
merasakan sentuhannya, merasakan pelukannya. Semua itu seperti sebuah anugrah.
Waktunya untuk melupakannya. Walaupun sulit, tapi aku akan mencobanya. Tidak
ada gunanya meratapi semua yang sudah terjadi. Memperbaikinya, dan memulai
semuanya dengan hal yang baru. Itu yang akan kulakukan!” ucap raffi. ini kali
pertama raffi berbicara cukup panjang sejak ditinggalkan oleh gigi.
“ada kalanya cinta
itu datang seperti guru, yang mengajarkan kita, bahwa seseorang itu berharga,
dan juga kita berharga. Memilikinya ataupun tidak memilikinya, hanyalah hasil
dari cinta itu sendri. Bersyukurlah seseorang yang pernah merasakan cinta!”
ucap billy. Irwan, deni dan raffi melihat kearah billy. Seakan tidak percaya
apa yang baru saja dikatakan oleh billy.
“kenapa kalian
menatapku seperti itu?” tanya billy bingung.
“wah,,,billy...loe
kerasukan hantu apa barusan. Tumben loe ngmongnya bener!” ucap deni.
“yaaaaaa” teriak
billy yang tidak terima dengan perlakuan teman2nya. Raffi dan irwan hanya
tertawa. Raffi meminum kopinya dan menatap kelangit malam yang dipenuhi
bintang.
“apakah kita melihat
bintang yang sama, dimanapun kamu berada. Aku berharap kamu juga bahagia” gumam
raffi dalam hatinya. Dibelahan dunia lain gigi pun sedang memandang langit
malam. Namun sedikit berbeda dengan diindonesia. Langit yang dilihat gigi
melalui jendela kamarnya sedang menurunkan air hujan kecil yang cukup membuat
embun dikaca jendela kamar gigi. ia membersihkan embun dijendela kamarnya
sambil meminum coklat panasnya sambil memandang pantulan wajahnya dikaca.
“kamu belum tidur?”
tanya seorang wanita berusia yang hampir sama dengannya yang baru saja pulang
dan membuka jas dan menggantung payungnya.
“sebentar lagi” jawan
gigi pelan. Wanita itu hanya mengeluarkan senyumnya.
***
Tiga tahun kemudian.
Raffi nampak sedang
menunggu seseorang disebuah restoran ternama dijakarta pusat. Sambil memainkan
HP nya. Tiba-tiba ada seseorang wanita berdiri dihadapannya.
“permisi. Apakah,
anda yang bernama Raffi ahmad?” tanya wanita cantik tersebut. Raffi memandang bingung
kepada wanita tersebut.
“iya betul.” Jawab
raffi.
“apa anda sudah lama
menunggu? Maaf yah, jalanannya macet soalnya” ucap wanita itu lalu duduk
dihadapan raffi. raffi yang bingung, sepeti mulai mengerti apa yang sedang
terjadi. Ia mengeluarkan senyumnya.
“baiklah. Aku akan
mengulangi perkenalanku” ucap raffi lagi. wanita didepannya hanya tersenyum.
“hai, nama gue raffi”
ucap raffi pada gadis itu lagi. Belum juga gadis yang ada didepannya
memperkenalkan diri, raffi kembali bicara.
“Em,,aku tidak suka
wanita yang tidak bisa memasak. Aku tidak suka makan diluar. Aku lebih suka
makan dirumah. Oh iya, apa kamu tau, aku mantan pewaris ahmad group. Aku
sebelumnya sudah punya istri. Istriku lari karena tidak tahan denganku. Sekarang
aku bekerja bersama temanku. Membangun bisnis kecil2an.” Ucap raffi sambil
tersenyum dan menaikkan kedua alisnya.
“oh yah!” ucap wanita
itu pelan.
“yaps. Em,,,aku tidak
suka ada pembantu dirumah. Semuanya aku ingin istriku yang melakukannya. Dari
mencuci, membersihkan rumah. Yah, mengurus segalanya. Kalau dia mau bekerja aku
pun akan mengizinkannya.” Tambah raffi lagi dengan senyum lebarnya.
“em,,sepertinya, aku
salah orang. Oh,,itu dia orang yang ingin aku temui. Maaf” ucap wanita itu
dengan sungkan. Ia lalu meninggalkan raffi sendiri. Raffi hanya tersennyum lalu
ikut pergi meninggalkan restoran itu.
“dasar. Hah,,mereka
mengerjaiku lagi” gumam raffi lalu masuk kemobilnya.
“hallo. Kalian ada
dimana?” tanya raffi melalui telponnya.
“baiklah. Aku akan
segera kesana!” ucap raffi mematikan HP nya dan melajukan mobilnya. Saat ini
raffi beserta irwan, deni dan billy memiliki bisnis bersama. Mereka membuka
pusat pebelanjaan online maupun offline, diseluruh penjuru indonesia. Bahkan
mereka pun sudah mulai melebarkan sayap kerluar negeri. Jepang, korea, china,
dan australia. Dan mereka berempatlah bosnya. Raffi tidak pernah kerumahnya.
Jika ingin bertemu ibunya dan shahnas, raffi membuat janji untuk bertemu dengan
mereka. mereka sering liburan bertiga. jika bertemu dengan ayahnya, mereka
tidak saling menyapa. Raffi masih berhubungan baik dengan keluarga gigi. ia
sering main kerumah gigi, untuk menyapa mama rieta dan juga caca. Seakan ingin
menebus waktu yang sudah ia lewatkan saat bersama gigi. Bagi raffi mama rieta
dan juga caca sudah menjadi bagian dari hidupnya. Dan nagita, adalah kenangan
indah yang mungkin masih ia ingat, atau sudah ia lupakan. Raffi memarkirkan
mobilnya disebuah perkantoran berlantai 5.
“tolong parkirkan
mobil saya.” Ucap raffi pada seorang tukang parkir.
“siap bos” ucap
tukang parkir tesebut.
“terima kasih” ucap
raffi.
“siang pak yanto”
sapa raffi.
“siang pak raffi.”
ucap satpam yang berdiri di depan pintu kantor tersebut. Raffi berjalan masuk
kedalam untuk mencari ketiga temannya disiang itu. Ia memasuki ruang rapat dan
mendapati irwan, deni dan billy yang sedang makan siang sambil membahas
pekerjaan mereka.
“woww,,, sepertinya
kalian senang sekali” ucap raffi menyadarkan teman2nya tentang keberadaannya.
“eh, abang raffi.
baru pulang bro?” sapa irwan.
“bukankah gue sudah
bilang. Jangan melakukan itu lagi.” ucap raffi.
“loe apain sih anak
orang. Habis ketemu sama loe, dia seperti habis ketemu sama syaiton.” Ucap
deni.
“gue gak ngapa2in.
cuman gue jelasin aja tentang diri gue. Eh dia malah pergi. Makanya jangan suka
jodoh2in gue.” Jelas raffi.
“eh...sampai kapan
loe mau gini2 terus. Bentar lagi umur loe 28 fi. Bentar lagi 30 tahun. Loe mau
sampai kapan sendirian. Move on raffi!” ucap deni.
“jodoh itu ada
ditangan tuhan. Nanti juga ketemu. Udah, gak usah urusin jodoh buat gue.
Dan,,gue juga udah move on kok.” Ucap raffi lagi.
“move on. Beneran loe
udah move on?” tanya billy lagi.
“iya bener.” Ucap
raffi lagi.
“gue penasaran. Kalau
loe, misalnya nih ye...kalau loe ketemu sama gigi. apa yang akan loe lakuin,
dan apa yang akan loe katakan?” tanya deni lagi.
“em,,,emmm!” raffi
nampak berfikir.
“jawab. Haduh...lama
banget. Itu tandanya loe belum move on!” tambah billy lagi.
“em,,,yah, gue bakal
nyantai aja. Mengulurkan tangan gue dan berkata, ‘hai, apa kabar?’ begitu saja”
jawab raffi lagi.
“beneran loe bakal
santai?” tanya deni lagi.
“iya. Gue udah gak
punya perasaan lagi sama dia” tambah raffi lagi.
“aku mendengar sebuah
kebohongan!” ucap irwan.
“gue gak bohong. Gue
sudah melupakan dia! Udah ah. Gue mau ngurusin kerjaan gue dulu!” ucap raffi
dan pergi meninggalkan teman2nya.
“gue gak percaya dia
udah ngelupain gigi!” ucap irwan.
“dalam waktu tiga
tahun ini. pernah tidak, kalian, sekali saja, mendengar raffi menyebut nama
gigi?” tanya deni kepada irwan dan billy.
“tidak pernah” jawab
irwan.
“iya yah. Satu
kalipun, kalau kita tidak menyinggung masalah dia dengan gigi. dia tidak pernah
menyinggungnya” tambah billy.
“haya ada dua
jawaban, pertama, dia sudah melupakannya, atau, dia masih terus mengingatnya!”
jelas deni.
“yah, sudahlah. Aku
juga sedang bingung.” Ucap irwan.
“loe bingungin apa?
Ini kan masalah raffi” tanya billy
“bukan masalah raffi
bil. Zaskia marah sama gue. Dia mau nikahnya di bali. Sementara aku pengen
nikahnya dijakarta saja.” Jelas irwan.
“wkwkwk, akhirnya.
Loe ngerasain juga rasanya sibuk ngurusin pernikahan. Satu jawabannya, ikuti
mau calon mempelai wanita. Ok,,,gue mah, ngikutin semua mau bini gue waktu mau
menikah. Akhirnya, jadi kan anak gue. Ahahah” ucap deni. Irwan hanya menggaruk
kepalanya yang tidak gatal. Tiba2 raffi masuk keruang rapat tempat teman2nya
berada.
“gue mau kerumah
sakit. Apa kalian mau ikut.” Tanya
raffi.
“kita ikut” ucap
irwan. merkapun langsung melaju ke NS hospital. Sesampainya dirumah sakit,
raffi berkata akan bertemu dengan dokter yang menangani papa gideon langsung.
“kalian langsung aja.
Gue mau keruangan dokter bambang dulu. Ok” ucap raffi.
“ok, nanti loe nyusul
yah” ucap irwan.
***
“selamat sore
dokter!” ucap raffi sopan.
“hei, pak raffi.
silahkan masuk!”
“jadi bagaimana dok?”
“em,,pak gideon belum
mau dioperasi. Dirujuk kesingapore pun dia tidak mau. Keadaannya semakin memburuk.
Kita harus segera melakukan operasi ini. harus diminggu ini. tapi, ada masalah
lain!” jelas dokter tersebut.
“masalah lain? Apa
dokter?” tanya raffi.
“Semua keluarga telah
setuju untuk dilakukan operasi. Mereka mengatakan, tidak perlu mendengarkan pak
gideon. Tapi masalahnya adalah, dokter bedah jantungnya, sedang tidak ada
diindonesia sekarang. Hahhh” jelas dokter tersebut.
“kalau kita langsung
membawanya keluar negeri?”
“cukup sulit. Jantung
pak gideon tidak akan mampu. Satu2nya cara, adalah membawa dokter bedah jantung
kemari. Aku sudah menghubungi, kenalanku. Katanya dia mengenal dokter spesialis
bedah jantung. dia orang indonesia juga. Kita tunggu kabarnya sampai besok. Ok”
jelas dokter itu.
“lakukan apapun
dokter...dan berapapun yang diminta dokter itu..berikan. kalau bisa, usahakan
dia secepatnya datang kemari. Biar operasinya cepat dilakukan.” Ucap raffi lagi
dengan sedikit panik.
“iya..kalau dia
setuju, mungkin 2 hari lagi dia sudah disini. Semoga cepat ada kabar baik!”
ucap dokter itu.
“terima kasih
dokter!” ucap raffi. ia keluar dari ruangan itu sambil berfikir. Menurutnya,
penyakit pak gideon itu adalah karena dirinya. Semenjak kepergian gigi, pak
gideon mengerahkan seluruh kemampuannya untuk mencari gigi. sampai penyakit
jantungnya kambuh dan bertambah berat.
***
Terlihat dua wanita
sedang menikmati minumannya di cafe cypt London.
“em,,kamu tau pak
yusuf?” tanya wanita itu kepada wanita yang duduk didepannnya.
“iya,,kenapa?”
jawabnya.
“dia baru saja
menelponku. Ada seseorang yang sedang sekarat saat ini. dan sedang membutuhkan
dr. bedah jantung.” Jelas wanita itu lagi.
“lalu?”
“yah. Aku bilang, aku
punya teman, dr. sp. Bedah jantung”
“lalu?”
“yahhhh,,,yang dokter
sp. Bedah jantung disini siapa. Masa gak ngerti juga sih. keluarga si pasien
ini, adalah orang berada. Mereka siap membayar berapapun.”
“lalu?”
“nagita...kalau bisa,
kamu nerima tawaran ini. dan, sekalian kamu pulang kampung” yah, teman wanita
yang ada didepannya adalah nagita. Nagita slavina.
“ayo kita pulang”
ucapnya, lalu meninggalkan temannya.
“hey,,tungguin. Jadi
gimana. Kamu mau gak!” tanyanya lagi. gigi menghentikan langkahnya.
“novi,,,kamu kan tau.
Aku,,,tidak mau kembali ke indonesia.” Ucap gigi lagi lalu melanjutkan
jalannya.
“dasar...git,,,,seandainya
aku dr. sp. Bedah jantung,,aku pasti sudah akan balik keindonesia.” Tambahnya
lagi. gigi hanya diam dan melanjutkan jalannya.
“tapi kan aku dr. sp.
Syaraf. Jauh bnget” tambahnya lagi.
“cari aja dokter
lain. Udah ah, aku cape. Mau pulang dan tidur. Ok” ucap gigi lagi. novi hanya
diam menatap temannya itu.
“ah,,dasar keras
kepala.” Mereka akhirnya sampai keapartemen mereka. gigi masih saja santai
sementara temannya cukup khawatir.
“gittt,,,” panggil
novi.
“emm” jawab gigi
sambil menyeduh teh hangat.
“jadi aku, harus
bilang apa?”
“bilang aja,,aku gak
bisa” ucapnya lagi.
“yah....bagaimana
yah. Oh ya Allah!” kaget novi melihat HP nya.
“kenapa sih. Siapa
yang nelfon?”
“pak yusuf git....aku
harus bilang apa dong!”
“angkat aja,,,blang
aja aku gak bisa!” santai gigi, sambil menyeduh tehnya.
“ah,,,dasar loe!iya
pa,,,waalaikumsalam!” jawab novi. Gigi datang menghampiri novi sambil
menyalakan TV nya.
“emmm,, maaf pak. Dr.
gita, sedang banyak kerjaan. Aku akan berusaha mencarikan dr. lain”
“apa pak...cuman
butuh waktu beberapa hari lagi. sebentar yah pak” novi menutup speaker HP nya
dan berbisaca pada gigi.
“gi. Pasien ini,
hanya punya waktu kurang lebih hari
lagi! kamu gak kasian?” tanya dr. novi.
“memang kita siapa
bisa nentuin waktu manusia. Mau kata dokter tinggal sehari lagi, tinggal
sebulan lagi,,kalau Allah belum menentukan, dia pasti masih akan tetap hdup”
ucap nagita.
“iya,,iya...ibu
ustadzah. Udah ah..aku mau mandi dulu” ucap novi lalu beranjak masuk
kekamarnya. Gigi beranjak dari sofanya beranjak kedapur untuk membuat makan malam.
Berdua dengan novi, dialah yang selalu memasak untuk mereka. selang beberapa
menit, gigi selesai membuat nasi gorengnya.
“wahhh,,,wangi
banget....ini yang aku suka dari kamu. Suka banget masak masakan indonesia.
Nasi goreng! Emmm,,,thank you” ucap novi merajuk manja pada gigi.
“makan aja, jangan
banyak cincong.” Mereka pun makan
bersama sambil mengobrol.
“tau gak git, si
david, nanyain elo lagi ke aku” ucap novi disela2 makan malam mereka.
“lalu, kamu bilang
apa?”
“yah, aku bilang aja
, gak tau. dia suka bilang kayakk gini kalau ketemu aku ‘ hy baby, em,,are you
know, where are ghita? What she is doing? She is ok? Bla, bla,
bla,,ahahah,,hah” cerita novi sambil tertawa.
“haha, dasar..”
nagita pun ikut tertawa mendengar penjelasan novi.
“em,,,kenapa sih kamu
selalu menolak. Sudah berapa pria yang mendekatimu. Tapi kamu selalu dingin
pada mereka. apa kamu mencintai orang lain?” tanya novi.
“emm,,entahlah.
Mereka tidak mampu menggerakkan hatiku. Tidak satupun” jawab gigi.
“hmmmm,, aku sedikit
mendengar cerita tentangmu dari nanda. i’m verry confusing of you. If you love
someone, just say it. Its simple” ucap novi.
“gak sesimple itu.”
“hah, yah sudahlah.
Oh iya,,,em, pak yusuf menawarkan aku untuk kerja disalah satu rumah sakit di
indonesia. NS hospital. Kamu tau?” tanya novi.
“oh,,iya aku tau.
Terus!”
“penawaran gajinya
cukup lumayan. Sepertinya aku akan mempertimbangkannya.”
“yah sudah.
Pulanglah, dan menikahlah dengan jeffri. Buatlah keluarga kecil yang sakinah,
mawadah dan warahmah. Itu kan impianmu?” ucap gigi dengan senyumannya.
“iya juga sih.
Em,,,tapi masih belum bisa”
“memang kenapa. Lebih
cepat lebih baik.”
“kan yang punya NS
hospital lagi sakit. Jadi gak bisa. untuk sementara waktu gak bisa. Dia suka
wawancara langsung dokter yang akan bekerja dirumah sakitnya.”
“tau darimana kamu
dia lagi sakit?” tanya nagita sedikit serius kali ini.
“kan pasien yang
disuruh operasi sama kamu itu, pemilik NS hospital nagita slavina” gigi yang
mendengar perkataan novi langsung terdiam.
“apa kamu bilang?”
tanya gigi dengan wajah tegang.
“iya, bapak gideon
tengker. Terkena arteri koroner, dan komplikasi lainnya. Aku dengar, anaknya
pergi, dan dia sibuk mencari anaknya. Yang aku dengar. Em,,sebenarnya, apa yang
dicari anaknya yah. Sudah terlahir dikeluarga yang kaya raya. Eh, malah kabur
dengan pria lain.” Ucap novi. Gigi yang mendengar perkataan novi nampak begitu
khawatir.
“telpon pak yusuf.
Aku akan berangkat besok!” ucap gigi. ia membereskan piringnya lalu
meninggalkan novi sendirian. Novi hanya melihat gigi dengan heran.
“jadi beneran nih.
Aku nelpon pak yusuf sekarang yah.” Teriak novi pada gigi.
“iya.” Jawab gigi
singkat lalu masuk kekamarnya.
“hmmm,,,emang kenapa.
Apa dia kenal sama pak gideon. Ah sudahlah. Telpon pak yusuf saja” novi pun
menelpon pak yusuf untuk menyampaikan bahwa gigi bersedia untuk mengoprasi pak
gideon.
***
Keesokkan paginya, novi
mengantarkan gigi ke bandar udara internasional heathrow.
“salam buat
indonesia. Em,,,aku juga ingin pulang gi! Hati2 yah sayang.” Ucap nisa sambil
memeluk gigi.
“iya..aku bakal balik
lagi kok kesini. Em,,jangan lupa,,semua konsulanku, dialihkan ke dr. khristi.
Ok” ucap gigi lagi.
“ok”
“aku pergi sekarang.
Sering2 lah memasak” ucap gigi berjalan masuk dan melambaikan tangannya kepada
gigi. gigi berjalan memasuki bandara. Seperti tidak percaya dia akan kembali ke
indonesia. Gigi bertekad, tidak akan kembali lagi ke indonesia. Setelah
kejerman bersama nanda, ia memutuskan terbang ke London, dan melanjutkan kulian
disana. Ia sekarang kerja disalah satu rumah sakit swasta dikota hujan itu. Ia
berangkat pukul 5 pagi. ia membuka
bukunya “heart” dan membaca tulisan dibuku itu. Segurat senyum mengembang
dibibirnya.
***
“katanya, dokter yang
akan mengoprasi papa gideon akan sampai malam ini” ucap caca pada mama rieta,
dan raffi.
“jadi dokter itu
setuju!” tanya raffi.
“iya,,,dia
setuju..ahhh” caca begitu bahagia dan memeluk shahnas.
“Alhamdulillah,
semoga papa gideon bisa kembali seperti dulu lagi,,nanas ikut senang ca,,tante”
ucap shahnas. Mereka semua bahagia mendengar berita itu. Caca meneteskan air
mata melihat papanya terbaring tak berdaya dibalik kaca ruang perawatan pak
gideon.
“papa sabar yah.”
Nanas memeluk caca yang sedang bersedih.
“seandainya mba gigi
ada disini!” tambah caca lagi. raffi yang mendengar itu, hanya terdiam dan
keluar dari ruangan itu.
***
Tepat pukul 20.00
WIB, pesawat garuda yang ditumpangi gigi sukses menyentuh landasan bandara
internasional soekarno hatta. Seperti mimpi, setelah tiga tahun, gigi kembali
menginjakkan kakinya ditempat kelahirannya. Ia mulai berjalan keluar dari
bandara soekarna hatta, dengan rambut hitam panjang sebahu yang dibiarkan
terurai, ia memakai kemeja putih dan celana panjang berwarna putih. terlihat
supir yang menjemputnya, memegang kertas yang bertuliaskan namanya dr. Gita, NS.
Hospital. Gigi bilang pada novi, agar dia dipanggil dr. gita saja, seperti nama
panggilannya di London.
“selamat malam pak!”
tanya nagita.
“selamat malam mba.
Mba dr. gita yah?” tanya bapak itu. Nagita hanya menganggukkan kepalanya.
“ayo ikut saya mba.”
Gigi mengikuti supir yang menjemputnya itu.
“mau ke hotel dulu
atau mau kerumah sakit dulu mba?” tanya supir itu.
“ke hotel saja dulu!
Saya harus menyimpan barang2 saya pak!” jawab gigi.
“oh, baiklah mba.”
Supir itu pun melajukan mobil meninggalkan bandara. Gigi melihat keluar
jendela. Kota yang sudah cukup lama ia tinggalkan. Tidak banyak yang berubah.
Udara yang sama, langit yang sama, malam yang sama.
“mba tinggal di luar
negerinya sudah lama?” tanya supir itu lagi.
“lumayan pak. Sudah
tiga tahun.” Jawab nagita.
“owh,,,” gumam supir
itu pelan. Buktu waktu dua jam untuk membawa gigi sampai kehotel karena
padatnya lalu lintas dijakarta pada jam segitu.
“kita sudah sampai
mba. Mari saya antar kedalam!” ucap supir itu lagi. gigi memperhatikan hotel
yang akan ditempatinya. Hotel yang cukup dekat dengan NS hospital. Hanya akan
memakan waktu 10 menit untuk sampai di NS hospital dengan berjalan kaki.
“mari mba!” usap
supir itu sopan. Gigi hanya melemparkan senyumnya dan mengikuti supir itu masuk
kedalam hotel sampai didepan kamarnya.
“ini kunci kamar mba.
Pesan dari dr. bambang, dia akan menunggu telpon dari mba untuk membicarakan
rencana operasi pak gideon. Saya akan menyampaikan bahwa mba sudah sampai
dihotel. Saya pamit dulu yah mba! Selamat beristirahat.” Jelas supir itu lagi.
“terima kasih yah
pak.” Jawab gigi sopan. Supir itu hanya melemparkan senyumnya dan berlalu
meninggalkan gigi. gigi membuka pintu kamarnya dan memasukkan barangnya disana.
Ia menyalakan lampu dan membuka tirai jendela kamarnya dan melihat keluar. Pemandangan
yang langsung menghadapkannya pada NS hospital. Sambil melipat kedua tangan
didadanya, gigi nampak khawatir. Ia lalu membuka tas bawaannya seperti mencari
sesuatu. Buku yang bertuliskan heart, telah disampul dengan rapi. Ia membalikan
lembar demi lembar, sampai menemukan secarik kertas didalamnya yang Bertuliskan
no kamar pak gideon dan no hp dr bambang yang diberikan novi sebelumnya. Gigi langsung
mengambil topi berwarna hitam dan jaket kulit hitamnya beserta masker yang akan
menutupi sebagian wajahnya. Tidak lupa ia memakai kaca mata hitamnya. Dr.
bambang bukanlah dokter yang tidak dikenalnya. Dr. bambang adalah direktur
operasional di NS hospital. ia memperhatikan tampilannya sekali lagi. sempurna.
Tidak akan ada orang yang akan mengenalnya. Ia membawa buku berharganya itu
beserta pulpen yang diselipkan disela buku tersebut. Tidak lupa tab yang ia
pegang bersamaan dengan bukunya. Ia pun keluar dari kamarnya sambil menelpon
seseorang yang tidak lain adalah dr. bambang.
“halo,,,ia benar. Kapan
kita bisa bertemu dok?” tanya gigi pada dr. bambang dibalik telpon.
“besok pagi. baiklah.
Aku akan kerumah sakit sekarang, untuk meminta status pak gideon. Aku akan
mempelajarinya malam ini.” ucap gigi lagi.
“iya,,selamat malam. Waalaikumsalam.”
Ucap gigi mengakhiri panggilannya sambil terus berjalan meninggalkan hotel.
***
“iya,,ini aa sudah
sampai dirumah sakit kok ma.” Ucap raffi lalu mematikan HP nya dan berjalan
masuk kerumah sakit bersama billy.
“dr yang akan mengoprasi
pak gideon udah datang yah fi?” tanya billy.
“iya, katanya besok
dia akan kerumah sakit.” Ucap raffi sambil berjalan masuk kedalam. Gigi yang
berjalan kaki dari hotel akhirnya sampai didepan NS hospital. tempat yang
menyimpan banyak kenangan. Ia membuka kaca mata hitamnya dan berjalan masuk
kedalam. Ia melihat kearah IGD, tempat ia mempelajari banyak hal. Banyak terjadi
perubahan di NS hospital. rumah sakit yang sibuatkan ayahnya untuknya, kini
sudah menjadi rumah sakit yang begitu besar. Ia menarik nafasnya dan masuk
menyusuri lorong demi lorong dari rumah sakit itu. Ia lalu menekan tombol lift
untuk naik kelantai tiga, tempat pak gideon dirawat. Saat pintu lift akan
tertutup tiba2 ada tangan yang menahan hingga pintu lift tersebut kembali
terbuka. Betapa kagetnya gigi melihat siapa yang ada dihadapannya dengan
senyuman manis dengan nafas yang sedikit terengah2.
“maaf mba, boleh
ikutan kan naik liftnya.” Ucap raffi lagi dengan senyuman manisnya yang lalu
masuk kedalam lift diikuti oleh shahnas, caca dan billy. Gigi masuk sampai
kebagian dalam lift. Sedangkan raffi, caca, shahnas dan billy tepat ada
didepannya. Mereka sepertinya tidak menyadari keberadaan gigi, karena ia
memakai kembali kacamatanya, dan menundukkan wajahnya. Raffi menekan tombol
untuk kelantai 4. Gigi seperti membeku menatap punggung yang ada dihadapannya. Jantungnya
berdetak tak karuan, seperti waktu berhenti untuk membebaskan rasa yang sudah
lama dikuburnya. Pintu lift terbuka dilantai 3, lantai tujuan gigi. gigi hanya
terdiam, seperti lupa dengan lantai tujuannya. Raffi, caca, shahnas dan billy
menoleh kebelakang melihat kearah gigi. gigi yang mulai sadar, menundukkan
wajahnya dan hendak berjalan keluar sambil memegang topinya. Karena kegugupannya
gigi menabrak raffi hingga tab, dan bukunya jatuh.
“maaf” gumam gigi
panik. Raffi menunduk hendak membantunya. Gigi yang melihat raffi menunduk,
langsung berdiri dan keluar dari lift dengan membawa tabnya. Raffi melihat buku
yang terjatuh milik gigi.
“buku...” teriak
raffi, namun pintu lift lebih dulu tertutup. Ia memegang buku milik gigi. ada
perasaan aneh yang melingkupinya saat ini. ia memperhatikan buku tersebut.
“aneh banget, masa
malem2 pakai kacamata hitam sih. Ucap caca pada billy dan shahnas sambil
tertawa. Raffi masih menatap buku yang dipegangnya.
“a, ayo,,aa masih mau
dilift. Ayo...” ajak shahnas. Raffi tersenyum dan berjalan keluar mengikuti
billy, shahnas dan caca.
“kenapa a?” tanya
caca.
“gak!”
“itu buku cewe tadi?”
“iya! Apa aku harus
turun kebawah dan mengembalikannya” ucap raffi.
“kalau buku itu
penting, dia pasti akan mencarinya. Beritahu saja kesatpam, paling dia akan
bertanya kesatpam. Atau titipin aja kesatpam.” Jelas caca. Raffi menghentikan
langkahnya.
“ada apa a?” tanya
caca lagi, berbalik menatap caca.
“aneh. Aku, seperti
mengenal wanita tadi!” ucap raffi. caca terdiam.
“akupun sempat
terdiam. Wanginya, sama seperti wangi mba gigi. sejenak tadi aku berfikir itu
mba gigi. tapi, bukankah, bukan hanya mba gigi yang memakai parfum dengan bau
itu!” ucap caca.
“iya sih!” ucap raffi
lagi.
“ayo a!” ajak caca
lalu meninggalkan raffi. raffi masih diam ditempatnya sambil memandang buku
yang ada ditangannya.
“tapi kenapa
jantungku berdetak tak karuan!” ucap raffi lalu menoleh kearah kananya. Gigi yang
melihat raffi menoleh kearahnya langsung sembunyi dibalik tembok.
Semoga suka. Jangan lupa
like dan commentnya.
Keren bangeeet...
BalasHapusMksih yaa udah d post
Dtggu klnjutannya
Yang cepet yaa
Hheee
Keren bangeeet...
BalasHapusMksih yaa udah d post
Dtggu klnjutannya
Yang cepet yaa
Hheee
cerita nya selalu bagus dan selalu di tggu2.. dan selalu gak sbar menunggu klnjutanya.. yg cpat ya post slnjutnya.. dan sllu semangat untuk cerita slnjutnya.. mkasih udah 2 kli ngepost dlam mggu ini..
BalasHapusSay ditunggu untuk memperstukan raffi dan gigi pleaseeeeeeeee
BalasHapusKami sangat menunggu....
Semoga cepet y hehe
Semoga secepatnya post lagi
BalasHapusSeru bgt.. di buat novel juga bagus bgt ini
BalasHapusBuatlah novel..
BalasHapusKami menunggu post selanjutnya saaaay
Say post dong
BalasHapusNext dong seru niiihhhhh
BalasHapusentar malam yah, aku lanjutinnya,,,keep smile
BalasHapusMbak lanjutin part 32 nya dong plisss,,, mohon bngt mbak.. Udh gk sbr pngen tau klnjutanx,,, bnyk yg nunggu... Klo bsa di mnggu2 ini postx.. 😃
HapusMbak lanjutin part 32 nya dong plisss,,, mohon bngt mbak.. Udh gk sbr pngen tau klnjutanx,,, bnyk yg nunggu... Klo bsa di mnggu2 ini postx.. 😃
Hapusayo donk mna part slnjutnya,udah d tggu ni.. mau post jam brpa ya..
BalasHapusKapan neh di upload part selanjutnya ???
BalasHapusAyooooooook donggggggggggg shayyyyyyy. Upload sekalian 10part skli post... hehe
BalasHapusYah blom ada juga post ny
BalasHapus