Rabu, 09 Maret 2016

My Imagination "Dalam Diam Kau Curi Hati Ku" Part 21

Ost part ini Dayana Amerda-Cinta Dalam Diam (Ost Gigi), Melly Goeslaw-Bimbang, Raisha-Jatuh Hati.

“Dalam Diam Kau Curi Hati Ku”

Part 21 Chapter 1

***
“iya, ada apa ki?” tanya gigi dibalik telpon.
“loe masih sama nanda?”
“iya, ada apa?”
“loe mau balik bareng gak?” tanya kia lagi, tiba2 CS dan orang2 yang membawa raffi berteriak minta tolong kepada zaskia.
“dokter, tolong dokter, ada orang tidak sadar karena terjatuh tadi dok” jelas CS tersebut sambil terengah2. Zaskia pun melihat lelaki yang ada dibrankar tersebut, irwan pun ikut memperhatikan.
“raffiiii” teriak irwan dan zaskia serentak. Gigi yang berada dibalik telpon pun mendengar teriakan zaskia.
“raffi!” ucap gigi sambil mengerutkan alisnya.
“dia kenapa pak?” tanya zaskia kepada CS yang membawa raffi, tanpa mematikan telponnya. Zaskia yang sangat khawatir berbanding terbalik dengan irwan yang hanya tersenyum geli.
“ayo cepat masukan kedalam” ucap zaskia yang menyuruh CS tersebut memasukan raffi kedalam IGD. Semua staf IGD menjadi sangat sibuk dengan kedatangan raffi.
“laki2 itu suami bu nagita kan?” bisik2 para perawat yang ada diruangan itu. Zaskia ikut membantu dokter jaga igd mengurus raffi, sedangkan nagita masih mematung mendengarkan kejadian melalui HPnya.
“ada apa gi” tanya nanda, gigi masih saja fokus pada HPnya,
“gi” panggil nanda lagi sambil memegang bahu gigi.
“ah. Oh,, gak ada apa2 kok nan. Em, terima kasih untuk makan siangnya. Dan terima kasih untuk semuanya” ucap gigi dengan canggung.
“sebuah pelukan, saya pikir cukup.” Ucap nanda, gigi terdiam beberapa saat. Kemudian ia memberikan senyuman kecilnya, berjalan mendekati nanda dan memberikan pelukannya dalam beberapa detik.
“terima kasih nanda. terima kasih, sudah memberiku waktu” ucap gigi lalu berlalu berjalan menjauhi nanda. nanda menatap gigi dengan tatapan sendu.
“entahlah gi, apa aku bisa melakukannya” gumam nanda pelan sambil memandang punggung gigi yang mulai menjauhinya.
***
Irwan tersenyum kecil melihat kelakuan raffi. pertolongan pertama sudah dilakukan, namun raffi blom juga bangun. Zaskia memasuki tempat tidur dimana raffi berbaring.
“kenapa sih, senyum2 sendiri yang”
“gak, lucu aja. Aku menang akhirnya, ahahah” tawa irwan.
“menang dari apa?” selidik zaskia.
“em, oh, bukan apa2. Itu urusan cowo sayang. Jd bagaimana keadaannya?”
“dia gak papa sebenarnya. Kita tidak tau tangannya sakit atau tidak. Jd kita tunggu saja dia sampai bangun.” Jelas zaskia
“apa dia harus dirawat di ruang intensif?”
“gak perlu. Hmm, ini bukan penurunan kesadaran, entahlah mungkin dia sedang tidur”
“sedang tidur atau pura2 tidur” goda irwan.
“sayang, jangan gitu, kamu itu harus perduli sama teman kamu.”
“perduli kok sayang. Sangat perduli” ucap irwan dengan manja.
“oh, iya. Ngomong2 gigi dimana?”
“gak tau, tdi telponnya terputus, aku berusaha buat menghungi dia lagi tapi gak nyambung2 yang”
“hmm, jd raffi gimana? Apa kita rawat aja?”
“kalau dia blom sadar jug, yah terpaksa harus kita rawat” ucap zaskia, raffi yang mendengarkan semua pembicaraan mereka, masih melanjutkan aksi pura2 pingsannya.
“sialan si zaskia, kok dia tau gue gak pingsan. Gigi, hah, dia masih asyik pacaran sama si nanda. seharusnya dia datang buat ngeliat gue. Dasar, gak punya hati” gumam raffi dalam hatinya. Zaskiapun pergi meninggalkan irwan dan raffi berdua.
“bro, bangun bro, kita cuman berdua saja sekarang. Jadi loe bisa bangun” ucap irwan pelan.
“apaan sih, nih si irwan” gumam raffi dalam hatinya.
“ya elah, udah kali acara pingsan2annya” ucap irwan sambil memegang tangan kanan raffi yang sedang dibebat.
“sumpah si irwan, kurang ajar. Itu sakit banget” gumam raffi dalam hatinya sambil menahan perih ditangannya.
“bangun kali fi” ucap irwan sekali lagi sambil menambah tekanan ditangan raffi, raffi menahan rasa sakitnya itu.
“hmmmm, yah udah deh kalau gitu. Padahal loe bisa dikasih obat pereda nyeri loh. Kalau loe gak bilang mana yang sakit gak bakal dikasih” ucap irwan lagi sambil duduk disamping tempat tidur raffi.
***
semuanya sudah selesai diurus, raffi akhirnya dimasukkan keruang perawatan. Gigi blom juga menunjukkan batag hdungnya. Para perawat dan staf rumah sakit lainnya sibuk membahas gigi yang tidak melihat suaminya dan berduaan bersama nanda.
“ada yang bilang kalau bu nagita pelukan sama dr. nanda ditaman. Kasian banget pak raffi, terus dia blom lihat keadaan suaminya tau. Tega banget yah” celoteh beberapa orang dirumah sakit. Gigi sedang duduk didalam ruangannya, seperti memikirkan sesuatu sesekali dia menarik nafasnya dengan dalam.
“kamu nelpon siapa?” tanya zaskia kepada irwan sambil berjalan menuju ruang perawatan raffi.
“nelpon nanas. Emang kenapa yang?”
“hm, pasti nanas kasih tau keorang tuanya, dan orang tua gigi juga sudah pasti tau. Seharusnya kita selesaikan dulu masalah ini sama2 yang”
“gak bisa sayang. Mereka pasti akan segera tau. Yang punya rumah sakit ini kan papanya gigi. jadi secepatnya mereka akan tau sayang” jelas irwan.
“iya juga sih. Hah” zaskia menarik napasnya dengan dalam.
“yang, entar, kamu masuk setelah aku yah. Ok” ucap irwan
“emang kenapa?”
“ini cara buat ngebangunin raffi. ikutin aja” jelas irwan sambil mengangkat jempolnya. Zaskia hanya mengikuti instruksi dari pacarnya itu.
“wah, masih blom bangun juga bro. ini gue bawain makanan.” Ucap irwan, ia pun kemudian mengirim sms kepada zaskia untuk segera masuk. Zaskia dengan perlahan membuka pintu kamar raffi.
“eh, ada gigi. kok muka loe puccat gi” ucap irwan sambil bermain mata kepada zaskia. Irwan memberi aba2 agar zaskia pura2 terjatuh dalam pelukannya.
“eh, gi, kok jatuh. Bangun gi” drama irwan yang memeluk zaskia. Setelah mendengar itu, tiba2 saja raffi terbangun dan mencari keberadaan gigi.
“gigi kenapa?” ucap raffi dengan wajah paniknya. Irwan memegang perutnya sambil tertawa terbahak2, sedangkan zaskia terdiam bingung, melihat raffi tiba2 terbangun.
“loe yah, issshhhh” emosi raffi sambil melempar bantal kearah irwan, yang tau kalau dia sedang dikerjai oleh sahabatnya itu.
“aahahahaha. Si raffiiiii, kangen gigi yah loe. Baru juga semalam ditinggal. Ah, payah!” goda irwan. raffi hanya memelototkan matanya kepada irwan.
“zas, tangan gue sakit banget, kasih gue obat dong” ucap raffi dengan wajah meringis.
“jd, daritadi loe menahan sakit fi? Demi apa?” tanya zaskia dengan wajah serius.
“bukan demi apa2. Cepetan ki. Tangan gue sakit banget nih”
“em, iya,iya” ucap zaskia seraya berlalu meninggalkan raffi dan irwan.
“ahahahaha, raffi, raffi....wkwkwkwwk,,,ckckckk” irwan terus tertawa. Raffi memegang tangannya dan membuang muka dari melihat irwan.
“secinta itu loe sekarang sama gigi, ahahahah, perut gue sakit,,ahaha” irwan terus menggoda raffi.
“cinta,,,hahhhhhh” raffi manarik nafasnya dalam.
***
Semua keluarga telah datang untuk melihat keadaan raffi, terkecuali mama amy dan pak gideon.
“aa kok bisa pingsan dirumah sakit sih? Aa gak papa kan?” tanya syahnas dengan paniknya.
“ia nas, aa gak papa. Mama mana?”
“mama lagi dijalan, bentar juga sampai” jawab papa munawar.
“papa gideon mana ma?” tanya raffi kepada mama rieta.
“papa gideon lagi ada dijepang sayang, jd gak bisa datang buat ngelihat keadaan kamu. Papa nitip salam aja. Gimana, udah enakan?”
“iya, affi gak kenapa2 kok ma” jawab raffi dengan senyum kecilnya.
“berarti loe nginep sini dong bro? padahal gue udah nyediain makan malam buat loe fi, berarti gak jadi dong?” ucap billy. Irwan dan deny melototkan matanya kearah billy. Bily masih juga tidak mengerti dengan tatapan teman2nya. Raffi menarik nafasnya dengan dalam dan menyapu mukanya dengan kasar.
“emang kenapa bang billy yang nyiapin makan a raffi. oh iya, mba gigi mana?” tanya caca menyadarkan orang2 tentang ketidakberadaan gigi diruangan itu.
“oh iya, gigi mana fi?” tanya mama rieta kepada raffi. raffi terdiam, sejenak ia berfikir.
“oh, em, tadi katanya mau nyelesain beberapa pekerjaannya ma, nanti kalau udah beres juga kesini kok ma. Tadi gigi yang ngurusin affi” jawab raffi bohong dengan sedikit gugup.
“seharusnya dia gak boleh kayak gitu, masa suaminya lagi sakit, dia lebih mentingin kerjaannya. Berntar mama mau telpon dia dulu” ucap mama rieta.
“gak papa kok ma, mungkin gigi lagi sibuk. Bentar lagi juga datang kok” jawab raffi berusaha menutupi apa yang sedang terjadi.
“bukannya gigi lagi gak ada di...i?” ucap billy tiba2 terpotong karena, irwan dan deni yang langsung membekap mulut billy.
“gigi gak ada dimana bil?” tanya pak munawar.
“maksud billy om, gigi gak ada di ruangannya, karena, lagi ngurusin beberapa hal di,,,igd,,iya kan ki?” ucap irwan sambil menyenggol bahu zaskia.
“iya om, gigi lagi diigd, ada sedikit masalah” jawab kia gugup.
“oh, om kira mereka lagi ada masalah” ucap pak munawar, ia kembali duduk dan membaca korannya. Mama rieta seperti merasakan ada yang aneh dengan raffi dan gigi. begitu pula dengan caca dan nanas, mereka saling tatap2an dan mencoba menghubungkan beberapa kejadian yang mereka ketahui.
***
 Malam pun tiba, keluarga raffi dan gigi nampak sangat akrab, sambil bersenda gurau. Billy, caca, dan shahnas seperti kucing dan anjing yang selalu bertengkar. Irwan dan kia yang sedang bermain HP  bersama sedangkan deni, Mama rieta dan papa munawar sedang bercerita tentang bisnis mereka yang sudah semakin besar. Sedangkan raffi hanya berbaring, diam sambil menonton tv. Tiba2 seseorang memberi salam dan masuk keruangan raffi semua mata tertuju kearah pintu. Raffi mengangkat kepalanya mencari tau siapa yang datang.
“raffi, kamu gak papa kan? Mananya yang sakit?” naura berlari kearah raffi, memeriksa keadaan raffi dengan wajah yang panik.
“aku gak papa ra. Jangan khawatir” ucap raffi dengan wajah kecewanya. Semua mata tertuju kearah raffi dan naura.
“ngapain si, tu penyihir kesini!” bisik zaskia ketelinga irwan. irwan hanya mengangkat kedua bahunya. Zaskia menatap naura dengan wajah tidak sukanya.
“naura, lama tidak bertemu” sapa pak munawar.
“iya, om lama tidak bertemu. Om sehat?” ucap naura
“iya, Alhamdulillah om sehat” jawab pak munawar, mama rieta memberikan senyum kepada naura. Raffi hanya diam, seperti tidak memiliki semangat lagi. semua mata sedang tertuju kepada naura, sampai2 mereka tidak sadar akan kehadiran seseorang didepan pintu. Gigi masih menggenggam gagang pintu kamar raffi. matanya mulai berkaca2. Ia membalikan badannya, dan berjalan keluar meninggalkan kamar raffi. billy yang melihat kearah pintu sekilas seperti melihat gigi yang baru saja keluar.
“gigi” ucap billy, raffi dan yang lainnya sontak melihat kearah billy. Billy menjadi canggung dengan tatapan orang2 yang ada dikamar itu. Dibalik pintu gigi terdiam dengan air mata jatuh membasahi pipinya. Seperti air mengalir, ia tidak mampu mengendalikannya, air matanya terus jatuh.
“aku harus bagaimana. Aku harus bagaimana!” gumam gigi dalam tangisannya. Tiba2 ada tangan lembut menyapu air matanya, dan memberikannya pelukan. Wanita itu mengelus pundak gigi.
“tidak papa, semuanya akan baik2 saja” ucap mama amy.


 Ost part ini Dayana Amerda-Cinta Dalam Diam (Ost Gigi), Melly Goeslaw-Bimbang, Raisha-Jatuh Hati.

“Dalam Diam Kau Curi Hati Ku”

Part 21 Chapter 2

***
Gigi sedang termenung diruangannya, ia menarik nafasnya dengan dalam.
“apa dia baik-baik saja” gumam gigi dengan wajah khawatirnya. Tiba-tiba Hpnya berbunyi tanda ada pesan SMS masuk “Zaskia” gumam gigi.
“Raffi akan segera dioperasi, tangannya parah gi” tulis zaskia dalam smsnya. Sontak gigi kaget, tanpa berfikir panjang, gigi berlari menuju kamar raffi. saat ia membuka pintu,
“raf.....” ia terdiam melihat pemandangan dihadapannya. Tangannya menggenggam gagang pintu kamar raffi dengan erat.
“aku gak papa ra. Jangan khawatir” ucap raffi dengan wajah kecewanya. Semua mata tertuju kearah raffi dan naura.
“ngapain si, tu penyihir kesini!” bisik zaskia ketelinga irwan. irwan hanya mengangkat kedua bahunya. Zaskia menatap naura dengan wajah tidak sukanya.
“naura, lama tidak bertemu” sapa pak munawar.
“iya, om lama tidak bertemu. Om sehat?” ucap naura
“iya, Alhamdulillah om sehat” jawab pak munawar, mama rieta memberikan senyum kepada naura. Raffi hanya diam, seperti tidak memiliki semangat lagi. semua mata sedang tertuju kepada naura, sampai2 mereka tidak sadar akan kehadiran seseorang didepan pintu. Gigi masih menggenggam gagang pintu kamar raffi. matanya mulai berkaca2. Ia membalikan badannya, dan berjalan keluar meninggalkan kamar raffi. billy yang melihat kearah pintu sekilas seperti melihat gigi yang baru saja keluar.
“gigi” ucap billy, raffi dan yang lainnya sontak melihat kearah billy. Billy menjadi canggung dengan tatapan orang2 yang ada dikamar itu.
“berhasil yang, gigi datang” gumam kia dengan senyum kecilnya sambil berlari menuju kearah pintu.
Dibalik pintu gigi terdiam dengan air mata jatuh membasahi pipinya. Seperti air mengalir, ia tidak mampu mengendalikannya, air matanya terus jatuh.
“aku harus bagaimana. Aku harus bagaimana!” gumam gigi dalam tangisannya. Tiba2 ada tangan lembut menyapu air matanya, dan memberikannya pelukan. Wanita itu mengelus pundak gigi.
“tidak papa, semuanya akan baik2 saja” ucap mama amy. Zaksia yang tiba2 membuka pintu, melihat mama amy sedang memeluk gigi, ia mengeluarkan senyum kecilnya. Mama amy meletakkan jari telunjuknya didepan bibirnya, memberi isyarat kepada zaskia untuk diam dan kembali masuk kekamar. Zaskia menaikkan alisnya sambil mengangkat kedua jempolnya, tanda ia mengerti. Iapun kembali masuk kedalam kamar.
“itu gigi ki?” tanya raffi dengan wajah penuh harap.
“hmmm, gak tau. Emang kenapa, kangen” goda kia dengan senyum kecilnya, raffi hanya kembali menyenderkan badannya dan menarik nafasnya dengan dalam. Sedangkan naura menunjukkan wajah tidak sukanya. Pintu kembali terbuka, raffi sontak mengangkat kepalanya melihat kearah pintu. Tiba2 mama amy masuk, raffi kembali nampak kecewa, ia kembali menyenderkan badannya.
“gimana keadaan kamu sayang, ini mama bawain makanan” ucap mama amy dengan tenang.
“baik aja kok ma” jawab raffi.
“aduh, jadi ngerepotin jeng, seharusnya gigi yang nyiapinnya” ucap mama rieta.
“gak papa jeng, saya juga sudah lama gak buatin makanan buat a raffi. habisnya kalau main kerumah, dia jarang mau makan, katanya mau makan dirumah aja. Makanan yang dibuatin gigi emang lebih enak dari buatan mama yah fi?” goda mama amy. Raffi jadi salah tingkah mendengar perkataan mamanya.
“ah, bukan begitu. Takut dia marah2 kalau aku pulang sudah makan. dia suka marah” ucap raffi dengan wajah melemas.
“kok lemes kayak gitu”
“aa gak papa kok ma” ucap raffi sambil memberikan senyuman kecilnya.
“oh, kirain kenapa. Sayang, ini makanannya udah mama siapkan” teriak mama amy.
“affi gak lapar ma” jawab raffi.
“ihh, mama gak ngomong sama kamu. Gigi sayang!” panggil mama amy. Gigi pun masuk dengan wajah menunduk, raffi yang melihat gigi, langsung melebarkan senyumnya ia langsug bangun dan duduk dikasurnya. Naura melihat raffi dengan tatapan kecewa. Sedangkan zaskia, deni, billy dan yang lainnya hanya tersenyum gelli.
“ada apa ma” tanya gigi.
“ini, mama bawain makanan buat suami kamu. Mama tau dia gak bakal makan makanan dari rumah sakit. Jadi, Suapin gih” ucap mama amy. Dengan ragu, gigi melihat kearah raffi. yang awalnya tersenyum, saat gigi melihatnya, raffi memperlihatkan wajah cemberutnya dan membuang muka dari gigi.
“biar naura aja yang nyuapin raffi tante” ucap naura lalu berdiri hendak mengambil makanan yang telah disiapkan mama amy. Mama amy melihat kearah gigi, mama rieta juga melihat kearah gigi. zaskia tersenyum tak percaya dengan apa yang dilakukan naura. Mama amy memberikan makanan yang ia siapkan kepada naura sambil melihat kearah gigi. gigi memperhatikan box makanan yang dipegang oleh naura. Mama rieta menatap kearah gigi, mencari tau apa yang sebenarnya sedang terjadi. Pak munawar berdiri, hanya memberikan senyuman kecilnya.
“papa mau keluar sholat dulu yah” ijin pak munawar. Naura duduk disamping bed raffi sambil menyendok makanan yang dipegangnya dan hendak menyuapkannya kepada raffi. raffi menatap gigi. gigi menatap naura. Naura mengarahkan sendoknya kemulut raffi. raffi memandang sendok yang berisi makanan tersebut, menatap naura, lalu kembali melihat kearah gigi.
“ayo dimakan fi?” ucap naura. Caca dan shahnas, seakan ingin teriak.
“ini gak bisa dibiarin nas” ucap caca’
“eh..” blom juga caca melanjutkan kata2nya gigi lebih dulu bicara.
“maaf naura. Biar saya yang suapi raffi.” ucap gigi sambil meminta box makanan yang ada ditangan naura.
“tidak ada bedanya kan, aku atau kamu” ucap naura.
“jelas berbeda. Saya istrinya, dan...kamu hanya temannya.” Ucap gigi dengan wajah yang begitu dingin. Raffi menatap gigi dengan tatapan kaget, senyum kecil mengambang dibibirnya.
“oh,,haha, begitu. Tapi sebelum kamu jadi istrinya. Saat dia sakit, aku yang selalu mengurusnya”
“oh, maaf telah merepotkanmu, dan, Terima kasih kamu telah mengurusnya waktu itu. Tapi sekarang, kamu tidak perlu membuang2 tenaga untuk mengurusnya lagi. karena, aku tidak ingin mengucapkan kata terima kasih lagi” ucap gigi dengan senyuman dinginnya. Naura mengeratkan bibirnya, kehabisan kata untuk membaalas ucapan gigi. gigi mengambil makanan yang ada ditangan naura, ia kemudian mumbuka sepatunya, dan naik keranjang raffi, ia duduk dihadapan raffi. naura berdiri dan minta izin untuk pulang karena ada urusan mendadak. Mama amy, hanya tersenyum kecil, begitu dengan mama rieta dan yang lainnya. Gigi masih menundukkan pandangannya, menghindari tatapan mata dengan raffi.
“ini makan” ucap gigi, sambil mengarahkan sendok kearah raffi tanpa melihatnya. Raffi menatap gigi tanpa memakan makanan yang disodorkan gigi. gigi kembali melihat makanan yang belum dimakan raffi, ia kemudian memberanikan menatap raffi. raffi memonyongkan bibirnya dan menatap gigi dengan kesal.
“ayo cepat makan!” ucap gigi dengan pelan.
“gak mau” ucap raffi.
“ya elah, pake acara gak mau lagi. gak ada aja ditungguin, hadeuh” sindir deni. Raffi melihat kearah deni.
“kenapa, gue salah?” tanya deni membalas tatapan raffi.
“hufttt” raffi menarik nafasnya dan membuang muka dari gigi.
“ahhh, sial” gumam gigi pelan.
“kenapa, kamu sedang kesal sekarang, hah” raffi seperti senang telah membuat gigi kesal. Ia kembali mengangkat wajahnya, mengatur emosinya, dan kembali menyodorkan sendok makanan kearah raffi, namun lagi2 raffi membuang muka.
“makan!” ucap gigi lembut, raffi masih juga membuang mmuka.
“ok, kalau begitu. Gak usah makan. Jangan makan, awas kalau kamu makan” ancam gigi dengan wajah kesalnya. Raffi melihat gigi dengan tatapan memohonnya.
“apa lihat2. Jangan ada yang ngasih makan dia” emosi gigi. raffi terlihat takut, saat gigi hendak turun dari ranjangnya, raffi menarik tangan gigi, mengarahkan tangan gigi kebox makanan dan membuka mulutnya dengan lebar.
“aaaaaa” ucap raffi bertingkah seperti anak kecil.
“isss, cepetan, aku gak bisa pakai tangan kanan. Cepet” rengek raffi yang menunggu suapan gigi. gigi pun akhirnya memberikan suapan pertama kepada raffi. raffi tersenyum riang seperti anak kecil. Gigi melihat raffi seakan tidak percaya dengan tingkah konyolnya.
“lagiii, gi...lagi” rengek raffi. gigi kembali menyuapi raffi.
“lagiii,,” rengek raffi lagi.
“iya, pelan-pelan. Awas kesedak”
“lagi, aku laper gi. Cepet” gigi memberikan beberapa suapan. Sampai akhirnya raffi kesedak.
“tuh kan apa aku bilang. Pelan2, kesedak kan” gigi segera memberikan raffi segelas air, dan memukul2 punggung raffi. mama amy yang sedang bercerita dengan mama rieta, hanya tersenyum kecil melihat tingkah anak mereka. Sedangkan billy, deni, irwan, dan zaskia menatap raffi dan gigi dengan tatapan tak percaya.
“sejak kapan mereka ngomongnya jadi ‘aku’ ‘kamu’” tanya deni dengan tatapan geli. Irwan dan zaskia mengeluarkan senyum gelinya.
“ini beneran. Sejak kapan mereka seakrab itu” tanya billy.
“sejak loe lihat sekarang,,,billy” jawab irwan. sedangkan caca dan shahnas, tidak melewatkan moment tersebut tanpa documentasi.
“wah tambah lengkap deh, dokumentasi kita nas” ucap caca.
“yoyoi. Wah mereka sedang jatuh cinta ca” ucap shahnas yang sedang merekam gigi dan raffi.
“iya, bener” ucap caca dengan senyum bahagia melihat kakaknya.
***
Naura sedang merenung sambil melihat keluar melalui jendela ruang tunggu. Nanda yang sedang melintas, melihat naura yang sedang melamun.
“kamu duluan saja, nanti saya menyusul” ucap nanda pada temannya. Ia pun masuk keruangan dimana naura berada.
“sedang memikirkan apa?” tanya nanda memecah lamunan naura. Naura mengetahui siapa yang memiliki suara tersebut. Tanpa menoleh naura menghapus air matanya.
“sesakit itukah?” tanya nanda.
“lebih baik loe pergi” Ucap naura.
“dari awal semunya sudah salah. Masih mau menjalaninya?”
“aku akan memperjuangkannya.”
“perjuangan! Perjuangan macam apa yang akan kamu lakukan?” tanya nanda.
“sebenarnya apa yang sedang terjadi. Bukankah kamu sudah memilikinya?” tanya naura, berbalik menatap nanda dengan serius.
“benarkah, hah. Benar sekali, aku sudah memilikinya”
“lalu, sekarang, apa bedanya kamu dan aku? Jangan mengguruiku lagi, jika kamu sendiripun tidak tau apa yang sedang kamu lakukan” ucap naura lalu berlalu meninggalkan nanda. nanda terdiam.
“benar, hah, apa yang sebenarnya sedang aku lakukan sekarang” gumam nanda.
***
“kalau gitu, kita permisi yah tante. Raffi, cepat sembuh yah bro” ucap deni.
“iya, makasih yah semua” ucap mama amy.
“kita keluar sama2 saja. Ada gigi yang akan jagain raffi. iya kan gi?” ucap pak munawar.
“ah,,,oh, iya pa. raffi ada aku kok. Lagi pula besok dia sudah bisa pulang.” Jawab gigi
“iya, terima kasih untuk semuanya. Mama papa, pulang aja. Ada gigi kok yang jagain raffi.” ucap raffi sambil tersenyum.
“baiklah, kalau begitu, kita balik duluan yah gi!” pamit zaskia.
“bentar, kia gue mau ngomong sesuatu sama loe” ucap gigi sambil menarik tangan zaskia masuk kekamar mandi.
“ada apa sih gi” tanya zaskia.
“ada apa,,ahhh, astaga. Maksud sms loe apa tadi” tanya gigi. zaskia hanya mengeluarkan senyumnya.
“oh,,itu,,ide irwan itu mah,,,heheh”
“apa,,,hufttt” gigi menarik nafasnya dengan dalam.
“udahlah, kalian itu saling membutuhkan. kamu bisa saja mengabaikan sms ku. Tapi kamu tidak mengabaikannya kan! Itu artinya, kamu peduli. Dan kamu tidak tau apa yang dilakukan raffi untukmu”
“maksud loe?”
“menurut loe, kenapa dia sampai dirawat? Apa loe tau dia jatuh dimana? Dia jatuh karena injek ember CS yang lg ngepel, terus pingssan. Sekarang gue tanya, si raffi ngapain kesini?”
“mana gue tau” jawab gigi polos.
“hufttt, gigii, udahlah. Urus aja itu suami loe, biar dia gak lakuin hal2 yang aneh lagi” ucap kia lalu beranjak meninggalkan gigi yang masih dalam kebingungan.
“kita balik yah sayang, besok kita jemput kalian.” Ucap mama rieta.
“bagaimana, kalau sementara kalian tinggal dirumah mama dulu?” ucap mama amy.
“apa?” ucap gigi dan raffi sertentak.
“ide yang bagus tuh ma” tambah pak munawar.
“gak papa kok ma, pa. emm, gigi bisa ngurusin affi. Iyan kan gi” tanya raffi dengan memberi kode kepada gigi.
“oh, iya ma. Em, kita udah gede, gak mau ngerepotin mama sama papa lagi. gigi, bisa kok urus raffi” tambah gigi dengan senyman yang sedikit dipaksakan.
“oh, yah udah. Kalian baik2 yah. Sampai jumpa besok” ucap mama rieta.
“bye bro, assalamullaikum” pamit mereka, hingga dikamar hanya tinggal raffi dan gigi. tiba-tiba suasana menjadi canggung. Raffi terdiam diranjangnya, sedangkan gigi mencari kesibukkan yang bisa ia kerjakan.
“nih kamar berantakan banget” gigi menggaruk kepalanya yang tidak gatal, lalu ia mulai membereskan barang2 yang berantakan. Raffi hanya memperhatikan semua yang dikerjakan gigi.
“kamu gakikhlas yah nemenin aku disini?” tanya raffi memecah kecanggungan diantara mereka.
“ikhlas gak ikhlas” jawab gigi tanpa menghentikan aktifitasnya.
“iya, seharusnya loe sama nanda kan. Maaf sudah merusak harimu” ucap raffi.
“terimakasih telah merusak hariku” jawab gigi sekenanya. Raffi menarik nafasnya, emosi mendengar jawaban yang dilontarkan gigi.
“yah udah kalau gitu,,,hiss, udah sana pergi sama nanda. aku bisa urus diri aku sendiri” raffi menahan emosinya. Gigi terdiam, menghentikan aktifitasnya. Ia berbalik dan menatap raffi, yang bahkan tidak mau melihatnya.
“apa kamu cemburu?” tanya gigi dengan menatap raffi dengan serius.
“apa?” jawab raffi dengan sedikit kaget dengan pertanyaan gigi.
“kalau kamu tidak cemburu. Yah sudah, tidak usah diperpanjang. Beres kan” ucap gigi, lalu kembali melanjutkan aktifitasnya.
“kalau aku cemburu,,,memangnya apa yang akan kamu lakukan?” raffi berbalik menatap kearah gigi dengan serius.
“hah, aku akan bertanya terlebih dahulu, apakah kamu mengerti apa itu cinta? Kalau kamu tidak mengerti, tidak usah bertanya” ucap gigi.
“apa kamu sendiri sudah mengerti apa itu cinta?” raffi berbalik bertanya. Gigi terdiam. Ia menarik nafasnya, berbalik menatap raffi.
“paling tidak,  aku mengerti artinya rasa. Rasa yang mungkin tidak akan pernah kamu mengerti” ucap gigi menahan emosinya.
“oh yah, rasa apa yang tidak akan aku mengerti? Rasa yang seperti kamu rasakan dengan nanda. apakah rasa itu yang tidak akan aku mengerti?” tanya raffi dengan nada yang tinggi.
“kamu tidak akan pernah mengerti, karena kamu tidak pernah berfikir sebenarnya apa yang sedang terjadi” gigi pun meninggikan suaranya.
“iya, aku memang tidak mengerti apa-apa. Kenapa kamu marah, kenapa kamu mengabaikanku, kenapa kamu meninggalkan rumah?. Semuanya masih tidak ku mengerti. Lalu, kenapa tidak kamu katakan saja, apakah sesulit itu bicara padaku? Apakah kamu lebih senang berbicara dan bermesra-mesraan bersama nanda? apa bedanya aku dengan nanda? apa sekarang kamu berfikir untuk meninggalkaku dan lari bersama nanda, apa itu yang kamu inginkan?” raffi dengan emosinya berteriak kepada gigi. gigi menjatuhkan air matanya.
“iyaaa, jika itu yang kamu pikirkan, iyaaa. Kamu tidak akan pernah mengerti, karena kamu tidak pernah tau.” Gigi ikut berteriak didepan raffi, ia menyapu air matanya dan berlari keluar meninggalkan raffi sendiri. Raffi dengan emosi membuang semua yang ada ditempat tidurnya, matanya memerah, nafasnya menderu. Tanpa ia sadari air matanya pun terjatuh.
“aaaaaaaaaaa” teriak raffi. gigi berlari menuju taman. Air matanya terus jatuh, ia menangis tersedu2 sendirian. Ia menengadahkan kepalanya, menahan agar air matanya tidak turun lagi.
“kumohon berhentilah. Kak nisyaa, aku kangen kakak. Apa yang harus aku lakukan kak. Aku sudah terjebak terlalu jauh” gumam gigi dibalik tangisannya. Dari jauh, nanda memperhatikan gigi dengan wajah yang sendu.
“apa yang harus aku lakukan untukmu gi!” gumam nanda pelan.
***
Cahaya matahari pagi masuk melewati celah jendela kamar raffi. raffi nampak sudah bangun, wajahnya sembab, menandakan semalaman ia tidak tidur. Bulu halus didagu dan diats bibirnya sudah nampak menghitam. Raffi menatap kosong kedepan. Seorang perawat masuk dengan dokter spesialis yang menangani raffi.
“selamat pagi pak raffi” sapa dokter tersebut. Raffi masih dalam lamunannya.
“pak raffi” panggil dokter itu lagi. raffi mulai tersadar akan kehadiran orang didalam kamarnya.
“iya dok, maaf dok. Jd gimana dok?” tanya raffi
“anda baik2 saja?” tanya dokter itu lagi.
“oh, iya saya baik2 saja”
“anda sudah boleh pulang, kontrol tiga hari lagi, tadi perawat saya sudah menjelaskannya kepada istri bapak, bu nagita. Jadi bapak sudah boleh pulang. Cepat sembuh yah pak” ucap dokter tersebut sambil menyalami raffi, raffi memberikan senyumnya.
“silahkan diselesaikan sisannya yah sus. Nanti sama suster saya yah pak. Saya keluar dulu. Ada pasien lain yang harus saya periksa” pamit dokter tersebut.
“terima kasih dok” ucap raffi dengan melemparkan senyumnya.
“bapak begitu beruntung memiliki istri seperti bu nagita” ucap suster tersebut sambil tersenyum.
“beruntung,,hmm” ucap raffi sambil menarik nafasnya.
“bu nagita sudah menyelesaikan semuanya. Sarapannya tidak dimakan pak?” tanya suster itu lagi.
“nanti saja sus” jawab raffi.
“Kalau begitu saya tinggal yah pak, kalau butuh apa2 silahkan di bell saja” ucap suster tersebut.
“suster!” panggil raffi
“iya, ada yang bisa saya bantu pak?”
“apa istri saya baik2 saja?” tanya raffi.
“maksud bapak? Tentu saja, bu nagita baik2 saja. Kalian adalah pasangan favorite saya pak.”
“oh yah, terima kasih. Em, dia lebih cocok denganku atau dengan nanda?”
“oh, tentu saja dengan bapak. emm, semua orang tau kalau dr. nanda menyukai bu nagita. Itu sudah jadi bahan pembicaraan. Tapi apa yang ibu nagita lakukan kemarin, cukup membuat orang tidak lagi bicara” jelas suster tersebut.
“maksud suster?”
“kemarin bu nagita berlari melihat keadaan bapak diigd, hak sepatunya patah saat berlari. Ia membuka sepatunya, dan berlari tanpa alas kaki. Ia mencari dr. ali, spesialis orthopedi, untuk segera melihat keadaan anda. Itupun tanpa alas kaki. Beberapa dari kita memberikannya sendal, namun ia tidak menghiraukannya. Terlihat sekali ia begitu panik akan keadaan anda pak. Awalnya banyak rumor yang mengatakan kalau pernikahan bapak raffi dan ibu nagita adalah pernikahan bisnis dan tidak ada cinta. Namun kejadian kemarin cukup untuk membuka mata semua orang. Padahal dia seorang dokter yang tidak gampang panik. Sungguh beruntung anda memiliki istri yang begitu mencintai anda pak!” jelas perawat tersebut.
“terima kasih” ucap raffi dengan senyum penyesalannya. Ia menarik nafasnya dengan panjang. Ia terdiam, berusaha mencerna apa yang dijelaskan oleh perawat itu. Beberapa saat kemudian gigi masuk kekamar raffi. diam, tanpa sepatah katapun keluar dari mulutnya. Raffi juga diam, tidak saling melihat satu sama lain. Gigi merapikan barang2 raffi, serta obat2an yang harus dimunum. Gigi meletakkan sarapan pagi dihadapan raffi, dengan obat yang harus dia minum. Gigi tetap diam.
“makan sarapannya lalu minum obatnya. Sebentar lagi papa sama mama akan datang.” Ucap gigi sambil membereskan barang2 raffi. dingin tanpa senyum diwajahnya. Raffi juga diam, ia berusaha makan dengan menggunakan tangan kirinya, satu suap, dua suap, lalu makanannya jatuh. Gigi yang melihatnya, langsung mendekati raffi. masih dengan diamnya, ia mnyuapi raffi. raffi makan tanpa kata yang keluar dari mulutnya. Sehabis makan, gigi memberikan obat untuk diminum raffi. tidak lama kemudian, keluarga mereka pun datang.
“udah boleh pulang yah a” tanya mama amy yang baru datang.
“udah kok ma.” Jawab raffi dengan melemparkan senyum ke ibunya.
“gigi sayang, semua sudah dibereskan?” tanya mama rieta
“sudah ma, tinggal pulang aja kok” ucap gigi.
“papa, nanas dan caca sedang menunggu dimobil. Pak roni, tolong bawa barang2nya kemobil yah” ucap mama rieta.
“siap bos” pak roni pun membawa barang2 raffi kemobil. Gigi mendorong raffi dengan kursi roda. Gigi tersenyum seakan tidak ada masalah diantara mereka. Sementara raffi tetap diam.
“gigi, temenin mama kekamar raffi tadi, mama lupa sesuatu syg” ucap mama amy.
“oh, iya ma” jawab gigi.
“sini, raffi biar mama yang dorong” ucap mama rieta. Gigi dan mama amypun berjalan menuju kamar raffi tadi. “oh, ini, dia” ucap mama amy yang melupakan buku yang ia bawa sebelumnya.
“udah ketemu ma. Kalau begitu, ayo kita balik ma” ajak gigi.
“gi!”
“iya!”
“apa dia sering menyusahkanmu?”
“em, siapa ma?”
“raffi. apakah dia sering menyakitimu?”
“gak kok ma, em, cuman sedikit pertengakaran didalam rumah tangga. Pertengkaran biasa”
“mama yakin, gigi wanita yang baik untuk raffi. mama minta maaf kalau dia sering menyusahkanmu. dia sedikit manja dan keras kepala. Semenjak kakanya meninggal, dia menjadi lebih dingin kepada wanita. Tapi bersamamu, dia terlihat berbeda. Mama berharap kalian baik2 saja. Mama ingin kamu tau, kalau mama sangat menyayangi kalian berdua. Mama sangat berharap kalian bisa saling mencintai sampai nanti dipisahkan oleh Allah, ya,,,” mama amy merangkul gigi. gigi hanya mengeluarkan senyum sedihnya dan membalas pelukan dari ibu mertuannya itu.
***
Didalam mobil raffi tertidur, sementara gigi yang duduk disampingnya hanya membaca buku tanpa mengeluarkan satu kata apapun. Sementara keluarga mereka saling bersenda gurau.
“mba, pagi ini kita dari rumah mba gigi, kasih makan si meli, sama nyiapin makan buat makan siang mba sama aa” ucap shahnas.
“makasih yah nas” ucap gigi sambil mengeluarkan senyum kecilnya.
“tapi mba, kita mau tanya satu hal sama mba” ucap caca.
“mau tanya apa?”
“kok dirumah mba gigi ada dua kamar yang satu kayak kamar a raffi, yang satu lagi kaya kamar mba gigi” ucap caca. Gigi kaget, mendengar kata2 caca.

“emang mba gigi pisah kamar sama a raffi?” Tambah shahnas. Semua mata tertuju kepada gigi, tidak terkecuali papa munawar, mama amy dan mama rieta. Gigi yang merasa tertekan, mau tidak mau membangunkan raffi. “raffiiiii” panggil gigi menggoyang-goyangkan tubuh raffi.

5 komentar:

  1. Makasih karena sudah dipost. ..makin lama cerbung nya makin seru dan seperti nya sudah mau klimaks...next nya jangan lama-lama

    BalasHapus
  2. keren.. thank you sudah di post lanjutannya. Ditunggu next ya mba...

    BalasHapus
  3. next nya selalu di tunggu2.. gak nyangka akan secepat ini d post.. makasih ya da d post secepatnya.. and next nya jangan lama2 jga ya.. ntar klu lama2 gak ada yg komen and like nyaa..

    BalasHapus
  4. thanks ya mba udah dipost.. ditunggu nextnya ya mba..

    BalasHapus
  5. kok lama bgt,post dong secepatnya.. d tunggu ya..

    BalasHapus