Ost
part ini Dayana Amerda-Cinta Dalam Diam (Ost Gigi), Melly Goeslaw-Bimbang,
Raisha-Jatuh Hati.
“Dalam
Diam Kau Curi Hati Ku”
Part
21 Chapter 1
***
“iya, ada apa ki?” tanya gigi dibalik telpon.
“loe masih sama nanda?”
“iya, ada apa?”
“loe mau balik bareng gak?” tanya kia lagi, tiba2 CS dan orang2 yang
membawa raffi berteriak minta tolong kepada zaskia.
“dokter, tolong dokter, ada orang tidak sadar karena terjatuh tadi
dok” jelas CS tersebut sambil terengah2. Zaskia pun melihat lelaki yang ada
dibrankar tersebut, irwan pun ikut memperhatikan.
“raffiiii” teriak irwan dan zaskia serentak. Gigi yang berada dibalik
telpon pun mendengar teriakan zaskia.
“raffi!” ucap gigi sambil mengerutkan alisnya.
“dia kenapa pak?” tanya zaskia kepada CS yang membawa raffi, tanpa
mematikan telponnya. Zaskia yang sangat khawatir berbanding terbalik dengan
irwan yang hanya tersenyum geli.
“ayo cepat masukan kedalam” ucap zaskia yang menyuruh CS tersebut
memasukan raffi kedalam IGD. Semua staf IGD menjadi sangat sibuk dengan
kedatangan raffi.
“laki2 itu suami bu nagita kan?” bisik2 para perawat yang ada
diruangan itu. Zaskia ikut membantu dokter jaga igd mengurus raffi, sedangkan
nagita masih mematung mendengarkan kejadian melalui HPnya.
“ada apa gi” tanya nanda, gigi masih saja fokus pada HPnya,
“gi” panggil nanda lagi sambil memegang bahu gigi.
“ah. Oh,, gak ada apa2 kok nan. Em, terima kasih untuk makan siangnya.
Dan terima kasih untuk semuanya” ucap gigi dengan canggung.
“sebuah pelukan, saya pikir cukup.” Ucap nanda, gigi terdiam beberapa
saat. Kemudian ia memberikan senyuman kecilnya, berjalan mendekati nanda dan
memberikan pelukannya dalam beberapa detik.
“terima kasih nanda. terima kasih, sudah memberiku waktu” ucap gigi
lalu berlalu berjalan menjauhi nanda. nanda menatap gigi dengan tatapan sendu.
“entahlah gi, apa aku bisa melakukannya” gumam nanda pelan sambil
memandang punggung gigi yang mulai menjauhinya.
***
Irwan tersenyum kecil melihat kelakuan raffi. pertolongan pertama
sudah dilakukan, namun raffi blom juga bangun. Zaskia memasuki tempat tidur
dimana raffi berbaring.
“kenapa sih, senyum2 sendiri yang”
“gak, lucu aja. Aku menang akhirnya, ahahah” tawa irwan.
“menang dari apa?” selidik zaskia.
“em, oh, bukan apa2. Itu urusan cowo sayang. Jd bagaimana keadaannya?”
“dia gak papa sebenarnya. Kita tidak tau tangannya sakit atau tidak.
Jd kita tunggu saja dia sampai bangun.” Jelas zaskia
“apa dia harus dirawat di ruang intensif?”
“gak perlu. Hmm, ini bukan penurunan kesadaran, entahlah mungkin dia
sedang tidur”
“sedang tidur atau pura2 tidur” goda irwan.
“sayang, jangan gitu, kamu itu harus perduli sama teman kamu.”
“perduli kok sayang. Sangat perduli” ucap irwan dengan manja.
“oh, iya. Ngomong2 gigi dimana?”
“gak tau, tdi telponnya terputus, aku berusaha buat menghungi dia lagi
tapi gak nyambung2 yang”
“hmm, jd raffi gimana? Apa kita rawat aja?”
“kalau dia blom sadar jug, yah terpaksa harus kita rawat” ucap zaskia,
raffi yang mendengarkan semua pembicaraan mereka, masih melanjutkan aksi pura2
pingsannya.
“sialan si zaskia, kok dia tau gue gak pingsan. Gigi, hah, dia masih
asyik pacaran sama si nanda. seharusnya dia datang buat ngeliat gue. Dasar, gak
punya hati” gumam raffi dalam hatinya. Zaskiapun pergi meninggalkan irwan dan
raffi berdua.
“bro, bangun bro, kita cuman berdua saja sekarang. Jadi loe bisa
bangun” ucap irwan pelan.
“apaan sih, nih si irwan” gumam raffi dalam hatinya.
“ya elah, udah kali acara pingsan2annya” ucap irwan sambil memegang
tangan kanan raffi yang sedang dibebat.
“sumpah si irwan, kurang ajar. Itu sakit banget” gumam raffi dalam
hatinya sambil menahan perih ditangannya.
“bangun kali fi” ucap irwan sekali lagi sambil menambah tekanan
ditangan raffi, raffi menahan rasa sakitnya itu.
“hmmmm, yah udah deh kalau gitu. Padahal loe bisa dikasih obat pereda
nyeri loh. Kalau loe gak bilang mana yang sakit gak bakal dikasih” ucap irwan
lagi sambil duduk disamping tempat tidur raffi.
***
semuanya sudah selesai diurus, raffi akhirnya dimasukkan keruang
perawatan. Gigi blom juga menunjukkan batag hdungnya. Para perawat dan staf
rumah sakit lainnya sibuk membahas gigi yang tidak melihat suaminya dan
berduaan bersama nanda.
“ada yang bilang kalau bu nagita pelukan sama dr. nanda ditaman.
Kasian banget pak raffi, terus dia blom lihat keadaan suaminya tau. Tega banget
yah” celoteh beberapa orang dirumah sakit. Gigi sedang duduk didalam
ruangannya, seperti memikirkan sesuatu sesekali dia menarik nafasnya dengan
dalam.
“kamu nelpon siapa?” tanya zaskia kepada irwan sambil berjalan menuju
ruang perawatan raffi.
“nelpon nanas. Emang kenapa yang?”
“hm, pasti nanas kasih tau keorang tuanya, dan orang tua gigi juga
sudah pasti tau. Seharusnya kita selesaikan dulu masalah ini sama2 yang”
“gak bisa sayang. Mereka pasti akan segera tau. Yang punya rumah sakit
ini kan papanya gigi. jadi secepatnya mereka akan tau sayang” jelas irwan.
“iya juga sih. Hah” zaskia menarik napasnya dengan dalam.
“yang, entar, kamu masuk setelah aku yah. Ok” ucap irwan
“emang kenapa?”
“ini cara buat ngebangunin raffi. ikutin aja” jelas irwan sambil
mengangkat jempolnya. Zaskia hanya mengikuti instruksi dari pacarnya itu.
“wah, masih blom bangun juga bro. ini gue bawain makanan.” Ucap irwan,
ia pun kemudian mengirim sms kepada zaskia untuk segera masuk. Zaskia dengan
perlahan membuka pintu kamar raffi.
“eh, ada gigi. kok muka loe puccat gi” ucap irwan sambil bermain mata
kepada zaskia. Irwan memberi aba2 agar zaskia pura2 terjatuh dalam pelukannya.
“eh, gi, kok jatuh. Bangun gi” drama irwan yang memeluk zaskia.
Setelah mendengar itu, tiba2 saja raffi terbangun dan mencari keberadaan gigi.
“gigi kenapa?” ucap raffi dengan wajah paniknya. Irwan memegang
perutnya sambil tertawa terbahak2, sedangkan zaskia terdiam bingung, melihat
raffi tiba2 terbangun.
“loe yah, issshhhh” emosi raffi sambil melempar bantal kearah irwan,
yang tau kalau dia sedang dikerjai oleh sahabatnya itu.
“aahahahaha. Si raffiiiii, kangen gigi yah loe. Baru juga semalam
ditinggal. Ah, payah!” goda irwan. raffi hanya memelototkan matanya kepada
irwan.
“zas, tangan gue sakit banget, kasih gue obat dong” ucap raffi dengan
wajah meringis.
“jd, daritadi loe menahan sakit fi? Demi apa?” tanya zaskia dengan
wajah serius.
“bukan demi apa2. Cepetan ki. Tangan gue sakit banget nih”
“em, iya,iya” ucap zaskia seraya berlalu meninggalkan raffi dan irwan.
“ahahahaha, raffi, raffi....wkwkwkwwk,,,ckckckk” irwan terus tertawa.
Raffi memegang tangannya dan membuang muka dari melihat irwan.
“secinta itu loe sekarang sama gigi, ahahahah, perut gue sakit,,ahaha”
irwan terus menggoda raffi.
“cinta,,,hahhhhhh” raffi manarik nafasnya dalam.
***
Semua keluarga telah datang untuk melihat keadaan raffi, terkecuali
mama amy dan pak gideon.
“aa kok bisa pingsan dirumah sakit sih? Aa gak papa kan?” tanya
syahnas dengan paniknya.
“ia nas, aa gak papa. Mama mana?”
“mama lagi dijalan, bentar juga sampai” jawab papa munawar.
“papa gideon mana ma?” tanya raffi kepada mama rieta.
“papa gideon lagi ada dijepang sayang, jd gak bisa datang buat
ngelihat keadaan kamu. Papa nitip salam aja. Gimana, udah enakan?”
“iya, affi gak kenapa2 kok ma” jawab raffi dengan senyum kecilnya.
“berarti loe nginep sini dong bro? padahal gue udah nyediain makan
malam buat loe fi, berarti gak jadi dong?” ucap billy. Irwan dan deny
melototkan matanya kearah billy. Bily masih juga tidak mengerti dengan tatapan
teman2nya. Raffi menarik nafasnya dengan dalam dan menyapu mukanya dengan
kasar.
“emang kenapa bang billy yang nyiapin makan a raffi. oh iya, mba gigi
mana?” tanya caca menyadarkan orang2 tentang ketidakberadaan gigi diruangan itu.
“oh iya, gigi mana fi?” tanya mama rieta kepada raffi. raffi terdiam,
sejenak ia berfikir.
“oh, em, tadi katanya mau nyelesain beberapa pekerjaannya ma, nanti
kalau udah beres juga kesini kok ma. Tadi gigi yang ngurusin affi” jawab raffi
bohong dengan sedikit gugup.
“seharusnya dia gak boleh kayak gitu, masa suaminya lagi sakit, dia
lebih mentingin kerjaannya. Berntar mama mau telpon dia dulu” ucap mama rieta.
“gak papa kok ma, mungkin gigi lagi sibuk. Bentar lagi juga datang
kok” jawab raffi berusaha menutupi apa yang sedang terjadi.
“bukannya gigi lagi gak ada di...i?” ucap billy tiba2 terpotong
karena, irwan dan deni yang langsung membekap mulut billy.
“gigi gak ada dimana bil?” tanya pak munawar.
“maksud billy om, gigi gak ada di ruangannya, karena, lagi ngurusin
beberapa hal di,,,igd,,iya kan ki?” ucap irwan sambil menyenggol bahu zaskia.
“iya om, gigi lagi diigd, ada sedikit masalah” jawab kia gugup.
“oh, om kira mereka lagi ada masalah” ucap pak munawar, ia kembali
duduk dan membaca korannya. Mama rieta seperti merasakan ada yang aneh dengan
raffi dan gigi. begitu pula dengan caca dan nanas, mereka saling tatap2an dan
mencoba menghubungkan beberapa kejadian yang mereka ketahui.
***
Malam pun tiba, keluarga raffi
dan gigi nampak sangat akrab, sambil bersenda gurau. Billy, caca, dan shahnas
seperti kucing dan anjing yang selalu bertengkar. Irwan dan kia yang sedang
bermain HP bersama sedangkan deni, Mama
rieta dan papa munawar sedang bercerita tentang bisnis mereka yang sudah
semakin besar. Sedangkan raffi hanya berbaring, diam sambil menonton tv. Tiba2
seseorang memberi salam dan masuk keruangan raffi semua mata tertuju kearah
pintu. Raffi mengangkat kepalanya mencari tau siapa yang datang.
“raffi, kamu gak papa kan? Mananya yang sakit?” naura berlari kearah
raffi, memeriksa keadaan raffi dengan wajah yang panik.
“aku gak papa ra. Jangan khawatir” ucap raffi dengan wajah kecewanya.
Semua mata tertuju kearah raffi dan naura.
“ngapain si, tu penyihir kesini!” bisik zaskia ketelinga irwan. irwan
hanya mengangkat kedua bahunya. Zaskia menatap naura dengan wajah tidak
sukanya.
“naura, lama tidak bertemu” sapa pak munawar.
“iya, om lama tidak bertemu. Om sehat?” ucap naura
“iya, Alhamdulillah om sehat” jawab pak munawar, mama rieta memberikan
senyum kepada naura. Raffi hanya diam, seperti tidak memiliki semangat lagi.
semua mata sedang tertuju kepada naura, sampai2 mereka tidak sadar akan
kehadiran seseorang didepan pintu. Gigi masih menggenggam gagang pintu kamar
raffi. matanya mulai berkaca2. Ia membalikan badannya, dan berjalan keluar
meninggalkan kamar raffi. billy yang melihat kearah pintu sekilas seperti
melihat gigi yang baru saja keluar.
“gigi” ucap billy, raffi dan yang lainnya sontak melihat kearah billy.
Billy menjadi canggung dengan tatapan orang2 yang ada dikamar itu. Dibalik
pintu gigi terdiam dengan air mata jatuh membasahi pipinya. Seperti air
mengalir, ia tidak mampu mengendalikannya, air matanya terus jatuh.
“aku harus bagaimana. Aku harus bagaimana!” gumam gigi dalam
tangisannya. Tiba2 ada tangan lembut menyapu air matanya, dan memberikannya
pelukan. Wanita itu mengelus pundak gigi.
“tidak papa, semuanya akan baik2 saja” ucap mama amy.
“Dalam
Diam Kau Curi Hati Ku”
Part
21 Chapter 2
***
Gigi sedang termenung diruangannya, ia menarik nafasnya dengan dalam.
“apa dia baik-baik saja” gumam gigi dengan wajah khawatirnya.
Tiba-tiba Hpnya berbunyi tanda ada pesan SMS masuk “Zaskia” gumam gigi.
“Raffi akan segera dioperasi, tangannya parah gi” tulis zaskia dalam
smsnya. Sontak gigi kaget, tanpa berfikir panjang, gigi berlari menuju kamar
raffi. saat ia membuka pintu,
“raf.....” ia terdiam melihat pemandangan dihadapannya. Tangannya
menggenggam gagang pintu kamar raffi dengan erat.
“aku gak papa ra. Jangan khawatir” ucap raffi dengan wajah kecewanya.
Semua mata tertuju kearah raffi dan naura.
“ngapain si, tu penyihir kesini!” bisik zaskia ketelinga irwan. irwan
hanya mengangkat kedua bahunya. Zaskia menatap naura dengan wajah tidak
sukanya.
“naura, lama tidak bertemu” sapa pak munawar.
“iya, om lama tidak bertemu. Om sehat?” ucap naura
“iya, Alhamdulillah om sehat” jawab pak munawar, mama rieta memberikan
senyum kepada naura. Raffi hanya diam, seperti tidak memiliki semangat lagi.
semua mata sedang tertuju kepada naura, sampai2 mereka tidak sadar akan
kehadiran seseorang didepan pintu. Gigi masih menggenggam gagang pintu kamar
raffi. matanya mulai berkaca2. Ia membalikan badannya, dan berjalan keluar
meninggalkan kamar raffi. billy yang melihat kearah pintu sekilas seperti
melihat gigi yang baru saja keluar.
“gigi” ucap billy, raffi dan yang lainnya sontak melihat kearah billy.
Billy menjadi canggung dengan tatapan orang2 yang ada dikamar itu.
“berhasil yang, gigi datang” gumam kia dengan senyum kecilnya sambil
berlari menuju kearah pintu.
Dibalik pintu gigi terdiam dengan air mata jatuh membasahi pipinya.
Seperti air mengalir, ia tidak mampu mengendalikannya, air matanya terus jatuh.
“aku harus bagaimana. Aku harus bagaimana!” gumam gigi dalam
tangisannya. Tiba2 ada tangan lembut menyapu air matanya, dan memberikannya
pelukan. Wanita itu mengelus pundak gigi.
“tidak papa, semuanya akan baik2 saja” ucap mama amy. Zaksia yang
tiba2 membuka pintu, melihat mama amy sedang memeluk gigi, ia mengeluarkan
senyum kecilnya. Mama amy meletakkan jari telunjuknya didepan bibirnya, memberi
isyarat kepada zaskia untuk diam dan kembali masuk kekamar. Zaskia menaikkan
alisnya sambil mengangkat kedua jempolnya, tanda ia mengerti. Iapun kembali
masuk kedalam kamar.
“itu gigi ki?” tanya raffi dengan wajah penuh harap.
“hmmm, gak tau. Emang kenapa, kangen” goda kia dengan senyum kecilnya,
raffi hanya kembali menyenderkan badannya dan menarik nafasnya dengan dalam. Sedangkan
naura menunjukkan wajah tidak sukanya. Pintu kembali terbuka, raffi sontak
mengangkat kepalanya melihat kearah pintu. Tiba2 mama amy masuk, raffi kembali
nampak kecewa, ia kembali menyenderkan badannya.
“gimana keadaan kamu sayang, ini mama bawain makanan” ucap mama amy
dengan tenang.
“baik aja kok ma” jawab raffi.
“aduh, jadi ngerepotin jeng, seharusnya gigi yang nyiapinnya” ucap
mama rieta.
“gak papa jeng, saya juga sudah lama gak buatin makanan buat a raffi.
habisnya kalau main kerumah, dia jarang mau makan, katanya mau makan dirumah
aja. Makanan yang dibuatin gigi emang lebih enak dari buatan mama yah fi?” goda
mama amy. Raffi jadi salah tingkah mendengar perkataan mamanya.
“ah, bukan begitu. Takut dia marah2 kalau aku pulang sudah makan. dia
suka marah” ucap raffi dengan wajah melemas.
“kok lemes kayak gitu”
“aa gak papa kok ma” ucap raffi sambil memberikan senyuman kecilnya.
“oh, kirain kenapa. Sayang, ini makanannya udah mama siapkan” teriak
mama amy.
“affi gak lapar ma” jawab raffi.
“ihh, mama gak ngomong sama kamu. Gigi sayang!” panggil mama amy. Gigi
pun masuk dengan wajah menunduk, raffi yang melihat gigi, langsung melebarkan
senyumnya ia langsug bangun dan duduk dikasurnya. Naura melihat raffi dengan
tatapan kecewa. Sedangkan zaskia, deni, billy dan yang lainnya hanya tersenyum
gelli.
“ada apa ma” tanya gigi.
“ini, mama bawain makanan buat suami kamu. Mama tau dia gak bakal
makan makanan dari rumah sakit. Jadi, Suapin gih” ucap mama amy. Dengan ragu,
gigi melihat kearah raffi. yang awalnya tersenyum, saat gigi melihatnya, raffi
memperlihatkan wajah cemberutnya dan membuang muka dari gigi.
“biar naura aja yang nyuapin raffi tante” ucap naura lalu berdiri
hendak mengambil makanan yang telah disiapkan mama amy. Mama amy melihat kearah
gigi, mama rieta juga melihat kearah gigi. zaskia tersenyum tak percaya dengan
apa yang dilakukan naura. Mama amy memberikan makanan yang ia siapkan kepada
naura sambil melihat kearah gigi. gigi memperhatikan box makanan yang dipegang
oleh naura. Mama rieta menatap kearah gigi, mencari tau apa yang sebenarnya
sedang terjadi. Pak munawar berdiri, hanya memberikan senyuman kecilnya.
“papa mau keluar sholat dulu yah” ijin pak munawar. Naura duduk
disamping bed raffi sambil menyendok makanan yang dipegangnya dan hendak
menyuapkannya kepada raffi. raffi menatap gigi. gigi menatap naura. Naura
mengarahkan sendoknya kemulut raffi. raffi memandang sendok yang berisi makanan
tersebut, menatap naura, lalu kembali melihat kearah gigi.
“ayo dimakan fi?” ucap naura. Caca dan shahnas, seakan ingin teriak.
“ini gak bisa dibiarin nas” ucap caca’
“eh..” blom juga caca melanjutkan kata2nya gigi lebih dulu bicara.
“maaf naura. Biar saya yang suapi raffi.” ucap gigi sambil meminta box
makanan yang ada ditangan naura.
“tidak ada bedanya kan, aku atau kamu” ucap naura.
“jelas berbeda. Saya istrinya, dan...kamu hanya temannya.” Ucap gigi
dengan wajah yang begitu dingin. Raffi menatap gigi dengan tatapan kaget,
senyum kecil mengambang dibibirnya.
“oh,,haha, begitu. Tapi sebelum kamu jadi istrinya. Saat dia sakit,
aku yang selalu mengurusnya”
“oh, maaf telah merepotkanmu, dan, Terima kasih kamu telah mengurusnya
waktu itu. Tapi sekarang, kamu tidak perlu membuang2 tenaga untuk mengurusnya
lagi. karena, aku tidak ingin mengucapkan kata terima kasih lagi” ucap gigi
dengan senyuman dinginnya. Naura mengeratkan bibirnya, kehabisan kata untuk
membaalas ucapan gigi. gigi mengambil makanan yang ada ditangan naura, ia
kemudian mumbuka sepatunya, dan naik keranjang raffi, ia duduk dihadapan raffi.
naura berdiri dan minta izin untuk pulang karena ada urusan mendadak. Mama amy,
hanya tersenyum kecil, begitu dengan mama rieta dan yang lainnya. Gigi masih
menundukkan pandangannya, menghindari tatapan mata dengan raffi.
“ini makan” ucap gigi, sambil mengarahkan sendok kearah raffi tanpa
melihatnya. Raffi menatap gigi tanpa memakan makanan yang disodorkan gigi. gigi
kembali melihat makanan yang belum dimakan raffi, ia kemudian memberanikan
menatap raffi. raffi memonyongkan bibirnya dan menatap gigi dengan kesal.
“ayo cepat makan!” ucap gigi dengan pelan.
“gak mau” ucap raffi.
“ya elah, pake acara gak mau lagi. gak ada aja ditungguin, hadeuh”
sindir deni. Raffi melihat kearah deni.
“kenapa, gue salah?” tanya deni membalas tatapan raffi.
“hufttt” raffi menarik nafasnya dan membuang muka dari gigi.
“ahhh, sial” gumam gigi pelan.
“kenapa, kamu sedang kesal sekarang, hah” raffi seperti senang telah
membuat gigi kesal. Ia kembali mengangkat wajahnya, mengatur emosinya, dan
kembali menyodorkan sendok makanan kearah raffi, namun lagi2 raffi membuang
muka.
“makan!” ucap gigi lembut, raffi masih juga membuang mmuka.
“ok, kalau begitu. Gak usah makan. Jangan makan, awas kalau kamu
makan” ancam gigi dengan wajah kesalnya. Raffi melihat gigi dengan tatapan
memohonnya.
“apa lihat2. Jangan ada yang ngasih makan dia” emosi gigi. raffi
terlihat takut, saat gigi hendak turun dari ranjangnya, raffi menarik tangan
gigi, mengarahkan tangan gigi kebox makanan dan membuka mulutnya dengan lebar.
“aaaaaa” ucap raffi bertingkah seperti anak kecil.
“isss, cepetan, aku gak bisa pakai tangan kanan. Cepet” rengek raffi
yang menunggu suapan gigi. gigi pun akhirnya memberikan suapan pertama kepada
raffi. raffi tersenyum riang seperti anak kecil. Gigi melihat raffi seakan
tidak percaya dengan tingkah konyolnya.
“lagiii, gi...lagi” rengek raffi. gigi kembali menyuapi raffi.
“lagiii,,” rengek raffi lagi.
“iya, pelan-pelan. Awas kesedak”
“lagi, aku laper gi. Cepet” gigi memberikan beberapa suapan. Sampai
akhirnya raffi kesedak.
“tuh kan apa aku bilang. Pelan2, kesedak kan” gigi segera memberikan
raffi segelas air, dan memukul2 punggung raffi. mama amy yang sedang bercerita
dengan mama rieta, hanya tersenyum kecil melihat tingkah anak mereka. Sedangkan
billy, deni, irwan, dan zaskia menatap raffi dan gigi dengan tatapan tak
percaya.
“sejak kapan mereka ngomongnya jadi ‘aku’ ‘kamu’” tanya deni dengan
tatapan geli. Irwan dan zaskia mengeluarkan senyum gelinya.
“ini beneran. Sejak kapan mereka seakrab itu” tanya billy.
“sejak loe lihat sekarang,,,billy” jawab irwan. sedangkan caca dan
shahnas, tidak melewatkan moment tersebut tanpa documentasi.
“wah tambah lengkap deh, dokumentasi kita nas” ucap caca.
“yoyoi. Wah mereka sedang jatuh cinta ca” ucap shahnas yang sedang merekam
gigi dan raffi.
“iya, bener” ucap caca dengan senyum bahagia melihat kakaknya.
***
Naura sedang merenung sambil melihat keluar melalui jendela ruang
tunggu. Nanda yang sedang melintas, melihat naura yang sedang melamun.
“kamu duluan saja, nanti saya menyusul” ucap nanda pada temannya. Ia
pun masuk keruangan dimana naura berada.
“sedang memikirkan apa?” tanya nanda memecah lamunan naura. Naura
mengetahui siapa yang memiliki suara tersebut. Tanpa menoleh naura menghapus
air matanya.
“sesakit itukah?” tanya nanda.
“lebih baik loe pergi” Ucap naura.
“dari awal semunya sudah salah. Masih mau menjalaninya?”
“aku akan memperjuangkannya.”
“perjuangan! Perjuangan macam apa yang akan kamu lakukan?” tanya
nanda.
“sebenarnya apa yang sedang terjadi. Bukankah kamu sudah memilikinya?”
tanya naura, berbalik menatap nanda dengan serius.
“benarkah, hah. Benar sekali, aku sudah memilikinya”
“lalu, sekarang, apa bedanya kamu dan aku? Jangan mengguruiku lagi,
jika kamu sendiripun tidak tau apa yang sedang kamu lakukan” ucap naura lalu
berlalu meninggalkan nanda. nanda terdiam.
“benar, hah, apa yang sebenarnya sedang aku lakukan sekarang” gumam
nanda.
***
“kalau gitu, kita permisi yah tante. Raffi, cepat sembuh yah bro” ucap
deni.
“iya, makasih yah semua” ucap mama amy.
“kita keluar sama2 saja. Ada gigi yang akan jagain raffi. iya kan gi?”
ucap pak munawar.
“ah,,,oh, iya pa. raffi ada aku kok. Lagi pula besok dia sudah bisa
pulang.” Jawab gigi
“iya, terima kasih untuk semuanya. Mama papa, pulang aja. Ada gigi kok
yang jagain raffi.” ucap raffi sambil tersenyum.
“baiklah, kalau begitu, kita balik duluan yah gi!” pamit zaskia.
“bentar, kia gue mau ngomong sesuatu sama loe” ucap gigi sambil
menarik tangan zaskia masuk kekamar mandi.
“ada apa sih gi” tanya zaskia.
“ada apa,,ahhh, astaga. Maksud sms loe apa tadi” tanya gigi. zaskia
hanya mengeluarkan senyumnya.
“oh,,itu,,ide irwan itu mah,,,heheh”
“apa,,,hufttt” gigi menarik nafasnya dengan dalam.
“udahlah, kalian itu saling membutuhkan. kamu bisa saja mengabaikan
sms ku. Tapi kamu tidak mengabaikannya kan! Itu artinya, kamu peduli. Dan kamu
tidak tau apa yang dilakukan raffi untukmu”
“maksud loe?”
“menurut loe, kenapa dia sampai dirawat? Apa loe tau dia jatuh dimana?
Dia jatuh karena injek ember CS yang lg ngepel, terus pingssan. Sekarang gue
tanya, si raffi ngapain kesini?”
“mana gue tau” jawab gigi polos.
“hufttt, gigii, udahlah. Urus aja itu suami loe, biar dia gak lakuin
hal2 yang aneh lagi” ucap kia lalu beranjak meninggalkan gigi yang masih dalam
kebingungan.
“kita balik yah sayang, besok kita jemput kalian.” Ucap mama rieta.
“bagaimana, kalau sementara kalian tinggal dirumah mama dulu?” ucap
mama amy.
“apa?” ucap gigi dan raffi sertentak.
“ide yang bagus tuh ma” tambah pak munawar.
“gak papa kok ma, pa. emm, gigi bisa ngurusin affi. Iyan kan gi” tanya
raffi dengan memberi kode kepada gigi.
“oh, iya ma. Em, kita udah gede, gak mau ngerepotin mama sama papa
lagi. gigi, bisa kok urus raffi” tambah gigi dengan senyman yang sedikit
dipaksakan.
“oh, yah udah. Kalian baik2 yah. Sampai jumpa besok” ucap mama rieta.
“bye bro, assalamullaikum” pamit mereka, hingga dikamar hanya tinggal
raffi dan gigi. tiba-tiba suasana menjadi canggung. Raffi terdiam diranjangnya,
sedangkan gigi mencari kesibukkan yang bisa ia kerjakan.
“nih kamar berantakan banget” gigi menggaruk kepalanya yang tidak
gatal, lalu ia mulai membereskan barang2 yang berantakan. Raffi hanya
memperhatikan semua yang dikerjakan gigi.
“kamu gakikhlas yah nemenin aku disini?” tanya raffi memecah
kecanggungan diantara mereka.
“ikhlas gak ikhlas” jawab gigi tanpa menghentikan aktifitasnya.
“iya, seharusnya loe sama nanda kan. Maaf sudah merusak harimu” ucap
raffi.
“terimakasih telah merusak hariku” jawab gigi sekenanya. Raffi menarik
nafasnya, emosi mendengar jawaban yang dilontarkan gigi.
“yah udah kalau gitu,,,hiss, udah sana pergi sama nanda. aku bisa urus
diri aku sendiri” raffi menahan emosinya. Gigi terdiam, menghentikan
aktifitasnya. Ia berbalik dan menatap raffi, yang bahkan tidak mau melihatnya.
“apa kamu cemburu?” tanya gigi dengan menatap raffi dengan serius.
“apa?” jawab raffi dengan sedikit kaget dengan pertanyaan gigi.
“kalau kamu tidak cemburu. Yah sudah, tidak usah diperpanjang. Beres
kan” ucap gigi, lalu kembali melanjutkan aktifitasnya.
“kalau aku cemburu,,,memangnya apa yang akan kamu lakukan?” raffi
berbalik menatap kearah gigi dengan serius.
“hah, aku akan bertanya terlebih dahulu, apakah kamu mengerti apa itu
cinta? Kalau kamu tidak mengerti, tidak usah bertanya” ucap gigi.
“apa kamu sendiri sudah mengerti apa itu cinta?” raffi berbalik
bertanya. Gigi terdiam. Ia menarik nafasnya, berbalik menatap raffi.
“paling tidak, aku mengerti
artinya rasa. Rasa yang mungkin tidak akan pernah kamu mengerti” ucap gigi menahan
emosinya.
“oh yah, rasa apa yang tidak akan aku mengerti? Rasa yang seperti kamu
rasakan dengan nanda. apakah rasa itu yang tidak akan aku mengerti?” tanya
raffi dengan nada yang tinggi.
“kamu tidak akan pernah mengerti, karena kamu tidak pernah berfikir
sebenarnya apa yang sedang terjadi” gigi pun meninggikan suaranya.
“iya, aku memang tidak mengerti apa-apa. Kenapa kamu marah, kenapa
kamu mengabaikanku, kenapa kamu meninggalkan rumah?. Semuanya masih tidak ku
mengerti. Lalu, kenapa tidak kamu katakan saja, apakah sesulit itu bicara
padaku? Apakah kamu lebih senang berbicara dan bermesra-mesraan bersama nanda?
apa bedanya aku dengan nanda? apa sekarang kamu berfikir untuk meninggalkaku
dan lari bersama nanda, apa itu yang kamu inginkan?” raffi dengan emosinya
berteriak kepada gigi. gigi menjatuhkan air matanya.
“iyaaa, jika itu yang kamu pikirkan, iyaaa. Kamu tidak akan pernah
mengerti, karena kamu tidak pernah tau.” Gigi ikut berteriak didepan raffi, ia
menyapu air matanya dan berlari keluar meninggalkan raffi sendiri. Raffi dengan
emosi membuang semua yang ada ditempat tidurnya, matanya memerah, nafasnya
menderu. Tanpa ia sadari air matanya pun terjatuh.
“aaaaaaaaaaa” teriak raffi. gigi berlari menuju taman. Air matanya
terus jatuh, ia menangis tersedu2 sendirian. Ia menengadahkan kepalanya, menahan
agar air matanya tidak turun lagi.
“kumohon berhentilah. Kak nisyaa, aku kangen kakak. Apa yang harus aku
lakukan kak. Aku sudah terjebak terlalu jauh” gumam gigi dibalik tangisannya. Dari
jauh, nanda memperhatikan gigi dengan wajah yang sendu.
“apa yang harus aku lakukan untukmu gi!” gumam nanda pelan.
***
Cahaya matahari pagi masuk melewati celah jendela kamar raffi. raffi
nampak sudah bangun, wajahnya sembab, menandakan semalaman ia tidak tidur. Bulu
halus didagu dan diats bibirnya sudah nampak menghitam. Raffi menatap kosong
kedepan. Seorang perawat masuk dengan dokter spesialis yang menangani raffi.
“selamat pagi pak raffi” sapa dokter tersebut. Raffi masih dalam
lamunannya.
“pak raffi” panggil dokter itu lagi. raffi mulai tersadar akan kehadiran
orang didalam kamarnya.
“iya dok, maaf dok. Jd gimana dok?” tanya raffi
“anda baik2 saja?” tanya dokter itu lagi.
“oh, iya saya baik2 saja”
“anda sudah boleh pulang, kontrol tiga hari lagi, tadi perawat saya
sudah menjelaskannya kepada istri bapak, bu nagita. Jadi bapak sudah boleh
pulang. Cepat sembuh yah pak” ucap dokter tersebut sambil menyalami raffi,
raffi memberikan senyumnya.
“silahkan diselesaikan sisannya yah sus. Nanti sama suster saya yah
pak. Saya keluar dulu. Ada pasien lain yang harus saya periksa” pamit dokter
tersebut.
“terima kasih dok” ucap raffi dengan melemparkan senyumnya.
“bapak begitu beruntung memiliki istri seperti bu nagita” ucap suster
tersebut sambil tersenyum.
“beruntung,,hmm” ucap raffi sambil menarik nafasnya.
“bu nagita sudah menyelesaikan semuanya. Sarapannya tidak dimakan
pak?” tanya suster itu lagi.
“nanti saja sus” jawab raffi.
“Kalau begitu saya tinggal yah pak, kalau butuh apa2 silahkan di bell
saja” ucap suster tersebut.
“suster!” panggil raffi
“iya, ada yang bisa saya bantu pak?”
“apa istri saya baik2 saja?” tanya raffi.
“maksud bapak? Tentu saja, bu nagita baik2 saja. Kalian adalah
pasangan favorite saya pak.”
“oh yah, terima kasih. Em, dia lebih cocok denganku atau dengan
nanda?”
“oh, tentu saja dengan bapak. emm, semua orang tau kalau dr. nanda
menyukai bu nagita. Itu sudah jadi bahan pembicaraan. Tapi apa yang ibu nagita
lakukan kemarin, cukup membuat orang tidak lagi bicara” jelas suster tersebut.
“maksud suster?”
“kemarin bu nagita berlari melihat keadaan bapak diigd, hak sepatunya
patah saat berlari. Ia membuka sepatunya, dan berlari tanpa alas kaki. Ia
mencari dr. ali, spesialis orthopedi, untuk segera melihat keadaan anda. Itupun
tanpa alas kaki. Beberapa dari kita memberikannya sendal, namun ia tidak
menghiraukannya. Terlihat sekali ia begitu panik akan keadaan anda pak. Awalnya
banyak rumor yang mengatakan kalau pernikahan bapak raffi dan ibu nagita adalah
pernikahan bisnis dan tidak ada cinta. Namun kejadian kemarin cukup untuk
membuka mata semua orang. Padahal dia seorang dokter yang tidak gampang panik.
Sungguh beruntung anda memiliki istri yang begitu mencintai anda pak!” jelas
perawat tersebut.
“terima kasih” ucap raffi dengan senyum penyesalannya. Ia menarik
nafasnya dengan panjang. Ia terdiam, berusaha mencerna apa yang dijelaskan oleh
perawat itu. Beberapa saat kemudian gigi masuk kekamar raffi. diam, tanpa
sepatah katapun keluar dari mulutnya. Raffi juga diam, tidak saling melihat
satu sama lain. Gigi merapikan barang2 raffi, serta obat2an yang harus dimunum.
Gigi meletakkan sarapan pagi dihadapan raffi, dengan obat yang harus dia minum.
Gigi tetap diam.
“makan sarapannya lalu minum obatnya. Sebentar lagi papa sama mama
akan datang.” Ucap gigi sambil membereskan barang2 raffi. dingin tanpa senyum
diwajahnya. Raffi juga diam, ia berusaha makan dengan menggunakan tangan
kirinya, satu suap, dua suap, lalu makanannya jatuh. Gigi yang melihatnya,
langsung mendekati raffi. masih dengan diamnya, ia mnyuapi raffi. raffi makan
tanpa kata yang keluar dari mulutnya. Sehabis makan, gigi memberikan obat untuk
diminum raffi. tidak lama kemudian, keluarga mereka pun datang.
“udah boleh pulang yah a” tanya mama amy yang baru datang.
“udah kok ma.” Jawab raffi dengan melemparkan senyum ke ibunya.
“gigi sayang, semua sudah dibereskan?” tanya mama rieta
“sudah ma, tinggal pulang aja kok” ucap gigi.
“papa, nanas dan caca sedang menunggu dimobil. Pak roni, tolong bawa
barang2nya kemobil yah” ucap mama rieta.
“siap bos” pak roni pun membawa barang2 raffi kemobil. Gigi mendorong
raffi dengan kursi roda. Gigi tersenyum seakan tidak ada masalah diantara
mereka. Sementara raffi tetap diam.
“gigi, temenin mama kekamar raffi tadi, mama lupa sesuatu syg” ucap
mama amy.
“oh, iya ma” jawab gigi.
“sini, raffi biar mama yang dorong” ucap mama rieta. Gigi dan mama
amypun berjalan menuju kamar raffi tadi. “oh, ini, dia” ucap mama amy yang
melupakan buku yang ia bawa sebelumnya.
“udah ketemu ma. Kalau begitu, ayo kita balik ma” ajak gigi.
“gi!”
“iya!”
“apa dia sering menyusahkanmu?”
“em, siapa ma?”
“raffi. apakah dia sering menyakitimu?”
“gak kok ma, em, cuman sedikit pertengakaran didalam rumah tangga.
Pertengkaran biasa”
“mama yakin, gigi wanita yang baik untuk raffi. mama minta maaf kalau
dia sering menyusahkanmu. dia sedikit manja dan keras kepala. Semenjak kakanya
meninggal, dia menjadi lebih dingin kepada wanita. Tapi bersamamu, dia terlihat
berbeda. Mama berharap kalian baik2 saja. Mama ingin kamu tau, kalau mama
sangat menyayangi kalian berdua. Mama sangat berharap kalian bisa saling
mencintai sampai nanti dipisahkan oleh Allah, ya,,,” mama amy merangkul gigi.
gigi hanya mengeluarkan senyum sedihnya dan membalas pelukan dari ibu
mertuannya itu.
***
Didalam mobil raffi tertidur, sementara gigi yang duduk disampingnya
hanya membaca buku tanpa mengeluarkan satu kata apapun. Sementara keluarga
mereka saling bersenda gurau.
“mba, pagi ini kita dari rumah mba gigi, kasih makan si meli, sama
nyiapin makan buat makan siang mba sama aa” ucap shahnas.
“makasih yah nas” ucap gigi sambil mengeluarkan senyum kecilnya.
“tapi mba, kita mau tanya satu hal sama mba” ucap caca.
“mau tanya apa?”
“kok dirumah mba gigi ada dua kamar yang satu kayak kamar a raffi,
yang satu lagi kaya kamar mba gigi” ucap caca. Gigi kaget, mendengar kata2
caca.
“emang mba gigi pisah kamar sama a raffi?” Tambah shahnas. Semua mata
tertuju kepada gigi, tidak terkecuali papa munawar, mama amy dan mama rieta.
Gigi yang merasa tertekan, mau tidak mau membangunkan raffi. “raffiiiii”
panggil gigi menggoyang-goyangkan tubuh raffi.
Makasih karena sudah dipost. ..makin lama cerbung nya makin seru dan seperti nya sudah mau klimaks...next nya jangan lama-lama
BalasHapuskeren.. thank you sudah di post lanjutannya. Ditunggu next ya mba...
BalasHapusnext nya selalu di tunggu2.. gak nyangka akan secepat ini d post.. makasih ya da d post secepatnya.. and next nya jangan lama2 jga ya.. ntar klu lama2 gak ada yg komen and like nyaa..
BalasHapusthanks ya mba udah dipost.. ditunggu nextnya ya mba..
BalasHapuskok lama bgt,post dong secepatnya.. d tunggu ya..
BalasHapus