Jumat, 06 November 2015

My Imagination "Dalam Diam Kau Curi Hati Ku" Part 17

Maaf yah semuanya, jadi gak sempat ngepost deh, sekali lagi maaf yah, karena udah gak nepatin janji. Ok, langsung pada baca aja yah, jangan lupa ost part ini masih punya Melly Goeslaw-Hanya, Naif-Benci untuk mencintai, Maudy Ayunda-Tiba-tiba cinta datang.
“Dalam Diam Kau Curi Hati Ku”

Part 17

“gue yang nabrak kak nisya” ucap raffi, air matanya mulai jatuh, begitu pun dengan gigi.
“loe anak yang berumur 12 tahun dari keluarga kaya itu. Yang bebas karena alasan masih dibawah umur. Benar itu elo raffi” tanya gigi dengan air mata yang mengalir dipipinya dan bibir yang bergetar.
“iya, gue yang ngebunuh dia. Gue” ucap raffi lagi.
“lepasin tangan gue, lepasinnnnn” teriak gigi, yang menarik tangannya dengan kasar.
“kalau semua itu benar, aku gak mau hidup sama orang seperti kamu. Kita cerai saja raffi” ucap gigi yang menyapu air matanya dan berlalu meninggalkan raffi yang masih membeku. Raffi tersungkur, melihat foto yang ada dilantai kamar gigi, ia menangis tersedu2 dikamar gigi, dan gigi memacu mobilnya sambil menyapu air matanya yang mengalir turun membasahi pipinya. Tidak ada kata yang dapat diungkapkannya, mulutnya mengatup, air matanya terus jatuh membasahi pipinya, ia membawa mobilnya melaju dengan kecepatan lebih dari 60 km/jam. Raffi masih terbaring dengan tatapan kosongnya, ia memejamkan matanya, memeluk kedua kakinya. Ia menutup matanya, butir air matanya jatuh membasahi pipinya, bayangan kecelekaan itu kembali terbayang di pikirannya, tubuhnya mulai menggigil, keringat dingin mulai membasahi tubuhnya, sendiria ia dalam bayangan masa lalu yang begitu mengganggunya, sendirian ia kini dalam kesedihannya. Dimalam yang begitu dingin, jalan ibu kota jakarta yang masih ramai dengan kendaraan, namun tidak seperti yang dirasakan gigi. ia memarkirkan mobilnya, dan berdiri disebuah jalan trotoar yang ramai dengan para pejalan kaki yang hendak pulang kerumahnya. Dalam keramaian gigi merasa sendirian, disandarkan tubuhnya disalah satu bangku jalan dengan air mata yang terus membasahi pipinya. ia tidak mungkin pulang kerumahnya, akan banyak pertanyaan, dan tidak akan ada jawaban untuk semua pertanyaan2 itu. Ia masih menangis dalam keramaian kota. Pikirannya melayang mengingat kejadian 12 tahun yang lalu.
***Flashback 12 tahun yang lalu***
Nampak seorang gadis kecil sedang duduk menangis disebuah taman kota. Ditengah keramaian ia menangis tersedu2. Tidak ada yang menghiraukan, semuanya sibuk dengan dunia mereka masing2.
“hei, kenapa menangis adik cantik” ucap seorang wanita remaja berumur kira2 14 tahun. Gadis kecil itu masih terus menangis tersedu2.
“jangan menangis lagi, lihat kakak bawa apa. Kakak punya lolipop loh” ucap wanita muda itu lagi, gadis kecil itu mulai menoleh, mencari keikhlasan dari kedua mata yang sedang menatapnya dengan senyuman yang melingkari bibirnya. Gadis kecil itu mulai diam, namun masih terdengar segukan sisa dari tangisnya. Secara bergantian ia melihat mata dan senyuman wanita yang ada didepannya.
“jangan nangis lagi. ini lolipop buat kamu” ucap wanita muda itu sambil menyodorkan lolipop kehadapan gadis kecil itu. Dalam keraguan gadis kecil itu mengumpulkan keberaniannya untuk mengambil lolipop yang disodorkan padanya.
“yah gitu dong. Nama kakak Nisya, nama adik cantik yang ada dihadapan kak nisya ini siapa yah” gadis kecil itu masih menatap wanita itu dengan lekat.
“nagita kak, tapi bisa dipanggil gigi” ucapnya yang mulai tenang.
***Flash Back Off***
Gigi tersenyum dalam tangisnya saat mengingat moment pertemuannya dengan nisya. Namun senyum itu kembali hilang saat ia mengingat kejadian itu.
***Flash Back***
Nampak gigi kecil menangis, berlari membawa tas ranselnya dengan ketakutan diwajahnya dimalam hari yang gelap. Ia sesekali berbalik dan menoleh kesekelilingnya, seperti menghindar dari seseorang. Ia menaiki sebuah taxi, dan turun ditempat yang menjadi tujuannya. Saat ia berlari melihat nisya yang sedang duduk disebuah gardu tepi jalan berlindung dari kegelapan malam. Senyum kecil gigi mengambang saat melihat nisya yang sedang asyik dengan bukunya, namun tiba2 sebuah mobil mengahantam gardu tempat nisya duduk dengan buku ditangannya. Tubuh gigi membeku, air matanya jatuh, mulutnya mengatup melihat kejadian didepannya. tiba2 dua orang pria berbadan tegap menutup mulut gigi dengan sapu tangan, dalam perlahan kesadaran gigi mulai menurun, dengan segera ia dimasukkan kedalam mobil dengan kedua orang tersebut.
***Flash Back OFF***
 “hallo assalamualaikum, kenapa gi?” ucap zaskia
“ki. Loe dimana? Boleh aku ke apartemenmu?” ucap gigi dengan sisa suaranya.
“kenapa dengan suara loe? Loe habis nangis? Em, gue ada diapartemen sih sekarang”
“gue kesitu yah” ucap gigi yang langsung mematikan HP nya.
“nih anak kenapa yah” gumam kia yang mulai khawatir. Tidak lama gigi datang dengan keadaan sembraut.
“loe kenapa gi” ucap kia yang kaget melihat keadaan gigi.
“gue mau tidur” ucap gigi.
“we,,we,,wait. Loe cerita lah, bagi ke gue. Loe kenapa, hei” ucap kia yang berusaha menenangkan gigi yang mulai menangis.
“gue mau cerai ama raffi ki. Gue udah gak bisa hidup sama dia.” Jelas gigi yang mulai menangis kembali.
“tapi kenapa? Bukannya loe tau konsekwensi yang loe harus hadapi, kalau loe yang minta cerai pertama dari raffi?” ucap kia
“gue tau, dan gue udah gak peduli!” ucap gigi lagi.
“emang ada apa sih gi, cerita! Kenapa loe tiba2 pengen cerai sama raffi” tanya kia lagi.
“susah ki, ceritanya panjang. Yang jelas, raffi adalah laki2 yang selama ini paling aku benci.” Ucap gigi
“buaknnya loe emang benci ama dia?” ucap kia lagi
“dia adalah laki2 yang selama ini tak pernah ingin kutemui ki, udah, gue mau istrahat” ucap gigi disela tangisnya.
“tapi kenapa. Hah, yah udah loe istrahat dulu” ucap kia berusaha menenangkan gigi.
“loe udah makan blom?” tanya kia lagi.
“udah” jawab gigi
“bener?” tanya kia lagi
“bener ki, gue hanya butuh ketenangan. Gue pengen tidur.” Ucap gigi lagi.
“ok, ok. Loe tidur gih” ucap kia. Gigi pun berusaha memejamkan matanya, namun air matanya terus mengalir membasahi pipinya.
“kamu udah coba telpon raffi?” terdengar samar2 ditelinga gigi yang mulai sadar dari tidurnya. Hari sudah pagi, waktu menunjukkan pukul 08.30.
“sudah. Tapi gak diangkat2 yang” terdengar suara seorang pemuda, samar2. Gigi mulai membuka matanya, mengumpulkan kesadarnnya. Ia bangun dari ranjang dan mencari asal dari suara itu.
“irwan” gigi memndang irwan dan zaskia yang sedang mengobrol diruang tamu.
“udah bangun yah gi” ucap kia yang mulai salah tingkah.
“kok irwan bisa ada disini ki?” tanya gigi yang menatap zaskia dengan penuh tanya.
“em, ini...eee” kia masih bingung akan menjawab apa.
“loe baik2 aja kan gi?” tanya irwan.
“loe ngapain emangnya disini wan? Loe gak disuruh raffi kan?” selidik gigi,
“gaklah. Tadinya cuman mau ngagetin kia, mau bawain sarapan tanpa bilang2, eh, ternyata ibu raffi ahmad ada disini” ucap irwan, seketika zaskia mencubit perut irwan.
“apaan sih, jangan ngomong kayak gitu, dia lagi sensitif sama raffi” bisik kia.
“kalian pacaran?” tanya gigi, zaskia nampak kaget, namun berbeda dengan irwan yang memberikan senyum lebarnya.
“iiiiya,,gi,,,hehehe” ucap kia.
“oh,,” gumam gigi.
“yah ampun sayang. Mata loe sembab banget, ayo mandi dulu, terus kita sarapan, ok” ucap kia sambil mendorong tubuh gigi untuk masuk kekamar, sesekali ia berbalik, memberi isyarat kepada irwan untuk segera pulang. Namun irwan hanya memberikan senyumannya. Irwan kemudian mengeluarkan HP nya, ia terlihat sangat serius dengan HP nya.
***
“wah, wah, sepertinya kita harus turun tangan nih. Hmmm, ayo kita kerumahnya bil” uccap deni setelah membaca pesan dari irwan.
“baiklah, rapat hari ini kita cancel dulu. Ayo kita ketempat raffi” tambah billy. Billy dan denipun langsung berangkat untuk menuju kerumah raffi.
“apa dia ada didalam yah.” Ucap billy yang memandang rumah raffi dan gigi dari luar.
“kan dia gak ada dikantor. Dimana lagi dia kalau bukan dirumah. Ayo..” ucap denny. Mereka memencet bell rumah tersebut beberapa kali, namun tidak ada respon sama sekali dari dalam rumah.
“gak ada kali siraffinya” ucap billy.
“masa sih gak ada” ucap deny yang refleks mengecek gagang pintu rumah tersebut.
“bil, gak kekunci.” Ucap deny yang sadar ternyata rumah tersebut tidak terkunci.
“ayo masuk” ucap billy. Mereka pun memasuki rumah tersebut, melihat kondisi seisi rumah.
“ayo kita naik keatas. Siapa tau dia ada dikamarnya.” Ucap billy. Merekapun berjalan keatas dan membuka pintu kamar raffi, namun mereka tidak mendapati raffi.
“gak ada.” Ucap deny
“jadi dimana tuh anak” tambah billy.
“apa dikamar itu?” ucap deni sambil menujuk kearah kamar gigi.
“mungkin, ayo, loe yang buka” ucap billy sambil mendorong deny untuk membuka pintu kamar tersebut.
“gak ada juga bil” ucap deni yang mengamati kamar gigi. namun saat ia hendak menutup pintu ia melihat sebuah bayangan yang berasal dari balkon kamar gigi.
“sepertinya dia ada dibalkon” merka mulai memasuki kamar gigi, dan benar saja, orang yang mereka cari sedang merenung di balkon kamar gigi sambil memegang foto nisya dan gigi. raffi measih menggunakan kemeja kantornya, cambang dan kumis tipis di dagunya sudah mulai menumbuh.
“fi, loe gak papa” tanya deni yang mendekati raffi, namun tidak ada jawaban dari raffi.
“fi loe gak papa kan?” tanya billy yang ikut mendekati raffi.
“ngapain kalian kesini, gue gak papa kok!” ucap raffi yang masih memandang kosng kedepan.
“em, gigi mana!” tanya deni yang pura2 tidak tau.
“entahlah. Dia mau menceraikanku, karena tau kalau aku yang menabrak kak nisya” jelas raffi. denny dan billy menjadi kaget dengan perkataan raffi,
“emang gigi kenal sama kak nisya?” tanya deni
“entahlah.” Ucap raffi lagi.
Diapartemen zaskia, irwan masih ada, sibuk dengan HP nya. Sementara kia masih berusaha menyuruh gigi untuk makan. Irwan begitu serius membaca dan membalas sms dari bili dan deni, sesekali ia menarik nafasnya.
“pulang gi sana.” Ucap kia kepada irwan.
“kenapa yang?” tanya irwan
“pulang. Daritadi kamu main HP mulu. Sana pulang!” perintah zaskia.
“iya, iya, bawel.” Ucap irwan sambil mencubit pipi zaskia.
“ih, apaan sih, malu tau ada gigi” ucap kia.
“gi, gue izin pulang yah” izin irwan. gigi hanya membalasnya dengan senyuman. Saat irwan hendak pergi, ia berfikir dan berhenti sejenak.
“kenapa malah bengong. Sana pulang” ucap kia yang mulai mendorong tubuh irwan.
“sebentar sayang” ucap irwan lagi.
“gi, aku tau, kamu dan raffi mungkin menikah karena perjodohan. Cinta diatara kalian pun masih mungkin tidak ada. Tapi,,kalau kamu ingin meninggalkan raffi sekarang, karena kak nisya,,” ucapan irwan terpotong karena gigi mulai menatapnya tajam.
“kalau kamu ingin meninggalkan raffi karena kak nisya, saya rasa, kamu seperti menancapkan pedang diluka raffi yang masih basah.” Ucap irwan.
“maksud kamu? Apa kamu tau siapa kak nisya? Kamu bilang seperti itu karena kamu tidak tau apa2”
“aku mungkin tidak tau apa2 mengenai hubungan kamu dan kak nisya. Tapi yang aku tau, kak nisya adalah kakak satu2nya yang paling disayangi oleh raffi.” ucap irwan lagi,
“maksud kamu?” tanya gigi lagi.
“iya, kak nisya adalah anak pertama dari ahmad group. Kakak kandung raffi. apa kamu bisa bayangkan jika kamu menabrak orang yang paling kamu sayangi? Itulah yang dialami raffi. untuk mengobati traumanya buth banyak waktu gi. Sampai saat ini pun, trauma akan kejadian itu pun masih mengahntuinya, kamu pikir kenapa dia jarang mengendarai mobil sendiri. Karena trauma itu belum sembuh gi!” jelas irwan
“kalau kak nisya kakak raffi, kenapa dia tinggal diasrama?” tanya gigi lagi,
“saya hanya bisa menjelaskan sampai sini. Tanyakan pada raffi sendiri untuk penjelasan pertanyaanmu itu. Karena itu bukan hak saya. Kembalilah kerumah dan tanyakan padanya.” Ucap irwan yang kemudian peergi meninggalkan gigi yang masih dilingkupi banyak pertanyaan. Ia memikirkan semua perkataan dari irwan. zaskia hanya bisa melihat tanpa berkomentar apa pun. Tiba2 gigi berdiri dan mengambil jaketnya.
“yah, gi, loe mau kemana” tanya kia ang melihat gigi terburu2 meninggalkan apartemen zaskia.
‘yah ampun tuh anak, huft, apa dia akan baik2 saja yah. Rumit sekali” gumam zaskia.
Gigi memacu mobilnya, sesekali air matanya terjatuh. Mobilnya melaju hingga tiba ditempat tujuan. Ia memarkirkan mobilnya dihalaman rumahnya dan berlari masuk kedalam rumah mencari keberadaan raffi. ia berlari keatas, ditemukannya raffi masih dalam kondosi yang sangat kacau. Gigi mulai berjalan mendekati balkon kamarnya dimna raffi berada. Ia berusaha menenangkan dirinya dan mulai membuka pembicaraan dengan raffi yang terlihat sangat kacau.
“raffi” panggil gigi. raffi yang tadinya tanpa ekspresi kini membalikan badannya untuk melihat asal suara yang tidak asing lagi ditelinganya. Stelah melihat gigi ia kembali melihat kedepan.
“bukannya loe mau ninggilin gue. Ngapain loe kesini lagi!” ucap raffi.
“siapa kak nisya bagimu? Aku masih butuh penjelasanmu” ucap gigi.
“dia kakakku. Kakakku satu2nya. Aku sangat menyayanginya, tapi aku yang menghilangkan nyawanya, haha, hah, sunggung menyedihkan” ucap raffi.
“aku melihat saat kamu menabraknya” ucap gigi, raffi mengeluarkan senyum. Ia berdiri menghdapi gigi, menatap gigi.
“lalu. Apa yang akan kamu lakukan sekarang? Setelah tau aku yang menabraknya.” Ucap raffi lagi
“terlalu banyak pertanyaan. Kalau dia kakakmu, kenapa dia tinggal diasrama? Kenapa dia mencari uang tambahan hanya untuk membeli sebuah buku?” tanya gigi lagi.
“hmmm, tidak ada yang perlu kamu tau, dan tidak ada yang perlu dijelaskan, jika kamu ingin bercerai,,,,mari kita bercerai” ucap raffi yang berjalan hendak meninggalkan gigi, namun gigi menghentikan langkah raffi dengan menarik lengannya.
“aku datang kesini bukan untuk itu. Aku hanya ingin tau, kenapa anak berumur 12 tahun membawa mobil dimalam hari” ucap gigi dengan suara yang bergetar.
“hahah, kamu mau ingin tau bagaimana keluargaku. Semuanya, kamu ingin mendengarnya? Kamu ingin mendengar keluargaku yang begitu penuh dengan konflik” ucap raffi yang mulai meninggikan suaranya.
“iya,,,aku ingin mendengarnya” teriak gigi.
“ok, kak nisya, anak pertama dari ahmad group. Dia terlalu idiologis, menentang ayahku dengan semua peraturannya. Dia tidak ingin dikekang, sekolahpun dia tidak ingin dikekang. Lalu kamu tau apa yang dilakukan ayahku? Dia memasukan kakakkku keasrama. Orang yang selalu mendukungnku, mengajarkan aku banyak hal. Ayahku memasukannya keasrama. Dia seperti tahanan, bertemu dengannya pun aku harus menentukan waktunya. Keluarga macam apa itu” emosi raffi meneriakkan semua masalah dalam keluarganya, air matanya jatuh, begitu pun dengan gigi yang mendengarkan.
“aku berbohong pada kak nisya dihari tabrakan itu terjadi, aku bilang aku naik taxi, tunggu aku ditaman bermain, dan aku sudah mendapat restu dari ayah. Aku ingin bertemu dengannya. Aku berbohong, aku lari dari rumah karena menentang ayahku, kenapa aku harus berbohong padanya. Kenapa aku memaksanya untuk keluar padahal dia sudah bilang sudah ada janji. Kenapa aku harus lari dari rumah, kenapa eku berkendara tanpa melihat kedepan, kenapa aku berkendara dalam ketakutan, sampai,,” ucap raffi dalam tangis dan emosinya, badannya kembali dingin setelah mengingat kejadian itu lagi.
“tapi aku tidak tau kalau dia ada digardu itu, aku menyuruhnya menunggu ditaman bermain, aku tidak tau, aku tidak tau” ucap raffi seperti orang yang kehilangan kesadarannya. Gigi yang melihat keadaan raffi yang seperti orang gila spontan langsung memeluk tubuh raffi.
“tenanglah,,kumohon, tenanglah” ucap gigi yang berusaha menenangkan raffi, raffi masih dengan ingatannya dan ketakutannya, gigi mengeratkan pelukannnya, mengusap pundak raffi, berusaha menenangkannya.
“aku masih ingat wajahnya gi, aku mengingat senyum terakhirnya. Dan aku terus mengingat senyumnya. Aku masih mendengar suaranya, saat memberiku pesan terakhirnya. Aku yang menabraknya gi” ucap raffi dalam tangisnya yang seperti anak kecil. Gigi melepaskan pelukannya, menyapu air mata dipipi raffi, menatap mata raffi, matanya sekan memberi kata untuk tenang. Raffi duduk di tepi ranjang gigi sambil memegang kepalanya dan menarik rambutnya dengan kasar.
“hei, sudah cukup. Bukan salahmu” ucap gigi meraih dan menggenggap kedua tangan raffi. berusaha menenangkan raffi dengan menggenggam kedua tangan raffi.
“itu juga salahku. Aku yang menyuruh kak nisya untuk menungguku digardu itu. Itu juga salahku raffi. aku juga kabur dari rumah dimalam itu. Jangan terus menyalahkan dirimu, semua sudah terjadi, dan kak nisya sudah tenang disana” raffi menatap gigi dengan lekat.
“jika kamu mau marah padaku, marahlah, tapi jangan menghukum dirimu sendiri” ucap gigi, raffi menatap gigi yang sedang berjongkok dihadapannya dengan dalam.
“jika kamu ingin memakiku, makilah, tapi jangan terus menyalahkan dirimu” ucap gigi lagi dalam tangisnya. Raffi masih menatap wajah gigi dengan lekat, dan tiba2 ia menarik tubuh gigi dalam pelukannya. Ia memeluk tubuh gigi dengan erat, menumpahkan semua kesedihannya. Gigi membalas pelukan raffi, dipeluknya dengan erat, air matanya membasahi kemeja raffi. tangisan mereka saling beradu dalam sebuah kelegaan. Mereka nampak berbaring, diranjang gigi saling berhadapan.
“kenapa kamu bisa mengenal kak nisya?” tanya raffi.
“dia seperti malaikat yang datang kedalam hidupku. Aku hampir tidak mempunyai teman. Sendirian dimasa kecil itu sungguh tidak menyenangkan. Tapi semenjak kak nisya datang, hidupku jadi lebih berwarna, jadi punya tujuan. Aku jadi punya cita2, dia memperlihatkanku dunia.” Jawab gigi.
“begitukah. Iya, dia memang seperti malaikat. Hanya dia yang dapat terbang dengan sangat bebas di sarang yang ayahku buat” ucap raffi dengan senyuman kecilnya.
“dia suka membaca” humam gigi.
“iya, banyak buku yang dia baca” ucap raffi lagi.
“aku suka merengek kepadanya. Lari dari rumah dan pergi keasramanya. Dia selalu tersenyum saat aku berlari kepadanya. Dia selalu mendengarkan keluh kesahku” Ucap raffi.
“tapi, kok kamu bisa dekat sama kak nisya?”
“dia menjadi guru privatku. Aku memaksa ayah untuk menjadikannya guru privatku. Sangat bersahaja. Dari itu kami saling mengenal satu sama lain. Dia mengajariku arti dari ketujuh warna pelangi. Dia mengajarkanku untuk melihat banyak hal. Itulah kak nisya. Aku tidak dapat bersahabat dengan orang lain. Semua yang mendekatiku selalu punya modus lain. Ayah terlalu menjagaku, dimanapun aku pergi selalu ada bodiguard. Teman2 selalu merasa tidak nyaman dengan itu. Sedikit aku terluka semua akan kena masalah. Aku seperti berlian yang dilindungi, namun begitu rapuh dengan sekali hentakan, nampak berkilau hanya dari luarnya saja. Aku menjadi anak yang begitu dingin, tidak punya belas kasih. Aku dapat marah kepada semua orang. Namun kak nisya datang mengajarkanku tentang arti sebuah senyuman, dia mengajarkanku tentang semua itu” ucap gigu.
“malam itu, kenapa kamu bisa ada disana?”
“ayahku menyuruhku untuk sekolah dilondon. Aku menolak, karena aku tidak ingin jauh dari mama. Di london pun aku akan diasramakan, itu sungguh memuakkan. aku menelpon kak nisya, bilang kalau aku sedang lari, dan aku akan menemuinya di gardu dekat taman bermain.” Gigi menjelaskan dan raffi memandang gigi dengan lekat.
“hm, aku bohong padanya dimalam itu. Memaksanya untuk ketemu tapi katanya dia sudah punya janji. Ternyata denganmu. Aku lalu bilang mau bertemu dengan teman kecil yang selalu ia ceritakan padaku” ucap raffi dan berfikir sejenak, tentang teman kecil yang selalu diceritakan kakaknya.
“Apakah kamu, astaga” ucap raffi yang sedikit kaget dengan takdir mereka saat ini.
“jadi elo, “ ucap gigi yang mulai sadar dengan maksud raffi
***Flash Back GIGI***
“nanti kak nisya bakal kenalin kamu sama seseorang” ucap nisya disela2 ia mengajar gigi.
“Benarkah. Siapa kak?” tanya gigi kecil.
“dia sama denganmu. Kesepian ditengah kemewahan. Jangan khawatir dia anak yang tampan, juga sangat baik, hanya sedikit manja” ucap nisya dengan senyum khasnya.
“oh yah. Memang dia siapa kak?” tanya gigi kecil lagi.
“emm, kerabatku, adikku. Yang jelas, aku sangat yakin kalian dapat bersahabat. Dan aku berharap lebih dari itu” ucap nisya kepada gigi yang masih belum mengerti dengan perkataan nisya.
“kapan aku bisa bertemu dengannya kak?” tanya gigi
“nanti kakak akan mempertemukan kamu dengannya. Tapi, jangan terpesona yah sama adik kakak, kalau sudah gede boleh, tapi kalau sekarang belum boleh yah!” ucap nisya masih dengan senyumnya, gigi kecil hanya bingung melihat nisya yang begitu senang mencertakan adiknya.
***Flash Back Raffi***
“oh ya fi, kakak mau ngenalin afi sama seseorang” ucap nisya.
“siapa” tanya raffi kecil.
“seseorang yang sangat cantik, baik, pinter lagi” ucap kak nisya.
“oh,,, memang dia gak papa temenan ama raffi.” tanya raffi lagi,
“gak papa. Dia mirip kok sama kamu. Kalian pasti bisa menjadi sangat dekat. Kakak percaya itu.” Ucap nisya, raffi hanya menganggukkan kepalanya.
“kalian bisa bermain bersama, belajar bersama. Pokoknya, kamu harus baik sama temen kecil kakak itu. Dan kamu harus ketemu sama dia. Mengerti” ucap nisya dengan senyum khasnya.
“siap bos” ucap raffi kecil juga dengan senyumnya.
**Flash Back Off***
“jadi elo, temen kecil yang kak nisya mau ketemuin sama gue?” ucap raffi yang mulai bangun dan duduk diatas kasur dengan wajah tidak percayanya.
“jdi elo, astaga, hah, adik kak nisya yang mau diketemuin sama gue. Wah, aku tak habis pikir. Seberapa besar perubahanmu sepeninggalan kak nisya. Karena gambaran adiknya padaku begitu sempurna” ucap gigi, raffi begitu emosi dengan perkataan gigi.
“yah ampun. Kak nisya pun menggambarkanmu bak princes turun dari surga, ternyata princes turun dari neraka” balas raffi, gigi yang berbalik emosi mendengar perkataan raffi.
“udah males gue ngomong sama orang kayak elo.” Ucap gigi sembari berdiri hendak meninggalkan raffi.
“mau kemana loe?” tanya raffi dengan wajah khawatirnya.
“mau kebawa, mau nyari makan, laper” ucap gigi
“kirain” ucap raffi pelan.
“kirain kenapa?”tanya gigi.
“hah, gak, sana loe masak. Buatin gue juga, gue laper banget nih” ucap raffi.
“iya, dasar. Loe kalau lihat wajah gue, memangnya kayak lihat nasi yah!” ucap gigi
“baru tau loe, loe kan mirip nasi” ucap raffi
“yahhh” teriak gigi mengepalkan tangannya, namun raffi refleks menutupi wajahnya dengan bantal.
“awas aja loe bilang kayk gitu” ancam gigi, raffi hanya mengeluarkan senyumnya.
“udah balik dia,” gumam raffi dengan senyuman lebarnya.
“kirain dia mau pergi lagi, hah, mandi ah” gumam raffi. setelah itu ia turun kebawah karena mencium baw masakan gigi.
“wah, wangi banget, masak apa?” tanya raffi.
“rendang, sama opor” ucap gigi.
“wih, tumben. Apakah hari ini adalah hari bersejarah? Tumben loe gak masak telor?” ucap raffi
“dimasain telor protes, dimasakin yang lain banyak nanya. Mau loe apa sih” omel gigi,
“gak papa kok. Ayo kita makan, aku belum makan dari kemarin” ucap raffi yang begitu bersemangat menyantap makanannya. Gigi hanya melihatnya dengan senyuman.
“hmmm, fi” panggil gigi
“em” gumam raffi
“gue boleh tanya sesuatu?” tanya gigi lagi
“tanya aja” jawab raffi.
“apa pesan terakhir kak nisya padamu?” tanya gigi lagi, raffi menghentikan makannya.
“oh, itu. Dia menyuruhku untuk mengikuti semua yang ayahku katakan. Jaga mama dan nisya, dan bahagiakan mereka, dan,,” ucapan raffi terpotong dan melihat kearah gigi.
“dan apa?” tanya gigi lagi.
“dan hiduplah dngan baik” ucap raffi berbohong.
“hmm, kalau begitu bahagiakanlah mereka. Dan, berhentilah untuk merasa bersalah. Semua yang terjadi memiliki hikmah disetiap kejadiannya. Itu yang dikatakan kak nisya” ucap gigi dengan melebarkan senyumnya. Raffi terlihat memikirkan sesuatu.
“gi, em, perkataan loe, yang bilang,,,mau cerai dari gue. Itu...” tanya raffi terbata2.
“gue yang rugi kalau minta cerai sama loe dari sekarang. Yah, paling tidak tinggal setahun lebih lagi untuk bertahan denganmu, iya kan” ucap gigi yang memberikan senyuman nakalnya.
“astaghfirullah, emang loe, Alien” ucap raffi.
“terserah loe deh” ucap gigi.
***
Di dalam kamarnya raffi kembali mengingat pesan terakhir kakaknya.
“ikuti semua peraturan papa. Jaga mama dan nisya, dan bahagiakan mereka, dan jagalah temen kecil kakak, namanya Nagita” ingat raffi yang baru menyadari pesan dari kakaknya. Ia memegang kepalanya, keringat dingin kembali membasahi tubuhnya, nagita yang hendak berjalan kekamarnya melihat raffi yang sudah mulai keringat dingin dikmarnya. Raffi tidak mengunci pintu kamarnya. Nagita masuk dan memegang tangan raffi yang menjambak rambutnya dengan kasar. Raffi menengadahkan kepalanya, ditatapnya gigi dengan lekat. Dalam posisi berdiri gigi memeluk tubuh raffi yang sedang duduk diranjangnya.
“Tenanglah, semua hanya tinggal masa lalu, tenanglah, kamu sekarang sedang berada dimasa ini. Semua itu bukan salah kamu” ucap gigi menenangkan raffi. raffi melingkarkan tangannya dipinggang gigi, memeluknya dengan erat. Gigi yang melihat kondisi raffi dalam keadaan seperti itu menaikkan tangannya hendak membelai rambut raffi, ada keraguan dimatanya, ditariknya kembali tangannya dan hanya menepuk pundak raffi dengan pelan. Raffi semakin mengeratkan pelukannya, mungkin saat itu mereka dapat saling mendengar detak jantung masing2, yang belum mereka sadari. Gigi merasakan ada perasaan yang aneh didirinya, ia kembali mengangkat tangannya, kini ia mulai meyakinkan dirinya, dibelainya dengan lembut rambut raffi, ternyata cara itu lebih ampuh untuk membuat raffi tenang. Ia melap keringat raffi dengan lengang bajunya, dan kembali membelai lembut rambut raffi. mereka dalam posisi tersebut entah sudah beberapa lama, mereka hanya saling merasakan sentuhan masing2 tanpa satu katapun yang terucap. Raffi sudah mulai tenang, ia membuka matanya, merenggangkan pelukannya. Gigi pun merasakannya, gigi melepaskan pelukannya, raffi pun melepaskan pelukannya. Suasana seketika menjadi sangat canggung antara raffi dan gigi, raffi terlihat salah tingkah, begitupun dengan gigi.
“emm, loe bisa kekamar gue, kalau butuh sesuatu. Beristirahatlah” ucap gigi dengan kecanggungannya, ia mulai melangkah meninggalkan kamar raffi.
“gi” panggil raffi
“iya” jawab gigi yang menoleh kepada raffi.
“terima kasih” ucap raffi dengan senyumnya/
“kirain gue, loe gak bisa bileng terima kasih, ternyata bisa.” Ucap gigi dengan senyumnyadan beranjak meninggalkan kamar raffi.
“dasar” gumam raffi yang mengembangkan senyumnya dengan lebar. Gigi memasuki kamarnya dan menarik nafasnya dengan panjang, ia pun mengeluarkan senyum masnisnya dibelakang pintu kamarnya.
***
“pagi gi” ucap raffi yang sudah ada dimeja makan. Gigi yang baru bangun merasa aneh dengan sikap raffi yang bangun dipagi hari.
“loe ngapain?” tanya gigi yang merasa aneh dengan sikap raffi.
“masak sarapan buat kita lah” ucap raffi yang terlihat sedang menggoreng telur ceplok.
“loe goreng telor. Bukannya loe gak suka makan telor” selidik gigi yang merasa aneh dengan sikap raffi.
“yah, karena ini yang bisa gue buat” ucap raffi dengan senyumnya.
“matahari terbit dari arah mana sih pagi ini, kok loe jadi aneh gini sih” ucap gigi lagi.
“loe bener2 yah, sudah syukur gue mau masak. Biar loe gak kecapean, apalagi sambpai bilang mau, cerai” ucap raffi, ada penurunan intonasi suaranya saat menyebutkan kata cerai.
“astaga, bukannya gue sudah bilang kalau gue gak mau rugi. Jadi loe biasa aja. Atau loe berencana buat ngeracunin gue” ucap gigi yang masih bingung dengan sikap raffi.
“kamu ini. Dibaikin salah. Gua ngeluh salah, gue ngomel salah. Jadi mau loe apaan. Udah udah, gue gak mau masak” ucap raffi yang dengan kesal mematikan kompor dan dengan wajah kesalnya duduk dimeja makan.
“yah, loe gitu aja. Gue aja yang masak. Jangan bersikap yang aneh2. Gue jadi curiga soalnya” ucap gigi yang langsung mengambil alih sarapan yang dibuat oleh raffi. raffi masih terlihat kesal.
“loe mau bawa bekal gak, buat makan sebelum makan siang. Gue bikinin sendwich mau gak?” tanya gigi, raffi hanya memanyunkan mulutnya tanpa menjawab.
“kalau ditanya itu jawab. Jangan kayak anak kecil” ucap gigi.
“terserah” ucap raffi masih dengan wajah kesalnya. Selesai sarapan, mereka sama2 berangkat kekantor, raffi dengan motornya dan gigi dengan mobilnya.
“jadi ini bekalnya mau disimpan dimana?” tanya gigi yang menunjukkan kotak bekal raffi.
“sini, taruh ditas aja” ucap raffi yang memang sedang mengenakan tas rasel. Gigi pun memasukkkan makan siang raffi kedalam tas raffi dan izin untuk berangkat kerumah sakit. Saat raffi tiba dikantornya ia membuka tasnya dan mengambil kotak makan siang yang sudah disediakan oleh gigi. ia memegangnya dan berjalan memasuki kantor dengan senyuman diwajahnya.
“selamat pagi pak karyo” sapa raffi pada satpam dikantornya.
“selamat pagi pak, wah bapak bawa bekal makanan yah pa” ucap satpam tersebut yang langsung berdiri menyapa balik raffi.
“iya dong, buatan istri gue nih” ucap raffi yang dengan bangga menujukkkan kotak bekal makanan yang dipegangnya. Satpan itu merasa aneh dengan sikap raffi, karena sebelumnya raffi tidak pernah menyapa sebelumnya. Selalu karyawanlah yang menyapa dia untuk pertama kali. Raffi memasuki kantornya dengan senyum menghiasi wajahnya. Dia menyapa semua karyawan yang ditemuinya.
“itu beneran pak raffi. wah, tidak seperti biasanya” ucap salah seorang karyawannya.
“sepertinya dia sedang bahagia. Bagus sekali kalau setiap hari dia bisa seperti itu” ucap karyawan tersebut.
“selamat pagi rosi” sapa raffi pada sekretarisnya. Rosi pun nampak sangat kaget dengan perubahan sikap bosnya itu.
“pagi pak” jawab rosi.
“didalam sedang menunggu pak deni, pak irwan dan pak bily pak” ucap rosi.
“ok, terima kasih” ucap raffi yang langsung memasuki ruangannya. Rosi hanya berfikir melihat perubahan sikap bosnya. “apa dia baru saja terkena petir dipagi ini yah. Tapi gak hujan, aneh” gumam rosi.
“weits, ada apa ini? Kenapa kalian pagi2 sudah disini.” Tanya raffi pada ketiga sahabatnya.
“bahagia banget loe. Wih, bawa bekel lagi. tumben banget loe!” ucap billy yang melihat kotak makanan raffi dan hendak membuka apa isinya.
“jangan disentuh. Apaan sih loe bil. Belum sarapan emang loe” ucap raffi yang menarik kotak makanan tersebut dan menyimpannya didepan laptopnya.
“wih, biasa aja bro. takut gue. Emang tu bekel buatan syef terkenal gitu? Kok sampai gak bisa disentuh gitu” omel billy.
“kemaren aja, elo kayak orang depresi, sekarang senyum2 kagak jelas gitu. Emang kenapa loe, lagi jatuh cinta sama gigi?” ucap deni, raffi terlihat kaget.
“apaan, ngapain gue jatuh cinta sama dia. Aneh2 aja loe” ucap raffi yang berusaha menutupi kegugupannya.
“habisnya, aneh banget sikap loe. Udah baikan ama gigi?” tanya deni lagi.
“udahlah, ini bekel makanan dari dia” jelas raffi.
“oooo” ucap irwan, billy dan deni berbarengan.
“oo, apaan sih” ucap raffi lagi.
“pantesan tu bekel gak mau disentuh, ternyata” ucap bily lagi.
“bukan gitu. Gue kan gak suka makan diluar, jadi ini buat pengganjal perut sampai makan siang. Loe jangan aneh2 deh. Pada mau ngapain sih disini?” tanya raffi lagi.
“ini fi, gue mau ngelamar shanti” ucap deny.
“wah, selamat bro, terus2” ucap raffi.
“dia mau ngelamar shanti, tapi mau bikin suprise” jelas irwan.
“terus, jelasin yang bener. Jangan setengah2” ucap raffi lagi.
“jadi gini fi, sideny kan mau ngelamar teh shanti, tapi dia gak mau bilang dulu. Lusakan ulang tahun deny, dia mau bilang kalau mau ngerayain ultah dipuncak, ngajakin temen2 semua. Tap sebenarnya itu acara lamaran dia. Mau kasih kejutan buat teh shanti, gitu. Loe bisa ikut kan?” jelas irwan.
“lusa yah,,hmm, gue bisa atur jadwal gue. Buat elo bro.” ucap raffi yang memberi selamat kepada deni.
“jangan lupa ajakin gigi.” ucap irwan lagi.
“em, kalau dia gak sibuk. Gue kekamar mandi bentar yah” ucap raffi. saat raffi berada dikamar mandi, billy penasaran dengan kotak makanan raffi, memberi isyarat persetujuan pada irwan dan deni untuk membuka kotak makanan tersebut.
“gue buka yah, penasaran gue” ucap billy yang langsung membuka kotak makanan raffi.
“wah, sendwich” ucap billy yang langsung menggigit roti tersebut. Raffi yang baru saja keluar dari kamar mandi kaget melihat billy yang memakan rotinya.
“billyyyyyyyyyyyyyyy: teriak raffi, billy yang mendengar teriakan raffi langsung tersedak.
“apaan sih fi” ucap billy dengan mulut yang penuh.
“keluarin cepet, keluarin” ucap raffi yang memegang rahang billy untuk mengeluarkan roti yang baru saja dimakannya, namun billy dengan segera menelan roti tersebut.
“yahhh, bukannya gue larang loe buat makan. Sini, sini” ucap raffi dengan kesal sambil menarik roti dari tangan billy, irwan dan deni hanya tertawa mendengar kelakuan raffi.
“ya Allah, nyesel gue makan tuh roti. Sakit nih rahang gue” ucap billy yang memegang rahangnya.
“loe yang keterlaluan ucap raffi yang menaruh roti bekas billy kedalam kotak makanannya dan menyembunyikan kotak makanan tersebut.
“ yah udah deh, kita pergi naik mobil masing2 kan. Di vila gue. Ok. Nanti kabarin aja yah fi” ucap deni. Raffi hanya menganggukan kepalanya dengan wajah cemberut.
“yah ampun tuh muka, biasa aja. Cuma roti juga” ucap billy yang mencolek dagu raffi.
“sana pergi loe” ucap raffi lagi.
***
“asek, ada yang udah bias tersenyum nih. Kemaren aja nangis2” ucap kia yang melihat gigi tersenyum.
“apaan sih loe ki. Oh iya, elo yah, gak ngomong2 ke gue kalau pacaran sama irwan. gila kaget gue” ucap gigi. zaskia hanya mengeluarkan senyum malunya.
“gue juga kaget ngelihat loe, ternyata loe udah jatuh cinta sama raffi.” ucap zaskia.
“apaa, jatuh cinta. Elo jangan aneh2 deh ki” ucap gigi yang terlihat grogi.
“hmm, entahlah. Kita lihat saja nanti.” Ucap kia lagi.
“loe jangan mikir yang aneh2” ucap gigi lagi.
“oh yah, loe udah diajakin raffi belum” tanya kia.
“diajakin apa?” tanya kia.
“gue sudah aturin jadwal loe. Kita bakal nginep divila selama 3 hari dua malam. Kang deni mau kasih kejutan buat pacarnya, kalau gak salah dia mau ngelamar pacarnya dihari ulang tahunnya gitu. Jadi loe harus ikut.” Ucap kia.
“elo, sembarangan, ngerombak jadwal gue” omel gigi.
“udah, loe ikut aja, lusa yah. Ok” ucap kia yang beranjak meninggalkan gigi.
***
“emm, gi, loe ada waktu luang gak? Buat lusa?” tanya raffi saat mereka sedang makan.
“acara kang deni kan?” ucap gigi.
“kok loe tau?” ucap raffi lagi.
“si kia yang ngasih tau.” Jelas gigi.
“zaskia! Kok zaskia bisa tau?” selidik raffi.
“karena dia juga bakal ikut” ucap gigi.
“hah. Ikut,” ucap raffi lagi.
“iya, dia kan pacar si irwan, jadi dia pasti ikutlah” jelas gigi.
“apaa, irwan pacaran sama zaskia? Wowww, gila tuh si irwan, gak cerita2 lagi ke gue” ucap raffi, gigi hanya mengeluarkan senyumnya.
***
Hari yang mereka rencanakan pun tiba. Mereka sepakat untuk naik mobil masing2 menuju puncak dikawasan jawa barat milik deni. Begitupun raffi dan gigi. gigi nampak memasukan bebrapa barang bawaan mereka.
“taruhnya disini aja?” perintah gigi kepada raffi.
“ok, udah semua kan, ayo kita berangkat.” Ucap gigi yang langsung duduk dikursi sebelah kiri. Raffi hanya memperhatikan gigi.
“ayo, loe yang nyetir” ucap gigi.
“kan loe tau, gue masih gak bisa nyetir” rajuk raffi, gigi menarik nafasnya dan keluar dari mobil.
“harus bisa” ucap gigi, raffi mengerutkan alisnya dan mendorong tubuh raffi dan memasukannya dikursi kemudi.
“Ok, kita siap untuk berangkat. Ayo cepat jalanin mobilnya” perintah gigi. raffi berusaha memegang stir mobil, namun bayangan tabrakan itu kembali membayanginya, ia mulai ketakutan lagi.
“heii,hei,hei,” ucap gigi yang memegang kedua tangan raffi.
“dengerin gue, tarik nafas loe dalam2” perintah gigi. raffi pun menarik nafasnya dengan dalam.
“tutup mata loe” raffipun menutup matanya dengan wajah mengahadap ke gigi.
“dengerin gue yah. Semuanya hanya masa lalu. Bayangkan kak nisya bahagia disana. Kamu sekarang berada dimasa ini. Tidak akan terjadi apa2 kalau kamu menyetir dengan baik. Semua akan baik2 saja. Yakinkan itu. Tidak akan terjadi apa2 selama perjalanan. Ini hanya sebuah mobil, ini benda. Kitalah manusia yang mengendalikannya. Mobil ini hanya sebuah benda, kamulah pengendalinya, yakini itu, ssemua akan baik2 saja. Aku ada disampingmu” ucap gigi yang masih memagang kedua tangan raffi. raffi membuka matanya dan mentap mata gigi. gigi memberikan senyum dan isyarat kepada raffi.
“pelan2, tarik nafas, yakinkan semua akan baik2 saja, aku ada disni bersamamu raffi” ucap gigi, raffi berbalik menatap gigi lagi. gigi menaikkan alisnya. Raffi menarik nafasnya dengan dalam. Ia mulai menyalakan mesin mobil, sedkit gugup, masih ada sisa ketakutan dimatanya.
“semuanya akan abaik2 saja, semuanya akan baik2 saja, semuanya akan baik2 saja, semuanya akan baik2 saja kan gi!” ucap raffi berulang untuk meyakinkan dirinya saat ia mulai menjalankan mobilnya.
“iya, kamu bisa kan tanpa kegugupan. Semuanya akan baik2 saja raffi. kamu bisa kan.” Ucap gigi yang memberikan senyum manisnya, dan memberi semangat kepada raffi.
“woooooooo” teriak raffi yang begitu senang saat ia mulai bisa menjalankan mobil tersebut tanpa rasa takut. Gigi hanya tertawa, dan sesekali memegang pundak raffi.
“gue bisa gi, gue bisa,,,woooooo” ucap raffi lagiii,
“yeeeee, raffi bisa” ucap gigi. mereka tersenyum bersama merayakan keberhasilan raffi. kurang lebih 3 jam, akhirnya mereka sampai juga di puncak, di vila deni. Semua orang sudah menunggu, raffi dan gigi lah yang terakhir sampai.
“udah sampai gi, yuk turun” ajak raffi kepada gigi yang masih tidur.
“udah yah.” Ucap gigi yang mengumpulkan kesadarnnya dan merenggangkan otot2 lehernya. Raffi pun turun menyapa sahabatnya yang berada di halaman vila tersebut.
“hai bro” sapa raffi dengan melempar senyum kepada sahabatnya, namun tiba2 senyumnya berubah saat melihat siapa yang baru saja keluar dari vila, gigi yang baru keluar dari mobilpun terpaku menatap kearah naura yang berdiri didepan pintu vila, sedangkan raffi menatap nanda dengan tajam.


Sekian dulu, jangan bosen yah tunggu part selanjutnya. Terima kasih, jangan lupa like dan kommentnya. Selalulah tersenyum. 

28 komentar:

  1. Akhirnya keluar juga cerbung favorit gue...part selanjutnya jangan lama-lama ngepost nya...

    BalasHapus
  2. Horee akhirnya keren bnget next slanjutnya jngan lama2 ditunggu ya.makasih

    BalasHapus
  3. duuuuuh keren bgt cerbungnya,,, favorit bgt ini... please jgn lama-lama nextnyaaa...

    BalasHapus
  4. duuuuuh keren bgt cerbungnya,,, favorit bgt ini... please jgn lama-lama nextnyaaa...

    BalasHapus
  5. jgn lama2 part selanjutnya...

    BalasHapus
  6. cerita nya makin bagus,,mkin pnasaran nee ama klanjutanya..
    kpan ne klanjutanya.. jangan lama2 donk..

    BalasHapus
  7. lanjut lanjut kak...
    jangan lama-lama ya kak..
    semua penasaran nich ma kalenajutannya...

    BalasHapus
  8. kak ayo donk post lanjutannya
    pleaseeeeeee

    BalasHapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  10. beneran yach kak???
    jangan lama-lama loh ngepost nya...

    BalasHapus
  11. kak katanya mw di post kelanjutanyya...

    BalasHapus
  12. Mana nextnya kok belum di post udah g sabar nich.makasih

    BalasHapus
  13. Nextnya mana niy...ditungguin lho dari kemaren... :)

    BalasHapus
  14. kak naura lagi sibuk ya???
    kalo ada waktu senggang tolong post kelanjutanyya donk..
    udah hampir 1 minggu nich penasaran ma kelanjutannya..
    please ya kak post..
    makasih :)

    BalasHapus
  15. gmana ne,part selanjutnya.. tlong dong di posting secepatnya.. makasih ya

    BalasHapus
  16. apa kabar nya ya part selanjutnya..

    BalasHapus
  17. kak gmn nich kelanjutannya?? :(, mlai kmarin ditunggu2 loh kak..
    kalo kak naura punya waktu sebentarrrrr aja tolong post kelanjutannya ya kak
    kita semua penasaran nich..
    makasih kak

    BalasHapus
  18. Namaku bukan naura...itu nama ponakan aku...maaf yah....inspirasi belum juga dtang nih...maubmenciptkn klimaksnya...hehehe...hmmm...gak janji kpn tapi akan ku lanjut dlm waktu dekat ini..

    BalasHapus
  19. kok lama bgt ne klanjutanya.. tlonh dong di post scepatnya.. hmpir tiap mlam ne,mastiin klnjytanya..

    BalasHapus
  20. Kak kapan next nya dipost. ...kok lama banget ngepost nya sudah 2 minggu nihh nunggu kelanjutannya. ...

    BalasHapus
  21. Mana nich kelanjutannya g sabar penngin tau endingnya lama banget.makasih

    BalasHapus
  22. knapa sihh blum d posting jga klanjutanya.. kasih kpastian dong kpan d posting nya..

    BalasHapus
  23. Hayuukk atuh diupload lg donk trusannya sist..udh lma niih nunggunya..thnks

    BalasHapus
  24. Hayuukk atuh diupload lg donk trusannya sist..udh lma niih nunggunya..thnks

    BalasHapus