Maaf yah
semuanya, jadi gak sempat ngepost deh, sekali lagi maaf yah, karena udah gak
nepatin janji. Ok, langsung pada baca aja yah, jangan lupa ost part ini masih
punya Melly Goeslaw-Hanya, Naif-Benci untuk mencintai, Maudy Ayunda-Tiba-tiba
cinta datang.
“Dalam
Diam Kau Curi Hati Ku”
Part 17
“gue yang nabrak kak nisya” ucap raffi, air matanya mulai jatuh,
begitu pun dengan gigi.
“loe anak yang berumur 12 tahun dari keluarga kaya itu. Yang bebas
karena alasan masih dibawah umur. Benar itu elo raffi” tanya gigi dengan air
mata yang mengalir dipipinya dan bibir yang bergetar.
“iya, gue yang ngebunuh dia. Gue” ucap raffi lagi.
“lepasin tangan gue, lepasinnnnn” teriak gigi, yang menarik tangannya
dengan kasar.
“kalau semua itu benar, aku gak mau hidup sama orang seperti kamu.
Kita cerai saja raffi” ucap gigi yang menyapu air matanya dan berlalu
meninggalkan raffi yang masih membeku. Raffi tersungkur, melihat foto yang ada
dilantai kamar gigi, ia menangis tersedu2 dikamar gigi, dan gigi memacu
mobilnya sambil menyapu air matanya yang mengalir turun membasahi pipinya.
Tidak ada kata yang dapat diungkapkannya, mulutnya mengatup, air matanya terus
jatuh membasahi pipinya, ia membawa mobilnya melaju dengan kecepatan lebih dari
60 km/jam. Raffi masih terbaring dengan tatapan kosongnya, ia memejamkan
matanya, memeluk kedua kakinya. Ia menutup matanya, butir air matanya jatuh
membasahi pipinya, bayangan kecelekaan itu kembali terbayang di pikirannya,
tubuhnya mulai menggigil, keringat dingin mulai membasahi tubuhnya, sendiria ia
dalam bayangan masa lalu yang begitu mengganggunya, sendirian ia kini dalam
kesedihannya. Dimalam yang begitu dingin, jalan ibu kota jakarta yang masih
ramai dengan kendaraan, namun tidak seperti yang dirasakan gigi. ia memarkirkan
mobilnya, dan berdiri disebuah jalan trotoar yang ramai dengan para pejalan
kaki yang hendak pulang kerumahnya. Dalam keramaian gigi merasa sendirian,
disandarkan tubuhnya disalah satu bangku jalan dengan air mata yang terus
membasahi pipinya. ia tidak mungkin pulang kerumahnya, akan banyak pertanyaan,
dan tidak akan ada jawaban untuk semua pertanyaan2 itu. Ia masih menangis dalam
keramaian kota. Pikirannya melayang mengingat kejadian 12 tahun yang lalu.
***Flashback 12 tahun yang lalu***
Nampak seorang gadis kecil sedang duduk menangis disebuah taman kota.
Ditengah keramaian ia menangis tersedu2. Tidak ada yang menghiraukan, semuanya
sibuk dengan dunia mereka masing2.
“hei, kenapa menangis adik cantik” ucap seorang wanita remaja berumur
kira2 14 tahun. Gadis kecil itu masih terus menangis tersedu2.
“jangan menangis lagi, lihat kakak bawa apa. Kakak punya lolipop loh”
ucap wanita muda itu lagi, gadis kecil itu mulai menoleh, mencari keikhlasan
dari kedua mata yang sedang menatapnya dengan senyuman yang melingkari bibirnya.
Gadis kecil itu mulai diam, namun masih terdengar segukan sisa dari tangisnya.
Secara bergantian ia melihat mata dan senyuman wanita yang ada didepannya.
“jangan nangis lagi. ini lolipop buat kamu” ucap wanita muda itu
sambil menyodorkan lolipop kehadapan gadis kecil itu. Dalam keraguan gadis
kecil itu mengumpulkan keberaniannya untuk mengambil lolipop yang disodorkan
padanya.
“yah gitu dong. Nama kakak Nisya, nama adik cantik yang ada dihadapan
kak nisya ini siapa yah” gadis kecil itu masih menatap wanita itu dengan lekat.
“nagita kak, tapi bisa dipanggil gigi” ucapnya yang mulai tenang.
***Flash Back Off***
Gigi tersenyum dalam tangisnya saat mengingat moment pertemuannya
dengan nisya. Namun senyum itu kembali hilang saat ia mengingat kejadian itu.
***Flash Back***
Nampak gigi kecil menangis, berlari membawa tas ranselnya dengan
ketakutan diwajahnya dimalam hari yang gelap. Ia sesekali berbalik dan menoleh
kesekelilingnya, seperti menghindar dari seseorang. Ia menaiki sebuah taxi, dan
turun ditempat yang menjadi tujuannya. Saat ia berlari melihat nisya yang
sedang duduk disebuah gardu tepi jalan berlindung dari kegelapan malam. Senyum
kecil gigi mengambang saat melihat nisya yang sedang asyik dengan bukunya,
namun tiba2 sebuah mobil mengahantam gardu tempat nisya duduk dengan buku
ditangannya. Tubuh gigi membeku, air matanya jatuh, mulutnya mengatup melihat
kejadian didepannya. tiba2 dua orang pria berbadan tegap menutup mulut gigi
dengan sapu tangan, dalam perlahan kesadaran gigi mulai menurun, dengan segera
ia dimasukkan kedalam mobil dengan kedua orang tersebut.
***Flash Back OFF***
“hallo assalamualaikum, kenapa
gi?” ucap zaskia
“ki. Loe dimana? Boleh aku ke apartemenmu?” ucap gigi dengan sisa
suaranya.
“kenapa dengan suara loe? Loe habis nangis? Em, gue ada diapartemen
sih sekarang”
“gue kesitu yah” ucap gigi yang langsung mematikan HP nya.
“nih anak kenapa yah” gumam kia yang mulai khawatir. Tidak lama gigi
datang dengan keadaan sembraut.
“loe kenapa gi” ucap kia yang kaget melihat keadaan gigi.
“gue mau tidur” ucap gigi.
“we,,we,,wait. Loe cerita lah, bagi ke gue. Loe kenapa, hei” ucap kia
yang berusaha menenangkan gigi yang mulai menangis.
“gue mau cerai ama raffi ki. Gue udah gak bisa hidup sama dia.” Jelas
gigi yang mulai menangis kembali.
“tapi kenapa? Bukannya loe tau konsekwensi yang loe harus hadapi,
kalau loe yang minta cerai pertama dari raffi?” ucap kia
“gue tau, dan gue udah gak peduli!” ucap gigi lagi.
“emang ada apa sih gi, cerita! Kenapa loe tiba2 pengen cerai sama
raffi” tanya kia lagi.
“susah ki, ceritanya panjang. Yang jelas, raffi adalah laki2 yang
selama ini paling aku benci.” Ucap gigi
“buaknnya loe emang benci ama dia?” ucap kia lagi
“dia adalah laki2 yang selama ini tak pernah ingin kutemui ki, udah,
gue mau istrahat” ucap gigi disela tangisnya.
“tapi kenapa. Hah, yah udah loe istrahat dulu” ucap kia berusaha
menenangkan gigi.
“loe udah makan blom?” tanya kia lagi.
“udah” jawab gigi
“bener?” tanya kia lagi
“bener ki, gue hanya butuh ketenangan. Gue pengen tidur.” Ucap gigi
lagi.
“ok, ok. Loe tidur gih” ucap kia. Gigi pun
berusaha memejamkan matanya, namun air matanya terus mengalir membasahi
pipinya.
“kamu udah coba telpon raffi?” terdengar samar2 ditelinga gigi yang
mulai sadar dari tidurnya. Hari sudah pagi, waktu menunjukkan pukul 08.30.
“sudah. Tapi gak diangkat2 yang” terdengar suara seorang pemuda,
samar2. Gigi mulai membuka matanya, mengumpulkan kesadarnnya. Ia bangun dari
ranjang dan mencari asal dari suara itu.
“irwan” gigi memndang irwan dan zaskia yang sedang mengobrol diruang
tamu.
“udah bangun yah gi” ucap kia yang mulai salah tingkah.
“kok irwan bisa ada disini ki?” tanya gigi yang menatap zaskia dengan
penuh tanya.
“em, ini...eee” kia masih bingung akan menjawab apa.
“loe baik2 aja kan gi?” tanya irwan.
“loe ngapain emangnya disini wan? Loe gak disuruh raffi kan?” selidik
gigi,
“gaklah. Tadinya cuman mau ngagetin kia, mau bawain sarapan tanpa
bilang2, eh, ternyata ibu raffi ahmad ada disini” ucap irwan, seketika zaskia
mencubit perut irwan.
“apaan sih, jangan ngomong kayak gitu, dia lagi sensitif sama raffi”
bisik kia.
“kalian pacaran?” tanya gigi, zaskia nampak kaget, namun berbeda
dengan irwan yang memberikan senyum lebarnya.
“iiiiya,,gi,,,hehehe” ucap kia.
“oh,,” gumam gigi.
“yah ampun sayang. Mata loe sembab banget, ayo mandi dulu, terus kita
sarapan, ok” ucap kia sambil mendorong tubuh gigi untuk masuk kekamar, sesekali
ia berbalik, memberi isyarat kepada irwan untuk segera pulang. Namun irwan
hanya memberikan senyumannya. Irwan kemudian mengeluarkan HP nya, ia terlihat
sangat serius dengan HP nya.
***
“wah, wah, sepertinya kita harus turun tangan nih. Hmmm, ayo kita
kerumahnya bil” uccap deni setelah membaca pesan dari irwan.
“baiklah, rapat hari ini kita cancel dulu. Ayo kita ketempat raffi”
tambah billy. Billy dan denipun langsung berangkat untuk menuju kerumah raffi.
“apa dia ada didalam yah.” Ucap billy yang memandang rumah raffi dan
gigi dari luar.
“kan dia gak ada dikantor. Dimana lagi dia kalau bukan dirumah. Ayo..”
ucap denny. Mereka memencet bell rumah tersebut beberapa kali, namun tidak ada
respon sama sekali dari dalam rumah.
“gak ada kali siraffinya” ucap billy.
“masa sih gak ada” ucap deny yang refleks mengecek gagang pintu rumah
tersebut.
“bil, gak kekunci.” Ucap deny yang sadar ternyata rumah tersebut tidak
terkunci.
“ayo masuk” ucap billy. Mereka pun memasuki rumah tersebut, melihat
kondisi seisi rumah.
“ayo kita naik keatas. Siapa tau dia ada dikamarnya.” Ucap billy.
Merekapun berjalan keatas dan membuka pintu kamar raffi, namun mereka tidak
mendapati raffi.
“gak ada.” Ucap deny
“jadi dimana tuh anak” tambah billy.
“apa dikamar itu?” ucap deni sambil menujuk kearah kamar gigi.
“mungkin, ayo, loe yang buka” ucap billy sambil mendorong deny untuk
membuka pintu kamar tersebut.
“gak ada juga bil” ucap deni yang mengamati kamar gigi. namun saat ia
hendak menutup pintu ia melihat sebuah bayangan yang berasal dari balkon kamar
gigi.
“sepertinya dia ada dibalkon” merka mulai memasuki kamar gigi, dan
benar saja, orang yang mereka cari sedang merenung di balkon kamar gigi sambil
memegang foto nisya dan gigi. raffi measih menggunakan kemeja kantornya,
cambang dan kumis tipis di dagunya sudah mulai menumbuh.
“fi, loe gak papa” tanya deni yang mendekati raffi, namun tidak ada
jawaban dari raffi.
“fi loe gak papa kan?” tanya billy yang ikut mendekati raffi.
“ngapain kalian kesini, gue gak papa kok!” ucap raffi yang masih
memandang kosng kedepan.
“em, gigi mana!” tanya deni yang pura2 tidak tau.
“entahlah. Dia mau menceraikanku, karena tau kalau aku yang menabrak
kak nisya” jelas raffi. denny dan billy menjadi kaget dengan perkataan raffi,
“emang gigi kenal sama kak nisya?” tanya deni
“entahlah.” Ucap raffi lagi.
Diapartemen zaskia, irwan masih ada, sibuk dengan HP nya. Sementara
kia masih berusaha menyuruh gigi untuk makan. Irwan begitu serius membaca dan
membalas sms dari bili dan deni, sesekali ia menarik nafasnya.
“pulang gi sana.” Ucap kia kepada irwan.
“kenapa yang?” tanya irwan
“pulang. Daritadi kamu main HP mulu. Sana pulang!” perintah zaskia.
“iya, iya, bawel.” Ucap irwan sambil mencubit pipi zaskia.
“ih, apaan sih, malu tau ada gigi” ucap kia.
“gi, gue izin pulang yah” izin irwan. gigi hanya membalasnya dengan
senyuman. Saat irwan hendak pergi, ia berfikir dan berhenti sejenak.
“kenapa malah bengong. Sana pulang” ucap kia yang mulai mendorong
tubuh irwan.
“sebentar sayang” ucap irwan lagi.
“gi, aku tau, kamu dan raffi mungkin menikah karena perjodohan. Cinta
diatara kalian pun masih mungkin tidak ada. Tapi,,kalau kamu ingin meninggalkan
raffi sekarang, karena kak nisya,,” ucapan irwan terpotong karena gigi mulai
menatapnya tajam.
“kalau kamu ingin meninggalkan raffi karena kak nisya, saya rasa, kamu
seperti menancapkan pedang diluka raffi yang masih basah.” Ucap irwan.
“maksud kamu? Apa kamu tau siapa kak nisya? Kamu bilang seperti itu
karena kamu tidak tau apa2”
“aku mungkin tidak tau apa2 mengenai hubungan kamu dan kak nisya. Tapi
yang aku tau, kak nisya adalah kakak satu2nya yang paling disayangi oleh
raffi.” ucap irwan lagi,
“maksud kamu?” tanya gigi lagi.
“iya, kak nisya adalah anak pertama dari ahmad group. Kakak kandung
raffi. apa kamu bisa bayangkan jika kamu menabrak orang yang paling kamu
sayangi? Itulah yang dialami raffi. untuk mengobati traumanya buth banyak waktu
gi. Sampai saat ini pun, trauma akan kejadian itu pun masih mengahntuinya, kamu
pikir kenapa dia jarang mengendarai mobil sendiri. Karena trauma itu belum
sembuh gi!” jelas irwan
“kalau kak nisya kakak raffi, kenapa dia tinggal diasrama?” tanya gigi
lagi,
“saya hanya bisa menjelaskan sampai sini. Tanyakan pada raffi sendiri
untuk penjelasan pertanyaanmu itu. Karena itu bukan hak saya. Kembalilah
kerumah dan tanyakan padanya.” Ucap irwan yang kemudian peergi meninggalkan
gigi yang masih dilingkupi banyak pertanyaan. Ia memikirkan semua perkataan
dari irwan. zaskia hanya bisa melihat tanpa berkomentar apa pun. Tiba2 gigi
berdiri dan mengambil jaketnya.
“yah, gi, loe mau kemana” tanya kia ang melihat gigi terburu2
meninggalkan apartemen zaskia.
‘yah ampun tuh anak, huft, apa dia akan
baik2 saja yah. Rumit sekali” gumam zaskia.
Gigi memacu mobilnya, sesekali air matanya terjatuh. Mobilnya melaju
hingga tiba ditempat tujuan. Ia memarkirkan mobilnya dihalaman rumahnya dan
berlari masuk kedalam rumah mencari keberadaan raffi. ia berlari keatas,
ditemukannya raffi masih dalam kondosi yang sangat kacau. Gigi mulai berjalan
mendekati balkon kamarnya dimna raffi berada. Ia berusaha menenangkan dirinya
dan mulai membuka pembicaraan dengan raffi yang terlihat sangat kacau.
“raffi” panggil gigi. raffi yang tadinya tanpa ekspresi kini
membalikan badannya untuk melihat asal suara yang tidak asing lagi
ditelinganya. Stelah melihat gigi ia kembali melihat kedepan.
“bukannya loe mau ninggilin gue. Ngapain loe kesini lagi!” ucap raffi.
“siapa kak nisya bagimu? Aku masih butuh penjelasanmu” ucap gigi.
“dia kakakku. Kakakku satu2nya. Aku sangat menyayanginya, tapi aku
yang menghilangkan nyawanya, haha, hah, sunggung menyedihkan” ucap raffi.
“aku melihat saat kamu menabraknya” ucap gigi, raffi mengeluarkan
senyum. Ia berdiri menghdapi gigi, menatap gigi.
“lalu. Apa yang akan kamu lakukan sekarang? Setelah tau aku yang
menabraknya.” Ucap raffi lagi
“terlalu banyak pertanyaan. Kalau dia kakakmu, kenapa dia tinggal
diasrama? Kenapa dia mencari uang tambahan hanya untuk membeli sebuah buku?”
tanya gigi lagi.
“hmmm, tidak ada yang perlu kamu tau, dan tidak ada yang perlu
dijelaskan, jika kamu ingin bercerai,,,,mari kita bercerai” ucap raffi yang
berjalan hendak meninggalkan gigi, namun gigi menghentikan langkah raffi dengan
menarik lengannya.
“aku datang kesini bukan untuk itu. Aku hanya ingin tau, kenapa anak
berumur 12 tahun membawa mobil dimalam hari” ucap gigi dengan suara yang
bergetar.
“hahah, kamu mau ingin tau bagaimana keluargaku. Semuanya, kamu ingin
mendengarnya? Kamu ingin mendengar keluargaku yang begitu penuh dengan konflik”
ucap raffi yang mulai meninggikan suaranya.
“iya,,,aku ingin mendengarnya” teriak gigi.
“ok, kak nisya, anak pertama dari ahmad group. Dia terlalu idiologis,
menentang ayahku dengan semua peraturannya. Dia tidak ingin dikekang,
sekolahpun dia tidak ingin dikekang. Lalu kamu tau apa yang dilakukan ayahku?
Dia memasukan kakakkku keasrama. Orang yang selalu mendukungnku, mengajarkan
aku banyak hal. Ayahku memasukannya keasrama. Dia seperti tahanan, bertemu
dengannya pun aku harus menentukan waktunya. Keluarga macam apa itu” emosi
raffi meneriakkan semua masalah dalam keluarganya, air matanya jatuh, begitu
pun dengan gigi yang mendengarkan.
“aku berbohong pada kak nisya dihari tabrakan itu terjadi, aku bilang
aku naik taxi, tunggu aku ditaman bermain, dan aku sudah mendapat restu dari
ayah. Aku ingin bertemu dengannya. Aku berbohong, aku lari dari rumah karena
menentang ayahku, kenapa aku harus berbohong padanya. Kenapa aku memaksanya
untuk keluar padahal dia sudah bilang sudah ada janji. Kenapa aku harus lari
dari rumah, kenapa eku berkendara tanpa melihat kedepan, kenapa aku berkendara
dalam ketakutan, sampai,,” ucap raffi dalam tangis dan emosinya, badannya
kembali dingin setelah mengingat kejadian itu lagi.
“tapi aku tidak tau kalau dia ada digardu itu, aku menyuruhnya
menunggu ditaman bermain, aku tidak tau, aku tidak tau” ucap raffi seperti
orang yang kehilangan kesadarannya. Gigi yang melihat keadaan raffi yang
seperti orang gila spontan langsung memeluk tubuh raffi.
“tenanglah,,kumohon, tenanglah” ucap gigi yang berusaha menenangkan
raffi, raffi masih dengan ingatannya dan ketakutannya, gigi mengeratkan
pelukannnya, mengusap pundak raffi, berusaha menenangkannya.
“aku masih ingat wajahnya gi, aku mengingat senyum terakhirnya. Dan
aku terus mengingat senyumnya. Aku masih mendengar suaranya, saat memberiku
pesan terakhirnya. Aku yang menabraknya gi” ucap raffi dalam tangisnya yang
seperti anak kecil. Gigi melepaskan pelukannya, menyapu air mata dipipi raffi,
menatap mata raffi, matanya sekan memberi kata untuk tenang. Raffi duduk di
tepi ranjang gigi sambil memegang kepalanya dan menarik rambutnya dengan kasar.
“hei, sudah cukup. Bukan salahmu” ucap gigi meraih dan menggenggap
kedua tangan raffi. berusaha menenangkan raffi dengan menggenggam kedua tangan
raffi.
“itu juga salahku. Aku yang menyuruh kak nisya untuk menungguku
digardu itu. Itu juga salahku raffi. aku juga kabur dari rumah dimalam itu.
Jangan terus menyalahkan dirimu, semua sudah terjadi, dan kak nisya sudah
tenang disana” raffi menatap gigi dengan lekat.
“jika kamu mau marah padaku, marahlah, tapi jangan menghukum dirimu
sendiri” ucap gigi, raffi menatap gigi yang sedang berjongkok dihadapannya
dengan dalam.
“jika kamu ingin memakiku, makilah, tapi jangan terus menyalahkan
dirimu” ucap gigi lagi dalam tangisnya. Raffi masih menatap wajah gigi dengan
lekat, dan tiba2 ia menarik tubuh gigi dalam pelukannya. Ia memeluk tubuh gigi
dengan erat, menumpahkan semua kesedihannya. Gigi membalas pelukan raffi,
dipeluknya dengan erat, air matanya membasahi kemeja raffi. tangisan mereka
saling beradu dalam sebuah kelegaan. Mereka nampak berbaring, diranjang gigi
saling berhadapan.
“kenapa kamu bisa mengenal kak nisya?” tanya raffi.
“dia seperti malaikat yang datang kedalam hidupku. Aku hampir tidak
mempunyai teman. Sendirian dimasa kecil itu sungguh tidak menyenangkan. Tapi
semenjak kak nisya datang, hidupku jadi lebih berwarna, jadi punya tujuan. Aku
jadi punya cita2, dia memperlihatkanku dunia.” Jawab gigi.
“begitukah. Iya, dia memang seperti malaikat. Hanya dia yang dapat
terbang dengan sangat bebas di sarang yang ayahku buat” ucap raffi dengan
senyuman kecilnya.
“dia suka membaca” humam gigi.
“iya, banyak buku yang dia baca” ucap raffi lagi.
“aku suka merengek kepadanya. Lari dari rumah dan pergi keasramanya.
Dia selalu tersenyum saat aku berlari kepadanya. Dia selalu mendengarkan keluh
kesahku” Ucap raffi.
“tapi, kok kamu bisa dekat sama kak nisya?”
“dia menjadi guru privatku. Aku memaksa ayah untuk menjadikannya guru
privatku. Sangat bersahaja. Dari itu kami saling mengenal satu sama lain. Dia
mengajariku arti dari ketujuh warna pelangi. Dia mengajarkanku untuk melihat
banyak hal. Itulah kak nisya. Aku tidak dapat bersahabat dengan orang lain.
Semua yang mendekatiku selalu punya modus lain. Ayah terlalu menjagaku,
dimanapun aku pergi selalu ada bodiguard. Teman2 selalu merasa tidak nyaman
dengan itu. Sedikit aku terluka semua akan kena masalah. Aku seperti berlian
yang dilindungi, namun begitu rapuh dengan sekali hentakan, nampak berkilau
hanya dari luarnya saja. Aku menjadi anak yang begitu dingin, tidak punya belas
kasih. Aku dapat marah kepada semua orang. Namun kak nisya datang mengajarkanku
tentang arti sebuah senyuman, dia mengajarkanku tentang semua itu” ucap gigu.
“malam itu, kenapa kamu bisa ada disana?”
“ayahku menyuruhku untuk sekolah dilondon. Aku menolak, karena aku
tidak ingin jauh dari mama. Di london pun aku akan diasramakan, itu sungguh memuakkan.
aku menelpon kak nisya, bilang kalau aku sedang lari, dan aku akan menemuinya
di gardu dekat taman bermain.” Gigi menjelaskan dan raffi memandang gigi dengan
lekat.
“hm, aku bohong padanya dimalam itu. Memaksanya untuk ketemu tapi
katanya dia sudah punya janji. Ternyata denganmu. Aku lalu bilang mau bertemu
dengan teman kecil yang selalu ia ceritakan padaku” ucap raffi dan berfikir
sejenak, tentang teman kecil yang selalu diceritakan kakaknya.
“Apakah kamu, astaga” ucap raffi yang sedikit kaget dengan takdir
mereka saat ini.
“jadi elo, “ ucap gigi yang mulai sadar dengan maksud raffi
***Flash Back GIGI***
“nanti kak nisya bakal kenalin kamu sama seseorang” ucap nisya disela2
ia mengajar gigi.
“Benarkah. Siapa kak?” tanya gigi kecil.
“dia sama denganmu. Kesepian ditengah kemewahan. Jangan khawatir dia
anak yang tampan, juga sangat baik, hanya sedikit manja” ucap nisya dengan
senyum khasnya.
“oh yah. Memang dia siapa kak?” tanya gigi kecil lagi.
“emm, kerabatku, adikku. Yang jelas, aku sangat yakin kalian dapat
bersahabat. Dan aku berharap lebih dari itu” ucap nisya kepada gigi yang masih
belum mengerti dengan perkataan nisya.
“kapan aku bisa bertemu dengannya kak?” tanya gigi
“nanti kakak akan mempertemukan kamu dengannya. Tapi, jangan terpesona
yah sama adik kakak, kalau sudah gede boleh, tapi kalau sekarang belum boleh
yah!” ucap nisya masih dengan senyumnya, gigi kecil hanya bingung melihat nisya
yang begitu senang mencertakan adiknya.
***Flash Back Raffi***
“oh ya fi, kakak mau ngenalin afi sama seseorang” ucap nisya.
“siapa” tanya raffi kecil.
“seseorang yang sangat cantik, baik, pinter lagi” ucap kak nisya.
“oh,,, memang dia gak papa temenan ama raffi.” tanya raffi lagi,
“gak papa. Dia mirip kok sama kamu. Kalian pasti bisa menjadi sangat
dekat. Kakak percaya itu.” Ucap nisya, raffi hanya menganggukkan kepalanya.
“kalian bisa bermain bersama, belajar bersama. Pokoknya, kamu harus
baik sama temen kecil kakak itu. Dan kamu harus ketemu sama dia. Mengerti” ucap
nisya dengan senyum khasnya.
“siap bos” ucap raffi kecil juga dengan senyumnya.
**Flash Back Off***
“jadi elo, temen kecil yang kak nisya mau ketemuin sama gue?” ucap
raffi yang mulai bangun dan duduk diatas kasur dengan wajah tidak percayanya.
“jdi elo, astaga, hah, adik kak nisya yang mau diketemuin sama gue.
Wah, aku tak habis pikir. Seberapa besar perubahanmu sepeninggalan kak nisya.
Karena gambaran adiknya padaku begitu sempurna” ucap gigi, raffi begitu emosi
dengan perkataan gigi.
“yah ampun. Kak nisya pun menggambarkanmu bak princes turun dari
surga, ternyata princes turun dari neraka” balas raffi, gigi yang berbalik
emosi mendengar perkataan raffi.
“udah males gue ngomong sama orang kayak elo.” Ucap gigi sembari
berdiri hendak meninggalkan raffi.
“mau kemana loe?” tanya raffi dengan wajah khawatirnya.
“mau kebawa, mau nyari makan, laper” ucap gigi
“kirain” ucap raffi pelan.
“kirain kenapa?”tanya gigi.
“hah, gak, sana loe masak. Buatin gue juga, gue laper banget nih” ucap
raffi.
“iya, dasar. Loe kalau lihat wajah gue, memangnya kayak lihat nasi
yah!” ucap gigi
“baru tau loe, loe kan mirip nasi” ucap raffi
“yahhh” teriak gigi mengepalkan tangannya, namun raffi refleks
menutupi wajahnya dengan bantal.
“awas aja loe bilang kayk gitu” ancam gigi, raffi hanya mengeluarkan
senyumnya.
“udah balik dia,” gumam raffi dengan senyuman lebarnya.
“kirain dia mau pergi lagi, hah, mandi ah” gumam raffi. setelah itu ia
turun kebawah karena mencium baw masakan gigi.
“wah, wangi banget, masak apa?” tanya raffi.
“rendang, sama opor” ucap gigi.
“wih, tumben. Apakah hari ini adalah hari bersejarah? Tumben loe gak
masak telor?” ucap raffi
“dimasain telor protes, dimasakin yang lain banyak nanya. Mau loe apa
sih” omel gigi,
“gak papa kok. Ayo kita makan, aku belum makan dari kemarin” ucap
raffi yang begitu bersemangat menyantap makanannya. Gigi hanya melihatnya
dengan senyuman.
“hmmm, fi” panggil gigi
“em” gumam raffi
“gue boleh tanya sesuatu?” tanya gigi lagi
“tanya aja” jawab raffi.
“apa pesan terakhir kak nisya padamu?” tanya gigi lagi, raffi
menghentikan makannya.
“oh, itu. Dia menyuruhku untuk mengikuti semua yang ayahku katakan.
Jaga mama dan nisya, dan bahagiakan mereka, dan,,” ucapan raffi terpotong dan
melihat kearah gigi.
“dan apa?” tanya gigi lagi.
“dan hiduplah dngan baik” ucap raffi berbohong.
“hmm, kalau begitu bahagiakanlah mereka. Dan, berhentilah untuk merasa
bersalah. Semua yang terjadi memiliki hikmah disetiap kejadiannya. Itu yang
dikatakan kak nisya” ucap gigi dengan melebarkan senyumnya. Raffi terlihat
memikirkan sesuatu.
“gi, em, perkataan loe, yang bilang,,,mau cerai dari gue. Itu...”
tanya raffi terbata2.
“gue yang rugi kalau minta cerai sama loe dari sekarang. Yah, paling
tidak tinggal setahun lebih lagi untuk bertahan denganmu, iya kan” ucap gigi
yang memberikan senyuman nakalnya.
“astaghfirullah, emang loe, Alien” ucap raffi.
“terserah loe deh” ucap gigi.
***
Di dalam kamarnya raffi kembali mengingat pesan terakhir kakaknya.
“ikuti semua peraturan papa. Jaga mama dan nisya, dan bahagiakan
mereka, dan jagalah temen kecil kakak, namanya Nagita” ingat raffi yang baru
menyadari pesan dari kakaknya. Ia memegang kepalanya, keringat dingin kembali
membasahi tubuhnya, nagita yang hendak berjalan kekamarnya melihat raffi yang
sudah mulai keringat dingin dikmarnya. Raffi tidak mengunci pintu kamarnya. Nagita
masuk dan memegang tangan raffi yang menjambak rambutnya dengan kasar. Raffi
menengadahkan kepalanya, ditatapnya gigi dengan lekat. Dalam posisi berdiri
gigi memeluk tubuh raffi yang sedang duduk diranjangnya.
“Tenanglah, semua hanya tinggal masa lalu, tenanglah, kamu sekarang
sedang berada dimasa ini. Semua itu bukan salah kamu” ucap gigi menenangkan
raffi. raffi melingkarkan tangannya dipinggang gigi, memeluknya dengan erat.
Gigi yang melihat kondisi raffi dalam keadaan seperti itu menaikkan tangannya
hendak membelai rambut raffi, ada keraguan dimatanya, ditariknya kembali
tangannya dan hanya menepuk pundak raffi dengan pelan. Raffi semakin
mengeratkan pelukannya, mungkin saat itu mereka dapat saling mendengar detak
jantung masing2, yang belum mereka sadari. Gigi merasakan ada perasaan yang
aneh didirinya, ia kembali mengangkat tangannya, kini ia mulai meyakinkan
dirinya, dibelainya dengan lembut rambut raffi, ternyata cara itu lebih ampuh
untuk membuat raffi tenang. Ia melap keringat raffi dengan lengang bajunya, dan
kembali membelai lembut rambut raffi. mereka dalam posisi tersebut entah sudah
beberapa lama, mereka hanya saling merasakan sentuhan masing2 tanpa satu
katapun yang terucap. Raffi sudah mulai tenang, ia membuka matanya,
merenggangkan pelukannya. Gigi pun merasakannya, gigi melepaskan pelukannya,
raffi pun melepaskan pelukannya. Suasana seketika menjadi sangat canggung
antara raffi dan gigi, raffi terlihat salah tingkah, begitupun dengan gigi.
“emm, loe bisa kekamar gue, kalau butuh sesuatu. Beristirahatlah” ucap
gigi dengan kecanggungannya, ia mulai melangkah meninggalkan kamar raffi.
“gi” panggil raffi
“iya” jawab gigi yang menoleh kepada raffi.
“terima kasih” ucap raffi dengan senyumnya/
“kirain gue, loe gak bisa bileng terima kasih, ternyata bisa.” Ucap
gigi dengan senyumnyadan beranjak meninggalkan kamar raffi.
“dasar” gumam raffi yang mengembangkan senyumnya dengan lebar. Gigi
memasuki kamarnya dan menarik nafasnya dengan panjang, ia pun mengeluarkan
senyum masnisnya dibelakang pintu kamarnya.
***
“pagi gi” ucap raffi yang sudah ada dimeja makan. Gigi yang baru
bangun merasa aneh dengan sikap raffi yang bangun dipagi hari.
“loe ngapain?” tanya gigi yang merasa aneh dengan sikap raffi.
“masak sarapan buat kita lah” ucap raffi yang terlihat sedang
menggoreng telur ceplok.
“loe goreng telor. Bukannya loe gak suka makan telor” selidik gigi
yang merasa aneh dengan sikap raffi.
“yah, karena ini yang bisa gue buat” ucap raffi dengan senyumnya.
“matahari terbit dari arah mana sih pagi ini, kok loe jadi aneh gini
sih” ucap gigi lagi.
“loe bener2 yah, sudah syukur gue mau masak. Biar loe gak kecapean,
apalagi sambpai bilang mau, cerai” ucap raffi, ada penurunan intonasi suaranya
saat menyebutkan kata cerai.
“astaga, bukannya gue sudah bilang kalau gue gak mau rugi. Jadi loe
biasa aja. Atau loe berencana buat ngeracunin gue” ucap gigi yang masih bingung
dengan sikap raffi.
“kamu ini. Dibaikin salah. Gua ngeluh salah, gue ngomel salah. Jadi
mau loe apaan. Udah udah, gue gak mau masak” ucap raffi yang dengan kesal
mematikan kompor dan dengan wajah kesalnya duduk dimeja makan.
“yah, loe gitu aja. Gue aja yang masak. Jangan bersikap yang aneh2.
Gue jadi curiga soalnya” ucap gigi yang langsung mengambil alih sarapan yang
dibuat oleh raffi. raffi masih terlihat kesal.
“loe mau bawa bekal gak, buat makan sebelum makan siang. Gue bikinin
sendwich mau gak?” tanya gigi, raffi hanya memanyunkan mulutnya tanpa menjawab.
“kalau ditanya itu jawab. Jangan kayak anak kecil” ucap gigi.
“terserah” ucap raffi masih dengan wajah kesalnya. Selesai sarapan,
mereka sama2 berangkat kekantor, raffi dengan motornya dan gigi dengan
mobilnya.
“jadi ini bekalnya mau disimpan dimana?” tanya gigi yang menunjukkan
kotak bekal raffi.
“sini, taruh ditas aja” ucap raffi yang memang sedang mengenakan tas
rasel. Gigi pun memasukkkan makan siang raffi kedalam tas raffi dan izin untuk
berangkat kerumah sakit. Saat raffi tiba dikantornya ia membuka tasnya dan
mengambil kotak makan siang yang sudah disediakan oleh gigi. ia memegangnya dan
berjalan memasuki kantor dengan senyuman diwajahnya.
“selamat pagi pak karyo” sapa raffi pada satpam dikantornya.
“selamat pagi pak, wah bapak bawa bekal makanan yah pa” ucap satpam
tersebut yang langsung berdiri menyapa balik raffi.
“iya dong, buatan istri gue nih” ucap raffi yang dengan bangga
menujukkkan kotak bekal makanan yang dipegangnya. Satpan itu merasa aneh dengan
sikap raffi, karena sebelumnya raffi tidak pernah menyapa sebelumnya. Selalu
karyawanlah yang menyapa dia untuk pertama kali. Raffi memasuki kantornya
dengan senyum menghiasi wajahnya. Dia menyapa semua karyawan yang ditemuinya.
“itu beneran pak raffi. wah, tidak seperti biasanya” ucap salah
seorang karyawannya.
“sepertinya dia sedang bahagia. Bagus sekali kalau setiap hari dia
bisa seperti itu” ucap karyawan tersebut.
“selamat pagi rosi” sapa raffi pada sekretarisnya. Rosi pun nampak
sangat kaget dengan perubahan sikap bosnya itu.
“pagi pak” jawab rosi.
“didalam sedang menunggu pak deni, pak irwan dan pak bily pak” ucap
rosi.
“ok, terima kasih” ucap raffi yang langsung memasuki ruangannya. Rosi
hanya berfikir melihat perubahan sikap bosnya. “apa dia baru saja terkena petir
dipagi ini yah. Tapi gak hujan, aneh” gumam rosi.
“weits, ada apa ini? Kenapa kalian pagi2 sudah disini.” Tanya raffi
pada ketiga sahabatnya.
“bahagia banget loe. Wih, bawa bekel lagi. tumben banget loe!” ucap
billy yang melihat kotak makanan raffi dan hendak membuka apa isinya.
“jangan disentuh. Apaan sih loe bil. Belum sarapan emang loe” ucap
raffi yang menarik kotak makanan tersebut dan menyimpannya didepan laptopnya.
“wih, biasa aja bro. takut gue. Emang tu bekel buatan syef terkenal
gitu? Kok sampai gak bisa disentuh gitu” omel billy.
“kemaren aja, elo kayak orang depresi, sekarang senyum2 kagak jelas
gitu. Emang kenapa loe, lagi jatuh cinta sama gigi?” ucap deni, raffi terlihat
kaget.
“apaan, ngapain gue jatuh cinta sama dia. Aneh2 aja loe” ucap raffi
yang berusaha menutupi kegugupannya.
“habisnya, aneh banget sikap loe. Udah baikan ama gigi?” tanya deni lagi.
“habisnya, aneh banget sikap loe. Udah baikan ama gigi?” tanya deni lagi.
“udahlah, ini bekel makanan dari dia” jelas raffi.
“oooo” ucap irwan, billy dan deni berbarengan.
“oo, apaan sih” ucap raffi lagi.
“pantesan tu bekel gak mau disentuh, ternyata” ucap bily lagi.
“bukan gitu. Gue kan gak suka makan diluar, jadi ini buat pengganjal
perut sampai makan siang. Loe jangan aneh2 deh. Pada mau ngapain sih disini?”
tanya raffi lagi.
“ini fi, gue mau ngelamar shanti” ucap deny.
“wah, selamat bro, terus2” ucap raffi.
“dia mau ngelamar shanti, tapi mau bikin suprise” jelas irwan.
“terus, jelasin yang bener. Jangan setengah2” ucap raffi lagi.
“jadi gini fi, sideny kan mau ngelamar teh shanti, tapi dia gak mau
bilang dulu. Lusakan ulang tahun deny, dia mau bilang kalau mau ngerayain ultah
dipuncak, ngajakin temen2 semua. Tap sebenarnya itu acara lamaran dia. Mau kasih
kejutan buat teh shanti, gitu. Loe bisa ikut kan?” jelas irwan.
“lusa yah,,hmm, gue bisa atur jadwal gue. Buat elo bro.” ucap raffi
yang memberi selamat kepada deni.
“jangan lupa ajakin gigi.” ucap irwan lagi.
“em, kalau dia gak sibuk. Gue kekamar mandi bentar yah” ucap raffi.
saat raffi berada dikamar mandi, billy penasaran dengan kotak makanan raffi,
memberi isyarat persetujuan pada irwan dan deni untuk membuka kotak makanan
tersebut.
“gue buka yah, penasaran gue” ucap billy yang langsung membuka kotak
makanan raffi.
“wah, sendwich” ucap billy yang langsung menggigit roti tersebut. Raffi
yang baru saja keluar dari kamar mandi kaget melihat billy yang memakan
rotinya.
“billyyyyyyyyyyyyyyy: teriak raffi, billy yang mendengar teriakan
raffi langsung tersedak.
“apaan sih fi” ucap billy dengan mulut yang penuh.
“keluarin cepet, keluarin” ucap raffi yang memegang rahang billy untuk
mengeluarkan roti yang baru saja dimakannya, namun billy dengan segera menelan
roti tersebut.
“yahhh, bukannya gue larang loe buat makan. Sini, sini” ucap raffi
dengan kesal sambil menarik roti dari tangan billy, irwan dan deni hanya
tertawa mendengar kelakuan raffi.
“ya Allah, nyesel gue makan tuh roti. Sakit nih rahang gue” ucap billy
yang memegang rahangnya.
“loe yang keterlaluan ucap raffi yang menaruh roti bekas billy kedalam
kotak makanannya dan menyembunyikan kotak makanan tersebut.
“ yah udah deh, kita pergi naik mobil masing2 kan. Di vila gue. Ok. Nanti
kabarin aja yah fi” ucap deni. Raffi hanya menganggukan kepalanya dengan wajah
cemberut.
“yah ampun tuh muka, biasa aja. Cuma roti juga” ucap billy yang
mencolek dagu raffi.
“sana pergi loe” ucap raffi lagi.
***
“asek, ada yang udah bias tersenyum nih. Kemaren aja nangis2” ucap kia
yang melihat gigi tersenyum.
“apaan sih loe ki. Oh iya, elo yah, gak ngomong2 ke gue kalau pacaran
sama irwan. gila kaget gue” ucap gigi. zaskia hanya mengeluarkan senyum
malunya.
“gue juga kaget ngelihat loe, ternyata loe udah jatuh cinta sama
raffi.” ucap zaskia.
“apaa, jatuh cinta. Elo jangan aneh2 deh ki” ucap gigi yang terlihat
grogi.
“hmm, entahlah. Kita lihat saja nanti.” Ucap kia lagi.
“loe jangan mikir yang aneh2” ucap gigi lagi.
“oh yah, loe udah diajakin raffi belum” tanya kia.
“diajakin apa?” tanya kia.
“gue sudah aturin jadwal loe. Kita bakal nginep divila selama 3 hari
dua malam. Kang deni mau kasih kejutan buat pacarnya, kalau gak salah dia mau
ngelamar pacarnya dihari ulang tahunnya gitu. Jadi loe harus ikut.” Ucap kia.
“elo, sembarangan, ngerombak jadwal gue” omel gigi.
“udah, loe ikut aja, lusa yah. Ok” ucap kia yang beranjak meninggalkan
gigi.
***
“emm, gi, loe ada waktu luang gak? Buat lusa?” tanya raffi saat mereka
sedang makan.
“acara kang deni kan?” ucap gigi.
“kok loe tau?” ucap raffi lagi.
“si kia yang ngasih tau.” Jelas gigi.
“zaskia! Kok zaskia bisa tau?” selidik raffi.
“karena dia juga bakal ikut” ucap gigi.
“hah. Ikut,” ucap raffi lagi.
“iya, dia kan pacar si irwan, jadi dia pasti ikutlah” jelas gigi.
“apaa, irwan pacaran sama zaskia? Wowww, gila tuh si irwan, gak
cerita2 lagi ke gue” ucap raffi, gigi hanya mengeluarkan senyumnya.
***
Hari yang mereka rencanakan pun tiba. Mereka sepakat untuk naik mobil
masing2 menuju puncak dikawasan jawa barat milik deni. Begitupun raffi dan
gigi. gigi nampak memasukan bebrapa barang bawaan mereka.
“taruhnya disini aja?” perintah gigi kepada raffi.
“ok, udah semua kan, ayo kita berangkat.” Ucap gigi yang langsung
duduk dikursi sebelah kiri. Raffi hanya memperhatikan gigi.
“ayo, loe yang nyetir” ucap gigi.
“kan loe tau, gue masih gak bisa nyetir” rajuk raffi, gigi menarik
nafasnya dan keluar dari mobil.
“harus bisa” ucap gigi, raffi mengerutkan alisnya dan mendorong tubuh
raffi dan memasukannya dikursi kemudi.
“Ok, kita siap untuk berangkat. Ayo cepat jalanin mobilnya” perintah
gigi. raffi berusaha memegang stir mobil, namun bayangan tabrakan itu kembali
membayanginya, ia mulai ketakutan lagi.
“heii,hei,hei,” ucap gigi yang memegang kedua tangan raffi.
“dengerin gue, tarik nafas loe dalam2” perintah gigi. raffi pun
menarik nafasnya dengan dalam.
“tutup mata loe” raffipun menutup matanya dengan wajah mengahadap ke
gigi.
“dengerin gue yah. Semuanya hanya masa lalu. Bayangkan kak nisya
bahagia disana. Kamu sekarang berada dimasa ini. Tidak akan terjadi apa2 kalau
kamu menyetir dengan baik. Semua akan baik2 saja. Yakinkan itu. Tidak akan
terjadi apa2 selama perjalanan. Ini hanya sebuah mobil, ini benda. Kitalah manusia
yang mengendalikannya. Mobil ini hanya sebuah benda, kamulah pengendalinya,
yakini itu, ssemua akan baik2 saja. Aku ada disampingmu” ucap gigi yang masih
memagang kedua tangan raffi. raffi membuka matanya dan mentap mata gigi. gigi
memberikan senyum dan isyarat kepada raffi.
“pelan2, tarik nafas, yakinkan semua akan baik2 saja, aku ada disni
bersamamu raffi” ucap gigi, raffi berbalik menatap gigi lagi. gigi menaikkan
alisnya. Raffi menarik nafasnya dengan dalam. Ia mulai menyalakan mesin mobil,
sedkit gugup, masih ada sisa ketakutan dimatanya.
“semuanya akan abaik2 saja, semuanya akan baik2 saja, semuanya akan
baik2 saja, semuanya akan baik2 saja kan gi!” ucap raffi berulang untuk
meyakinkan dirinya saat ia mulai menjalankan mobilnya.
“iya, kamu bisa kan tanpa kegugupan. Semuanya akan baik2 saja raffi.
kamu bisa kan.” Ucap gigi yang memberikan senyum manisnya, dan memberi semangat
kepada raffi.
“woooooooo” teriak raffi yang begitu senang saat ia mulai bisa
menjalankan mobil tersebut tanpa rasa takut. Gigi hanya tertawa, dan sesekali
memegang pundak raffi.
“gue bisa gi, gue bisa,,,woooooo” ucap raffi lagiii,
“yeeeee, raffi bisa” ucap gigi. mereka tersenyum bersama merayakan
keberhasilan raffi. kurang lebih 3 jam, akhirnya mereka sampai juga di puncak,
di vila deni. Semua orang sudah menunggu, raffi dan gigi lah yang terakhir
sampai.
“udah sampai gi, yuk turun” ajak raffi kepada gigi yang masih tidur.
“udah yah.” Ucap gigi yang mengumpulkan kesadarnnya dan merenggangkan
otot2 lehernya. Raffi pun turun menyapa sahabatnya yang berada di halaman vila
tersebut.
“hai bro” sapa raffi dengan melempar senyum kepada sahabatnya, namun
tiba2 senyumnya berubah saat melihat siapa yang baru saja keluar dari vila,
gigi yang baru keluar dari mobilpun terpaku menatap kearah naura yang berdiri
didepan pintu vila, sedangkan raffi menatap nanda dengan tajam.
Sekian dulu, jangan bosen yah tunggu part selanjutnya. Terima kasih,
jangan lupa like dan kommentnya. Selalulah tersenyum.
Akhirnya keluar juga cerbung favorit gue...part selanjutnya jangan lama-lama ngepost nya...
BalasHapusHoree akhirnya keren bnget next slanjutnya jngan lama2 ditunggu ya.makasih
BalasHapusduuuuuh keren bgt cerbungnya,,, favorit bgt ini... please jgn lama-lama nextnyaaa...
BalasHapusduuuuuh keren bgt cerbungnya,,, favorit bgt ini... please jgn lama-lama nextnyaaa...
BalasHapusjgn lama2 part selanjutnya...
BalasHapuscerita nya makin bagus,,mkin pnasaran nee ama klanjutanya..
BalasHapuskpan ne klanjutanya.. jangan lama2 donk..
Lanjut dong sekarang kakkk
BalasHapuslanjut lanjut kak...
BalasHapusjangan lama-lama ya kak..
semua penasaran nich ma kalenajutannya...
kak ayo donk post lanjutannya
BalasHapuspleaseeeeeee
Besok yah kelanjutannya...
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusbeneran yach kak???
BalasHapusjangan lama-lama loh ngepost nya...
kak katanya mw di post kelanjutanyya...
BalasHapusMana nextnya kok belum di post udah g sabar nich.makasih
BalasHapusNextnya mana niy...ditungguin lho dari kemaren... :)
BalasHapuskak naura lagi sibuk ya???
BalasHapuskalo ada waktu senggang tolong post kelanjutanyya donk..
udah hampir 1 minggu nich penasaran ma kelanjutannya..
please ya kak post..
makasih :)
gmana ne,part selanjutnya.. tlong dong di posting secepatnya.. makasih ya
BalasHapusapa kabar nya ya part selanjutnya..
BalasHapuskak gmn nich kelanjutannya?? :(, mlai kmarin ditunggu2 loh kak..
BalasHapuskalo kak naura punya waktu sebentarrrrr aja tolong post kelanjutannya ya kak
kita semua penasaran nich..
makasih kak
Namaku bukan naura...itu nama ponakan aku...maaf yah....inspirasi belum juga dtang nih...maubmenciptkn klimaksnya...hehehe...hmmm...gak janji kpn tapi akan ku lanjut dlm waktu dekat ini..
BalasHapuskok lama bgt ne klanjutanya.. tlonh dong di post scepatnya.. hmpir tiap mlam ne,mastiin klnjytanya..
BalasHapusLnjut dong kk.
BalasHapusKak kapan next nya dipost. ...kok lama banget ngepost nya sudah 2 minggu nihh nunggu kelanjutannya. ...
BalasHapusMana nich kelanjutannya g sabar penngin tau endingnya lama banget.makasih
BalasHapusknapa sihh blum d posting jga klanjutanya.. kasih kpastian dong kpan d posting nya..
BalasHapusHayuukk atuh diupload lg donk trusannya sist..udh lma niih nunggunya..thnks
BalasHapusHayuukk atuh diupload lg donk trusannya sist..udh lma niih nunggunya..thnks
BalasHapusMna nich smbungan nya
BalasHapus