Maaf yah
semuanya, jadi gak sempat ngepost deh, sekali lagi maaf yah, karena udah gak
nepatin janji. Ok, langsung pada baca aja yah, jangan lupa ost part ini masih
punya Melly Goeslaw-Hanya, Naif-Benci untuk mencintai, Maudy Ayunda-Tiba-tiba
cinta datang.
“Dalam
Diam Kau Curi Hati Ku”
Part
16
“hai blue, udah makan blom” gigi memperhatikan ikan tersebut, lalu
mulai mengerutkan alisnya, raffi menonton TV sambil sesekali melihat gigi
dengan ujung matanya.
“raffi,” panggil gigi.
“iiiya” jawab raffi dengan gugup
“si blue dimana?” tanya gigi, raffi kaget dengan pertanyaan gigi, ia
diam, nagita menatap raffi meminta jawaban dimana ikannya yang sebenarnya.
“itu si blue” ucap raffi sambil menunjuk ikan yang ada di akuarium
dengan wajah gugupnya.
“itu bukan blue raffi” ucap gigi lagi.
“yah, ini blue, coba lihat baik2 deh” ucap raffi sambil mendekat
kearah akuarium dan memperlihatkan kepada gigi, gigi menatap raffi penuh tanya.
“itu bukan blue raffi” ucap gigi lagi.
“ini blue, kenapa loe bisa bilang ini bukan blue?” tanya raffi yang
berusaha meyakinkan gigi.
“blue itu laki2, ini ikan perempuan. Dimana blue” ucap gigi yang mulai
meninggikan suaranya.
“yah, darimana loe tau ini ikan perempuan dan blue laki2?” tanya raffi
lagi dengan gugupnya.
“yah gue taulah, kan gue pecinta ikan dari kecil. Ikan laki2 itu lebih
aktif dibanding ikan perempuan. Kan loe lihat sendiri si blue aktif banget. Loe
lihat ikan ini, daritadi diam mulu. Terus si blue itu di sisik bawahnya warnanya
lebih gelap dari ikan ini. Jadi, sekali lagi gue tanya, mana blue?” jelas gigi
yang membuat raffi tidak bisa berkata apa2 lagi. tiba2 raffi membuka kulkas, ia
memandang gigi, gigi mengerutkan alisnya, dengan wajah penuh rasa bersalah,
raffi mengeluarkan blue yang ia simpan di dalam frezzer sebelumnya.
“ini” ucap raffi dengan gugup, gigi berjalan mendekati blue yang sudah
membatu, ia menutup mulutnya dan menatap raffi yang menundukan kepalanya yang
sesekali mencuri pandang kepada gigi.
“loe apain si blue fi?” tanya gigi yang mulai menangis.
“itu tadi,,,gak sengaja ngejatuhin bubuk merah dari atas kulkas waktu
nyariin makannya. Pas gue lihat, blue udah gak bergerak.” Jelas raffi dengan
terbata2.
“blueee,” ucap gigi yang mulai menangis.
“yah, ma,,maafin gue gi. Tapi kan gue udah gantiin. Emm” ucap raffi
yang masih terbata2 karena pandangan tajam gigi yang melihatnya seperti hendak
menelennya hidup2.
“tadi gue juga sudah kasih pertolongan pertama. Gue kasih nafas
buatan, gue pompa jantungnya. Emm, tapi gak berhasil.” Jelas raffi lagi. gigi
hanya diam menatap si blue. Ia lalu mengangkat si blue, mencucinya dan
mengambil sapu tangan untuk membungkus blue. Raffi hanya melihat apa yang
dilakukan gigi.
“hadeuh, apa dia akan marah lagi gara2 ini.” Gumam raffi. raffi
melihat gigi kehalaman belakang rumah.
“ngapain dia kebelakang” ucap raffi yang lalu mengikuti gigi. gigi
sedang menggali tangan dan sesekali melap air matanya. Raffi yang melihat gigi,
langsung berjalan mendekati gigi.
“sini gue bantuin” ucap raffi yang menawarkan bantuan untuk menggali
tanah sebagai kuburan blue. Tapi gigi langsung menepis tangan raffi.
“sini, kalau loe gali tanahnya kayak gitu, kapan beresnya. Sini gue
bantuin” ucap raffi yang langsung menarik paksa sekop dari tangan gigi. gigi
hanya menatap raffi dengan dingin. Raffi tetap menggali tanah.
“sedalam ini cukup?” tanya raffi dengan sesekali melihat wajah gigi
yang masih menangis. Gigi langsung memasukkan blue kedalam lubang yang dibuat
oleh raffi.
“blue, baik2 disana yah. Pasti kamu akan menjadi ikan yang bahagia
disurga. Karena kamu sudah baik nemenin aku selama ini. Kalau kamu ketemu
kakek, sampaikan salam gigi yah” ucap gigi yang mulai menutup jasad blue dengan
tanah. Ia masih menangis, sambil meletakkan batu sebagai batu nisan blue.
“hei, sudah jangan menangis. Itu cuman ikan juga” ucap raffi, gigi
langsung melihat tajam kearah raffi.
“ia kan, itu cuman ikan” ucap raffi lagi.
“mulai sekarang gak usah bicara sama gue” ucap gigi yang beranjak
berdiri lalu pergi meninggalkan raffi.
“yah wanita itu, gue udah minta maaf, sudah beliin dia ikan baru juga”
raffi pun berdiri mengejar gigi.
“mau marah lagi kayak kemarin” ucap raffi yang mendapati gigi sedang
minum.
“denger yah raffi. mungkin blue gak berarti apa2 buat loe, tapi dia
punya arti buat gue. Hal yang mungkin bukan apa2 buat loe” ucap gigi.
“tapi kan gue udah minta maaf. Gue juga udah beliin ikan yang baru”
ucap raffi lagi.
“bukan masalah itu raffi. ikan itu adalah ikan pemberian dari alm.
Kakek gue, yang gak mungkin ada duanya di dunia ini. Jadi loe mau ganti pake ikan seharga apapun
juga gak akan bisa nandingin blue raffi, karena arti dan cerita dibalik
keberadaannya. Entah loe ngerti atau nggak” ucap gigi dengan marahnya, dan
segera meninggalkan raffi. raffi hanya diam dan memikirkan kata2 gigi. sesekali
ia menarik nafasnya yang nampak berat.
***
Keesokan paginya, raffi baru pulang dari olahraga, pukul 08.00 pagi.
Ia memasuki rumah dengan perlahan, melihat dimana keberadaan gigi.
“wah, lagi masak dia.” Gumam raffi yang melihat gigi sedang memasak di
dapur. Perlahan ia mendekati gigi. ia melihat gigi dan memberikan senyuman,
namun gigi hanya melihat raffi tanpa ekspresi apapun. Raffi jadi kesal dengan
kelakuan gigi, ia pun naik kekamarnya untuk mandi. Setelah mandi ia memikirkan
kata2 gigi semalam.
“hmm, yah, tu anak., kalau diam suka nyeremin. Dia gak akan kasih
racun kemakanan gue kan” gumam raffi. ia lalu membuka lacinya mencari minyak
rambutnya, ia tersadar akan kotak kalung yang ia belikan untuk gigi waktu
disangapore sebelumnya. Ia nampak berfikir lalu memasukkan kotak kalung itu
kesakunya. Ia berjalan perlahan2, melihat kondisi dan raut muka gigi.
“cccc, mukanya lebih baik kalau lagi marah dibanding diam kayak gitu”
raffi pun menuruni tangga.
“ehem,, ehem,, ehem,” raffi berdehem, memberi isyarat bahwa dia juga
ada dirumah itu. Namun tetap tidak ada respon dari gigi. ia hanya menata
sarapan untuk mereka dipagi itu.
“emm, bisa gak loe gak diem kayak gitu gi” ucap raffi, namun gigi
masih tidak merespon, ia hanya menyendok nasi dan mulai makan, sedangkan raffi
masih menatap gigi.
“telor lagi loe masak, apa gak ada makanan lain. Gue gak mau makan
telor” ucap raffi. tiba2 gigi mengambil telur yang ada didepan raffi dan
meletakkan semua telur tersebut ke piringnya tanpa mengelurakan satu patah
kata. Raffi yang melihat kelakuan gigi nampak kaget.
“eh ngapain loe ambil telur gue” ucap raffi yang langsung mengambil
telur dari piring gigi dan diletakkan kepiringnya. Gigi masih tanpa ekspresi.
“hei, apa sekarang loe lagi puasa ngomong.” Ucap raffi lagi, namun
masih tidak ada respon dari gigi. ia menyelesaikan makannya, mencuci piringnya
dan berlalu meninggalkan raffi. raffi hanya melihat kelakuan gigi dan mengikuti
dengan matanya.
“yah ampun, mengerikan sekali” ucap raffi. setelah makan, raffi kembali
mengendap2 mencari keberadaan gigi, ia mendapati gigi sedang membaca buku
diteras lantai atas.
“hai gi” ucap raffi, gigi hanya melihat raffi lalu kembali membaca
bukunya.
“ini gue bawain kopi” ucap raffi yang lalu meletakkan kopi buatannya
diatas meja samping giigi. Gigi hanya melihat kopi buatan raffi dan mengerutkan
alisnya lalu kembali membaca lagi.
“hei gi, gue kan udah minta maaf. Masa loe diam mulu sih.” Ucap raffi
yang bicara sambil jongkok memegang kursi dan meja disamping gigi. gigi hanya melihat
dingin kearah raffi lalu kembali membaca.
“loe mau minta apa deh, gue kan udah ngegantiin juga. Walaupun gak
sama dengan blue, tapi paling tidak,,,,dia juga ikan” ucap raffi terbata2
karena gigi masih menatapnya dengan dingin.
“hadeuh” gumam raffi dengan kesal karena tdak mendapat respon dari
gigi. iapun berdiri hendak meninggalakan gigi, namun ia tidak sengaja
menyenggol meja yang berda disamping gigi dan alhasil kopi panas yang baru saja
dibuatnya tumpah dan mengenai tangan raffi.
“awww,,panas,,, panas, panas” ucap raffi yang meniup tangannya karena
terkena tumpahan kopi tadi. Gigi menarik nafasnya.
“issh,,,, raffiiii” gigi meninggikan suaranya, raffi yang mendengar
teriakan gigi nampak kaget dan takut.
“elo yah,,, ihhhhhh” teriak gigi lagi. raffi hanya memperhatikan gigi
dengan tatapan seperti anak kecil yang minta pertolongan kepada ibunya. Gigi
lalu berdiri dan menarik tangan raffi, raffi hanya mengikuti tarikan gigi. gigi
membawa raffi kekamarnya, tempat terdekat untuk mendapatkan air dan obat2an. Ia
lalu menyiram tangan raffi dengan air di wastafel kamarnya. Raffi hanya diam,
gigi juga diam, sambil membersihkan tangan raffi yang baru saja terkena air
panas. Setelah itu, ia kembali menarik tangan raffi, mencari obat untuk luka
bakar di kotak obatnya.
“bisa gak sih loe, tenang dikit, jangan suka buat keributan. Ini hari
minggu, waktunya orang istrahat. Dan jangan suka bikin orang panik” omel giigi
kepada raffi. ia pun berjalan mendekati raffi, dan mengoleskan salep untuk luka
bakar pada tangan raffi.
“em, loe udah gak marah lagi” ucap raffi pelan kepada gigi.
“masih, pengen gue telen loe” omel gigi lagi.
“loe manusia kan.. gue juga manusia. Karena kita sesama manusia, jadi
untuk menyelesaikan masalah harus berkomunikasi. Jangan diam kayak tembok gitu.”
Ucap raffi.
“tumben loe bilang gue manusia, bukannya loe suka panggil loe alien”
ucap gigi sambil mengoleskan saleb luka ketangan raffi.
“itu bagian diri loe yang lain, alien” ucap raffi, karena kesal, gigi
langsung menekan bekas luka bakar ditangan raffi, sontak saja raffi langsung
berteriak.
“sakit gi.. elo mah” ucap raffi dengan wajah memelas.
“makanya, jangan ngomong sembarangan, sini tangan loe, untung aja
airnya bukan 100 derajat selsius, kalau gak, ni tangan loe bakal belang2” omel
gigi. raffi hanya memanyunkan bibirnya.
“emm, masalah si blue, maafin gue” ucap raffi dengan wajah penuh
penyesalan, gigi terdiam ia hanya terus mengurus luka ditangan raffi, mengambil
beberapa kasa.
“memang, ikan yang gue berikan, tidak akan sebanding dengan yang kakek
loe berikan. Tapi, gue berharap ikan itu, bisa menjadi teman loe, sama seperti
si blue. Dan gue juga bisa jadi sahabat loe. Loe juga boleh kasih nama kok.
Tapi, kalau loe gak mau, loe jangan buang, em, sumbangin aja keorang. Dan, blue
juga bukan ikan yang gak berarti apa2 kok buat gue. Dia kan anak loe, dan dia
juga berarti anak gue” ucap raffi yang memberikan senyuman penyesalannya.
“blue ikan yang diberikan kakek dua tahun yang lalu. Sebelum ia
meninggal. Kakek gak pernah kasih gue ikan sebelumnya. Jadi gue seneng banget
pas kakek kasih aku ikan itu. Blue ikan yang paling aktif dari ikan lainnya.
Aku selalu iri pada ikan yang bisa berenang bebas” jelas gigi sambil
menyelesaikan balutannya, raffi hanya memperhatikan wajah gigi.
“sudah selesai” ucap gigi yang kemudian merapikan kotak obatnya.
“ini buat loe” ucap raffi sambil menyodorkan kotak berisi kalung
kepada gigi. gigi menaikkan alisnya, meminta penjelasan lebih kepada raffi.
“se,,bagai permohonan maaf gue,,,dannn,,emm, ini waktu di singapore,
si rosi, nyuruh beli oleh2, jadi,,,emm, ini oleh2 buat loe” ucap raffi dengan
senyum malunya, meletakkan kalung tersebut di atas ranjang dan berdiri
meninggalkan gigi. gigi melihat raffi dengan aneh, ia lalu mengambil kotak
kalung yang diletakkan raffi diatas kasurnya, ia membukanya dan melihat sebuah
kalung dengan emas putih berinisialkan “A”, gigi pun tersenyum simpul. Raffi
yang mengintip lewat pintu pun ikut tersenyum melihat senyum tipis gigi. raffi
lalu berlalu kekamarnya, tidak lama kemudian ia keluar dengan pakaian yang
sudah rapi, memakai jeans hitam, kaos putih dan jaket hitam, topi hitam dan
kacamata hitam.
“gi, ayo keluar” panggil raffi dari depan pintu gigi. gigi yang masih
memandang kalung pemberian hanya bingung dengan ajakan raffi. raffi masuk
kekamar gigi.
“ini kalungnya bukan buat dipandang, tapi buat dipakai. Sini gue
pakein!” ucap raffi yang langsung mengambil kalung dari kotaknya dan hendak
memakaikannya kepada gigi.
“apa2an sih loe!” gigi menghindar dari raffi yang hendak memakaikannya
kalung.
“kibasin rambut loe, cepet. Ih lama banget” ucap raffi lagi yang
langsung membalukan badan gigi, mengibaskan rambut gigi dan memakaikan kalung
yang baru saja diberikannya.
“nah,,, gini,, emm,,bagus gak” tanya raffi dengan senyumnya, gigi
hanya mengerutkan alisnya melihat tingkah aneh raffi.
“loe kok aneh sih, jangan aneh2. Geli gue” ucap gigi masih dengan
ekspresi bingungnya.
“ishh, loe ini bener2. Emang gak bisa dilembut2in. gue tulus tau.”
Jelas raffi yang mulai kesal dengan gigi.
“gak usah kayak gitu. Kayak biasa aja.” Ucap gigi, raffi hanya
memanyunkan bibirnya.
“terus, ini inisial “A” apa maksudnya? Bukan Ahmad kan!” tanya gigi,
raffi nampak kaget. Benar juga inisial “A” pada kalung itu bisa berarti Ahmad,
nama keluarganya. Namun dengan segera ia membatahnya.
“Ahmad,, buakanlah. Emang loe mau jadi keluarga Ahmad selamanya, gak
kan!” jelas raffi.
“makanya gue bingung. Makanya loe jangan suka aneh2 sikapnya” ucap
gigi lagi.
“A itu artinya alien, puas” jelas raffi yang nampak kesal.
“yaaaaa,,,, gak mau gue pakai nih kalung” ucap gigi yang berusaha
membuka kalungnya.
“udah,, udah,, gak usah loe buka. Udah gak bisa kebuka tu kalung. Ayo
cepetan, keburu siang nanti, cepet siap2” ucap raffi yang mendorong gigi
kekamar mandi.
“tunggu raffi, emang kita mau kemana?” ucap gigi yang berusaha menahan
dorongan raffi.
“kita ke dufan, cepetan” ucap raffi yang kembali mendorong gigi.
“dufann, ngapain” tanya gigi masih dengan wajah bingungnya.
“mau belanja, yah main lah. Cepetan sana siap2nya. Aku tunggu dibawah.
Gak pakai lama” ucap raffi.
“astaga, nentuin sesuatu sendiri. Maksa lagi, ihhh, dasar” omel gigi.
beberapa menit kemudian gigi keluar dengan dandanan natural, memakai kaos putih
senada dengan raffi, celana hitam pendek, memakai sepatu kets warna hitam, topi
putih dan kacamata hitam.
“loe lama banget sih.” Ucap
raffi yang melihat gigi baru saja turun.
“ayo berangkat” ucap gigi.
“ayo” ajak raffi seraya naik keatas motornya.
“naik mobil aja” ucap gigi.
“ayooo, naik” ucap raffi menarik tangan gigi. gigi dengan wajah cemberutnya
akhirnya naik kemotor raffi.
“awas jangan ngebut” ancam gigi. mereka pun akhirnya ke dufan dengan
berkendara motor. Selang beberapa lama mereka akhirnya sampai di dufan.
“sebenarnya apa sih maksud loe bawa gue kesini? Jangan bilang loe mau
nyelakain gue!” ucap gigi bingung
“ya,,loe,,,ahh, gue gak habis pikir loe bisa berpikiran seperti itu.
Kalau gitu ayo kita pulang” ucap raffi dengan emosinya.
“makanya harus jelas. Ngapain loe bawa gue kesini” tanya gigi lagi.
“yah buat main lah. Emang buat apa lagi? emang loe gak cape kerja
mulu. Kita butuh hiburan juga kali. Apalagi setiap hari berantem sama loe.
Hidup gue itu perlu di upgrade” jelas raffi panjang lebar. Gigi yang mendengar hanya
menarik nafasnya. Mereka masuk ke dufan dan mulai memilih permainan.
“mau naik apa?” tanya raffi kepada gigi.
“gak usah main. Kita nyari cemilan aja, minuman kek, gak usah main
yah” ucap gigi memohon.
“loe takut yah? Jangan khawatir, ada gue. Okay!” ucap raffi. mereka
pun mencoba permainan pertama yaitu halilintar, kemudian dilanjutkan dengan
tornado. Gigi menaiki semua wahana itu dengan senyuman dan teriakan bahagia,
berbeda dengan raffi yang awalnya begitu pemberani, ia terus berteriak dan
menutup matanya. Ia merasa mual setelah menaiki kedua wahana tersebut.
“wow, seru banget, ayo kita coba yang lebih ekstrim fi” ajak gigi yang
begitu bersemangat.
“ah, gak ah gi, cape” ucap raffi yang menyembunyikan ketakutannya.
“ayooo, jangan gitu dong. Kan kamu yang ngajakin aku kesini” ucap gigi
sambil menarik tangan raffi. mau tidak mau raffi mengikuti tarikan tangan gigi.
“kita mau naik apa lagi?” tanya raffi yang mulai melemas.
“Histeria!” ucap gigi. raffi yang melihat wahana yang ditunjuk oleh
gigi langsung menggelengkan kepalanya.
“gak,,,gak,,gak, jangan histeria, yang lain aja” ucap raffi yang sudah
mulai pucat.
“ayooo, jangan manja” ucap gigi yang kembali menarik tangan raffi.
raffi nampak seperti anak mau menangis. Mereka pun naik wahana histeria, gigi
begitu bahagia sedangkan raffi sudah begitu pucat. Setelah turun dari wahana
histeria, raffi langsung berlari mencari tempat untuk muntah.
“raffiiii, loe gak papa?” tanya gigi yang melihat raffi muntah. Raffi
tidak menjawab ia muntah bberapa kali.
“gue nyari minyak angin dulu bentar yah.” Gigi berlari mencari tempat
yang menjual minyak angin untuk raffi. beberapa menit kemudian gigi kembali
dengan minyak angin ditangannya beserata air teh hangat yang baru dibelinya.
“ini minum dulu.” Ucap gigi yang segera mengoleskan minyak kayu putih
keleher raffi dan hidung raffi.
“elo mah, ngajakin main. Ternyata,” ucap gigi yang mengeluarkan senyum
menyindir kepada raffi.
“apaan sih. Ini karena,,,em,,karena, loe kasih makan gue telur mulu,
jadi kayak gini kan” bela raffi.
“gue juga makan makanan yang sama kayak loe, tapi gue baik2 aja.
Hahahha, bilang aja kalau loe takut, biar kita cari wahana yang gak memacu
adrenalin. Ahahah” ucap gigi yang tertawa melihat tingkah raffi. raffi hanya
memperhatikan gigi yang sedang tertawa, mungkin baru kali ini ia melihat gigi
tertawa lepas.
“jangan tertawa seperti itu, udah cukup ketawain gue” ucap raffi.
“iya, lucu soalnya, ahahahaha” tawa gigi kembali. Mereka berjalan
sambil melihat beberapa permainan, begitu bahagia seperti pasangan yang sedang
jatuh cinta. Disela2 tawa mereka terselip pertengkaran kecil namun terlihat
manis.
“bu, beli syomainya” ucap raffi.
“sebentar yah mas. Mau pedes manis?” tanya ibu pedagang itu.
“iya bu, pedes manis yah” uca gigi.
“ihh, jangan pedes. Yang biasa aja bu, jangan pedes” ucap raffi.
“pedes raffi” ucap gigi lagi.
“jangan, nanti loe sakit perut” ucap raffi lagi. ibu itu memperhatikan
raffi dan gigi dengan tersenyum.
“aduh, manis sekali. Kalian pacaran atau suami istri?” tanya ibu itu
sambil tersenyum.
“maaf sy harus mengakuinya, em, kebetulan dia istri sy bu!” ucap raffi
sambil tersenyum.
“aduh, penganten muda. Ibu seneng ngelihat kalian, cantik, ganteng.
Aduhhh, yah udah ibu kasih bonus deh, satunya gak pedes, satunya pedes manis.
Ini, “ ucap ibu itu.
“makasih bu, ini uangnya. Gak usah dikembaliin” ucap raffi
“makasih yah bu!” ucap gigi yang berjalan pergi tanpa menunggu raffi
yang sedang membayar.
“hei anak muda” panggil ibu itu saat raffi hendak berjalan pergi. Raffi
pun berbalik melihat ibu itu.
“aku melihat kebimbangan dimatamu. Aku sarankan, untuk kamu tetap
disampingnya, bukan disamping yang lain. Perasaanmu bisa menipumu tapi tidak
dengan hatimu” ucap ibu itu, dan berlalu melayani pembeli yang lain. Raffi
hanya bingung mendengar kata2 dari ibu itu.
“hmmm, maksudnya, ah entahlah. Yah ampun, dimana tuh si gigi” ucap
raffi yang menyadari gigi sudah tidak disampingnya.
“hei, loe yah, ninggalin2 gue” ucap raffi kepada gigi yang sedang
menikmati syomaynya sambil melihat beberapa wahana.
“kita naik yang itu yah fi? Ucap gigi menujuk komidi putar. Belum juga
raffi menjawab, gigi langsung menarik tangan raffi. hanya gurat kebahagian yang
terpancar diwajah mereka hari itu. Mereka berjalan dan berlari sambil
bergandengan tangan, tanpa mereka sadari mereka telah tertawa dan tersenyum
bersama. Mereka mencoba semua wahana yang tidak memacu adrenalin, dari rumah
miring, wahana gajah, istana bonaka, happy feat, dengan senyum menghiasi wajah
mereka.
“ah cape, kita istrahat dulu yah.” Ucap gigi sambil duduk disalah satu
kursi.
“iya. Laper, nyari makan yuk”ajak raffi sambil menarik tangan gigi.
gigi hanya mengikuti taikan tangan raffi. mereka pun tiba disalah satu rumah
makan, dan menunggu pesanan makanan mereka.
“gue kekamar mandi bentar yah” ucap raffi.
“ok, jangan lama” ucap gigi. raffi segera berjalan kearah kamar mandi.
Gigi menikmati minumannya, namun tiba2 ia dikagetkan oleh sepasang pria dan
wanita yang langsung duduk didepannya.
“sendirian aja gi, boleh duduk disini?” ucap pria itu.
“bukannya loe udah duduk. Kenapa masih minta izinku?” ucap gigi dengan
dingin.
“apa kabar gi?” ucap wanita disebelah pria itu.
“Alhamdulilah baik” ucap gigi dengan senyumnya.
“loe sendirian aja disini?” tanya wanita itu lagi. blom juga gigi
menjawab, pria itu langsung memotong perkataan gigi.
“kita udah nikah gi, maaf kita gak ngundang kamu” ucap pria itu.
“oh, selamat yah. Kenapa gak ngundang2” ucap gigi.
“soalnya kita nikah di belanda. Jadi, cuman ngundang temen2 deket yang
ada dibelanda dan beberapa keluarga dekat kita. Iya kan sayang?” ucap wanita
itu sambil menggandeng tangan pria itu.
“iya,” ucap pria itu sambil mencium kening wanitanya, gigi hanya
tersenyum simpul melihat kelakuan sepasang suami istri didepannya.
“makanannya belum datang?” tanya raffi yang tiba2 muncul. Karena
tempat duduk dihadapan gigi sdah diisi oleh pasangan yang tidak dikenalnya,
akhirnya raffi duduk disebelah kanan gigi.
“iya, makanannya belum datang” ucap gigi kepada raffi.
“owh, ini siapa gi?” tanya wanita itu dengan tatapan sinisnya melihat
raffi dari ujung kaki sampai ke ujung kepala. Raffi yang melihat tatapan wanita
itu, memperhatikan pakainya dari ujung kaki sampai ujung kepala. Gigi hanya
tersenyum melihat kelakuan raffi.
“ada yang salah dengan pakean gue?” tanya raffi kepada wanita itu.
“gak. Emm, loe pacarnya gigi?” tanya wanita itu lagi dengan tatapan
sinisnya. Belum juga raffi menjawab, gigi langsung memotong perkataan raffi dan
mengenalkan dua orang yang berada dihadapan mereka saat ini. “fi, kenalin, ini
temen aku namanya vina dan ini suaminya namanya dhani” ucap gigi.
“dan ini raffi” tambah gigi lagi memperkanalkan raffi kepada mereka.
“pacar kamu?” tanya dhani kepada gigi, raffi mengerutkan alisnya.
“kerja dimana? Lulusan apa? Nama keluarganya apa?” tanya dhani lagi.
raffi yang melihat dua orang dihadapnnya itu terlihat kesal denga pertanyaan2
dhani dan vina. Gigi hanya mengeluarkan senyumnya.
“aku dulu mantan pacarnya gigi. tapi setelah putus aku jalan sama
vina” cerita pria itu.
“terus!” ucap raffi lagi.
“yah, sekedar informasi aja” ucap dhani dengan nada sombongnya. Gigi
hanya senyum melihat raffi. selang beberapa lama, makanan mereka akhirnya
datang. Gigi denga cekatan mengatur makanan didepan raffi, dan raffi menujuk
menu yang ingin dia makan.
“bebek bakar aja. Ini yang gak pedes kan.” Ucap raffi.
“iya, ini gak pedes. Minumnya gak usah yang bersoda, tadi aku ganti,
jadi teh anget manis” ucap gigi.
“kenapa? Kan cape gigi, minum yang bersoda dingin kan enak” rajuk
raffi.
“jangan. Loe kan ada riwayat magh, jadi jangan minum yang bersoda.
Udah, jangan ngeluh, makan ini, minumnya ini” ucap gigi lagi. mereka sibuk
sendiri seakan tidak ada orang dihadapan mereka. Tidak lama, makanan dhani dan
vina juga sudah datang. Mereka saling suap2an, seakan ingin pamer didepan raffi
dan gigi. gigi yang melihat mereka hanya bisa tersenyum kecil, sedangkan raffi
nampak kesal.
“eh kalian, gak tau ini tempat umum. Tau adat sedikit lah” ucap raffi
kepada dhani dan vina.
“kenapa loe, cemburu gak bisa kayak gitu sama gigi. gue udah tau gaya
pacaran si gigi, loe pasti digituin juga. Iya kan!” ucap dani dengan pandangan
mencibir kepada raffi,
“apaan sih loe dan!” ucap gigi yang mulai serius.
“iya emang. Eloe kan sok jual mahal, cewe yang sok jual mahal, cuek,
dingin sama cowo. Makanya waktu itu aku minta putus dari dia. Gak tahan gue
soalnya. Mau jalan berdua ditemenin bodiguard bokapnya, pegangan tangan gak
mau, pelukan gak mau, apalagi ciuman. Hambar pacaran sama dia mah. Pasti loe
udah ngerasain kan fi” ucap dhani kembali mencibir kepada raffi dan gigi, gigi
nampak emosi begitu pun dengan raffi. gigi ingin bicara kepada dhani, namun
raffi lebih dulu membalas semua perkataan dhani.
“hambar gimana, orang dia manusia paling ribut, cerewet, suka ngatur2,
kan loe lihat sendiri tadi, makanan gue aja diatur ama dia. Ciuman,emm, kita
sering ciuman, iya kan sayang?” tanya raffi kepada gigi, gigi hanya
mengeluarkan senyumannya dan menjawab “iiya”
“dengerkan loe. Sekarang gue mau tanya, siapa ciuman pertama loe?”
tanya raffi kepada gigi.
“elo” jawab gigi dengan gugup.
“hmm, denger kan. Berarti gue beruntung banget, dapet istri yang
ciuman pertamanya pun sama gue. Coba loe tanya istri loe, ciuman pertamanya
sama siapa? Ccc, berarti loe dapet sisa dong” ucap raffi dengan mengeluarkan
senyumannnya yang paling lebar.
“istri?” tanya dhani yang terlihat kaget.
“loe gak tau kalau dia istri gue. Ahahahah, perkenalkan, nama saya
raffi ahmad, CEO dari Ahmad group, suami dari Nagita Slavina.” Ucap raffi
dengan senyuman dan tawanya sambil mengulurkan tangannya, namun tidak dijabat
oleh dhani dan vina. Dhani dan vina nampak kaget mengetahui siapa raffi
sebenarnya.
“raffi ahmad?” ucap vina yang terkejut.
“iya, anak dari pemilih ahmad group. Kalian tau kan. Buka aja di
internet, searching, pernikahan nagita dan raffi yang super duper megah. Okey.
Emm, sayang, aku udah gak nafsu makan nih, kita cari tempat makan ditempat lain
aja yuk” ajak raffi dengan manja kepada gigi.
“emm. Okey. Kita duluan yah
vin, dhan” izin gigi kepada dhani dan vina yang masih diam.
“ayyo...” ucap raffi sambil menarik tangan gigi. setelah cukup jauh
dari tempat makan itu gigi tertawa.
“ahahahah,,ahahah” tawa gigi.
“kenapa sih loe ketawa?” tanya raffi.
“gue inget tadi, ahaha,itu, em, ekspresi si vina dan dhani, waktu loe
ngomong kalau loe itu Raffi ahmad, ahahah, hadeuh, sakit perut gue” ucap gigi
disela tawanya.
“habisnya, tu dua orang gak ada malunya. Dan gue heran loe bisa
pacaran sama orang kayk gitu. Kayak gak ada cowo lain aja. Malu2in aja” omel
raffi.
“dia itu kakak kelas gue. Pinter, dia jadi guru privat gue waktu SMA
kelas satu. Aku pacaran sama dia gak lama kok, hanya tiga bulan. Dia minta
putus, yah udah. Beres” ucap gigi.
“kenapa loe bisa suka sama dia? Gue tau loe punya banyak mantan, cccc,
gue gak ngerti loe cewe seperti apa” ucap raffi lagi.
“gue emang punya banyak mantan. Yang suka sama gue juga banyak”
sombong gigi.
“haduh, yang suka sama gue juga banyak, tapi gak ada yang gue
tanggepin” ucap raffi lagi.
“gue sekedar main2 sama mereka. Buat mengisi kekosongan, gak pernah
pake hati. Jatuh cinta adalah hal yang begitu tabu buatku. Bagaimana rasanya
pun masih abu2. Entahlah, dengan siapa nanti cintaku akan berlabuh” ucap gigi.
“sok puits loe.” Ucap gigi.
“loe harus bersyukur karena sudah merasakan cinta. Dengan naura!” ucap
gigi dengan mengeluarkan senyuman kecutnya. Raffi hanya diam.
“tapi ngomong2, beneran gue itu ciuman pertama loe?” selidik raffi.
“mau tau aja loe!” ucap gigi dengan senyum jahilnya. Raffi pun hanya
memanyunkan bibirnya.
“hmm, fi, terima kasih yah untuk hari ini. Gue seneng banget. Apalagi
akting loe di depan dhani dan vina, jempol deh” ucap gigi sambil mengangkat
jempolnya kearah raffi dan sambil tersenyum manis, raffi hanya diam dan
berjalan menuju motornya. Gigi pun berlari mengikuti belakang raffi.
“jadi kita pulang nih!” tanya gigi.
“udah naik aja!” ucap raffi. gigi pun naik dibelakang raffi, raffi
melajukan motornya dan berhenti disebuah restoran mewah.
“kita mau makan disini!” tanya gigi.
“iya, cheftnya temen gue. Ayo turun” ucap raffi, gigi yang nampak
bingung hanya mengikuti raffi. setelah mereka menyelesaikan makan malamnya
raffi dan gigi akhirnya pulang dengan motor raffi. dipertengahan jalan raffi
kembali merasakan tubuh gigi mulai berat dibelakngnya. Raffi sudah tau kalau
gigi tertidur dibelakangnya. Ia menarik kedua tangan gigi, dilingkarkan
kepinggangnya, dan tangan kanannya masih mengendarai motornya, dengan pelan
raffi mengendarai motornya. Sampai dirumah mereka raffi turun dari motor dengan
pelan, ia tetap memegang tubuh gigi agar tidak jatuh. Raffi yang tidak tega
membangunkan gigi akhirnya menggendong tubuh gigi sampai kekamarnya.
Dibaringkannya dengan pelan gigi diranjangnya, menjaga agar gigi tetap terjaga,
membuka sepatu gigi dan menyelimutinya. Beberapa saat pandangan raffi terhenti
saat memandang wajah gigi. ia memandangnya bebrapa menit. Ia juga melihat
kalung yang melingkar dileher gigi. Ia mengeluarkan senyumnya dan kembali
memperbaiki selimut gigi. ia pun keluar dari kamar gigi. ia masuk kekamarnya,
dengan senyum diwajahnya. Senyumnya menghilang saat ia melihat kelayar HP nya,
naura sedang menelpon.
“iya, ada apa naura” jawab raffi.
“kamu kemana aja sih? Pulang dari singapore gak kabarin aku. Seharian
ini aku nelpon kamu, tapi gak diangkat2. Kamu darimana aja sih fi?” tanya naura
dibalik telpon.
“ah maaf, tadi hp aku, aku silent, jadi gak kedengeran. Maaf yah
naura” ucap raffi dengan terbata2.
“iya, gak papa. Tapi jangan diulangin lagi yah. Aku kangen tau sama
kamu, emang kamu gak kangen ama aku?” ucap naura.
“hm, oh,,iiiya,,em,aku juga kangen kok” ucap raffi.
“kalau kangen kenapa gak temuin aku.” Tanya naura lagi.
“iya, besok kita ketemu yah” ucap raffi.
“bener yah, love you” ucap naura.
“love you too” ucap raffi dengan ekspresi yang tidak bersemangat. Ia
membaringkan tubuhnya diranjang, memikirkan semua yang sedang dijalaninya.
***
Ikan yang diberikan raffi menjadi pengganti blue dirumah mereka, sekarang
bukan hanya gigi lagi yang mengurusnya, tapi raffi juga ikut mengurus ikan yang
mereka beri nama “Meli”. Gigilah yang memberi nama ikan tersebut, raffi yang
awalnya tidak setuju akhirnya ikut memanggil ikan tersebut dengan panggilan meli.
Hari-hari mereka pun berjalan seperti biasa, raffi menjalani hubungan bersama
naura, dan gigi yang menjalani hari2nya di rumah sakit dengan nanda yang selalu
baik padanya.
“ini makan siang kamu.” Ucap nanda membukakan kotak makan siang buat
gigi.
“kamu gak usah terlalu baik kayak gitu nan, kan aku jadi gak enak nih”
ucap gigi dengan candaannya.
“emang kenapa..walaupun mungkin kamu tidak pernah membalas perasaanku,
namun aku tidak akan pernah berbeda gi, sampai kamu menyuruhku untuk benar2
pergi dari hidupmu” ucap nanda dengan tatapan seriusnya kepada gigi.
“sekarang hayo kita makan, jangan dipikirin lagi. hm” ucap nanda yang
memberikan senyum manisnya. Gigi pun membalas senyuman nanda.
Ditempat lain raffi sedang makan siang bersama naura disebuah
restoran.
“raffi” panggil naura.
“hm, ada apa?” jawab raffi.
“kamu bisa gak jangan tinggal dirumah itu?” ucap naura.
“maksud kamu?” tanya raffi lagi.
“kamu kan punya apartemen. Tinggal disana aja.” Ucap naura lagi.
“gak bisa naura. Seperti yang sudah aku bilang, sebelum semunya
berakhir, aku harus tetap bersama gigi” jelas raffi lagi.
“tapi aku mulai takut raffi” ucap naura lagi.
“emang apa yang kamu takutin” tanya raffi
“aku takut, kamu akan jatuh cinta padanya” ucap naura.
“gak, aku tidak akan jatuh cinta padanya.” Ucap raffi dengan senyuman
hambarnya.
“apa gigi tau kalau sekarang kita berhubungan?” tanya naura, raffi
terdiam.
“sebaiknya dia tidak perlu tau. Kami sudah sepakat untuk tidak ikut
campur dalam urusan pribadi masing2. Jadi aku pikir, gigi pun tidak akan
perduli” Ucap raffi.
“tapi kamu harus memberitahunya.” raffi terdiam, tidak tau harus
berkkata apa.
“beritahu padanya raffi. kalau tidak akhiri semuanya sampai disini!”
ancam naura yang langsung meninggalkan raffi dalam kebingungan. Raffi menarik
nafasnya dengan panjang.
Malam pun tiba, raffi dan gigi baru saja selesai makan malam. Gigi sedang
memberi makan si meli.
“gi, gue mau ngomong sesuatu ke elo” ucap raffi.
“hm, apa? Ngomong aja” ucap gigi yang masih asyik memberi makan
ikannya.
“gue, em, gue sekarang pacaran sama naura” ucap raffi, wajah gigi pun
mulai berubah.
“oh, baguslah. Berarti cinta loe gak bertepuk sebelah tangan. Selamat yah.”
Ucap gigi dengan wajah kakunya. Raffi terdiam, terlihat kedunya jadi salah
tingkah.
“em, loe gak usah khawatir, gue akan ngejaga rahasia ini sampai
semuanya berakhir” ucap raffi dengan senyum hambarnya.
“iya, hati2 aja, takutnya papa munawar sama papaku tau hubungan kamu
sama naura. Dan, em,, selamat, sekali lagi selamat, gue mau naik keatas dulu”
ucap gigi dengan senyumannya yang nampak dipaksakan, begitupun dengan raffi.
“apa bener gak papa gi. Apa bener loe gak papa? Kenapa begitu aneh,
saat kamu meberi selamat” ucap raffi sambil menarik nafasnyaa. Dikamarnya gigi
duduk disisi ranjangnya, tidak terasa air matanya jatuh ke pipinya. Ia menengadahkan
kepalanya mengipas matanya agar air matanya tidak jatuh kembali.
“gi, jangan nagis. Jangan pernah menangis, kenapa ini terasa sakit
sekali,,jangan nagis gi! Semuanya akan berakhir pada waktunya,, jangan nagis, Ahhh”
ucap gigi yang air matanya mulai membasahi pipinya. Sekeras apa ia menahannya,
air matanya terus jatuh membasahi pipinya, ia pun menangis tersedu2 dikamarnya,
sementara raffi melamun dibalkon kamarnya.
***
Terlihat kecanggungan saat sarapan dipagi itu. Raffi diam, begitupun
dengan gigi.
“hei, kenapa sih loe masaknya telur mulu” omel raffi memecah
kecanggungan keduanya.
“makan aja, jangan ngomel.” Ucap gigi tanpa emosi.
“loe kenapa, biasanya juga teriak2 kalau gue protes masakan loe” ucap
raffi.
“gue sudah berfikir, kita gak akan selamanya bersama, jadi buat apa
buang energi emosiin loe, iya kan” ucap gigi sambil mengeluarkan senyumnya. Raffi
diam tak menanggapi.
“satu tahun enam bulan lagi, semunya akan berakhir. Bertahanlah sampai
ditahap itu, tanpa ikut campur dalam urusan pribadi kita masing2. Benar kan”
ucap raffi, gigi yang balik terdiam.
“yah” ucap gigi.
***
Saat dirumah sakit, ditaman belakang, gigi memikirkan semua
percakapannya dengan raffi, dari pengakuan raffi yang sudah bersama naura,
sampai percakapan sisa waktu pernikahan mereka.
“hei, lagi mikirin apa?” tanya nanda mengagetkan gigi.
“memikirkan raffi” ucap gigi.
“kenapa memikirkannya?” tanya nanda.
“aku khawatir padanya” ucap gigi lagi yang masih memandang kosong
kedepan.
“dia adalah orang dewasa, tidak perlu khawatir padanya.” Ucap nanda
lagi.
“dia belum dewasa nan. Dia masih seperti anak kecil. Makanya aku suka
khawatir padanya. Apakah semuanya akan sesuai dengan rencana yang telah kami
buat, ataukah?” ucap gigi lagi.
“pernikahan kalian hanya akan sampai dua tahun seperti rencana kalian.
Stelah itu berakhir, semuanya akan kembali seperti semula. lalu apa yang kamu
khawatirkan?” tanya nanda lagi.
“dia menjalin hubungan dengan naura nan, aku takut dia ketahuan. Kalau
semuanya ketahuan, dia tidak akan mendapatkan apa2 nan, seperti perjanjian yang
telah kami buat” ucap gigi. nanda terdiam mendengar ucapan gigi.
“dia tau apa yang dia perbuat. Tenanglah, Tuhan pasti akan menujukkan
jalan yang terbaik” ucap nanda lagi. gigi masih memandang kosong dihadapannya.
***
“jadi dia pacaran sama naura sekarang?” tanya kia setelah mendengar penjelasan
dari nanda.
“loe apaan sih, dengar dari nanda yah?” tanya gigi yang kaget dengan
ucapan zaskia.
“ia, gue denger dari nanda. Gue disuruh hibur loe. Bener2 yah tu cowo,
gak ada hatinya banget” ucap kia
“apaan si h loe ki?” ucap gigi.
“loe juga gak ngomong lagi ke gue! Gak nganggap gue sahabat emangnya?”
tanya kia.
“bukan gitu ki, gue juga mau cerita ke elo, tapi loe udah keburu tau
dari nanda.” Ucap gigi.
“tapi loe kok bisa cerita ke nanda sih. Si nanda kan suka sama elo”
ucap kia lagi.
“dia udah tau semuanya zaskia. Waktu kita ngomong masalah raffi dengan
naura, dia dengar semua yang kita omongin, jadi, gue cerita aja sama dia. Udah ah,
mumet gue” ucap gigi lagi.
“oh gitu. Kenapa jadi ribet gini yah. Loe gak usah khawatirin si
raffi. kan yang untungnya di elo kalau siraffi kedapetan selingkuh. Kalian gak
pakai hati kan, atau hati loe,,,diam2,,” ucap kia memancing gigi.
“iya, udah. Gue gak mau pusingin dia lagi. hubungan aku dan dia, gak
pakai hati titik. Udah a, gue mau keruang rapat dulu” ucap gigi yang berlalu
meninggalkan kia sendirian.
“gak percaya gue loe gak pake hati gi.” Gumam kia.
Pukul 16.30, gigi baru saja keluar dari ruang rapat. Tiba2 HP nya
berbunyi “manusia purba”
“ngapain sih nih anak, pakai telpon2. Hallo” jawab gigi.
“gi, jemput gue sekarang.” Ucap raffi.
“jemput kemana? Emang kenapa motor loe?” tanya gigi lagi.
“motor gue tadi dipinjem si Irwan, mau jalan sama pacarnya katanya. Dia
simpen mobil, aku males nyetir mobil. Jemput aku dikantor yah. Udah, bye” ucap
raffi yang langsung mematikan telponnya.
“hah, kenapa kamu selalu membuatku bingung raffi” gumam gigi. iapun
menjemput raffi dikantornya. Untuk pertama kalinya gigi kekantor raffi. semua
orang memberi salam kepada gigi.
“selamat sore bu” jawab seorang reseptionist.
“bapak raffinya ada?” tanya gigi.
“iya bu. Dia sedang menunggu ibu diruang tunggu” jelasnya.
“ok, terima kasih” ucap gigi, yang berjlan menuju diruang tunggu lobi
kantor raffi.
“ayo pulang.” Ajak gigi yang melihat raffi sedang memainkan game di
hpnya.
“okay” ucap raffi dengan senyuman senangnya. Ia pun berlari merangkul
gigi, namun gigi dengan segera mendorong tubuh raffi.
“apaan sih loe” ucap gigi.
“ih sini” ucap raffi yang mengejar gigi yang berlari menjauhinya. Para
karyawan yang melihat tingkah bos mereka yang berbeda hanya bisa melongo.
“yah apun, tadi itu pak Raffi” ucap salah seorang karyawannya.
***
“beneran loe gak mau nyetir?” tanya gigi.
“gak” ucap raffi yang langsungu memasuki mobil gigi.
“hah, bener2. Astaghfirullah” gumam gigi. didalam perjalanan tidak ada
percakapan dari keduanya, raffi tertidur didalam mobil, sampai tiba dirumah
mereka. Gigi membangunkan raffi yang masih tertidur.
“bangun fi, kita udah sampai” ucap gigi, setelah melihat raffi
terbangun, gigi langsung turun dari mobilnya, dan masuk kerumah. Raffi masih
mengumpulkan kesadarannya. Ia mengucek2 matanya, ia merenggangkan otot2nya,
tiba2 HP nya terjatuh.
“haduh, pakai jatuh lagi.”ucap raffi sambil memasukan tangannya
dibawah jok mobil, sambil melihat kebawah.
“ah dapet” ucap raffi, tapi ia mengerutkan dahinya, seperti melihat sesuatu
dibawah jok mobil yang didudukinya. Ia kembali memasukan tangannya kebawah
berusaha meraih sesuatu yang baru saja dilihatnya. Ia melihat benda yang baru
saja diraihnya. Raut mukanya berubah seketika. Ia memasuki rumah dengan
tergesa2. Mencari keberadaan gigi didapur, tapi tidak didapatinya. Ia pun naik
kekamar gigi. ia menarik nafasnya dan mengetuk pintu kamar gigi.
“gi,, gigi, buka pintunya” panggil raffi.
“iya, apaan lagi sih raffi.” ucap gigi yang berjulan membuka pintu.
“ada apa” tanya gigi kepada raffi yang berada di depan pintu kamarnya.
“siapa wanita difoto ini?” tanya raffi dengan mata mulai memerah dan
bibir yang mulai bergetar.
“loe kenapa fi? Itu foto kenapa ada sama loe?” tanya gigi yang aneh
melihat tingkah raffi.
“hanya cukup menjawab saja, siapa wanita difoto ini” teriak raffi
didepan gigi.
“loe kenapa sih raffi. dia kak nisya, emang kenapa?” tanya gigi yang
juga mulai meninggikan suaranya, dan menarik foto dari tangan raffi dan hendak
menutup pintu, namun raffi menahan pintu gigi dan langsung masuk kekamar gigi.
“loe kenapa sih raffi?” tanya gigi yang mulai kesal dengan sikap
raffi.
“siapa wanita yang satunya?” tanya raffi lagi masih dengan ekspresi
yang sama.
“keluar dari kamar gue, gue gak perlu jawab pertanyaan dari loe” ucap
gigi.\
“gue gak akan keluar, sebelum loe jawab pertanyaan gue” ucap raffi
yang memegang pergelangan tangan gigi dengan kuat saat gigi hendak
meninggalkannya.
“loe kenapa sih raffi, loe aneh banget” ucap gigi yang berusaha
melepaskan genggaman tangan raffi.
“jawab” teriak raffi, gigi terlihat takut dengan tingkah raffi,
“itu gue, loe kenapa sih raffi.” ucap gigi yang terus berusaha
melepaskan genggaman tangan raffi.
“loe kenal gimana dengan kak nisya, jawab” ucap raffi lagi dengan
bibir yang masih bergetar.
“dia udah seperti kakak buat gue. Emang apa urusannya sama elo sih,
lepasin gue raffi, sakitt” ucap gigi
“gue yang nabrak dia!” ucap raffi dengan mata memerah, gigi nampak
kaget, ia diam dan menatap raffi dengan lekat, mata gigi mulai berkaca2,
mulutnya mulai bergetar.
“apaa” tanya gigi lagi, seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja
didengarnya.
“gue yang nabrak kak nisya” ucap raffi, air matanya mulai jatuh,
begitu pun dengan gigi.
“loe anak yang berumur 12 tahun dari keluarga kaya itu. Yang bebas
karena alasan masih dibawah umur. Benar itu elo raffi” tanya gigi dengan air
mata yang mengalir dipipinya dan bibir yang bergetar.
“iya, gue yang ngebunuh dia. Gue” ucap raffi lagi.
“lepasin tangan gue, lepasinnnnn” teriak gigi, yang menarik tangannya
dengan kasar.
“kalau semua itu benar, aku gak mau hidup sama orang seperti kamu. Kita
cerai saja raffi” ucap gigi yang menyapu air matanya dan berlalu meninggalkan
raffi yang masih membeku. Raffi tersungkur, melihat foto yang ada dilanai kamar
gigi, ia menangis tersedu2 dikamar gigi, dan gigi memacu mobilnya sambil
menyapu air matanya yang mengalir turun membasahi pipinya.
Aduh,,,,,masih jelaskan ceritanya...ahaha,,maaf yah lama,, jangan lupa
like dan commentnya..keep smile,
huaa...aku sedih bacanya :(
BalasHapusayo donk kak post kelanjutanya..
jangan lama-lama lagi yach..
Lama banget ngepost nya...part selanjutnya jangan lama-lama....
BalasHapus3 hri lg yah...insyaallah
BalasHapuslama banget kak huhuhu
BalasHapusbesok ya besok yach :D
kak ini udah 3 hari loh...
BalasHapustlg post kelanjutanyya donk...
jangan lma2 ya kak..
makasih